Review-Saham-BUMI

Berdasarkan historis, saham BUMI sempat menjadi saham yang cukup terkenal di pasar modal pada masanya, yang diperdagangkan di Rp8000-an. Namun sekarang saham BUMI bergerak di bawah Rp200 per saham. Lalu apakah dengan harga rendah secara teknikal tersebut, saham BUMI tergolong murah dan masih layak diperhatikan? Sebelum menjawab pertanyaan tersebut, setidaknya ada 3 alasan mengapa kinerja harga saham BUMI terus turun.

 

Artikel ini dipersembahkan oleh:

Saham-Rakyat

 

Sekilas Tentang Saham BUMI

Sebelum membahas lebih jauh, ada baiknya investor lebih kenal dengan saham BUMI. Saham BUMI adalah salah satu perusahaan pertambangan terbesar di Indonesia, bagian dari Bakrie Group. BUMI dikenal sebagai produsen batubara termal terbesar di Indonesia.

Perusahaan ini fokus pada eksplorasi dan pengelolaan cadangan batu bara serta kegiatan eksploitasi minyak. BUMI memiliki empat lini bisnis utama yakni: pertambangan batu bara, layanan manajemen dan pemasaran, sektor migas, serta eksplorasi emas.

BUMI pertama kali melantai di BEI tahun 1990 dengan harga IPO Rp4.500 per lembar untuk 10 miliar lembar saham. Per 14 Januari 2025, harga saham BUMI berada di Rp 124 per lembar dengan kapitalisasi pasar sekitar Rp46 triliun.

Market cap BUMI, Source: SSI

Saat ini pemegang utama BUMI adalah Merch Energy (Hongkong) Limited 45.78%, Masyarakat 27.63%, dan HSBC Fund A/C Chengdong Investment 10.56%.

 

Faktor yang Mempengaruhi Pelemahan Harga Saham BUMI

Oke, lalu, apa saja faktor yang mempengaruhi pelemahan harga saham BUMI?

  • Kinerja Keuangan 9M24

Berdasarkan rangkuman laporan keuangan perseroan, pendapatan BUMI tercatat sebesar US$926.9 juta pada YTD September 2024, turun 21% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (US$1.174,7 juta). Penurunan ini sebagian besar disebabkan oleh penurunan harga batubara sebesar 13%.

Namun, perusahaan berhasil mengurangi beban pokok pendapatan sebanyak 24% menjadi US$833.3 juta, yang berkontribusi pada kenaikan laba bruto sebesar 19%, mencapai US$93.6 juta.

Rangkuman LK BUMI 9M24, Source: LK Perseroan

Penurunan pendapatan BUMI ini disebabkan oleh turunnya pendapatan dari penjualan batubara, penurunan tersebut terjadi baik di pasar ekspor (US$530.92 juta, turun 27.8%) maupun lokal (US$287.48 juta, turun 29.2%). Meskipun penjualan batubara turun, pendapatan BUMI di sektor emas menunjukkan kinerja positif atau meningkat signifikan menjadi US$106.48 juta, dibandingkan dengan US$31.75 juta tahun lalu.

LK BUMI 9M24, Source: LK Perseroan

Walaupun sektor emas berkontribusi positif terhadap pendapatan BUMI, secara keseluruhan pendapatan BUMI tetap mengalami penurunan. Hal ini sangat dipengaruhi oleh dominasi sektor batubara dalam total pendapatan BUMI. Penurunan harga dan permintaan batubara global dan domestik memberikan dampak signifikan terhadap performa finansial BUMI. Meskipun sektor-sektor lainnya seperti emas dan perak mengalami pertumbuhan.

Penurunan kinerja pendapatan BUMI tidak hanya mengalami penurunan saat ini, hal tersebut juga terjadi untuk tahun 2022 dan 2023. Di mana pada tahun 2022, pendapatan tercatat sebesar US$1.830,08 juta, dan juga mengalami penurunan pada 2023 menjadi US$1.679,95 juta, yang mencerminkan penurunan sekitar 8.2%.

 

  • Harga Batu bara Acuan Turun

Berdasarkan CNBC Indonesia, Harga batubara sepanjang 2024 turun 7.27%, berakhir di US$127 per ton. Terpengaruh oleh perlambatan permintaan global akibat transisi ke energi terbarukan.

Meskipun ada lonjakan kecil di akhir tahun, permintaan batu bara dari AS dan Uni Eropa diperkirakan turun signifikan. Sementara China dan India masih menjadi pendorong utama, namun dengan pertumbuhan yang lebih moderat.

Penurunan harga batu bara ini berdampak negatif pada kinerja saham BUMI, yang sangat bergantung pada komoditas ini. Dengan melambatnya permintaan global dan penurunan harga batu bara, prospek pendapatan BUMI dari sektor utama mereka tertekan, meskipun ada kontribusi dari sektor emas dan perak. Dominasi batu bara dalam portofolio pendapatan perusahaan menjadikan saham BUMI rentan terhadap penurunan harga komoditas ini.

 

 

  • Konversi OWK dan Pemegang Terus Net Sell

Selain menurunnya harga acuan batu bara, Obligasi Wajib Konversi (OWK) juga berkontribusi terhadap tren pelemahan harga saham BUMI. Yang berakibat pada terdilusinya kepemilikan pemegang saham lama, yang berpotensi menurunkan nilai saham mereka.

Secara teoritis, BUMI menerbitkan OWK sebagai salah satu cara untuk mendapatkan pendanaan. OWK adalah obligasi yang pada saat jatuh tempo akan dikonversi menjadi saham BUMI.

LK BUMI 9M24. Source: LK Perseroan

Konversi OWK menjadi saham menyebabkan kepemilikan saham Chengdong Investment di BUMI meningkat secara signifikan, setelah Chengdong Investment menambah kepemilikannya pada tahun 2022.

Chengdong tambah porsi kepemilikan melalui Private Placement OWK. Source: CNBC Indonesia

Namun, sejak awal Desember 2024 kepemilikan saham BUMI oleh Chengdong Investment mengalami penurunan signifikan pada bulan Desember 2024 dan Januari 2025. Di mana pada Desember 2024, terjadi penurunan sekitar 600 juta saham, yang berlanjut dengan penurunan lebih lanjut pada Januari 2025 sebesar 235 juta saham. Hal ini menunjukkan bahwa Chengdong Investment secara konsisten menjual saham BUMI. Dan aksi penjualan tersebut tentunya berdampak pada penurunan harga saham BUMI.

Stockholders BUMI. Source: SSI

 

Kesimpulan dan Arah Pergerakan Saham BUMI

Berdasarkan analisis dari beberapa faktor yang mempengaruhi kinerja saham BUMI, dapat disimpulkan bahwa kondisi saham BUMI saat ini berada dalam tekanan. Pelemahan harga batu bara acuan yang berlanjut berkontribusi pada penurunan pendapatan perusahaan, yang turut melemahkan kinerja keuangan BUMI.

Selain itu, pelaksanaan konversi OWK yang berisiko menyebabkan delusi nilai saham, yang memperburuk posisi saham BUMI di pasar. Penurunan jumlah saham yang beredar akibat konversi OWK. Ditambah dengan aksi jual saham oleh pemegang saham besar seperti Chengdong Investment, turut memberikan dampak negatif pada harga saham BUMI.

Teknikal saham BUMI. Source: Tradingview

Terakhir, secara teknikal pergerakan harga saham BUMI juga menunjukkan signal bearish, dimana pergerakan harga membentuk head and shoulder pattern yang menunjukkan potensi terjadi penurunan harga saham secara short-term.

Chart pattern tersebut akan terkonfirmasi, apabila inline dengan aksi penjualan Chengdong Investment secara konsisten. Sehingga potential harga saham BUMI akan bergerak tertekan ke level Rp80 sesuai teoritis head and shoulders pattern. Lalu, bagaimana menurut para investor? apakah BUMI akan ke Rp80 ataukah ke Rp200?***

 

###

 

DISCLAIMER ON:
Tulisan ini bukan rekomendasi jual dan beli. Semua data dan pendapat pada artikel adalah bersifat informasi yang mengedukasi pembaca, berdasarkan sudut pandang penulis pribadi. Risiko investasi berada pada tanggung jawab masing-masing investor. Do Your Own Research!

 

Temukan Artikel Analisa dan Edukasi Saham lainnya di Google News.

1
Pastikan rekan Investor tidak ketinggalan Informasi ter-update

Subscribe sekarang untuk mendapatkan update artikel terbaru setiap minggunya

reCaptcha v3
keyboard_arrow_leftPrevious
Nextkeyboard_arrow_right

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *