
Istilah ‘undervalued stock’ atau saham undervalue dalam dunia investasi saham, sebenarnya sering menjadi incaran investor cerdas. Saham undervalue mencerminkan kondisi harga pasar dari suatu saham berada di bawah nilai wajar (intrinsic value) perusahaan. Ini berarti menawarkan peluang kepada investor untuk membeli ‘barang bagus dengan harga terdiskon’. Sayangnya tidak mudah menemukan saham undervalue, dibutuhkan riset mendalam secara fundamental dan membaca situasi industri bisnis. Di sinilah peran penasihat investasi sangat dibutuhkan investor dalam menentukan mana saham undervalue secara tepat. Simak seni menemukan saham undervalue berikut!
Daftar Isi
Seni Menemukan Saham Undervalue
Menemukan saham undervalue memang tidak mudah dan bukan pula pekerjaan yang singkat untuk dilakukan investor. Berikut ini beberapa langkah yang dilakukan Penasihat Investasi dengan metode pendekatan value investing:
- Paham Konsep Nilai Wajar Saham (Intrinsic Value)
Langkah pertama Penasihat Investasi dalam menemukan saham undervalue ialah menghitung nilai intrinsik perusahaan. Nilai intrinsik ini merupakan estimasi nilai sebenarnya dari suatu bisnis, yang perhitungannya berdasarkan potensi laba di masa depan, arus kas, dan kekuatan fundamental perusahaan.
Beda halnya dengan harga pasar yang seringkali dipengaruhi oleh emosi dan sentimen jangka pendek. Nilai intrinsik justru lebih fokus pada nilai ekonomi riil yang dapat dihasilkan oleh perusahaan. Jadi, ketika harga saham di pasar lebih rendah dari nilai intrinsik, maka saham tersebut dianggap undervalued. Hal ini merupakan peluang emas bagi investor yang berfokus pada value saham dan jangka panjang.
Adapun untuk memudahkan menghitung nilai wajar saham, Penasihat Investasi akan menggunakan metode-metode yang memudahkan menghitung nilai intrinsik, seperti:
- Discounted Cash Flow (DCF)
 
Menghitung nilai wajar aset/perusahaan berdasarkan nilai saat ini dari proyeksi arus kas masa depan yang didiskontokan. Jadi, jika suatu aset menghasilkan arus kas yang besar di masa depan, dibandingkan nilai investasi di awal, maka nilainya akan positif. Sebaliknya, aset tidak akan menguntungkan, jika biaya investasi di awal lebih besar dari arus kas di masa depan.
- Price to Earnings Ratio (PER)
 
Membandingkan harga saham dengan laba bersih per saham dari perusahaan. Rasio ini berfungsi menunjukkan nilai dari suatu saham apakah sudah tergolong mahal atau masih murah, berdasarkan pada kemampuan perusahaan dalam menghasilakn laba bersih. PER berperan penting membantu pengambilan keputusan investasi, terutamanya dari sisi mencari saham yang undervalue dan juga mengevaluasi potensi pertumbuhan perusahaan.
- Price to Book Value (PBV)
 
Mengukur seberapa besar harga saham dibandingkan nilai bukunya. PBV menjadi indikator yang menunjukkan apakah saham sudah tergolong mahal (overvalued) atau murah (undervalue).
Saham dengan PBV di atas 1 dinilai mahal, lantaran mencerminkan harga saham yang melebihi nilai buku perusahaan. Sedangkan, jika PBV kurang dari 1 dinilai murah dan layak investasi. Meski begitu, perlu digarisbawahi PBV kurang dari 1 tidak selalu memiliki arti saham undervalued. Hal ini bisa saja terjadi, karena perusahaan mempunyai utang yang tinggi atau bahkan prospek bisnis yang kurang menjanjikan.
- Dividend Discount Model (DDM)
 
Metode valuasi yang menilai harga saham perusahaan, berdasarkan perkiraan nilainya saat ini, sama dengan dividen di masa depan. DDM ini salah satu metode alternatif untuk menghitung nilai wajar saham, terlepas dari apapun kondisi pasar yang berlaku. DDM mempertimbangkan faktor pembayaran dividen dan juga pengembalian yang diharapkan pasar. Jadi ketika nilai yang didapatkan, ternyata lebih tinggi dari harga saham saat ini, maka saham tersebut dianggap undervalue.
Metode-metode di atas, membantu Penasihat Investasi untuk lebih mudah melihat nilai dari suatu saham, apakah benar-benar murah karena undervalue — atau sebaliknya terlihat murah karena bisnisnya tengah memburuk.
 💥 Era Suku Bunga Rendah Dimulai!
 Kebijakan moneter yang kini longgar membuka peluang besar di pasar saham, inilah momentum terbaik bagi investor!
 Sektor-sektor unggulan siap mencetak multibagger baru — apakah itu Anda?
 💡 Temukan jawabannya di Stockademy by RK Team: “Find The Winning Stock in Low Interest Rate Era” (November 2025)
 Anda akan belajar strategi memilih sektor dan saham unggulan,
menggunakan analisis sektoral dan fundamental terkini,
dan mempersiapkan portofolio yang siap tumbuh di era baru!
 
 Join Now and Redeem Your Voucher!!
 
 
Analisis Fundamental: Melihat Kekuatan Kinerja dari Balik Angka
Tahap mencari saham undervalue terus berlanjut pada analisis fundamental perusahaan, di mana analisis ini mampu memberikan cerminan kinerja bisnis dari perusahaan. Dengan menganalisis sejumlah faktor fundamental berikut ini:
- Pendapatan dan laba bersih yang terus bertumbuh positif
Mendukung perusahaan untuk memiliki fondasi keuangan yang kuat, terbukanya ruang ekspansi yang lebih luas, dan add value bagi pemegang saham dalam jangka panjang.
- Efisiensi operasional
Efisiensi ini akan tercermin dari margin laba dan return on equity (ROE). Perusahaan dengan efisiensi yang baik, akan mampu menghasilkan profitabilitas yang tinggi, berdaya saing, hingga arus kas yang kuat. Efisiensi operasional ini diasumsikan seperti jantung dari kinerja perusahaan yang terjaga keberlanjutannya.
- Struktur permodalan
Salah satunya, rasio utang terhadap ekuitas (DER). Perusahaan dengan struktur permodalan yang kuat, memungkinkan perusahaan untuk terus bertumbuh secara berkelanjutan, tahan terhadap guncanan ekonomi, hingga memiliki nilai yang optimal bagi para pemegang saham dalam jang panjang.
- Kesehatan arus kas perusahaan
Perusahaan yang sehat mampu menunjukkan korelasi yang positif antara laba bersih dan arus kas operasi. Yang berarti keuntungan bukan di atas kertas, melainkan benar-benar menghasilkan uang tunai dari aktivitas bisnisnya.
- Kualitas manajemen
Seperti hal kemampuan perusahaan mengelola ekspansi dan risiko. Sebagai penentu utama keberlanjutan bisnis perusahaan jangka panjang, maka kualitas manajemen ini sebaiknya tidak diabaikan investor. Warren Buffett sendiri mengungkapkan bahwa selain bisnis yang berjalan bagus dan valuasi yang menarik, faktor dari manajeman yang berintegritas dan kompeten turut menjadi kunci keberhasilan perusahaan. Sehingga layak untuk diinvestasikan.
- Posisi kompetitif
Kompetitif menjadi faktor yang paling menentukan dari kekuatan dan ketahanan sebuah bisnis perusahaan dalam jangka panjang. Perusahaan dengan peta kompetitif yang kuat, cenderung mampu mempertahankan pangsa pasar, menjaga profitabilitas, bahkan cenderung tahan dalam kondisi tertekan akibat persaingan maupun tekanan ekonomi. Hal ini membuat perusahaan memiliki ‘moat’ yang kuat, sehingga mampu tumbuh berkelanjutan dengan potensi keuntungan yang tinggi dan melindungi nilai bagi investor.
- Prospek industri
Prospek industri di masa depan yang cerah dan menarik menjadi pilar penting ketika menganalisis fundamental perusahaan. Tak peduli perusahaan memiliki kinerja keuangan dan manajemen yang bagus, namun jika bergerak pada industri yang menurun, tentu potensi pertumbuhannya terbatas. Beda hal dengan perusahaan yang berada di industri dengan prospek yang baik, akan lebih mudah untuk mendongkrak pendapatan, laba, dan juga add value bagi investor. Industri yang memiliki prospek menarik berpotensi menjadi lahan yang subur bagi perusahaan, untuk menggenjot kinerja dan bertumbuh konsisten untuk meningkatkan pendapatan, beserta labanya.
Penasihat Investasi profesional tentu akan mencari perusahaan dengan ruang tumbuh bisnis yang solid, arus kas yang positif, dikelola secara efisien oleh manajemen, serta beroperasi di sektor dengan potensi pertumbuhan tinggi. Namun dari sisi pergerakan pasar, harga sahamnya sedang tidak diapresiasi.
Mengidentifikasi Peluang dari Kekhawatiran Pasar
Bukan hanya melakukan analisis fundamental, Penasihat Investasi turut memahami psikologi pasar.
 Pasalnya, saham-saham berkualitas juga bisa mengalami tekanan harga yang diakibatkan oleh faktor eksternal, seperti halnya ketidakpastian ekonomi, isu politik, atau bahkan sentimen jangka pendek.
Sayangnya, banyak di antara investor ritel yang mudah panik hingga terburu-buru menjual sahamnya. Hal ini kemudian menciptakan kondisi di mana harga saham merosot terlalu dalam dari nilai wajarnya. Dan disituasi ini Penasihat Investasi akan melihat peluang yang berbeda, daripada mereka investor ritel.
Seperti halnya ungkapan Warren Buffett:
“Be fearful when others are greedy, and be greedy when others are fearful.”
Penasihat Investasi cenderung menggunakan pendekatan rasional, untuk dapat melihat apakah penurunan harga bersifat sementara atau hanya mencerminkan masalah yang mendasar. Adapun jika penurunan harga terjadi karena sentimen, maka saham tersebut menjadi kandidat kuat untuk dikategorikan sebagai undervalue.
Seni Menemukan Saham Undervalue Ala Rivan Kurniawan
Salah satu Penasihat Investasi ternama, Rivan Kurniawan merupakan seorang value investor yang telah lama mengadopsi dan menerapkan metode value investing untuk menemukan saham-saham undervalue di Bursa Efek Indonesia.
Brandingnya yang kuat terhadap prinsip ‘membeli bisnis bagus, di harga yang murah.’ Berhasil membuatnya menjalankan investasi dengan cara yang berbeda dari investor ritel lainnya. Bukan hanya sekadar melihat rasio keuangan, tetapi juga benar-benar memahami model bisnis dan prospek jangka panjang dari perusahaan. Dalam banyak kasus, pendekatan value investing ini berhasil menemukan saham-saham dengan harga terdiskon, namun mampu memberikan return multibagger bagi klien.
Berikut ini sejumlah seni menemukan saham undervalue ala Rivan Kurniawan:
- Analisis laporan keuangan secara mendalam dan memahami masing-masing pos keuangan.
- Identifikasi peluang pertumbuhan bisnis perusahaan dan prospeknya di masa depan.
- Periksa dan nilai kualitas manajemen dan tata kelola perusahaan.
- Tentukan Margin of Safety yang cukup aman, guna meminimalkan risiko investasi.
- Memahami alasan di balik setiap keputusan investasi.
Kesimpulan
Menentukan saham undervalue bukan lagi tentang mengikuti insting, melainkan sebuah hasil yang terukur di mulai dari laporan keuangan ke peluang investasi, melalui analisis mendalam, kedisiplinan, dan kesabaran. Dengan menggunakan jasa Penasihat Investasi yang berperan sebagai navigator finansial, maka Anda jauh akan lebih terbantu dalam menemukan peluang investasi, berdasarkan data dan logika, bukan lagi emosi yang menjerumuskan.
Dengan pendekatan value investing yang kuat dan memiliki pemahaman yang baik terhadap dinamika pasar, Rivan Kurniawan berhasil membuktikan bahwa investasi saham yang memberikan return multibagger, tidak lepas dari seni menemukan saham undervalue. Disertai pemahaman mengenai perilaku pasar, dan mengukur nilai bisnis.
Pada akhirnya, keputusan investor untuk bekerja sama dengan Penasihat Investasi dapat menjadi langkah tepat untuk berinvestasi dengan seni menemukan saham undervalue. Ketika berinvestasi, yang paling penting bukan sekadar membeli di harga murah, tetapi membeli pertumbuhan nilai di balik harga terbaik dan menunggu hingga menyentuh nilai intrinsiknya.***
###
DISCLAIMER ON:
 Tulisan ini bukan rekomendasi jual dan beli. Semua data dan pendapat pada artikel adalah bersifat informasi yang mengedukasi pembaca, berdasarkan sudut pandang penulis pribadi. Risiko investasi berada pada tanggung jawab masing-masing investor. Do Your Own Research!
Temukan Artikel Analisa dan Edukasi Saham lainnya di Google News.






























































































































































































































 
  
 