
Terakhir diperbarui Pada 10 Maret 2025 at 9:28 am
Jenis-jenis investasi di pasar keuangan dapat dibagi menjadi beberapa kategori, di antaranya adalah saham dan obligasi. Kedua instrumen investasi tersebut, sama-sama menawarkan keuntungan bagi investor. Lantas investasi mana yang lebih menguntungkan antara Saham dan Obligasi?
Daftar Isi
Saham dan Obligasi, Mana Lebih Menguntungkan?
Pertimbangan keputusan investasi antara Saham dan Obligasi, seringkali dititikberatkan oleh mana yang lebih menguntungkan. Padahal porsi keuntungan yang diterima setiap investor itu tidak sama. Adapun tolok ukur kepuasan dalam mencapai keuntungan adalah berdasarkan apa yang menjadi tujuan investasi.
Jika tujuan investasi adalah untuk jangka panjang, seperti persiapan dana pensiun. Ini berarti dalam waktu dekat teman-teman investor tidak memiliki urgency yang harus dipenuhi. Dan bahkan siap dalam menghadapi risiko penurunan harga untuk jangka waktu yang cukup panjang, misalnya satu atau dua tahun. Karena memang tujuan investasinya jangka panjang, maka investasi saham adalah pilihan tepat.
Sebaliknya, jika tujuan investasi hanya untuk jangka pendek atau menengah dan mengutamakan imbal hasil yang cenderung stabil. Tentu Obligasi bisa menjadi pilihan yang cocok
Dengan begitu, sebenarnya tidak ada yang salah dengan keputusan investasi Saham dan Obligasi di waktu yang bersamaan. Apalagi tujuannya sebagai diversifikasi aset, yang tidak hanya ada di Saham. Namun instrumen investasi lain, seperti Obligasi juga bisa menjadi pilihan.
Selain dari itu, perhatikan kembali porsi alokasi aset secara tepat. Agar dapat meminimalisir risiko kerugian, sehingga memudahkan tercapainya target keuangan yang sehat di masa mendatang.
Sumber Keuntungan Saham dan Obligasi, Dari Mana?
Nah pertanyaan berikutnya, adalah dari mana sih sumber keuntungan Saham dan Obligasi?
Sumber Keuntungan Saham
Jika teman-teman investor membeli saham, maka secara tidak langsung sudah menjadi bagian dari Pemegang Saham perusahaan tertentu. Nah sebagai investor didalamnya, maka potensi keuntungan yang akan diterima berasal dari Capital Gain dan Dividen. Di mana untuk Capital Gain yang diterima investor ini berasal dari kenaikan harga saham. Sedangkan untuk Dividen, akan diterima investor, biasanya setiap tahun yang nilanya akan menyesuaikan pada jumlah saham yang dibeli. Bedanya Dividen hanya akan dibagikan perusahaan, apabila mayoritas pemegang saham sepakat membagikan dividen.
Sumber Keuntungan Obligasi
Keuntungan Obligasi yang didapatkan investor, berasal dari pembayaran kupon dan capital gain. Di mana kupon ini merupakan pendapatan bunga yang dibayar berkala, sesuai dengan waktu yang ditetapkan misalnya per bulan, per tiga bulan, per enam bulan, bahkan bisa tahunan. Nanti setelah jangka waktu Obligasi selesai, investor bisa mendapatkan pokok pinjaman, yang juga disertai dengan pembayaran kupon terakhir. Sedangkan untuk capital gain, ialah selisih antara harga pembelian dan penjualan Obligasi.
[Baca lagi: Sektor Saham yang Menguat di Ramadan, Mana yang Layak Buy?]
Mengenal Investasi Saham dan Obligasi
Tentang Investasi Saham
Saham merupakan investasi yang berupa kepemilikan saham perusahaan tertentu. Di mana proses investasi, dilakukan dengan cara membeli sebagian saham perusahaan tertentu. Dengan begitu, investor akan memiliki hak atas laba yang dihasilkan perusahaan, termasuk hak suara untuk mengikuti Rapat Pemegang Umum Saham (RUPS).
Jadi, investasi saham ini adalah aktivitas berinvestasi di pasar modal yang didalamnya melibatkan pembelian saham, sehingga menjadi bagian dari pemegang saham suatu perusahaan. Para investor yang membeli saham perusahaan tersebut, secara tidak langsung sudah menjadi pemilik perusahaan.
Investasi saham memiliki potensi keuntungan (return) yang tinggi, sejalan dengan nilai saham yang akan meningkat karena pertumbuhan dan kinerja perusahaan yang positif. Adapun keuntungan dalam investasi saham berasal dari laba perusahaan yang didistribusikan kepada para pemegang sahamnya yang disebut sebagai dividen.
Namun perlu diingat juga bahwa risiko investasi saham ini relatif lebih tinggi dibandingkan dengan investasi dalam bentuk Deposito dan Obligasi. Risiko tinggi ini terjadi karena saham cenderung dipengaruhi oleh fluktuasi harga saham yang relatif tajam, sebagai akibat dari berbagai faktor internal maupun eksternal yang mempengaruhinya.
Contoh investasi saham:
Ketika seorang investor membeli saham dari perusahaan teknologi yang sedang berkembang pesat. Misalnya, perusahaan tersebut memiliki produk inovatif yang diminati banyak konsumen dan telah mencatatkan pertumbuhan pendapatan yang signifikan selama beberapa tahun terakhir.
Melihat kondisi perusahaan yang memiliki potensi, investor yakin atas keputusannya membeli saham perusahaan teknologi tersebut. Sehingga investor memutuskan untuk melakukan pembelian saham. Beberapa tahun kemudian, perusahaan teknologi berhasil mencatatkan kinerja pendapatan dan laba yang meningkat. Hal itu berdampak pada kenaikan harga sahamnya yang substansial. Dalam hal ini, investor yang membeli saham perusahaan teknologi tersebut akan mendapatkan keuntungan dari apresiasi harga saham yang naik. Investor juga berpotensi mendapat dividen sebagai pendapatan tambahan dari investasi saham tersebut.
Tapi bukan tidak mungkin, perusahana teknologi tadi menghadapi tantangan atau kinerja bisnisnya menurun. Sudah tentu harga sahamnya turun, dan investor bisa mengalami kerugian. Oleh karena itu, dalam berinvestasi saham, penting bagi investor untuk melakukan analisis mendalam, memahami risiko, dan memiliki strategi investasi yang matang demi mencapai tujuan keuangan jangka panjang.
Ingin menyusun investing plan, tapi memiliki waktu yang terbatas untuk mengolah informasi. Segera manfaatkan Monthly Investing Plan yang telah terbit!
Bagi teman-teman investor yang ingin berlangganan Monthly Investing Plan, bisa menggunakan voucher…

Tentang Obligasi
Obligasi merupakan investasi berupa utang, lantaran investor memberikan pinjaman kepada si penerbit Obligasi, yang biasanya penerbit tersebut adalah perusahaan atau pemerintah. Obligasi ini memiliki jangka waktu tertentu dengan imbal hasil berupa bunga. Investasi Obligasi cenderung relatif stabil, lantaran pembayaran bunga dan pokok yang bersifat tetap sejak awal.
Investor berinvestasi Obligasi, secara langsung akan menjadi kreditur dari penerbit obligasi. Investor yang menanamkan modalnya pada Obligasi, akan berhak atas klaim terhadap pembayaran bunga dan pokok di waktu jatuh tempo.
Keuntungan yang ditawarkan Obligasi bisa menjadi pendapatan tetap bagi investor, selama jangka waktu investasi. Skema keuntungan Obligasi, bisa menjadi pilihan tepat bagi investor yang ingin memiliki penghasilan tetap.
Contoh dari investasi obligasi adalah:
Ketika seorang investor membeli obligasi pemerintah, dengan nilai nominal sebesar Rp10 juta dan kupon bunga 5% per tahun, serta jatuh tempo 5 tahun. Dengan penerbit obligasi adalah pemerintah. Dalam skenario ini, investor akan menerima pembayaran bunga sebesar 5% dari nilai nominal obligasi setiap tahun selama 5 tahun.
Dan dalam lima tahun kedepan di waktu jatuh tempo, pemerintah akan mengembalikan jumlah pokok obligasi senilai Rp 10 juta tadi ke investor. Dalam contoh ini, maka investor berpotensi mendapatkan keuntungan berupa bunga tetap setiap tahun selama 5 tahun. Dan ketika jatuh tempo, maka investor akan mendapatkan kembali pokok obligasi.
Ilustrasi di atas, menunjukkan bahwa investasi Obligasi cocok bagi investor yang menginginkan sumber pendapatan tetap, namun stabil dan risiko fluktuasi harga yang rendah.
Perbedaan Investasi Saham dan Obligasi
Berikut adalah perbedaan antara investasi saham dan obligasi:
PERBEDAAN | |
INVESTASI SAHAM | INVESTASI OBLIGASI |
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
Jadi terlihat, bahwa perbedaan Saham dan Obligasi ini memang terletak pada karakteristik dan potensi risiko yang dibawa. Sehingga tidak perlu heran lagi, ketika mendengar bahwa saham adalah investasi yang berisiko tinggi, karena keuntungan yang ditawarkannya juga berpotensi besar (High Risk High Return). Ini berarti, antara saham merupakan instrumen investasi yang perbandingan risiko dan imbal hasilnya sama tingginya. Sayangnya kebanyakan bagi teman-teman investor pemula yang masih newbie, cenderung abai akan risiko yang dapat ditimbulkan oleh Saham. Alhasil lebih ikut spekulasi pasar, dibandingkan memperhitungkan risiko yang akan timbul.
Ilustrasinya keuntungan maupun kerugian yang dapat ditimbulkan oleh saham dan obligasi:
Source: juruscuan.com
Jadi, dengan paham perbedaan saham dan obligasi, setidaknya teman-teman investor dapat lebih selektif dalam memutuskan pilihan instrumen investasi. Tentunya yang sesuai dengan tujuan investasi dan profil risiko masing-masing investor.
Persamaan Saham dan Obligasi
Meski ada perbedaan, antara investasi saham dan obligasi tetap memiliki persamaan, yakni:
PERSAMAAN INVESTASI SAHAM DAN OBLIGASI |
|
|
|
|
|
|
|
Dari persamaan di atas, terlihat bahwa salah satu persamaan antara Saham dan Obligasi adalah sama-sama produk investasi dalam pasar keuangan Indonesia dan diperdagangkan di pasar modal. Tidak hanya itu, kinerja saham maupun obligasi sama-sama rentan terhadap risiko ekonomi, politik dan industri bisnis.
Kesimpulan
Dapat disimpulkan, bahwa saham dan obligasi merupakan produk investasi dari pasar keuangan Indonesia. Dapat diperjual belikan di pasar modal, di mana untuk saat ini baik saham dan obligasi sudah bisa ditransaksikan dalam satu aplikasi yang sama.
Adapun yang membedakan, ialah karakteristik dan risiko yang ada pada saham dan obligasi. Di mana saham merupakan produk investasi yang bersifat ‘High Risk High Return’. Sedangkan obligasi adalah produk investasi dengan risiko yang sedikit lebih rendah dibandingkan saham.
Kendati begitu, dalam hal keuntungan yang ditawarkan oleh saham dan obligasi, akan menyesuaikan pada tujuan investasi yang ditetapkan investor. Dan juga dengan profil risiko masing-masing investor, karena dua-duanya dapat menjadi sumber pendapatan pasif bagi investor.***
###
DISCLAIMER ON:
Tulisan ini bukan rekomendasi jual dan beli. Semua data dan pendapat pada artikel adalah bersifat informasi yang mengedukasi pembaca, berdasarkan sudut pandang penulis pribadi. Risiko investasi berada pada tanggung jawab masing-masing investor. Do Your Own Research!
Temukan Artikel Analisa dan Edukasi Saham lainnya di Google News.