Artikel telah ditinjau oleh: Stock Market Analyst RK Team
Blue Bird vs Taksi daring baru lainnya, belakangan semakin meramaikan sektor jasa layanan transportasi online. Gempuran inovasi dari sektor layanan ride hailing, berhasil mewarnai kompetisi layanan transportasi dengan penawaran harga lebih kompetitif dan aksesibilitas yang mumpuni. Blue Bird – brand lokal yang telah mempelopori industri taksi sejak tahun 1972 dan harga sahamnya sempat dihargai premium di level Rp10.900 an pada awal 2015. Namun seiring berkembangnya transportasi online, kinerja saham Blue Bird (sticker code: BIRD) terus tertekan ke level Rp1.590an. Lantas apakah masih ada peluang harga saham BIRD rebound? Dan bagaimana prospek bisnis BIRD tahun ini?
Blue Bird vs Taksi Daring Baru
Perjalanan panjang masuknya taksi daring dimulai dari tahun 2014 oleh Uber dari Amerika Serikat. Kemudian barulah di tahun 2015, industri taksi daring semakin diramaikan oleh kedatangan GoJek yang menawarkan GoCar. Di waktu yang sama, juga muncul kompetitor baru dari GrabTaxi, yang di tahun 2016 mengubah namanya menjadi Grab.
Berkaca dari suksesnya GoCar dan Grab, taksi daring baru mulai bermunculan seperti:
- Anterin Mobil.
Logo Anterin. Source: anterin.id
- BitCar Indonesia, layanan taksi daring asal Malaysia.
Logo Bircar. Source: teknologi.bisnis.com
- Evista, taksi daring baru yang menggunakan mobil merk Wuling dan taksi listrik dari mobil merk Hyundai dan Neta.
Mobil Neta V jadi taksi listrik Evista. Source: mobilkomersial.com
- Terbaru juga ada taksi daring baru yang cukup menyorot perhatian pengguna, yakni Xanh SM taksi online asal Vietnam.
Taksi Xanh SM di Jakarta. Source: otomotif.antaranews.com
Selain dari taksi daring di atas, masih ada banyak merk taksi daring lainnya yang meramaikan sektor transportasi online sekarang ini. Salah satu yang disebutkan di atas, adalah Xanh SM yang beberapa waktu belakangan menarik perhatian pengguna.
Sekilas Tentang Taksi Xanh SM
Xanh SM merupakan salah satu layanan taksi listrik (100% tenaga listrik terbaru) di Indonesia, yang menggunakan mobil dari merk VinFast model VF e34. Armada taksi Xanh SM menggunakan warna cyan yang cerah sebagai identitas merk yang kuat dari taksi listrik ini. Keunggulan yang ditawarkan taksi listrik ini bukan hanya bebas polusi, namun juga tanpa suara bising selama perjalanan yang dapat memberi rasa nyaman.
Taksi Xanh SM ini menawarkan harga yang kompetitif antar kompetitor lainnya, dengan fleksibilitas cara pembayaran. Didukung dengan kemudahan cara pesan melalui aplikasi Xanh SM, seperti berikut:
Ilustrasi tampilan aplikasi Xanh SM. Source: xanhsm.com
Menariknya, taksi Xanh SM juga bisa diberhentikan langsung oleh penggunanya di jalan, tanpa perlu melakukan order melalui aplikasi online Xanh SM. Sebuah layanan yang membedakan Xanh SM dengan taksi daring lainnya.
Sejak resmi launching di Jakarta pada 18 Desember 2024 kemarin, taksi Xanh SM cukup gencar melakukan promosi. Tidak hanya itu, taksi daring ini juga agresif melakukan berbagai inovasi terbaru, seperti halnya order perjalanan yang dapat dijadwalkan oleh pengguna melalui fitur Penjadwalan. Bahkan taksi Xanh SM ini telah merilis layanan WhatsApp baru yang diperuntukkan bagi para pelanggan, yang memungkinkan pelanggan dapat melakukan order perjalanan hanya melalui WhatsApp.
Fitur penjadwalan Xanh SM. Source: www.xanhsm.com
Layanan WhatsApp Xanh SM. Source: www.xanhsm.com
Pada tahap awal beroperasi sekarang ini, taksi Xanh SM ini baru melayani area Jakarta. Namun ke depan, taksi daring baru ini berencana untuk melebarkan jasanya ke daerah Bali. Adapun di tahun 2025, Xanh SM targetkan operasional menjadi 10.000 unit taksi listrik.
“Peluncuran taksi Xanh SM sebagai layanan taksi listrik di Indonesia, termasuk langkah berani manajemen Green and Smart Mobility Joint Stock Company (GSM) dalam upaya berekspansi ke pasar internasional kedua, yang terjadi hanya dalam waktu kurang dari dua tahun sejak perusahaan berdiri,” ujar Nguyen Van Thanh, Global CEO GSM.
Jadi Indonesia adalah negara tujuan ekspansi kedua setelah Laos. Di mana Indonesia di anggap sebagai pasar potensial, lantaran pertumbuhan ekonomi yang relatif cepat di area Asia Tenggara, dengan jumlah populasi yang besar. Sehingga manajemen optimis, taksi Xanh SM dapat menangkap peluang baru di Indonesia.
Terlebih lagi, Pemerintahan Indonesia sekarang ini tengah fokus mendorong perkembangan industri kendaraan listrik, diikuti dengan pengembangan infrastrukturnya. Guna dapat melancarkan transformasi ekonomi hijau, sehingga Indonesia tengah berupaya menerapkan ekosistem kendaraan listrik.
Bagaimana Nasib Blue Bird?
Tingginya kompetisi di sektor layanan ride hailing, tampaknya tidak cukup menggoyahkan prospek bisnis Blue Bird (sticker code BIRD). Hal ini tercermin dari optimisme BIRD, yang tetap menyambut kompetitor sebagai bentuk pertumbuhan pasar dan dinamika industri transportasi.
Menurut Adrianto Djokosoetono – selaku Direktur Utama BIRD, “Kompetisi adalah kesempatan bagi Blue Bird untuk terus berinovasi dan memperkuat posisi sebagai penyedia layanan mobilitas Standar Nyaman Indonesia yang relevan,” ujar Andre – sapaan akrab.
Optimisme Blue Bird vs taksi daring baru tersebut, tidak lepas dari jaringan layanan armada BIRD yang ramah lingkungan. Tercatat hingga 3Q2024, setidaknya BIRD telah mengelola lebih dari 3.500 unit armada yang berbasis kendaraan listrik (EV) maupun CNG untuk melayani e-Goldenbird, e-Bluebird, hingga Bus Rapid Transit (BRT). Dengan sebaran layanan di wilayah Jakarta, Semarang, Bali hingga Medan dan Balikpapan. Beberapa jenis armada bertenaga listrik milik BIRD: BYD E6 dan Hyundai Kona diperuntukkan pada layanan e-Bluebird. Lalu Hyundai Ioniq 5, BYD M6, Genesis G80, dan BMW iX untuk layanan e-Goldenbird.
Jenis mobil untuk taksi ramah lingkungan Blue Bird. Source: bluebirdgroup.com
Dengan berbagai jenis kendaraan listrik yang telah digunakan BIRD, maka perusahaan pelopor taksi ini dapat lebih masif untuk mengadopsi kendaraan listrik ke dalam layanan ride hailingnya. Terlebih lagi layanan BIRD ini dapat dengan mudah diakses pelanggan, bukan hanya dari aplikasi MyBlueBird saja. Namun pelanggan bisa mengaksesnya dengan mudah melalui fitur GoBlueBird yang tersedia dalam aplikasi GoJek. Jadi BIRD juga tidak kalah dari sisi aksesibilitas yang ditawarkan kepada seluruh pelanggannya.
Bertahannya Blue Bird selama lebih dari 5 dekade di tengah gempuran kompetitor taksi daring, tidak lepas dari upaya BIRD yang senantiasa meningkatkan kualitas layanan yang konsisten di setiap armada. Bahkan dari sisi skala armada yang sudah tumbuh mencapai ±23.000 unit armada. Didorong juga oleh basis pelanggan yang tergolong loyal.
[Baca lagi: Jumlah Armada Menyusut, Apakah BIRD Berpotensi untuk Bangkrut?]
Dengan itu, maka nasib Blue Bird ke depan bisa dikatakan masih akan mampu bertahan, sejalan dengan tren penggunaan taksi yang juga berpotensi meningkat. Hal ini akan selaras dengan masih berjalannya pengembangan infrastruktur saat ini, misalnya pembangunan jalan tol. Dalam hal ini, BIRD berencana untuk dapat berpartisipasi dalam layanan mobilitas jalur darat.
BIRD juga telah ekspansi di area tier 2 dan tier 3, melalui pembangunan pool Blue Bird baru di Balikpapan Superblock (BSB) yang merupakan hasil kerja sama antara Blue Bird dengan BSB pada Agustus 2024. BSB, mall pertama di Balikpapan yang menawarkan layanan taksi Blue Bird kepada pengunjung mall. Untuk jenis armada yang disediakan Blue Bird ialah 25 unit mobil jenis Transmover dan 10 unit mobil listrik merk Hyundai Kona.
Salah satu armada BIRD di Balikpapan Superblock Mall. Source: kaltim.tribunnews.com
BIRD juga mendapatkan peluang baru dari layanan AKAP Cititrans Busline, untuk cakupan wilayah Jawa Tengah dan Jawa Timur. Layanan Cititrans Busline ini menjadi level baru bagi Blue Bird dalam mengedepankan Standar Nyaman Indonesia (SNI) untuk mobilitas antar kota antar provinsi (AKAP). Pada layanan ini, Blue Bird menggunakan Jetbus 5 Super High Deck dengan dua kelas pilihan, yakni Suites dan/atau Super Executive.
Armada Cititrans Busline Blue Bird. Source: investor.id
Review Singkat Kinerja Keuangan BIRD 3Q2024
Berdasarkan laporan keuangan terakhir per 3Q2024, BIRD berhasil mencatatkan kenaikan laba bersih sekitar 21.06% YoY menjadi Rp436.30 miliar, dibandingkan periode 3Q2023 yang sebesar Rp360.38 miliar. Alhasil Net Profit Margin (NPM) yang diperoleh BIRD pada 3Q2024 juga mengalami kenaikan positif ke level 12%. Menjadi perbaikan NPM yang positif di tahun 2024 berjalan, setelah di tahun 2020 negatif -8% dan tahun 2021 negatif -0%.
Historical NPM BIRD. Source: Cheat Sheet Kuartal III-2024 by RK Team
Capaian positif tersebut, didukung oleh pendapatan BIRD yang juga naik 13.66% YoY menjadi Rp3.66 triliun di 3Q2024, dibandingkan pendapatan Rp3.22 triliun pada 3Q2023. Di mana kontribusi terbesar mencapai 70.76% berasal dari segmen Taksi senilai Rp2.59 triliun. Sedangkan untuk segmen non-Taksi berkontribusi sekitar 28.96% dengan nilai sebesar Rp1.06 triliun. Ini berarti BIRD kembali mendapatkan momentum pasarnya sepanjang 9M2024, dengan angka penggunaan taksi Blue Bird yang meningkat positif.
Catatan 21. Pendapatan Neto. Source: Laporan Keuangan BIRD Kuartal III-2024
Diikuti dengan naiknya Beban Langsung BIRD 12.72% YoY menjadi Rp2.48 triliun di 3Q2024, dari sebelumnya Rp2.20 triliun pada 3Q2023. Yang disebabkan oleh kenaikan Gaji, BBM, dan juga biaya Lain-lain, seperti berikut:
Catatan 22. Beban Langsung. Source: Laporan Keuangan BIRD Kuartal III-2024
Dengan begitu, BIRD masih dapat menikmati Laba kotornya dengan kenaikan sekitar 14.70% YoY menjadi Rp1.17 triliun di 3Q2024, dibandingkan laba kotor Rp1.02 triliun pada 3Q2023. Laba Kotor BIRD yang naik tersebut, berhasil mendorong Gross Profit Margin naik ke level 32% di 2024 berjalan…
Historical GPM BIRD. Source: Cheat Sheet Kuartal III-2024 by RK Team
Sayangnya untuk Beban Usaha BIRD masih belum dapat ditekan, karena membengkak sekitar 20.59% YoY menjadi Rp722.98 miliar di 3Q2024, dari sebelumnya hanya Rp599.51 miliar pada 3Q2023. Jadi meskipun Beban Penjualan turun -6.26% YoY menjadi Rp23.48 miliar di 3Q2024, dari sebelumnya Rp25.05 miliar pada 3Q2023. Namun untuk jumlah Beban Umum dan Administrasi secara keseluruhan justru melonjak 21.76% YoY menjadi Rp699.49 miliar di 3Q2024, dari hanya Rp574.46 miliar pada 3Q2023.
Catatan 23. Beban Usaha. Source: Laporan Keuangan BIRD Kuartal III-2024
Akibatnya Laba Usaha yang diterima BIRD tumbuh tipis 7.20% YoY menjadi Rp456.71 miliar di 3Q2024, dari Laba Usaha sebesar Rp426.01 miliar pada 3Q2023. Setidaknya hal ini sudah mampu mendorong pertumbuhan Operating Profit Margin BIRD ke level 12% nan…
Historical OPM BIRD. Source: Cheat Sheet Kuartal III-2024 by RK Team
Hal lain yang juga membuat BIRD beruntung di 3Q2024, adalah adanya Kenaikan Pendapatan Lain-lain seperti berikut:
Pos Pendapatan Lain-lain BIRD. Source: Laporan Keuangan BIRD Kuartal III-2024
Kesimpulan
Blue Bird vs taksi daring baru lainnya, seperti Xanh SM ke depan sekalipun dapat berkompetisi dengan sehat. Namun tidak lepas dari besarnya tantangan sektor ride hailing yang terus berkembang. Salah satunya adalah kemampuan adaptasi teknologi, terhadap faktor preferensi para pelanggan yang umumnya lebih menitikberatkan pada harga murah – tetapi bisa mendapatkan pelayanan yang cepat. Kedua faktor tersebutlah yang seringkali mempengaruhi keputusan pelanggan dalam menggunakan jasa layanan taksi daring. Jadi jika benar tarif yang ditawarkan Xanh SM kompetitif, bukan tidak mungkin akan mampu merebut pasar BIRD.
Kendati begitu, BIRD sebagai taksi pelopor yang masih bertahan sampai dengan saat ini. Berpeluang untuk terus meningkatkan kualitas pelayanan dan pengembangan bisnis potensial lainnya. Dengan harapan dapat terus menangkap prospek bisnis yang ada di depan melalui strategi diversifikasi bisnis. Seperti yang sudah dilakukan pada tahun 2024, dengan merambah ke bisnis AKAP melalui Cititrans Busline dan pool taksi di area mall baru yang ada di Balikpapan.
BIRD dari sisi kinerja juga terbilang baik, dengan capaian laba bersih sebesar Rp436.30 miliar di 3Q2024, atau naik 21.06% YoY dari laba bersih Rp360.38 miliar pada 3Q2023. Di mana imbasnya NPM BIRD naik positif ke level 12%. Capaian positif tersebut, berkat pendapatan BIRD yang juga naik positif, dengan kontribusi terbesar dari segmen Taksi, dibandingkan non-Taksi. Ini berarti BIRD juga memiliki peluang untuk menggenjot segmen non-Taksi, untuk bisa mendongkrak pendapatan yang lebih tinggi lagi. Sehingga Blue Bird vs taksi daring baru, tetap dapat mempertahankan pangsa pasar BIRD, tanpa harus melakukan penyesuaian tarif taksi. Mempertimbangkan kualitas pelayanan yang ditawarkan oleh BIRD ini tergolong andal dari sisi kenyamanan, mewah dan juga aman.
Mengacu pada valuasi saham BIRD sendiri, per artikel ini ditulis bisa dikatakan sebagai saham yang sedang terdiskon di level Rp1.590an. BIRD juga diperdagangkan dengan PER 6.5x dan PBV 0.7x, membuatnya masih murah untuk saat ini.
Historical harga saham BIRD. Souce: finance.yahoo.com
Bukan tidak mungkin harga saham BIRD akan rebound lagi, seiring dengan diversifikasi bisnis yang akan memberikan kontribusi terhadap pendapatannya pada periode berikutnya. Ditambah jika di tahun 2025 ini, BIRD kembali benar-benar akan menggenjot segmen non-Taksi. Gimana optimisme teman-teman investor terhadap saham si Burung Biru ini?***
###
DISCLAIMER ON:
Tulisan ini bukan rekomendasi jual dan beli. Semua data dan pendapat pada artikel adalah bersifat informasi yang mengedukasi pembaca, berdasarkan sudut pandang penulis pribadi. Risiko investasi berada pada tanggung jawab masing-masing investor. Do Your Own Research!
Temukan Artikel Analisa dan Edukasi Saham lainnya di Google News.