
Artikel telah ditinjau oleh: Stock Market Analyst RK Team
IHSG trading halt untuk pertama kali di Maret 2025, sejak terjadinya trading halt ketika awal pandemi Covid19 di Maret 2020. Fenomena trading halt ini terjadi karena BEI berupaya menangani situasi darurat yang terjadi di pasar, baik itu karena kesalahan teknis maupun indeks yang bergerak terlalu cepat. Tanpa trading halt, maka potensi kerugian yang dialami investor bisa semakin besar karena fluktuasi harga yang tajam. Pertanyaannya, apakah trading halt menjadi sinyal bahaya atau justru peluang?
Daftar Isi
Mengenal IHSG Trading Halt
Trading halt adalah fenomena penghentian sementara aktivitas perdagangan saham, yang disebabkan oleh IHSG yang mengalami penurunan sampai menyentuh batas tertentu atau turun melebihi 5%.
Kebijakan trading halt ini akan dilakukan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI), sebagai cara penanganan kondisi pasar yang darurat dan belum diketahui penyebabnya. Dengan begitu, tujuan dari trading halt ini ialah agar BEI dapat melindungi investor dari potensi kerugian lebih besar dan tidak terbawa arus spekulasi pasar, sehingga mudah panik. Serta agar membuat perdagangan efek tetap terjaga secara wajar, teratur, dan efisien.
Pada gilirannya, trading halt ini dapat mengembalikan kestabilan pasar seperti semula. Agar aktivitas perdagangan saham dapat dilanjutkan secara normal, tenang dan lebih terkendali.
[adinserter block=”4″]
Kebijakan Trading Halt dan Pernah Dilakukan Pada Tahun 2020
Trading halt ini pernah diterapkan oleh BEI terakhir kali, ketika pandemi Covid19 di Maret 2020. Saat itu, peraturan trading halt dan suspend tertuang dalam Surat Perintah Kepala Departemen Pengawasan Pasar Modal 2A OJK No. S-274/PM.21/2020 pada 10 Maret 2020. Di mana OJK sendiri memandatori jika IHSG turun tajam dalam satu hari perdagangan, maka BEI perlu melakukan hal berikut:
Penghentian perdagangan saham sekitar 30 menit
Ketika IHSG mengalami penurunan lebih dari 5% hanya dalam satu hari perdagangan. Maka BEI akan memberlakukan kebijakan penghentian perdagangan sementara, dengan waktu 30 menit. Tujuannya adalah untuk menstabilkan kembali kondisi pasar, dan investor juga terlindungi.
Perpanjangan penghentian perdagangan saham sekitar 30 menit
Jika IHSG ternyata terus mengalami penurunan lanjutan bahkan lebih dari 10%. Maka penghentian perdagangan akan diperpanjang dengan waktu 30 menit tambahan. Cara ini dimaksudkan untuk memberikan refleksi waktu kepada investor, agar dapat melakukan evaluasi secara rasional terhadap kondisi pasar.
Penghentian Total atau Trading Suspend
Dan jika penurunan IHSG masih terus berlanjut sampai melebihi 15%, maka BEI akan menerapkan kebijakan trading suspend. Pada kondisi trading suspend ini, biasanya seluruh aktivitas perdagangan akan dihentikan. Bahkan seluruh anggota bursa pun tidak dapat melakukan aksi modifikasi dan/atau penarikan pesanan. Lantaran seluruh transaksi perdagangan yang belum terealisasi, akan secara otomatis dibatalkan. Trading suspend ini biasanya bisa berlangsung sampai ke akhir sesi perdagangan. Bahkan bisa lebih dari satu sesi, usai mendapatkan persetujuan dari OJK.
Dalam kejadian di atas, OJK memakai istilah trading halt dan juga trading suspend, karena memiliki definisi yang sama, yakni penghentian perdagangan sementara. Hanya saja pembedanya, terletak pada konsekuensi yang diberikan.
[Baca lagi: Suspensi Saham dan Trik Jitu Menghindarinya]
Dampak Trading Halt bagi Kondisi Pasar
Dari penjelasan di atas, terlihat bahwa trading halt dapat memberikan beberapa dampak yang berpengaruh pada kondisi pasar.
Dampak Positif:
Dengan diterapkannya trading halt, maka kondisi pasar akan cepat kembali stabil. Karena IHSG terkunci, sehingga tidak bergerak naik maupun turun. Di fase ini bisa menjadi waktu terbaik bagi para investor untuk mengendalikan diri dari kepanikan maupun spekulasi yang beredar. Bahkan investor juga dapat melakukan evaluasi terhadap strategi investasi yang akan dilakukan usai trading halt dicabut.
Trading halt juga berdampak baik pada semakin turunnya volatilitas pasar dan efektif mencegah terjadinya penurunan lebih dalam lagi.
Dampak Negatif:
Trading halt bisa menjadi sinyal ‘bahaya’, karena tidak menutup kemungkinan bahwa kondisi pasar sedang tidak baik, karena adanya krisis serius. Jika penyebabnya belum diketahui, tentu akan memicu kekhawatiran yang berlebih pada investor.
Kejadian IHSG Trading Halt 2025
Selang sekitar empat tahun, tepat di 18 Maret 2025 IHSG trading halt kembali terjadi selama 30 menit. IHSG sendiri mengalami koreksi cukup tajam sekitar -6.81%, yang berarti sesuai dengan peraturan BEI, bilamana IHSG turun lebih dari -5% dalam satu hari perdagangan. Maka BEI memiliki kewenangan untuk menghentikan perdagangan bursa selama 30 menit pertama. Dan apabila IHSG masih menunjukkan penurunan berlanjut, maka perdagangan bursa akan diberhentikan selama satu hari penuh.
Apa Penyebab IHSG Trading Halt di 2025?
Melansir ungkapan Iman Rachman – selaku Direktur Bursa Efek Indonesia, penurunan IHSG yang terjadi belakangan memang sudah dari pekan lalu. Diwarnai dengan berbagai faktor yang mendorong IHSG terus menurun. Dari sisi internal, antara lain: Aksi jual yang marak dilakukan beberapa waktu terakhir membuat IHSG terkoreksi; Rumor mundurnya Sri Mulyani sebagai Menteri Keuangan; Turunnya peringkat pasar saham Indonesia yang disematkan oleh Morgan Stanley dan juga Goldman Sachs; dan beberapa faktor lainnya yang semakin membuat investor khawatir terhadap prospek ekonomi, hingga kondisi pasar saham Indonesia.
Sementara dari sisi eksternal, adanya efek dari Trumps Tarrif pada berbagai kebijakan pengenaan tarif impor, hingga memanasnya kembali perang dagang. Namun kondisi justru sebaliknya, di mana Indeks Global mengalami peningkatan yang positif. Beberapa gambarannya seperti:
Ini berarti, terjadinya IHSG trading halt bukan karena faktor-faktor internal maupun eksternal. Penulis sendiri lebih menaruh perhatian pada sejumlah ‘saham konglomerat’ yang hampir seluruhnya mengalami penurunan secara signifikan. Sebagai contohnya, sebut saja saham PT Chandra Asri Pasific Tbk (TPIA) dan PT Pantai Indak Kapuk Dua Tbk (PANI) yang mengalami Auto Rejection Bawah (ARB). Berikut ini:
Source: finance.yahoo.com
Dan bahkan imbas dari anjloknya harga saham konglomerat tersebut, akhirnya turut menyeret turun harga saham-saham lain. Contohnya seperti BBRI, BBCA, hingga BMRI yang kompak mengalami penurunan di jam 11.30 WIB – 12.00 WIB siang:
Penulis sendiri menganggap penurunan harga saham yang terjadi hari ini, cenderung tidak wajar dan lebih dipengaruhi oleh spekulasi pasar. Adapun salah satu spekulasi yang menarik perhatian Penulis, ialah penurunan saham konglomerat lebih didominasi oleh saham-saham milik Pak Prajogo Pangestu. Pertanyaannya kali ini, apakah Prajogo Pangestu melakukan take profit? Tidak ada yang tahu jawaban pastinya. Berikut ini adalah beberapa saham tersebut:
Namun yang jelas, dari kejadian IHSG trading halt hari ini ada pembelajaran yang dapat dipetik bagi teman-teman investor. Bahwa investasi tanpa memperhatikan fundamental, tentu akan mudah merasa panik ketika melihat saham pegangan mengalami Auto Rejection Bawah alias ARB.
Sinyal Bahaya atau Peluang?
Bagi sebagian investor yang masih awam, penurunan IHSG secara terus menerus cenderung dianggap sebagai ‘sinyal’ bahaya, karena dapat menimbulkan kerugian. Tidak hanya itu, IHSG yang berada dalam tren turun, juga seringkali dianggap sebagai ketidakpastian terhadap pertumbuhan ekonomi. Atau juga mencerminkan adanya kepanikan investor, yang berujung pada aksi panic selling.
Padahal sebenarnya, penurunan IHSG seringkali menjadi peluang tersendiri bagi seorang investor saham, karena berarti ada saham-saham potensial yang harganya semakin murah. Dan disinilah momentum tepat bagi investor untuk melakukan analisis fundamental secara mendalam, terhadap saham-saham mana saja yang benar-benar murah secara valuasi dan/atau saham murah yang hanya sekedar turun harga saja.
Dengan melakukan analisis fundamental terhadap saham-saham tertentu, maka secara tidak langsung sudah menemukan ‘peluang’ yang baik, apakah saham sudah murah atau masih mahal. Karena jika benar, secara valuasi saham sudah murah. Maka teman-teman investor bisa segera membeli di harga termurahnya.
[adinserter block=”5″]
Kesimpulan
Dengan kejadian IHSG trading halt, sebenarnya tidak ada yang perlu dikhawatirkan secara berlebih oleh teman-teman investor. Mengingat tujuan dari adanya trading halt adalah untuk menghentikan sementara perdagangan saham selama ±30 menit, lantaran penurunan sudah terjadi lebih dari 5%. Dengan tujuan aktivitas transaksi investor tetap terjaga dan wajar, di tengah kondisi pasar yang masih belum diketahui penyebabnya.
Jadi dengan kata lain, trading halt ini merupakan masa refleksi bagi seluruh investor untuk lebih mudah menerima dan mencerna informasi-informasi penting. Membantu investor untuk tetap tenang, mengutamakan berpikir secara rasional dan menghindari pengambilan keputusan impulsif. Tidak hanya itu, trading halt juga secara tidak langsung mengajak investor untuk menganalisis penyebab turunnya IHSG.
Adapun jika dirasa setelah trading halt dicabut, namun kondisi pasar masih belum menentu. Tidak ada salahnya melakukan diversifikasi aset pada instrumen lain, seperti Obligasi maupun Emas.
Nah dari kejadian IHSG trading halt hari ini, apakah teman-teman investor masih tetap optimis?***
###
DISCLAIMER ON:
Tulisan ini bukan rekomendasi jual dan beli. Semua data dan pendapat pada artikel adalah bersifat informasi yang mengedukasi pembaca, berdasarkan sudut pandang penulis pribadi. Risiko investasi berada pada tanggung jawab masing-masing investor. Do Your Own Research!
Temukan Artikel Analisa dan Edukasi Saham lainnya di Google News.