Penjualan-NICL-2Q2024-Anjlok
Artikel telah ditinjau oleh: Stock Market Analyst RK Team

Penjualan NICL 2Q2024 anjlok -11.94% YoY, padahal kinerja laba bersih emiten tambang nikel ini kinclong dengan kenaikan sekitar 13.92% YoY. Bahkan di waktu yang bersamaan, harga saham NICL juga sedang diapresiasi pasar dengan kenaikan sekitar 60.8% dari kisaran 143 di pertengahan Mei, menjadi kisaran 230an saat ini. Lantas apa pemicu penjualan NICL 2Q2024 anjlok? Bagaimana pula target bisnis NICL sampai akhir tahun?

 

Review Kinerja Penjualan NICL 2Q2024 Anjlok

Tercatat untuk penjualan NICL 2Q2024 adalah sebesar Rp419.19 miliar, turun -11.94% YoY dari periode sebelumnya 2Q2023 yang sebesar Rp476.08 miliar.

Berdasarkan rincian penjualan, penurunan penjualan 2Q2024 terjadi pada pihak ketiga sebesar Rp416.96 miliar, turun -12.41% YoY dari periode 2Q2023 yang sebesar Rp476.08 miliar. Namun NICL masih beruntung karena di 2Q2024 ini berhasil mencatatkan penjualan lain-lain sebesar Rp2.23 miliar.

Profitabilitas NICL Kuartal II-2024. Source: Laporan Keuangan NICL Kuartal II-2024

Dari sisi Beban Pokok Penjualan, nampak NICL berhasil melakukan efisiensi sehingga Beban Pokok Penjualan yang dicatatkan sebesar Rp276.33 miliar, turun -18.75% YoY dari sebelumnya Rp340.11 miliar. Efisiensi tersebut terjadi pada beberapa pos berikut:

Beban Pokok Penjualan NICL Kuartal II-2024. Source: Laporan Keuangan NICL Kuartal II-2024

Hal tersebut membuat NICL masih mampu mencatatkan pertumbuhan laba kotor 2Q2024 yang meningkat menjadi Rp142.85 miliar, naik 5.05% YoY dari periode 2Q2023 yang sebesar Rp135.97 miliar.

Tidak hanya itu, efisiensi NICL masih berlanjut pada Beban Umum dan Administrasi dengan sejumlah pos berikut:

Beban Umum dan Administasi NICL Kuartal II-2024. Source: Laporan Keuangan NICL Kuartal II-2024

Meski secara angka, Beban Umum dan Administrasi ini nampak tinggi di Rp54.98 miliar, dibandingkan periode 2Q2023 yang sebesar Rp49.19 miliar. Namun setidaknya dari sini NICL mampu mencatatkan laba usaha yang bertumbuh menjadi Rp87.86 miliar, naik 1.24% YoY dari yang sebelumnya Rp86.78 miliar.

Selain dari itu, di 2Q2024 NICL juga mencatatkan adanya kenaikan Penghasilan Keuangan menjadi Rp402.84 juta, naik 1.21% YoY dari sebelumnya Rp397.99 juta. Termasuk dengan turunnya Beban Keuangan perusahaan menjadi Rp49.55 juta, dari sebelumnya Rp60.47 juta.

 

Subscribe Monthly Investing Plan terbaru dapatkan Portfolio Update, ikuti Meet The Company, dan Live Discussion terdekat pada 11 September 2024! Buruan!

 

Pemicu Penjualan NICL 2Q2024 Anjlok

Setelah melihat kinerja profitabilitas NICL di atas, hanya penjualan perusahaan saja yang mengalami penurunan. Sementara secara keseluruhan di 2Q2024 NICL berhasil melakukan efisiensi pada operasional kerja yang berimbas pada naiknya laba kotor dan juga laba usaha perusahaan.

  • Pertama, jika mengacu pada pergerakan harga komoditas Nikel dunia yang saat ini sedang ada dalam tren menurun bahkan menyentuh level US$15.970 per ton, yang menjadi salah satu pemicu turunnya penjualan NICL di 2Q2024.

Seperti kita ketahui, bahwa sejak awal tahun 2023 harga nikel terus bergerak dalam tren menurun, bahkan masih terus berlanjut sampai dengan sekarang. Berkaitan dengan penurunan harga nikel, Bank Dunia sendiri sudah pernah memprediksikan pergerakan rata-rata harga komoditas nikel di tahun 2024 turun ke level rendah di kisaran US$17.000 per ton. Faktanya saat artikel ini ditulis, harga nikel justru sudah menyentuh level US$15.970 per ton.

Berikut perbandingan harga nikel pada semester I-2024 dengan semester I-2023…

Pergerakan harga nikel sepanjang semester I-2023, hingga semester I-2024. Source: tradingeconomics.com

Turunnya harga nikel ini ditengarai oleh oversupply pasokan nikel. Hal ini juga yang telah ditegaskan Bank Dunia melalui Laporan Commodity Markets Outlook edisi April 2024 kemarin.

“Produksi nikel global diperkirakan meningkat pada 2024, meskipun ada beberapa tambang yang ditutup sebagai respons terhadap penurunan harga nikel terus-menerus, yang harganya sudah turun hampir 40 persen sejak 2022,” ungkap Bank Dunia.

Bank Dunia juga menyebutkan bahwa oversupply nikel yang terjadi, sebagian besarnya dikontribusikan oleh produksi nikel Indonesia. Bahkan Bank Dunia membuka kemungkinan terhadap kemampuan Indonesia untuk menyediakan nikel lebih dari separuh pasokan untuk global.

  • Kedua, penjualan NICL di 1Q2024 juga sudah mengalami penurunan omset penjualan.

Penurunan tersebut terjadi karena NICL sendiri baru mengantongi persetujuan RKAB 2024 pada 3 Mei 2024 kemarin. Sebagai akibatnya kontribusi penjualan perusahaan hanya mengandalkan salah satu entitas anak usahanya yaitu PT Indrabakti Mustika yang ternyata juga baru mengantongi persetujuan RKAB pada 23 Februari 2024 yang lalu.

Dengan RKAB yang baru diterima NICL pada pertengahan 2Q2024 tersebut, tidak heran jika penjualan di 2Q2024 juga masih rendah. Meski begitu, hal ini mengindikasikan bahwa NICL memiliki potensi peningkatan penjualan yang mulai dapat terefleksikan secara penuh pada kuartal-kuartal berikutnya.

 

Review Kinerja Laba Bersih NICL Naik 13.92% YoY

Berkat efisiensi yang dapat dikatakan berhasil itu, NICL mampu mencatatkan lonjakan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada Entitas induk sebesar 13.92% YoY menjadi Rp73.59 miliar di 2Q2024.

Laba Bersih NICL Kuartal II-2024. Source: Laporan Keuangan NICL Kuartal II-2024

Terlepas dari itu, capaian laba bersih NICL juga dikontribusikan oleh volume penjualan perusahaan yang meningkat cukup signifikan mencapai 4.2% menjadi 707.597 MT di 2Q2024, dibandingkan 679.066 MT di 2Q2023.

Dengan demikian, tidak heran jika laba bersih NICL tetap mengalami pertumbuhan yang baik di 2Q2024, sekalipun penjualannya tercatat menurun.

 

 

Target Bisnis NICL 2024

Memasuki semester II-2024, NICL cukup optimis terhadap prospek bisnis perusahaan. Hal ini tercermin dari beberapa rencana strategis perusahaan, seperti:

  • Targetkan kenaikan produksi nikel

Di 2024 ini, NICL memasang target produksi nikel mencapai 2.60 juta metrik ton, naik sekitar 41% dari realisasi produksi nikel di tahun 2023 yang sebear 1.84 juta metrik ton. Bukan hanya nikel, NICL juga menyasar kenaikan produksi bijih nikel kadar Ni sebesar 1.30% – 1.50%.

Kenaikan target didorong oleh optimisme perusahaan terhadap potensi permintaan pasar yang terus meningkat, seiring dengan semakin banyaknya smelter yang dioperasikan. Dalam hal target produksi, NICL sendiri telah mengantongi persetujuan RKAB periode 2024 – 2026 mendatang, dengan total volume penjualan mencapai angka 7.80 juta WMT.

  • Targetkan kenaikan cadangan nikel

NICL juga akan fokus untuk mendorong peningkatan cadangan nikel, melalui aktivitas eksplorasi yang berkelanjutan yang dilakukan dengan konservasi dan optimalisasi cadangan.

 

  • Transformasi digitalisasi pada aktivitas operasional

NICL siap menerapkan project aplikasi SLAMET (Sistem Digitalisasi Keselamatan Pertambangan) sebagai solusi inovatif untuk mempermudah operasional perusahaan. Termasuk implementasi, pengawasan, laporan operasional, hingga keselamatan pertambangan. NICL optimis dengan sistem ini, perusahaan dapat melakukan efisiensi operasional dengan lebih baik.

 

 

Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan di atas, dapat ditarik kesimpulan yang pertama bahwa NICL sebagai perusahaan pertambangan nikel, termasuk perusahaan yang dirugikan penjualannya oleh pergerakan harga nikel global yang berada dalam tren menurun seperti sekarang.

Yang kedua, jika mengacu pada rincian penjualan nikel NICL kepada pihak ketiga, seperti PT Kyara Sukses Mandiri, PT Indonesia Guang Ching Nickel and Stainless Steel Industry, PT Indonesia Tsingshan Stainless Steel, PT Tsingkun Dua Delapan, PT Global Metal Trading, dan Lain-lain. Maka dapat dikatakan NICL juga cukup berisiko atas berkurangnya permintaan nikel dari perusahaan yang menjadi mitra/pembeli, karena jika dibandingkan dengan penjualan pihak ketiga pada 1Q2024 dan 2Q2024 terlihat ada perubahan permintaan dari mitra. Seperti berikut:

Porsi penjualan nikel 1Q2024. Source: Laporan Keuangan NICL Kuartal I-2024

Porsi penjualan nikel 2Q2024. Source: Laporan Keuangan NICL Kuartal II-2024

Perubahan yang terjadi pada pos rincian penjualan tersebut, perlu diperhatikan kembali karena akan mempengaruhi porsi penjualan perusahaan dalam satu periode kinerja. Dalam hal ini, juga perlu dinilai bagaimana kebijakan NICL dalam menjaga permintaan dari para mitranya tersebut, misalnya penetapan minimum dan/atau maksimal jangka waktu perjanjian jual beli nikel.

Sekalipun mungkin prospek bisnis nikel semakin menarik, seiring dengan meningkatnya kebutuhan untuk bahan baku dasar baterai kendaraan listrik.

Nah, menurut teman-teman investor sendiri seberapa menarik kinerja NICL tahun ini?***

 

###

 

DISCLAIMER ON:
Tulisan ini bukan rekomendasi jual dan beli. Semua data dan pendapat pada artikel adalah bersifat informasi yang mengedukasi pembaca, berdasarkan sudut pandang penulis pribadi. Risiko investasi berada pada tanggung jawab masing-masing investor. Do Your Own Research!

 

Temukan Artikel Analisa dan Edukasi Saham lainnya di Google News.

1
Pastikan rekan Investor tidak ketinggalan Informasi ter-update

Subscribe sekarang untuk mendapatkan update artikel terbaru setiap minggunya

reCaptcha v3
keyboard_arrow_leftPrevious
Nextkeyboard_arrow_right

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *