
Untuk dapat berinvestasi saham dengan keuntungan yang optimal, tentu seorang investor memerlukan tahap analisis terlebih dulu. Guna dapat menekan potensi kerugian, mengingat saham adalah instrumen investasi yang berisiko tinggi. Nah untuk dapat mengurangi risiko selama berinvestasi, maka penting bagi investor memahami sejumlah indikator saham. Jadi langsung saja kita bahas beberapa indikator saham yang populer dan banyak digunakan para investor!
Daftar Isi
Indikator Saham dan Perannya Dalam Investasi
Indikator saham memiliki pengertian sebagai alat yang akan memberitahu investor, mengenai kondisi, arah dan tren, hingga prospek dari suatu saham tertentu. Dengan begitu, investor menjadi lebih mudah dalam menganalisis kinerja sebuah saham. Termasuk dalam mengambil keputusan untuk buy or sell, yang dilakukan berdasarkan data-data analisis yang relevan.
Sebagai alat yang dapat digunakan oleh para investor, indikator saham ini memiliki sejumlah peran yang dapat dimanfaatkan, antara lain:
- Dapat membantu dalam menentukan arah dan/atau tren naik maupun turun harga saham.
- Mengidentifikasi kondisi overbought atau jenuh beli, dan kondisi sebaliknya oversold atau jenuh jual.
- Mengidentifikasi adanya potensi perubahan arah dan/atau tren saham.
- Mengidentifikasi titik untuk level support maupun resistance.
- Mengoreksi maupun mengonfirmasi sinyal yang telah diberikan oleh analisis grafik.
Jenis-jenis Indikator Saham
Secara umum indikator saham ini terbagi dalam dua jenis yang berbeda fungsi, yakni:
Indikator Fundamental
Indikator ini memiliki dasar analisis data keuangan dan kondisi bisnis perusahaan. Mulai dari kondisi neraca keuangan, laporan laba rugi, situasi arus kas perusahaan, situasi industri bisnis tempat perusahaan bergerak dan potensi pertumbuhan di masa depan. Indikator fundamental juga sangat membantu untuk mengetahui valuasi sebuah saham dan potensi dividen yang akan diberikan perusahaan, hingga menilai nilai intrinsik saham. Serta berbagai kondisi perusahaan lainnya, seperti kondisi manajemen perusahaan atau GCG.
Berikut ini beberapa contoh indikator fundamental yang dapat digunakan investor:
- Price to Earning Ratio (PER)
- Price to Book Value (PBV)
- Debt to Equity Ratio (DER)
- Earning per Share (EPS)
- Return on Equity (ROE)
- Return on Asset (ROA)
- Dividen Yield
[Baca lagi: Strategi Jitu Cara Analisis Fundamental Saham, Cocok Untuk Pemula]
Indikator Teknikal
Sebuah indikator yang berdasarkan pada pola dan juga perhitungan, dari data historis pergerakan harga saham. Yang antara lain mencakup: support, resistance, tren, momentum, volatilitas, dan indikator teknikal lainnya.
Indikator yang digunakan dalam teknikal ini, bisa dibilang cenderung lebih banyak dibandingkan indikator fundamental. Beberapa indikator teknikal yang lebih banyak digunakan:
- Support Resistance
- Moving Average (MA)
- Moving Average Convergence Divergence (MACD)
- Relative Strength Index (RSI)
- Fibonacci Retracement
- Dan masih banyak lainnya lagi…
[Baca lagi: Analisis Teknikal Saham, Cara Membaca Indikator dan Strateginya]
Cara Menggunakan Indikator Saham dalam Investasi
Jika mengacu pada dasar penggunaan data yang digunakan dalam indikator fundamental dan indikator teknikal. Sudah tentu, cara menggunakannya juga akan berbeda.
Indikator fundamental dapat digunakan dengan cara melakukan perbandingan antara harga saham yang ada di pasar, dengan kinerja keuangan perusahaan. Tidak hanya itu, indikator fundamental ini juga dapat dilakukan dengan cara membandingkan kinerja keuangan perusahaan pada periode tertentu di tahun lalu, dengan tahun yang sekarang.
Tidak hanya itu, indikator fundamental juga dapat digunakan untuk membandingkan antara kinerja keuangan perusahaan satu dengan yang lainnya, dalam sektor industri yang sejenis. Sehingga dapat diketahui perusahaan mana yang memiliki kinerja fundamental bagus dan sehat.
Sedangkan cara untuk menggunakan indikator teknikal, adalah cukup dengan melihat bagaimana pola-pola-pola yang terbantuk dalam grafik pergerakan harga saham. Baru setelahnya, dapat membuat keputusan kapan waktu untuk buy or sell saham, untuk bisa mendapatkan keuntungan.
Subscribe Monthly Investing Plan terbaru dapatkan Portfolio Update, ikuti Meet The Company, dan Live Discussion! Buruan!

Keuntungan Menggunakan Indikator Saham
Terlepas dari peran indikator saham yang sudah disampaikan di atas. Tentu indikator saham ini menawarkan beberapa keuntungan bagi investor yang menggunakannya:
Risiko Investasi Dapat Terminimalisir
Dengan menerapkan indikator fundamental maupun indikator teknikal, berarti secara langsung investor sudah dapat menekan risiko kerugian. Misalnya saja dengan indikator fundamental, investor dapat mengetahui kinerja keuangan yang sebenarnya buruk. Atau juga dengan indikator teknikal, salah satunya Relative Strength Index (RSI) maka investor dapat menghindari saham yang sudah mengalami overbought.
Identifikasi Kondisi Pasar Jadi Lebih Mudah
Dengan mengombinasikan penggunaan indikator fundamental dan indikator teknikal, maka identifikasi kondisi pasar menjadi lebih mudah. Mulai dari kondisi IHSG, tren harga saham yang bullish atau sebaliknya bearish.
Menentukan Pengambilan Keputusan
Dalam hal pengambilan keputusan, kedua indikator saham ini sama-sama memiliki peran yang membantu investor untuk membuat sebuah keputusan. Pada indikator fundamental, ketika investor sudah mengetahui PER, PBV, dan valuasi saham sedang undervalue, maka bisa memutuskan untuk buy. Sedangkan pada indikator teknikal, misalnya support dan resistance, investor bisa menentukan kapan waktu yang terbaik untuk buy or sell sahamnya.
Meningkatkan Kepercayaan Diri dalam Berinvestasi
Penggunaan indikator saham, baik fundamental maupun teknikal yang dikombinasikan. Tanpa disadari dapat membantu investor lebih percaya diri dalam berinvestasi. Lantaran seluruh keputusan investasinya diambil dan dilakukan berdasarkan data-data dan perhitungan yang sudah dianalisis terlebih dulu. Sehingga emosi akan lebih terkontrol dan keputusan menjadi lebih rasional. Bukan karena FOMO dan mengikuti arus pelaku pasar.
Investor juga Dapat Mengetahui Kondisi Aset
Indikator saham bahkan dapat membantu investor untuk mengetahui bagaimana kondisi asetnya. Apakah berada pada kondisi yang netral, atau sebaliknya berada pada kondisi overbought maupun oversold.
Tips untuk Memilih Indikator Saham yang Tepat
Untuk bisa menggunakan indikator saham secara tepat, maka ada beberapa tips yang perlu diingat investor, antara lain:
Sesuaikan Indikator Saham dengan Tujuan Investasi
Jika ingin fokus pada investasi jangka panjang, sebaiknya gunakan indikator fundamental, untuk mendapatkan rasio-rasio yang pas sesuai tujuan. Namun jika hanya untuk investasi jangka pendek, maka indikator teknikal bisa menjadi pilihan yang baik.
Pastikan Paham Setiap Jenis Indikator Saham
Bukan hanya penggunaannya saja yang harus paham, tetapi fungsi dari masing-masing indikator saham juga perlu dipahami. Misalnya rasio PER, yang mengukur perbandingan harga saham dengan laba bersih per lembar saham. Nantinya PER ini akan menunjukkan harga saham perusahaan terlalu mahal (overvalued) atau sudah murah (undervalued).
Begitu juga dengan indikator teknikal, Relative Strength Index (RSI) yang mengukur kekuatan pergerakan harga saham pada periode waktu tertentu, umumnya dalam waktu 14 hari. RSI ini bisa menghasilkan identifikasi bahwa harga saham sudah overbought atau oversold.
Paham Cara Mengombinasikan Indikator Saham
Yang dimaksud mengombinasikan indikator saham, adalah tidak menggunakan seluruh indikator yang ada dalam waktu bersamaan. Melainkan tahu cara memadupadankan secara tepat. Misalnya: Tren dan Momentum, dikombinasikan dengan Moving Average dan RSI.
Lakukan Uji Indikator Saham
Cara menguji keakuratan indikator saham, adalah mengujinya secara langsung terhadap data historis yang sudah ada. Sehingga akan terlihat keakuratannya pada situasi pasar yang berbeda.
Jangan Ketergantungan Pada Indikator Saham
Sekalipun sudah menerapkan penggunaan indikator saham, baik fundamental maupun teknikal. Alangkah baiknya tidak terlalu ketergantungan pada sinyal yang dihasilkan dari indikator saham. Mengingat, masih ada faktor sentimen pasar yang juga perlu dianalisis lebih dalam untuk dapat mengambil keputusan investasi.
Terlepas dari beberapa tips di atas, ada hal lain yang perlu dipahami bahwa sekalipun ada pilihan antara indikator fundamental dan indikator teknikal. Namun dari keduanya, tidak ada indikator saham yang paling akurat 100% dan sempurna terhindar dari risiko. Untuk itu selalu lakukan analisa mandiri secara mendalam, guna benar-benar mengenali bagaimana kondisi dari suatu saham tertentu.
Dari penjelasan di atas, teman-teman investor RK sendiri lebih sering menggunakan indikator saham yang mana, fundamental atau teknikal? Atua bahkan mengombinasikannya agar dapat memaksimalkan keuntungan?***
###
DISCLAIMER ON:
Tulisan ini bukan rekomendasi jual dan beli. Semua data dan pendapat pada artikel adalah bersifat informasi yang mengedukasi pembaca, berdasarkan sudut pandang penulis pribadi. Risiko investasi berada pada tanggung jawab masing-masing investor. Do Your Own Research!
Temukan Artikel Analisa dan Edukasi Saham lainnya di Google News.