
Terakhir diperbarui Pada 4 Juni 2025 at 10:30 am
Daftar Isi
Artikel telah ditinjau oleh: Stock Market Analyst RK Team
Belakangan rumor mengenai merger ADMF dan MFIN, kian ramai dibahas pelaku pasar. PT Adira Dinamika Multi Finance Tbk (ADMF) dinyatakan sedang dalam proses merger dengan PT Mandala Finance Tbk (MFIN). Menariknya dalam proses merger dua perusahaan di bidang Multifinance ini, terdapat kekuatan Grup MUFG yang akan memayungi realisasi penggabungan tersebut. Meski salah satunya dari dua peserta merger tersebut harus berhadapan dengan potensi delisting dari BEI. Nah berikut ini 8 fakta merger ADMF dan MFIN!
8 Fakta Merger ADMF Dan MFIN!
Berikut ini 8 fakta merger ADMF dan MFIN yang akan segera terealisasikan dalam waktu dekat:
Pertama, Waktu Pelaksanaan Merger Secara Efektif dan Struktur Organisasi ADMF
Berdasarkan estimasi pelaksanaan merger, Penandatanganan Akta Penggabungan oleh ADMF dan MFIN akan dilakukan pada 1 Juli 2025. Dengan Pengumuman Keterbukaan Informasi Ringkasan RUPSLB Peserta Merger kepada publik dan BEI di 2 Juli 2025. Dan tanggal efektif merger ADMF dan MFIN menggabungkan usahanya dijadwalkan pada 1 Oktober 2025.
Setelah merger ADMF dan MFIN efektif, maka struktur organisasi MFIN disesuaikan dengan fungsi yang ada dalam ADMF, berikut ini:
Susunan Organisasi ADMF Usai Merger. Source: Ringkasan Rancangan Merger ADMF
Kedua, Porsi Modal dan Kepemilikan Saham
Adapun berdasarkan data yang terbaru dari Daftar Pemegang Saham MFIN per 1Q2025, adalah berikut:
Pemegang Saham MFIN. Source: Ringkasan Rancangan Merger ADMF
Dengan diambilalihnya saham MFIN oleh MUFG dan adanya pelaksanaan Tender Wajib oleh MUFG di 2024, membuat MUFG memiliki 89.26% saham MFIN. Sejalan dengan itu, MFIN diwajibkan untuk meningkatkan modal ditempatkan dan disetor menjadi Rp250 miliar. Untuk memenuhi persyaratan modal tersebut, MFIN berencana membagikan saham bonus total sekitar 2.32 miliar saham, dengan nilai nominal Rp50 per saham. MFIN sendiri sudah mengantongi izin dari RUPS Tahunan di April 2025. Berikut ini perincian Daftar Pemegang Saham MFIN usai membagi Saham Bonus:
Pemegang Saham MFIN Usai Bagi Saham Bonus. Source: Ringkasan Rancangan Merger ADMF
Sedangkan untuk rincian Daftar Pemegang Saham ADMF usai merger:
Pemegang Saham MFIN Usai Merger. Source: Ringkasan Rancangan Merger ADMF
Ketiga, ADMF menjadi Entitas Bertahan
Dengan kekuatan skala bisnis yang dimiliki ADMF, maka usai resmi merger ADMF ditetapkan sebagai entitas perusahaan yang bertahan. Sedangkan MFIN akan dibubarkan secara hukum (Likuidasi), melalui peleburan unit bisnis ke dalam ADMF – tanpa mengubah nama entitas dari ADMF. Pelaksanaan pembubaran MFIN, dimulai dengan proses yang sederhana oleh Tim Likuidasi MFIN dari periode 1 Juli 2025 sampai 30 September 2025.
Meskipun demikian, kedua perusahaan memiliki izin usaha yang sama, sehingga proses merger berpotensi dapat berjalan dengan baik. ADMF telah mengantongi Izin Usaha Pembiayaan Konvensional dari KemenKeu, berdasarkan SK MenKeu No.253/KMK.013/1991 tanggal 4 Maret 1991. Dan juga memiliki Izin Usaha Pembiayaan Syariah dari OJK berdasarkan Keputusan OJK No. KEP-172/NB.223/2015 tanggal 24 Juni 2015.
Begitu juga dengan MFIN, yang memperoleh Izin Usaha Pembiayaan Konvensional dari KemenKeu berdasarkan SK MenKeu No.323/KMK.017/1997 tanggal 21 Juli 1997. Serta Izin Usaha Pembiayaan Syariah dari OJK berdasarkan Keputusan OJK No. Kep-125/NB.223/2015 tanggal 9 Juni 2015.
Berikut adalah gambaran bisnis ADMF dan MFIN:
Kegiatan Bisnis ADMF dan MFIN. Source: Ringkasan Rancangan Merger ADMF
Empat, Kekuatan MUFG Mendominasi
MUFG merupakan pengendali dalam proses merger antara ADMF dan MFIN, di mana keduanya merupakan entitas terafiliasi dalam Grup MUFG. Bahkan, sebelum rencana merger ini diumumkan, MUFG Bank dan ADMF telah terlebih dahulu melakukan akuisisi atas 80,6% saham MFIN pada Juni 2023, dengan nilai transaksi mencapai Rp7,042 triliun. Rincian kepemilikannya adalah sebagai berikut:
- MUFG Bank: 70,6% saham MFIN
- ADMF: 10% saham MFIN
Dengan demikian, MUFG Bank menjadi pemegang saham terbesar di MFIN, diikuti oleh ADMF. Oleh karena itu, merger antara ADMF dan MFIN tidak akan mengubah struktur pengendali Perusahaan Penerima Merger (ADMF), sesuai dengan ketentuan POJK No. 74/2016.
Di sisi lain, MUFG juga telah memperkuat fondasi bisnis perbankan komersialnya di Indonesia melalui akuisisi PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) pada April 2019. ADMF sendiri merupakan anak perusahaan dari Bank Danamon dan menjadi salah satu pilar utama MUFG di segmen pembiayaan konsumen.
Sebagai bagian dari strategi grup, Bank Danamon telah ditunjuk sebagai Perusahaan Induk Konglomerasi Keuangan (PIKK) Operasional Grup MUFG di Indonesia oleh Pemegang Saham Pengendali. Oleh sebab itu, merger antara ADMF dan MFIN juga menjadi bagian dari rencana pembentukan PIKK Operasional Grup MUFG, sebagaimana diatur dalam POJK No. 30/2024 mengenai Konglomerasi Keuangan dan Perusahaan Induk Konglomerasi Keuangan.
Kesimpulannya, berikut adalah gambaran struktur pengendalian Grup MUFG di Indonesia:
Lima, Delisting MFIN dari BEI
Tidak hanya dibubarkan, MFIN pun berpotensi delisting dari BEI. Potensi ini telah ditegaskan oleh Lidia M – selaku Kepala Divisi Penilaian Perusahaan 3 BEI, bahwa delisting MFIN akan dilakukan setelah penggabungan usaha mendapatkan persetujuan dari Menteri Hukum dan instansi berwenang. Maka Perdagangan Terakhir Saham MFIN sebelum efektif penggabungan di BEI jatuh di 26 September 2025. Sedangkan untuk tanggal efektif delisting MFIN di BEI dilaksanakan pada 1 Oktober 2025 mendatang, berikut rinciannya:
Kegiatan Bisnis ADMF dan MFIN. Source: Ringkasan Rancangan Merger ADMF
Enam, Bagaimana Nasib Investor?
Investor saham MFIN berpotensi menerima saham ADMF, berdasarkan rasio konversi 1 saham MFIN akan setara dengan 0.052401 saham ADMF. Hal ini mempertimbangkan perbandingan nilai pasar saham yang dimiliki ADMF dan MFIN sebesar 1:0.052401. Yang berdasarkan teori, persentase saham yang dimiliki investor ADMF dan MFIN akan terdilusi secara proporsional, berdasarkan rasio konversi 1 tadi.

Bagi teman-teman investor yang ingin berlangganan Cheat Sheet, bisa menggunakan voucher di bawah ini.
Tujuh, Merger Tuntas! Bagaimana Prospek Aset dan Pendapatan ADMF ke Depan?
Perbandingan Kinerja ADMF sebelum dan sesudah Merger. Source: Data diolah RK Team Analyst
Potensi Aset ADMF
Jika mengacu pada LK 1Q2025 dengan kondisi belum terjadi merger ADMF dan MFIN. Maka jumlah total Aset yang dicatatkan ADMF per LK 1Q2025 adalah Rp32.133 triliun per 1Q2025. Bukan tidak mungkin, setelah merger aset ADMF berpotensi tumbuh hingga 21.85% atau setara dengan Rp39.154 (Annualized 2025).
Potensi Pendapatan ADMF
Begitu juga dengan potensi pendapatan ADMF, secara Annualized untuk Pendapatan 1Q2025 sebesar Rp9.48 triliun. Namun dengan kondisi setelah merger dengan MFIN, diperkirakan Pendapatan ADMF dapat tumbuh hingga 26.5% mencapai Rp11.99 triliun hingga akhir tahun (Annualized 2025).
Begitu juga dengan potensi pertumbuhan laba ADMF yang bisa tumbuh 40%, dari sebelum merger Rp1.11 triliun (Annualized 2025). Dan setelah merger, laba bersih ADMF menjadi Rp1.56 triliun (Annualized 2025)
Potensi pertumbuhan ADMF tersebut, tidak lepas dari cakupan pembiayaan ADMF yang sudah luas, mulai dari Jabodetabekser, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara, hingga ke Bali. Tercatat untuk Pendapatan Segmen ADMF tercatat sebesar Rp1.46 triliun di 1Q2025. Meski secara pertumbuhan angka ini turun -6.41% YoY dari sebelumnya Rp1.56 triliun di 1Q2024. Namun penurunan ini sifatnya temporary, di mana situasi saat ini penjualan kendaraan bermotor itu memang lagi menurun. Sebagai efek dari melemahnya daya beli masyarakat. Nah setelah ekonomi mulai recovery, diharapkan ADMF bisa perform lagi kinerja, apalagi setelah merger dengan MFIN efektif.
Rincian Pendapatan Pembiayaan Konsumen ADMF. Source: LK 1Q2025 ADMF
Ke depan, pertumbuhan pembiayaan ADMF tersebut berpotensi semakin bertumbuh, dengan kekuatan regional yang dibawa MFIN melalui pembiayaan di wilayah Jawa, Sumatera, Sulawesi, dan Kalimantan. Terlebih lagi pada periode 1Q2025, MFIN berhasil menunjukkan kinerja pembiayaan yang positif dengan kenaikan 13.89% YoY menjadi Rp627.62 miliar, dari total Pendapatan Segmen di 1Q2024 yang sebesar Rp551.03 miliar. Kenaikan kinerja pembiayaan MFIN ini menjadi optimisme tersendiri terhadap potensi terdongkraknya kinerja ADMF usai merger.
Rincian Pendapatan Pembiayaan Konsumen MFIN. Source: LK 1Q2025 MFIN
Delapan, Rencana Bisnis ADMF Usai Merger
Jika mengukur kinerja pembiayaan ADMF setelah Covid19, memang mulai pulih dengan kenaikan yang cukup signifikan, terutama di tahun 2023. Berlanjut di tahun 2024, ADMF kembali mencatatkan pertumbuhan pembiayaan sepeda motor, meski belum setinggi di tahun sebelumnya. Nah dengan pulihnya pembiayaan sepeda motor dan seiring proses meger dengan MFIN, yang memiliki fokus pembiayaan sepede motor. Maka ini berpotensi menjadi prospek bisnis yang menarik bagi ADMF. Berikut gambaran perbaikan kinerja ADMF:
Pertumbuhan Kinerja Pembiayaan ADMF. Source: Data diolah RK Team Analyst dan Data ADMF
Dan berikut beberapa rencana bisnis ADMF:
- Peningkatan penetrasi pasar otomotif: Dengan mendiversifikasi produk dan program penjualan yang menarik; Memperkuat hubungan baik dengan dealer-dealer; Memperkuat kolaborasi antara MUFG Grup agar ekosistem otomotif mendapatkan momentum pertumbuhannya.
- Perluas jaringan ke segmen bisnis non-otomotif: Mendiversifikasi produk, seperti menyalurkan pembiayaan Solusi Dana (multiguna), alat berat, dan lainnya.
- Meningkatkan Customer Retention agar pengalaman pelanggan semakin baik: Menawarkan program loyalitas dan referral; Cross Sell dengan basis kebutuhan konsumen existing.
- Meningkatkan transformasi digitalisasi, baik di lingkungan perusahaan maupun ekosistem: Dengan meningkatkan efisiensi dan efektivitas bisnis; Berinvestasi dalam bisnis digital (Adiraku, Danadira, momobil.id, moservice.id, dan dicicilaja.com).
- Meningkatkan kualitas aset, agar rasio NPF terkendali: Dengan menerapkan prinsip manajemen risiko.
- Menjaga likuiditas: agar kebutuhan bisnis tercukupi dan mampu memenuhi kewajiban perusahaan.
Dengan adanya merger dengan MFIN, tentu pangsa pasar ADMF dan jangkauannya menjadi semakin luas. Termasuk dari sisi pembiayaan yang juga akan ikut bertambah, terutama di segmen pembiayaan motor. Selain itu, potensi bisnis ADMF usai merger juga semakin besar, lantaran mendapatkan tambahan customer baru dari MFIN.
Tidak hanya itu, dari sisi digitalisasi terkait dengan pengembangan aplikasi digital. ADMF menargetkan aksesibilitas yang mumpuni, sehingga memudahkan customer yang membutuhkan pembiayaan secara lebih fleksibel. Misalnya dari bisnis digital dicicilaja.com…
Salah satu platform digital ADMF. Source: dicicilaja.com/simulasi-cicilan
Melalui rencana strategis tersebut, AMDF berupaya mengoptimalkan profitabilitas dan memanfaatkan sinergi bisnis dari MFIN. Bukan tidak mungkin dengan leburnya bisnis MFIN ke ADMF, akan memberi amunisi baru terhadap prospek bisnis ADMF ke depan. Sehingga mampu mendorong pertumbuhan bisnis dan membuka akses pendanaan lebih luas, serta meningkatnya likuiditas. Termasuk dengan mempertahankan Rasio Dividen yang konsisten, berikut ini Dividen Payout Ratio ADMF:
Tahun | Potensi 2025 | 2024 | 2023 | 2022 | 2021 | 2020 | 2019 | 2018 | 2017 | 2016 |
Dividen Payout Ratio | 63.10% | 63.10% | 50.00% | 50.01% | 50.05% | 50.02% | 50.01% | 50.02% | 49.99% | 50.03% |
Historical Dividen Payout Ratio ADMF. Source: stockbit
Tujuan Strategis Merger ADMF dan MFIN
Merger ADMF dan MFIN merupakan bagian dari inisiatif strategis pengembangan bisnis ADMF. Yaitu untuk memperkuat posisi pasar ADMF dalam industri pembiayaan otomotif, khususnya untuk merambah pasar di Indonesia Timur. MFIN sendiri tergolong perusahaan pembiayaan konsumen dengan skala regional dan memiliki basis pelanggan yang kuat. Didukung juga dengan keahlian dan saluran distribusi yang kuat. Sehingga memungkinkan ADMF untuk mencapai beberapa tujuan strategis, antara lain:
- Meningkatkan pelayanan dan pengalaman pelanggan: ADMF berpeluang mengintegrasikan kekuatan bisnis MFIN, dengan menyediakan ragam solusi pembiayaan yang dapat meningkatkan kepuasan layanan dan aksesibilitas yang lebih besar.
- Memperluas jangkauan pasar dan skala bisnis: ADMF dapat merealisasikan ekspansi yang lebih luas, baik secara geografis maupun segmentasi pasar melalui portofolio bisnis MFIN.
- Meningkatkan inovasi dan transformasi digital: Dengan menggabungkan dua keahlian dari ADMF dan MFIN, baik dari sisi analitik maupun platform digital. Maka bisnis ADMF akan mengalami percepatan pengembangan solusi pembiayaan yang lebih inovatif. Seperti mencakup pembiayaan rantai pasokan, UKM, pinjaman digital, hingga mendukung kebutuhan bisnis dan konsumen.
- Menjaga keberlangsungan bisnis: ADMF akan lebih lancar dalam melakukan transisi bisnis dan lebih mampu meminimalisir risiko bisnis secara proaktif, terutamanya dengan potensi hilangnya pelanggan.
- Optimalisasi efisiensi biaya dan operasional: Integrasi kedua bisnis, mampu meningkatkan potensi efisiensi biaya dan operasional yang lebih baik. Salah satunya bisa melalui perampingan proses, optimalisasi jaringan, hingga pengelolaan sumber daya bersama. Jika ini tercapai maka peluang meningkatnya profitabilitas semakin besar. Apalagi merger ini membuat ADMF mengambil alih seluruh kegiatan bisnis dan operasi, aktiva dan kewajiban, hingga ekuitas yang dimiliki MFIN.
Apa Manfaat Merger bagi MFIN?
Meski nantinya entitas MFIN tidak lagi berdiri mandiri, karena kegiatan bisnis yang dilebur ke ADMF. Namun MFIN tetap mendapatkan sejumlah manfaat yang menguntungkan, seperti:
- Kelangsungan bisnis dan pertahanan pelanggan: Merger dengan ADMF, berarti MFIN akan mendapatkan solusi pembiayaan yang lebih andal dan berkualitas. Seperti layanan yang menyeluruh maupun inovasi digital.
- Mempertahankan kekuatan identitas MFIN: Meski sudah lebur ke ADMF, namun kekuatan MFIN di pasar Regional, jaringan cabang dan juga hubungannya dengan pelanggan dapat menjadi pendukung bisnis ADMF. Lantaran merger yang terjadi, tetap mempertahankan key talent, pengalaman pelanggan, hingga praktik operasional.
- Memperbesar peluang pertumbuhan pelanggan dan karyawan: Melalui merger, pelanggan MFIN akan mendapatkan akses ke ragam produk pembiayaan yang lebih luas. Bahkan karyawan juga bisa mendapatkan peluang jenjang karir dari adanya organisasi yang lebih besar.
- Memperkuat regulasi dan posisi pasar: MFIN kini mampu mendorong peningkatan Tata Kelola Perusahaan, manajemen risiko, hingga kepatuhan regulasi. Serta memberi kekuatan posisi pasar kepada ADMF sebagai perusahaan penerima merger.
Kesimpulan
Merger ADMF dan MFIN akan berlangsung secara efektif pada 1 Oktober 2025, di bawah kendali Grup MUFG. Dalam merger ini, ADMF akan menjadi entitas yang bertahan, sedangkan MFIN dibubarkan dan berpotensi delisting dari BEI. MUFG yang sebelumnya telah mengakuisisi 80.6% saham MFIN, kali ini mencoba mengonsolidasikan kekuatannya di sektor pembiayaan melalui anak usaha Bank Danamon dan ADMF. Diperkirakan merger dua perusahaan multifinance ini mampu mendongkrak pertumbuhan aset dan laba ADMF secara signifikan di akhir tahun 2025. Bahkan ADMF memiliki peluang untuk memperluas jangkauan pembiayaannya, terutama di wilayah yang sebelumnya menjadi kekuatan MFIN. Ke depan, ADMF akan fokus memperkuat pembiayaan otomotif dan ekspansi ke sektor non-otomotif serta digitalisasi layanan keuangan.
Adanya aksi merger ADMF dan MFIN, tidak terlepas dari target pemerintah untuk mendorong konsolidasi (penggabungan) antara perusahaan-perusahaan pembiayaan (multifinance) di Indonesia. Dengan tujuan konsolidasi: Memperkuat industri multifinance, dengan menciptakan perusahaan multifinance yang kuat secara finansial, sehingga berdaya saing di tengah tantangan pasar; Dengan konsolidasi, berarti perusahaan dapat mewujudkan efisiensi operasional, di mana biaya-biaya operasi lebih efektif dan produktivitas meningkat; Mendorong kemajuan ekonomi Nasional, melalui tersalurnya pembiayaan yang lebih luas.
Belum lagi dengan potensi dampak positifnya, seperti: Meningkatnya kinerja industri multifinance, baik dari sisi kinerja profitabilitas maupun aset; Semakin bertambahnya akses pembiayaan, dengan semakin kuatnya konsolidasi yang terbentuk, maka akses pembiayaan yang diberikan juga akan lebih terdiversifikasi secara luas; Meningkatkan kompetisi perusahaan multifinance di pasar global. Terlebih lagi merger ADMF dan MFIN ini terjadi di bawah kekuatan kendali Grup MUFG.
Lantas seperti apa, kondisi fundamental ADMF sendiri?***
###
DISCLAIMER ON:
Tulisan ini bukan rekomendasi jual dan beli. Semua data dan pendapat pada artikel adalah bersifat informasi yang mengedukasi pembaca, berdasarkan sudut pandang penulis pribadi. Risiko investasi berada pada tanggung jawab masing-masing investor. Do Your Own Research!
Temukan Artikel Analisa dan Edukasi Saham lainnya di Google News.