
Terakhir diperbarui Pada 18 September 2025 at 8:17 pm
Daftar Isi
Artikel telah ditinjau oleh: Stock Market Analyst RK Team
Kejutan besar baru-baru ini datang dari jajaran Pemerintahan Indonesia, usai Presiden RI – Prabowo reshuffle Kabinet Merah Putih (KMP) secara mendadak. Langkah tersebut memicu reaksi yang beragam, terutamanya pada IHSG yang tertekan dua hari terakhir. Lantas apa sebenarnya motif perombakan kabinet kerja tersebut? Bagaimana pula dengan dampak yang ditimbulkan pada pasar saham?
Kronologi Prabowo Reshuffle Kabinet Merah Putih
Pada 8 September 2025 kemarin, Prabowo reshuffle Kabiner Merah Putih (KMP) pada lima Kementerian. Situasi tersebut diungkapkan secara langsung oleh Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Prasetyo Hadi di Kantor Presiden – Kompleks Istana Kepresidenan.
“Atas berbagai pertimbangan, masukan, dan evaluasi yang dilakukan secara terus menerus oleh Pak Presiden, maka di sore hari ini sekaligus, Bapak Presiden mengambil keputusan untuk melakukan perombakan susunan Kabinat Merah Putih khususnya di beberapa jabatan,” ungkap Prasetyo, Senin kemarin.
Tak ayal, reshuflle kabinet kerja pemerintahan di beberapa Kementerian pun dirombak oleh Prabowo, dengan klaim telah melalui beberapa kali evaluasi.
Menteri Keuangan Sri Mulyani, digantikan oleh Purbaya Yudhi Sadewa – seorang Kepala Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).
Tujuan Prabowo Reshuffle Kabinet Merah Putih
Adapun yang menjadi tujuan dari reshuffle kabinet di masa Prabowo ini adalah untuk merubah dan meningkatkan kinerja jajaran pemerintahan. Terutamanya dalam menghadapi berbagai macam tantangan. Hal ini terlihat jelas dari keputusan reshuffle yang menyentuh beberapa posisi strategis dalam kepengurusan Negara.
Optimisme Prabowo terhadap perombakan yang dilakukan, tak lepas dari harapan kembalinya semangat baru dan terwujudnya efektivitas dalam menjalankan program-program prioritas Nasional.
Reshuffle Terhadap Lima Menteri
Reshuffle yang dilakukan secara mengejutkan pada lima Kementerian, setidaknya mengenai beberapa nama besar, antara lain:
Lembaga Kementerian | Sebelum | Sesudah |
Menteri Keuangan | Sri Mulyani Indrawati | Purbaya Yudhi Sadewa |
Menteri Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Menko Polkam) | Budi Gunawan | Djamari Chaniago |
Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (P2MI) | Abdul Kadir Karding | Mukhtarudin |
Menteri Koperasi | Budi Arie Setiadi | Fery Juliantono |
Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) | Dito Ariotedjo | Erick Thohir |
Dari ke lima kabinet yang di reshuffle tersebut, rupanya Prabowo juga berinisiatif membentuk satu posisi Menteri yang baru dibentuk, yaitu Kementerian Haji dan Umrah, yang dipimpin oleh Mochamad Irfan Yusuf, dan wakil terpilih Dahnil Anzar Simanjuntak. Kementerian Haji tersebut telah berubah nomenklaturnya – dari semula BP Haji.
Sehingga total ada enam Kementerian yang dilantik oleh Prabowo di Istana Negara pada 8 September kemarin. Menandai adanya babak baru bagi Kementerian terpilih terhitung mulai tahun 2025 ini.
Reshuffle hingga IHSG Tertekan
Reshuffle yang seharusnya bisa menjadi katalis positif ini, justru membuat IHSG tertekan. Di mana pemicunya adalah Sri Mulyani yang telah dicopot dari jabatannya sebagai Menteri Keuangan, dengan masa pengabdian yang cukup lama sejak tahun 2005 di bawah naungan Presiden Susilo Bambang Yudoyono. Bahkan berlanjut hingga ke era Presiden Joko Widodo. Itu berarti, Sri Mulyani telah berkiprah lebih dari 20 tahun, waktu yang cukup panjang dalam menjalankan amanat.
Namun kali ini di bawah kepemimpinan Prabowo, reshuffle ini menjadi pertanda lengsernya kepemimpinan Sri Mulyani dari Kementerian Keuangan. Hal ini rupanya menimbulkan reaksi yang cukup tajam dari IHSG yang sempat tertekan sebesar 1.28% ke level 7.766an pada 8 September 2025. Penurunan tersebut bukan hanya imbas terkejutnya pasar atas keputusan reshuffle, tetapi juga tentang digantinya Sri Mulyani yang dinilai sebagai jangkarnya kestabilan ekonomi.
Penurunan IHSG di 8 September 2025. Source: google finance
IHSG yang menurun tersebut, juga masih terus berlanjut ke level 7.628 pada 9 September 2025. Seiring dengan sikap wait and see para investor, terhadap arah kebijakan Menteri Keuangan terpilih yakni Purbaya Yudhi Sadewa yang telah dilantik Senin, 8 September 2025 kemarin.
Penurunan IHSG di 9 September 2025. Source: google finance
Kesimpulan
Prabowo reshuffle Kabinet Merah Putih secara langsung menandakan era baru dalam pemerintahan segera dimulai. Tentunya dengan jajaran yang baru saat ini, akan menciptakan peluang kebijakan yang lebih terarah dan solid yang pada gilirannya mampu mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Meski dalam prosesnya, berdampak langsung pada pergerakan IHSG yang tertekan tajam pada 8 – 9 September 2025. Mencerminkan adanya kekhawatiran investor yang cukup besar terhadap arah kebijakan Pemerintahan yang baru, usai reshuffle dilakukan.
Tetapi jika dilihat secara seksama, IHSG yang tertekan menjadi kondisi yang wajar, lantaran pasar seringkali over reaction terhadap berbagai isu politik. Apabila isu yang bergulir mereda dan volatilitas menurun, maka IHSG akan kembali ke kinerja fundamentalnya. Ini justru memberikan peluang tersendiri bagi investor, untuk memanfaatkan momentum dengan membeli saham yang memiliki valuasi murah dan harga terdiskon.
Di sini, Penulis berpendapat bahwa turunnya kinerja IHSG dalam dua hari terakhir merupakan bentuk dari panic selling para investor, dan bukan karena disebabkan oleh data ekonomi yang buruk. Sementara menyikapi langkah Prabowo reshuffle Kabinet Merah Putih, setidaknya kita memiliki harapan yang lebih baik akan jajaran kabinet yang baru dalam menentukan arah kebijakan yang pro pada pertumbuhan pasar. Tentunya hal ini akan benar-benar menjadi era yang baru menuju pertumbuhan ekonomi yang solid.
Bagaimana investor menyikapi perubahan? Penting bagi investor untuk tetap rasional dan fokus pada fundamental yang dapat menentukan nilai saham, terutamanya dalam jangka panjang. Untuk mempermudah pengambilan keputusan, teman-teman investor dapat mengikuti program Monthly Investing Plan kami, supaya terhindar dari berbagai spekulasi yang beredar dan berujung pada kerugian. ***
###
DISCLAIMER ON:
Tulisan ini bukan rekomendasi jual dan beli. Semua data dan pendapat pada artikel adalah bersifat informasi yang mengedukasi pembaca, berdasarkan sudut pandang penulis pribadi. Risiko investasi berada pada tanggung jawab masing-masing investor. Do Your Own Research!
Temukan Artikel Analisa dan Edukasi Saham lainnya di Google News.