CTRA-Akuisisi-15-%-Saham-MTLA

Terakhir diperbarui Pada 16 Oktober 2024 at 3:07 pm

CTRA telah menuntaskan penyelesaian akuisisi 15% saham MTLA yang secara keseluruhan nilai transaksinya mencapai Rp 367.4 miliar. Akusisi yang dilakukan CTRA terhadap saham MTLA ini tidak lepas dari prospek MTLA yang dinilai menarik. Lantas sudah benarkah langkah yang ditempuh CTRA?

 

CTRA Akuisisi 15% Saham MTLA

Pada November 2021 kemarin, PT Ciputra Development Tbk (CTRA) telah menyelesaikan akuisisi 15% saham milik PT Metropolitan Land Tbk (MTLA) yang dilakukan melalui anak usaha CTRA, yakni PT Ciputra Nusantara. Secara rinci, CTRA membeli sebanyak 1.14 miliar saham MTLA pada harga Rp 320 per lembar saham. Sehingga CTRA harus merogoh kocek sebesar Rp 367.4 miliar untuk bisa mengakuisisi saham MTLA. Dan harga beli saham MTLA ini sudah tergolong murah, lantaran transaksi akuisisi ini mencerminkan valuasi PER 8.67x dan PBV 0.62x.

Seperti yang kita tahu, CTRA merupakan salah satu perusahaan properti terkemuka yang memiliki ±76 proyek properti dengan lebih dari 7.000 hektare lahan yang tersebar di 33 kota di Indonesia. Sedangkan, MTLA juga salah satu perusahaan properti dengan sejumlah proyek real estate, pusat perbelanjaan, dan pengembangan mixed-use. Untuk saat ini MTLA memiliki landbank seluas lebih dari 600 hektar yang tersebar di 8 proyek di seluruh Jabodetabek.

Aksi akuisisi ini terbilang menarik, pasalnya CTRA mengakuisisi perusahaan yang juga pendiriannya diprakarsai oleh satu orang yang sama, yakni Pak Ir. Ciputra. Namun selepas Pak Ir. Ciputra ini wafat, kursi kepemimpinan MTLA berpindah tangan ke Junita Ciputra – selaku putri dari Pak Ciputra. Di samping itu, untuk keluarga Ciputra sendiri juga memiliki kepemilikan tidak langsung sebesar 5.98% melalui PT Metropolitan Development dan PT Ciputra Corpora.

 

Source : https://id.wikipedia.org/wiki/Ciputra

 

Artinya kedua perusahaan ini sebenarnya bukan hal baru yang kemudian disatukan melalui aksi akuisisi. Melainkan pasca akuisisi keduanya baik CTRA dan MTLA dapat saling melengkapi dan menguntungkan dalam efek bisnis. Di mana CTRA sampai dengan saat ini namanya sudah dikenal baik di pasar properti Indonesia, maupun di luar negeri. Sementara MTLA selama ini market nya bergerak di kelas menengah, menengah ke bawah, dan sedikit menengah ke atas. Maka, dengan akuisisi ini maka keduanya dapat memaksimalkan sinergi.

 

Anda yang ingin atau sedang menyusun investing plan Anda, tapi memiliki waktu yang terbatas untuk mengolah banyaknya informasi yang beredar, Anda bisa menggunakan Monthly Investing Plan edisi Desember 2021 yang telah terbit di sini…

Monthly Investing Rivan Kurniawan

AA

 

Alasan CTRA Akuisisi MTLA

Jika melihat pada alasan CTRA mengakuisisi MTLA, maka pertimbangannya karena cadangan landbank milik MTLA yang terbilang cukup besar dan dinilai prospektif untuk di masa mendatang. Tak hanya itu, MTLA juga dinilai memiliki kinerja manajeman perusahaan yang baik dan keuangan yang cenderung bertumbuh….

 

[Baca lagi : MTLA Kuda Hitam dalam Bisnis Properti]

 

Menariknya, selama pandemi Covid19 terjadi, MTLA ini terus menunjukkan kinerja yang resilience sehingga dapat beradaptasi dengan cepat. Hal ini dibuktikan dengan customer journey yang telah berhasil dibangun oleh MTLA, di mana MTLA menjalankan multi-channel yang menggabungkan metode digital dengan conventional dan saat ini transaksinya sudah mendominasi di sekitar 80%. Sementara untuk sisanya pelanggan datang tanpa melalui channel digital dan langsung melakukan transaksi closing. Dan ke depannya, metode digital ini memberikan peluang yang sangat besar untuk MTLA melakukan aktivitas promosi dan penawaran-penawaran melalui kombinasi digital dan conventional.

Dengan ketanggapan tersebut, tidak heran apabila MTLA dikatakan memiliki value yang baik dari sisi bisnis. Portofolio MTLA saat ini mencakup proyek perumahan dan proyek komersial yang terdiri dari pusat perbelanjaan, hotel berbintang dan properti hak milik (strata-tittle). Bahkan kabarnya per Desember 2021 ini, MTLA juga berencana melanjutkan penyelesaian proyek existing seperti Hotel Horison Ultima di Kertajati – Majalengka dengan potensi market yang akan berkembang ke depannya. Termasuk dengan memasarkan dua cluster proyek di Cibitung dan di Metland Transyogi, serta mini cluster di Tambun. MTLA juga masih memiliki beberapa wilayah dengan potensi pendapatan yang besar terhadap marketing sales perusahaan : Metland Cyber City, Metland Cibitung, Metland Menteng & Wisteria, dan lainnya.

 

Arah Bisnis CTRA dan MTLA Pasca Akuisisi

Meski saat ini CTRA telah mengakuisisi MTLA, namun untuk ke depannya masih belum ada perubahan arah bisnis di antara kedua perusahaan tersebut. Seperti halnya, pasca melakukan akuisisi, CTRA masih pada rencana awalnya untuk meluncurkan lima produk baru dalam tiga bulan terakhir di 2021, berupa cluster-cluster. CTRA juga berencana untuk membangun pusat data di kawasan Jabodetabek dan akan dikembangkan ke kota besar lainnya. CTRA optimis dapat membangun pusat-pusat data di pusat kota dan pinggiran kota, lantaran memiliki lahan di lokasi-lokasi strategis. Sejalan dengan itu, CTRA juga berencana membuka proyek atau area baru. Tercatat untuk total landbank yang dimiliki CTRA sekitar ±2.300 hektare yang diperkirakan cukup untuk masa pengembangan selama 15 tahun ke depan.

Sementara untuk MTLA, di tahun 2022 nanti telah menyiapkan produk perumahan seperti cluster-cluster dan juga proyek Hotel di Bali yang akan kembali diteruskan pengerjaannya. Ada juga proyek yang akan mulai groundbreaking yakni Metlan Hotel Puri pada kuartal I-2022 nanti. Termasuk berjalannya proyek residensial, wahana bermain air Waterland yang berada dalam kawasan Metland Cibitung. Semua produk tersebut dipersiapkan untuk meningkatkan pendapatan berulang perusahaan (recurring income). MTLA sebagai developer juga akan terus menambah cadangan lahan, lantaran lahan ini adalah bahan baku utama dalam bisnis MTLA. Bahkan MTLA tidak menutup kemungkinan, perusahaannya akan merambah bisnis data center, untuk kebutuhan meeting, belajar mengajar dan belanja. Adapun untuk saat ini, total gross landbank milik MTLA tercatat sekitar ±837 hektare.

Jadi, singkat kata meski CTRA telah mengakuisisi MTLA namun untuk arah bisnis dalam jangka pendek ini masih belum akan ada perubahan yang signifikan. Di mana CTRA maupun MTLA masih akan menjalankan rencana bisnisnya secara masing-masing. Kendati demikian, akuisisi yang dilakukan CTRA ini dinilai positif karena pamor CTRA dan MTLA yang sama-sama memiliki brand image yang sudah terbentuk dengan kuat di masyarakat.

 

DISCLAIMER : Tulisan ini bukan bersifat rekomendasi beli atau jual. Tulisan ini bersifat untuk edukasi berdasarkan sudut pandang penulis pribadi. Do Your Own Research sebelum memutuskan untuk membeli atau menjual saham.

###

Info:

 

1
Pastikan rekan Investor tidak ketinggalan Informasi ter-update

Subscribe sekarang untuk mendapatkan update artikel terbaru setiap minggunya

reCaptcha v3
keyboard_arrow_leftPrevious
Nextkeyboard_arrow_right

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *