Terakhir diperbarui Pada 16 Januari 2025 at 2:09 pm
Tahun 2024 merupakan tahun yang berat bagi pasar saham Indonesia, di mana IHSG ataupun sejumlah indeks lainnya mencatatkan kinerja negatif. Lantas bagaimana dengan kondisi pasar investasi saham di tahun 2025?
Daftar Isi
IHSG Sepanjang Tahun 2024 Turun 3.33% YTD
Yes seperti yang kita tau ya di tahun 2024 ini not the best year, sepanjang tahun ini IHSG tercatat mengalami penurunan 3,33% YTD. Bahkan sejumlah indeks seperti LQ45 -15.8% YTD, dan IDX30 -15.0% YTD.
Ada berbagai hal yang membuat IHSG ini mengalami penurunan, misalnya perang Iran Israel, suku bunga yang higher for longer, rasa trust yang juga melemah karena ternyata ada gratifikasi ketika emiten IPO, stimulus ekonomi China, ataupun yang menjadi permasalahan sampai dengan sekarang karena kemenangan Donald Trump.
Cukup banyak sekali permasalahan di tahun 2024 kemarin. Bahkan di tahun 2024, window dressing juga tidak sempat terjadi, sama seperti di tahun 2022. Dan dalam 10 tahun terakhir hanya 2 tahun ini saja yang tidak terjadi kenaikan di IHSG.
Nah sebelum masuk pada pembahasan outlook saham di tahun 2025? Mari kita lihat bagaimana kondisi ekonomi terlebih dulu…
Current Economy
Seperti yang kita tahu, bahwa nilai tukar Rupiah saat ini sedang melemah, imbas penguatan US Dollar yang dipicu oleh kenaikan Donald Trump kembali menjadi presiden Amerika. Berpegang pada taglinenya, Make American Great Again – Donald Trump berambisi untuk menggenjot ekonomi Amerika.
Belum lagi di negara China, yang sampai sekarang masih menjalankan stimulus nya, guna menjaga perputaran ekonominya tetap berlanjut. Bahkan baru-baru ini, China masih gencar untuk memberikan stimulus melalui paket lima tahun senilai total 10 triliun yuan ($1.4 triliun), untuk mengatasi masalah utang pemerintah daerah. Sekaligus untuk memberikan dukungan ekonomi yang akan diberikan tahun ini hingga tahun berikutnya.
Sehingga ya, saat ini kondisi ekonomi Indonesia tahun 2025 masih berkaitan dengan kondisi akhir tahun 2024. Di mana terjadi capital outflow yang berdampak pada pelemahan nilai tukar Rupiah.
Outlook 2025
Di tahun 2025 ini, ada beberapa yang cukup bisa diamati, antara lain:
Suku Bunga
Suku bunga di outlook tahun 2025 akan mengalami penurunan. Adapun untuk di tahun 2024, suku bunga The Fed berada di 4.5%. Suku bunga US yang akan turun secara proyeksi ini juga sejalan dengan penurunan suku bunga Bank Indonesia.
Di mana Suku Bunga The Fed di tahun 2025 akan turun ke kisaran 4% dan BI ini diperkirakan akan dikisaran 5.5%. Kemudian di tahun 2026 terjadi penurunan juga, di mana suku bunga The Fed di angka 3%, dan suku bunga BI di angka 4.5%.
Pertumbuhan Ekonomi Global
Untuk pertumbuhan ekonomi global, di tahun 2025 secara pertumbuhan ini mengalami peningkatan nih. Di mana di tahun 2025 outlook nya ekonomi global akan bertumbuh menjadi 3.3%, dibandingkan dengan tahun sebelumnya 2.7%. Memang tidak sebaik di tahun 2022 ataupun di tahun 2021, tapi ini menandakan tahun 2025 kondisinya akan lebih baik dibandingkan dengan tahun 2024.
Inflasi global juga terjadi penurunan, di mana secara global terjadi penurunan sebesar 4.5% dari tahun 2024 yang di kisaran 5.9%. Penurunan ini terjadi juga di negara maju dan berkembang. Untuk negara maju inflasi diprediksikan turun sekitar 2.0% dari sebelumnya 2.7%. Sedangkan untuk negara berkembang, inflasinya turun cukup jauh dari 8.3% hanya menjadi kisaran 6.2%. Itu artinya kondisi negara-negara lebih baik dan roda perputaran ekonomi global akan lebih jalan sebagaimana mestinya.
Target Pertumbuhan Ekonomi 8%
Di tahun ini, bersamaan dengan masa Pemerintahan Prabowo Subianto, ditargetkan bisa mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 8%, yang akan diupayakan melalui 3 tracks. Jadi untuk achieve 8% growth, ada 3 track dengan program-programnya mencakup pemutihan kredit nelayan, kemudahan akses pupuk, swasembada pangan, program 3 juta rumah, penghapusan PPN & BPHTB untuk properti, hilirisasi komoditas, Pembangunan infrastruktur IKN, dan lain sebagainya.
Penasaran pembahasan rincinya? Yuk stay tune terus di video kali ini..
###
DISCLAIMER ON:
Video ini bukan rekomendasi jual dan beli. Semua data dan pendapat pada video adalah bersifat informasi yang mengedukasi teman-teman investor, berdasarkan sudut pandang Rivan Kurniawan dan Team. Risiko investasi berada pada tanggung jawab masing-masing investor. Do Your Own Research!
Temukan Artikel Analisa dan Edukasi Saham lainnya di Google News.