Terakhir diperbarui Pada 3 Desember 2024 at 6:53 pm
Dalam kesempatan kali ini, akan ada banyak banget update yang terjadi di pasar saham. Nah ada beberapa berita dari dalam dan luar negeri, yang berdampak terhadap pereokonomian atau pasar saham Indonesia. Gimana tanggapan saya terhadap beberapa news update ini, so stay tune terus di video kali ini!
Daftar Isi
Berita Domestik
Indonesia Buat Danantara
Yess, jadi beberapa belakangan ini lagi happening banget ya Indonesia mau buat dana kelola seperti Temasek yang dinamakan Danantara. Dan sudah diresmikan Pak Prabowo di tanggal 7 November 2024 lalu.
Danantara merupakan konsolidasi dari beberapa perusahaan BUMN, swasta dalam negeri, dan luar negeri yang sudah dibeli. Kalau saya liat danantara ini seperti SWF nya Indonesia yaitu INA, tapi dikembangkan dan dibuat lebih besar lagi. Di mana memang berdasarkan dokumennya, Danantara ini merupakan transformasi INA, dengan dana kelolaan yang lebih besar.
Nah sementara ini Danantara akan menaungi setidaknya tujuh BUMN jumbo pada tahap awal, yakni PT Bank Mandiri (Persero) Tbk., PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., PT PLN (Persero), PT Pertamina (Persero), PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk., PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk., dan PT Mineral Industri Indonesia (Persero) atau MIND ID.
Dividen Jumbo dari ADRO
Di tanggal 18 November kemarin, pada saat Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) ADRO menyetujui pembagian dividen, di mana pembagian dividen sebesar-besarnya US 2.6$ miliar, jika di konversi maka dividen ini dikisaran Rp 41.7 Triliun. Nah Dividen ini setara dengan Rp1.350,48 per saham atau di video ini dibuat ADRO di kisaran Rp 3700an maka dividen yieldnya di kisaran 36%.
Selain membagikan dividen, dalam RUPSLB ini ADRO juga melakukan pergantian nama perusahaan, dari sebelumnya PT Adaro Energy Indonesia Tbk., menjadi PT Alamtri Resources Indonesia Tbk. Rebranding ini sejalan dengan fokusnya ADRO ke Green Energy, jadi ya mereka sampai mengganti nama ADRO ini. Kenapa ADRO membagikan dividen yang sebegitu besar?
Risiko Tarrif Indonesia Dari Donald Trump
Beberapa belakangan ini terpilihnya Trump menjadi presiden cukup menjadi perhatian ya. Di mana Kementerian Perdagangan (Kemendag) menyebut kemenangan Donald Trump menjadi salah satu tantangan geopolitik global. Trump akan mengeluarkan kebijakan dengan mengenakan tarif sebesar 10% – 20% terhadap semua barang yang masuk ke AS. Sedangkan top eksportir nomor 2 itu ke US sekitar 10.16% di bulan Oktober 2024, nomor 1 baru ke China sekitar 24.55%. Ini jelas merugikan eksportir ke US karena pengenaan tarif yang terbilang besar.
The Fed Berpotensi Hawkish
Yes, Jerome Powell memberi kode bahwa saat ini belum ada urgensi untuk memangkas suku bunga. Di mana, di bulan Oktober lalu inflasi Amerika Serikat di level 2.6% YoY atau masih di atas target 2%.
Dari sini Jerome Powell mengungkapkan bahwa The Fed, kedepannya akan lebih pesimis untuk cut rate, walaupun secara projection tidak ada perubahan untuk cut rate tahun depan. Hal ini kemungkinan, dikarenakan naiknya Donald Trump menjadi presiden, membuat US ingin menggenjot pertumbuhan ekonomi secara massive. Benarkah?
Langsung simak pembahasan lengkapnya di sini…
Ingin menyusun investing plan, tapi memiliki waktu yang terbatas untuk mengolah informasi. Segera manfaatkan Monthly Investing Plan yang telah terbit!
Bagi teman-teman investor yang ingin berlangganan Monthly Investing Plan, bisa menggunakan voucher…
###
DISCLAIMER ON:
Video ini bukan rekomendasi jual dan beli. Semua data dan pendapat pada video adalah bersifat informasi yang mengedukasi teman-teman investor, berdasarkan sudut pandang Rivan Kurniawan dan Team. Risiko investasi berada pada tanggung jawab masing-masing investor. Do Your Own Research!
Temukan Artikel Analisa dan Edukasi Saham lainnya di Google News.
