Stock Split dan Pengaruhnya Pada Harga Saham

Stock Split dan Pengaruhnya Pada Harga Saham


Terakhir diperbarui Pada 4 January 2024 at 8:02 pm

Bagi investor di pasar modal, khususnya saham, pasti sudah tidak asing dengan istilah stock split. Lantaran dalam perkembangannya, Perusahaan Tercatat bisa saja memutuskan untuk melakukan stock split. Jadi, apa itu stock split? Kenapa stock split dilakukan? Apa pengaruhnya pada harga saham?

Mengenal Stock Split

Stock Split atau Pemecahan Saham adalah sebuah aksi korporasi yang dilakukan perusahaan yang telah go public (emiten) untuk memecahkan nilai nominal saham kedalam nilai nominal yang lebih kecil, dengan cara memecahkan selembar saham menjadi beberapa lembar saham.

Pemecahan tersebut dilakukan dengan rasio tertentu, sehingga jumlah lembar saham yang beredar akan meningkat secara proporsional dengan penurunan nilai nominal sahamnya tanpa adanya transaksi jual beli, sehingga modal yang dimiliki oleh si pemegang saham tidak berubah.

 

Jenis-jenis Stock Split

Pada dasarnya ada dua jenis yang dapat dilakukan dalam aksi korporasi sebuah perusahaan, yaitu:

  • Split Up atau Stock Split

Stock Split adalah penurunan nilai nominal per lembar saham yang mengakibatkan bertambahnya jumlah saham yang beredar. Misalnya stock split dengan faktor pemecahan 1:2 maksudnya adalah setiap satu lembar saham lama sebelum stock splitditukar dengan dua lembar saham baru setelah stock split.

Contoh sebelum stock split, harga saham sebesar Rp 1.000, setelah stock split, harga saham menjadi sebesar Rp 500, dengan jumlah lembar beredar lebih banyak 2 kali lipat. Sehingga bila Anda mempunyai saham saat Rp 1.000 sebanyak 10 lot, maka setelah dipecah menjadi Rp 500, Anda mempunyai sebanyak 20 lot.

 

  • Split Down atau Reverse Stock Split

Merupakan peningkatan nilai nominal per lembar saham dengan mengurangi jumlah saham yang beredar. Misalnya Reverse Stock Split dengan faktor pemecahan 2:1 maksudnya adalah setiap dua lembar saham lama sebelum reverse stock split ditukar dengan satu lembar saham baru setelah reverse stock split.

Contoh sebelum reverse stock split, harga saham sebesar Rp 200, setelah melakukan reverse stock split, harga saham menjadi sebesar Rp 400, dengan jumlah lembar beredar berkurang setengahnya. Sehingga bila Anda mempunyai saham saat Rp 200 sebanyak 50 lot, setelah disatukan menjadi Rp 400, Anda mempunyai hanya sebanyak 25 lot.

 

 

Perhitungan Skema Stock Split dan Reverse Stock Split

Stock split dapat dianalogikan seperti satu loyang pizza. Pada awalnya utuh satu loyang. Ketika di-split atau dibelah menjadi lima, namun satu loyang itu tetap milik Anda. Misal sebuah perusahaan ingin melakukannya 1:5 dengan harga saham di bursa sebesar Rp 5.000, maka harga sahamnya sekarang menjadi Rp 1.000. Sama seperti saat seseorang menukarkan selembar uang Rp 5.000 menjadi lima lembar uang Rp 1.000, gambarannya berikut ini…

Stock Split

 

Sementara reverse stock split, bila dianalogikan juga sama seperti loyang pizza, yang pada awalnya ada 5 bagian, disatukan menjadi satu bagian besar. Misal sebuah perusahaan ingin melakukan reverse stock split 5:1 dengan harga saham di bursa sebesar Rp1.000, maka harga sahamnya sekarang menjadi Rp 5.000, seperti saat seseorang menukarkan lima lembar uang Rp 1.000 dengan selembar uang Rp 5.000, gambarannya berikut ini…

Reverse Stock Split

 

Dalam prosesnya, ada beberapa informasi yang perlu diketahui oleh investor sehubungan dengan stock split atau reverse stock split yang dilakukan oleh perusahaan:

  • Stock Split Ratio, atau rasio pemecahan saham, yaitu perbandingan jumlah saham baru terhadap saham lama.
  • Cumdate (RG, NG), yaitu tanggal terakhir perdagangan saham dengan nilai nominal lama di bursa.
  • Exdate (RG, NG) atau Splitting Date, Tanggal dimulainya perdagangan saham dengan nilai nominal baru di bursa.
  • Recording Date, Tanggal terakhir dilakukannya penyelesaian transaksi dengan nilai nominal lama.
  • Exdate (TN), yaitu tanggal dimulainya penyelesaian transaksi dengan nilai nominal baru dan distribusi saham dengan nilai nominal baru ke dalam rekening efek perusahaan atau efek bank kustodian di KSEI.

Mekanisme dan informasi mengenai kebijakan akan diberitahukan oleh dewan direksi perusahaan berdasarkan hasil keputusan Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS). Jika dalam RUPS memutuskan adanya perubahan anggaran dasar, keputusan tersebut dibuat dihadapan notaris yang ditunjuk oleh dewan direksi.

Perubahan anggaran dasar tersebut harus diterima dan dicatat oleh Direktur Jenderal Administrasi Hukum Umum serta didaftarkan dalam daftar perusahaan kantor pendaftaran perusahaan daerah setempat. Dewan Direksi nantinya akan memberitahukan tata cara konversi saham dan pemecahan nilai nominal saham.

 

Tujuan Stock Split

Ada beberapa tujuan suatu perusahaan melakukan stock split, yaitu:

  1. Menambah jumlah saham yang beredar, agar ada lebih banyak investor yang dapat memiliki saham tersebut.
  2. Mempertahankan tingkat likuiditas saham, dengan banyaknya lembar saham yang beredar.
  3. Menghindari harga saham yang terlalu tinggi, sehingga memberatkan publik untuk membeli/memiliki saham tersebut.
  4. Agar investor kecil dapat membelinya setelah harganya dipecah menjadi lebih kecil. Jika harga saham terlalu mahal maka dana dari investor kecil tidak akan mampu menjangkaunya.
  5. Mengubah jumlah saham odd lot menjadi round lotOdd lot adalah kondisi di mana investor mempunyai saham dibawah 100 lembar (1 lot), sedangkan round lot adalah investor yang membeli saham sejumlah kelipatan 100 lembar.
  6. Memperkecil risiko yang akan terjadi, terutama bagi investor yang ingin memiliki saham tersebut dengan kondisi harga saham yang rendah maka karena sudah dipecah tersebut artinya telah terjadi diversifikasi investasi.

Dari alasan yang sudah disebutkan di atas, secara garis besarnya, perusahaannya karena alasan likuiditas. Hal ini dilakukan juga karena perusahaan tidak menghendaki harga pasar yang terlalu tinggi.

Perusahaan sadar betul pentingnya likuiditas dalam perdagangan saham, karena sebuah saham yang kurang likuid dapat berpengaruh pada minat investor sehingga secara tidak langsung juga mempengaruhi pergerakan harga sahamnya. Karenanya perusahaan seringkali melakukan stock split untuk menambah tingkat likuiditas sahamnya.

Dengan semakin banyaknya saham yang beredar, maka saham tersebut pun dapat makin aktif diperdagangkan di bursa. Penyebaran sahamnya di kalangan investor pun menjadi semakin luas. stock split pun dapat menjadi daya tarik tersendiri bagi investor.

Ambil contoh, ada sebuah saham ABCD yang ditransaksikan seharga Rp 100.000 per lembarnya. Dengan harga saham yang tinggi per lembarnya, maka sahamnya tidak terjangkau oleh investor yang dananya terbatas, karena untuk membeli 1 lot saja, membutuhkan dana Rp 10 juta.

Setelah saham ABCD tersebut melakukan stock split 1:25, maka harganya menjadi lebih murah dan terjangkau, dimana 1 lot nya dapat dibeli seharga Rp 400 ribu saja. Dengan demikian likuiditas saham tersebut meningkat.

Biasanya perusahaan yang melakukan stock split adalah perusahaan yang berfundamental bagus tapi harga sahamnya sudah tinggi. Dengan adanya pemecahan saham tersebut, pemegang saham harus menukarkan sahamnya dengan saham baru yang memiliki nilai nominal lebih rendah.

Sebab jika batas waktu penukaran yang ditetapkan terlampaui, maka saham dengan nilai nominal lama tidak bisa diperdagangkan di bursa.

 

Pengaruh Stock Split pada Pergerakan Harga Saham

Secara umum, harga saham yang terlalu tinggi mengurangi kemampuan investor dalam membeli saham tersebut. Dengan adanya stock split, diharapkan akan meningkatkan daya beli investor terhadap saham tersebut. Bila daya beli investor meningkat, maka harga saham pun bisa makin terkerek naik.

Namun perusahaan yang melakukan stock split saham tidak selalu sahamnya mengalami dampak positif. Beberapa saham setelah stock split mengalami penguatan, namun beberapa lainnya mengalami pelemahan secara signifikan.

Murahnya saham yang dapat dinikmati oleh investor retail memang menambah likuiditas, namun aktivitas pemodal kecil yang sangat aktif bertransaksi justru malah menahan lajunya kenaikan harga.

Selain itu, naik turunnya harga saham setelah stock split tentunya juga dipengaruhi faktor lain di luar stock split itu sendiri, baik fundamental perusahaan, maupun trend sektor dan industrinya.

 

Tujuan Reverse Stock Split

Reverse Stock Split yaitu aktivitas mengurangi jumlah saham beredar dan menaikkan nominal harga sahamnya. Hal ini biasanya dilakukan untuk menaikkan harga sahamnya, sehingga investor tertarik untuk melakukan perdagangan.

Reverse Stock Split merupakan langkah penyelamatan yang dilakukan perusahaan agar sahamnya memenuhi persyaratan marginability untuk menjaga status listing di pasar modal.

Bila stock split dilakukan ketika harga saham sudah naik terlalu tinggi agar menjadi rendah dan terjangkau oleh investor. Maka sebaliknya, reverse stock split dilakukan ketika harga saham turun terus dan terancam delisting (penghapusan) dari bursa. Bursa Efek Indonesia sendiri menerapkan aturan batas bawah minimum adalah Rp 50 per lembar saham.

 

Pengaruh Reverse Stock pada Pergerakan Harga Saham

Pada umumnya, jarang ada perusahaan yang melakukan reverse stock split. Saham yang sangat murah, dan biasanya berada di ambang batas bawah Rp 50, justru kurang aktif diperdagangkan dan tidak likuid. Saham yang nominalnya senilai Rp 50, banyak yang ingin menjualnya, namun jarang ada yang ingin membelinya, sehingga akan sangat sulit dicairkan.

Dengan melakukan reverse stock, diharapkan akan terjadi aktivitas transaksi yang lebih likuid. Memang harga saham yang bersangkutan akan naik, namun investor yang tadinya tidak bisa menjual saham tersebut mulai dapat menjual sahamnya. Dan karena adanya aksi jual yang cukup signifikan dari investor penjual, saham yang mengalami reverse stock dapat seketika turun cukup dalam.

 

Jadi apa itu Stocks Split ?

Stock split adalah usaha memecah nominal harga sebuah saham yang bertujuan untuk membuat transaksi perdagangan saham tersebut menjadi lebih likuid.

Dengan melakukannya tidak menjamin bahwa harga saham akan makin naik. Karena naik turunnya harga saham juga dipengaruhi faktor lain di luar stock split. Seperti fundamental perusahaan, trend sektor, dan lain sebagainya. Karena itu sebaiknya Anda telitilah sebelum berinvestasi pada saham yang melakukan stock split.

 

###

 

 

1
Pastikan rekan Investor tidak ketinggalan Informasi ter-update

Subscribe sekarang untuk mendapatkan update artikel terbaru setiap minggunya

keyboard_arrow_leftPrevious
Nextkeyboard_arrow_right

Komentar

Artikel Lainnya

Youtube Update

Our Social Media

Arsip Artikel