Ketika berbicara tentang investasi, banyak orang kaya cenderung memilih obligasi atau sukuk sebagai instrumen keuangan pilihannya. Hal ini seringkali menimbulkan pertanyaan mengapa mereka tidak memilih instrumen keuangan yang lebih riskan seperti saham atau cryptocurrency, yang memiliki potensi keuntungan yang lebih besar. Apakah ini hanya karena mereka ingin mengamankan kekayaan mereka?
Daftar Isi
Artikel ini dipersembahkan oleh:
Berikut Hal-hal yang Umumnya Orang Kaya Pertimbangkan untuk Menjaga Pertumbuhan Aset
Pertimbangan Risiko dan Pengembalian
Pertimbangan utama dalam investasi adalah keseimbangan antara risiko dan pengembalian. Meskipun saham dan cryptocurrency menawarkan potensi pengembalian yang lebih tinggi, mereka juga memiliki tingkat risiko yang lebih tinggi. Orang kaya, yang sering sudah memiliki kekayaan yang substansial, cenderung lebih memperhatikan pemeliharaan kekayaan mereka daripada pertumbuhan agresif. Oleh karena itu, mereka cenderung memilih instrumen investasi yang lebih stabil dan konservatif, seperti obligasi atau sukuk.
Perlindungan Modal
Bagi orang kaya, perlindungan modal seringkali menjadi prioritas utama. Obligasi dan sukuk umumnya dianggap lebih aman daripada saham atau cryptocurrency karena mereka menawarkan pembayaran bunga yang tetap dan tanggal jatuh tempo yang jelas. Dalam situasi di mana keamanan modal lebih diutamakan daripada potensi keuntungan besar, obligasi dan sukuk menjadi pilihan yang lebih menarik.
Stabilitas Pendapatan
Salah satu alasan utama mengapa orang kaya memilih obligasi atau sukuk adalah karena stabilitas pendapatan yang mereka tawarkan. Dibandingkan dengan saham atau cryptocurrency yang bisa mengalami fluktuasi besar dalam nilai, obligasi dan sukuk umumnya memberikan pembayaran bunga yang tetap dan terjadwal. Ini memberikan kepastian pendapatan yang diperlukan bagi orang kaya untuk mempertahankan gaya hidup mereka yang tinggi dan memenuhi kebutuhan finansial mereka.
Perlindungan terhadap Inflasi
Meskipun obligasi dan sukuk umumnya dianggap sebagai instrumen investasi yang lebih aman, mereka juga rentan terhadap risiko inflasi. Namun, instrumen ini masih dianggap lebih baik daripada menyimpan uang tunai, karena mereka biasanya memberikan tingkat pengembalian yang lebih tinggi daripada tingkat inflasi. Selain itu, ada obligasi dan sukuk indeks inflasi yang dirancang untuk melindungi investor dari efek inflasi, meskipun mereka mungkin menawarkan pengembalian yang lebih rendah.
[Baca lagi: Inflasi AS 3.5% YoY di Maret 2024, Bagaimana Dampaknya ke Indonesia?]
Diversifikasi Portofolio
Orang kaya sering kali memiliki portofolio investasi yang terdiversifikasi dengan baik, yang mencakup berbagai jenis aset. Obligasi dan sukuk seringkali menjadi bagian penting dari strategi diversifikasi ini. Dengan memiliki kombinasi yang seimbang dari berbagai jenis aset, mereka dapat mengurangi risiko keseluruhan portofolio mereka dan melindungi kekayaan mereka dari fluktuasi pasar yang tiba-tiba.
Pertimbangan Pajak
Pertimbangan pajak juga memainkan peran dalam keputusan investasi. Di banyak negara, pendapatan bunga dari obligasi dan sukuk biasanya dikenakan pajak dengan tarif yang lebih rendah daripada dividen saham atau keuntungan modal. Hal ini dapat membuat obligasi dan sukuk lebih menarik bagi investor kaya yang ingin meminimalkan kewajiban pajak mereka.
Kepatuhan Syariah
Bagi investor yang mengikuti prinsip-prinsip keuangan Islam, sukuk menjadi pilihan investasi yang sangat menarik karena mereka mematuhi hukum syariah. Sukuk adalah obligasi yang diterbitkan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah, yang melarang bunga dan kegiatan yang dianggap haram dalam Islam. Sebagai hasilnya, sukuk menjadi pilihan investasi yang populer di kalangan investor kaya di dunia Islam.
Kesimpulan
Meskipun saham dan cryptocurrency menawarkan potensi pengembalian yang lebih tinggi, obligasi dan sukuk tetap menjadi pilihan investasi yang menarik bagi orang kaya. Ini karena mereka menawarkan perlindungan modal, stabilitas pendapatan, perlindungan terhadap inflasi, diversifikasi portofolio, pertimbangan pajak, dan, dalam banyak kasus, kepatuhan syariah. Bagi investor yang lebih memperhatikan pemeliharaan kekayaan daripada pertumbuhan agresif, obligasi dan sukuk seringkali menjadi pilihan yang lebih bijaksana.***
###
DISCLAIMER ON:
Tulisan ini bukan rekomendasi jual dan beli. Semua data dan pendapat pada artikel adalah bersifat informasi yang mengedukasi pembaca, berdasarkan sudut pandang penulis pribadi. Risiko investasi berada pada tanggung jawab masing-masing investor. Do Your Own Research!
Temukan Artikel Analisa dan Edukasi Saham lainnya di Google News.