Potensi-Cut-Rate-sampai-2025

Terakhir diperbarui Pada 15 Oktober 2024 at 5:22 am

Belum lama ini pasar mendapatkan optimisme nih dari penurunan cut rate dari The Fed dan juga suku bunga dari Bank Indonesia.

Jadi pada tanggal 19 September waktu Indonesia, The Fed Amerika Serikat (AS) telah meng-cut interest rate sebesar 50 bps. Sedangkan di tanggal 18 September Bank Indonesia (BI) sudah lebih dulu melakukan cut rate sebesar 25 bps.

Hal ini tentu sangat mengejutkan, karena The Fed langsung cut 50 bps menjadi 5%. Ditambah lagi dengan keputusan BI yang juga cut rate 25 bps sebelum The Fed cut rate.

 

Potensi Cut Rate The Fed?

So, potensi cut rate masih ada yaa, kabarnya The Fed sendiri mau cut rate sampai dengan akhir tahun sebesar 100 bps. Jika mengacu pada data federal fund June Projection yang telah disampaikan pada bulan September tanggal 18 lalu. Di mana mediannya berada, di angka 4,4% dan untuk central tendencynya ada dikisaran 4.4 – 4.6%.

 

Suku Bunga Bank Indonesia

Saya rasa Bank Indonesia juga akan mengikuti pergerakan suku bunga The Fed, mengingat perkembangan inflasi di Indonesia juga saat ini berada dilevel rendah atau bisa dibilang saat ini kita udah deflasi 5 bulan berturut-turut.

 

Proyeksi Pasar Saham Indonesia?

Saya sendiri cukup optimis dengan pemotongan suku bunga, baik itu dari Bank Indonesia maupun dari The Fed. Hanya saja ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan untuk saat ini, antara lain:

  1. Stimulus Ekonomi China

Seperti kita tahu beberapa hari ini IHSG sedang terjadi penurunan. Padahal di bulan lalu IHSG sempat ke 7900an, tapi kemudian justru mengalami penurunan dikarenakan, stimulus ekonomi China. Nah stimulus ekonomi China ini membuat ada capital outflow keluar dari indeks kita ke pasar saham China.

China sendiri sejauh ini telah meluncurkan serangkaian langkah stimulus ekonomi besar-besaran. Di mana pemerintah China memberikan tambahan likuiditas senilai US$114 miliar untuk pasar saham, relaksasi KPR senilai total US$5.2 triliun. Dan juga kemudahan aturan pembelian rumah kedua dengan penurunan DP menjadi 15% dari sebelumnya 25%. Langkah-langkah ini menunjukkan adanya rasa urgensi sekaligus memulihkan sentimen pasar.

  1. Dampak Negatif Perang Iran dan Israel

Perang antara Iran dan Israel dapat berdampak negatif pada pasar saham Indonesia nih, karena cut rate bisa saja diundur lagi, lantaran ketidakstabilan geopolitik kedua negara tersebut. Bahkan dapat menimbulkan risiko terhadap ekonomi Amerika Serikat.

Nah, mau tahu penjelasan selengkapnya? Stay tune ya sampai akhir video supaya informasi yang diterima lengkap…

 

**Please subscribe, untuk bisa mendapatkan video-video terbaru RK..
1
Pastikan rekan Investor tidak ketinggalan Informasi ter-update

Subscribe sekarang untuk mendapatkan update artikel terbaru setiap minggunya

reCaptcha v3
keyboard_arrow_leftPrevious
Nextkeyboard_arrow_right

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *