Belum lama ini, pemerintah kembali menggaungkan wacana larangan ekspor crude palm oil (CPO) sebagai upaya hilirisasi industri sawit. Pemerintah menilai bahwa larangan ekspor ini akan berdampak baik pada prospek CPO dalam jangka panjang. Benarkah akan menjadi katalis positif, atau sebaliknya katalis negatif? AA Wacana Larangan Ekspor CPO Pada pertengahan bulan Oktober 2021, Kementerian Perindustrian mengungkapkan
Browsing tag: TBLA
Sepanjang tahun 2021 ini, harga CPO terus bergerak naik. Sampai dengan awal Agustus 2021, harga CPO menembus level RM 4300 – 4400 / Ton. Harga CPO ini jauh lebih tinggi ketimbang tahun 2020 lalu, yang rata-rata berkisar di sekitar RM 2700 – 3000 / Ton. Namun di sisi lain, harga saham sejumlah emiten CPO
Pada akhirnya, Swiss menyepakati Perjanjian Perdagangan Bebas dengan Indonesia yang ditandai dalam sebuah referendum pada 7 Maret 2021. Secara tidak langsung, perjanjian perdagangan bebas ini sudah memberikan lampu hijau, akan terbukanya peluang ekspor produk pertanian Indonesia ke Swiss. Salah satu yang paling berpotensi besar adalah minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO). Tak heran, bila kemudian
Sejak memasuki tahun 2021 ini, harga CPO terus bergerak naik menandai kebangkitan sektor CPO, seiring dengan meningkatnya harga Tandan Buah Segar (TBS) kelapa sawit dan kembali menguatnya harga intenasional. Hal tersebut menandai bangkitnya harga CPO setelah sebelumnya dalam beberapa periode terakhir berfluktuasi. Jika demikian, apakah bisa dikatakan bahwa kenaikan harga CPO ini dapat menjadi katalis
Pada awal tahun 2019, harga CPO sempat menyentuh level tertingginya di RM 2.800/ton. Namun memasuki pertengahan Februari 2020 harga CPO kembali melemah ke level RM 2.400/ton. Banyak pihak yang mengaitkan penurunan harga CPO ini dengan wabah virus corona yang sudah memakan korban lebih dari 2000 jiwa. Apa hubungannya antara virus Corona dengan melemahnya harga CPO
Per tanggal 23 September lalu, salah satu emiten yang kita ketahui bergerak pada bidang pertanian dan perkebunan, lebih spesifik lagi pada bidang kelapa sawit (CPO) – PT Tunas Baru Lampung Tbk (TBLA) – merubah secara efektif klasifikasi industrinya. TBLA beralih dari yang sebelumnya berada pada klasifikasi pertanian dan perkebunan, sekarang ditempatkan pada industri consumer goods
Setelah emiten CPO menjadi salah satu sektor yang cukup bullish sepanjang Agustus – September 2018 lalu karena sentimen positif Kebijakan Beleid B20, saat ini pergerakan harga sahamnya kembali bergerak antiklimaks. Padahal, Indonesia merupakan salah satu negara produsen dan eksportir terbesar untuk minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) di dunia. Salah satu faktor yang menjelaskan penurunan
Kuartal III 2018 ini menjadi periode pengharapan bagi Emiten CPO. Di mana setelah kurang lebih 4 tahun terakhir sejak pertengahan 2014 mengalami periode bearish yang sangat panjang. Dalam kurun waktu tiga bulan (Juli – September) terakhir di tahun 2018 ini, harga saham rata-rata emiten CPO kembali menunjukkan trend bullish dimana terdapat kebijakan B20 kelapa sawit. Sebagai
Sejumlah emiten baru saja mengadakan Public Expose 2018. Bagi Anda para Investor yang belum sempat menghadiri Public Expose 2018, Anda dapat mendownload materi Public Expose dari para emiten tersebut melalui link yang kami sediakan… Silakan isi formulir berikut ini untuk download Materi Public Expose 2018 secara Gratis ! Semoga bermanfaat..