PTPP dan WIKA Bidik Kontrak

Terakhir diperbarui Pada 10 September 2024 at 12:50 pm

Pandemi Covid-19 telah menjadi “terror” bagi hampir semua sektor, namun juga masih ada sektor yang justru diuntungkan. Tetapi, tidak untuk sektor konstruksi. Pandemi Covid-19 menyebabkan kontrak dan project yang dikerjakan oleh sektor konstruksi turun dalam. Baru-baru ini, PTPP dan WIKA mengumumkan bahwa mereka akan mengincar kontrak baru di luar negeri untuk dapat menjaga kinerjanya agar stabil. Dengan aksi korporasi ini, apakah prospek untuk kedua emiten ini akan menjadi menarik ?

 

Company Profile PTPP

PT PP (Persero) Tbk (PTPP), semula adalah badan usaha yang dibentuk dari hasil penggabungan (merger) Perusahaan bangunan bekas milik Bank Industri Negara. PTPP berdiri pada tanggal 26 Agustus 1953 dengan nama NV Pembangunan Perumahan, hingga akhirnya bertransformasi menjadi PT PP (Persero) Tbk seperti yang diketahui saat ini. Proyek pertama NV Pembangunan Perumahan adalah membangun kompleks perumahan pejabat PT Semen Gresik Tbk (SMGR), anak Perusahaan BAPINDO yang berlokasi di Gresik. Seiring dengan kepercayaan yang terus meningkat, NV Pembangunan Perumahan mendapat tugas untuk membangun proyek-proyek besar hasil rampasan perang dari Pemerintah Jepang, seperti Hotel Indonesia, Bali Beach Hotel, Ambarukmo Palace Hotel dan Samudera Beach Hotel. PTPP telah berkembang sangat pesat dari tahun 1953 sampai sekarang, dari sisi project yang dijalankan, dan juga skala bisnis yang dijalankan oleh perusahaan. Mari kita lihat bagan berikut ini untuk mengetahui perkembangan bisnis perusahaan..

Rekam Jejak Bisnis PTPP. Source: Annual Report PTPP 2019

 

Dari sisi bisnis, PTPP memiliki beberapa anak usaha yang juga menunjang operasional dan kinerja perusahaan…


Lini Bisnis PTPP. Source: Annual Report PTPP 2019

Dapat dilihat dari segmen bisnis di atas bahwa PTPP memiliki 2 sektor konstruksi utama yaitu : investment dan konstruksi lengkap dari downstream, middlestream, dan upstream. Beberapa entitas anak yang membantu operasional PTPP adalah:

  1. PT PP Presisi Tbk (PPRE) yang membantu untuk lini bisnis downstream kontraktor berbasis alat berat dan juga upstream untuk lini bisnis properti.
  2. PT PP Urban yang mengerjakan project di lini bisnis pracetak (precast) dan hunian MBR (low-cost residential).
  3. PT PP Energi yang membantu di bagian operasional lini bisnis energi (upstream).
  4. PT PP Infrastruktur yang membantu di bagian operasional lini bisnis infrastruktur (upstream).
  5. Dan PT PP Tbk (PTPP) yang mengerjakan project di middle stream, yakni: jasa konstruksi dan engineering, procurement & construction.

 

Company Profile WIKA

PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) adalah perusahaan yang bergerak di bidang industri konstruksi, industri manufaktur, industri konversi, persewaan, jasa agensi, investasi, agro industri, energi terbarukan dan energi konversi, perdagangan, teknik, pengadaan, konstruksi, (area zona industri), peningkatan kapasitas layanan di bidang konstruksi, teknologi informasi untuk layanan teknik dan perencanaan, dengan menerapkan prinsip-prinsip perseroan terbatas. Perusahaan memulai kegiatannya secara komersial pada tahun 1961 dan melakukan IPO pada tanggal 29 Oktober 2007.

WIKA merupakan perusahaan konstruksi yang terintegrasi yang memiliki 7 (tujuh) lini bisnis utama. Segmen pasar yang dibidik WIKA adalah proyek-proyek konstruksi dan turunannya, baik yang dikembangkan oleh Pemerintah, sesama BUMN maupun oleh pihak swasta. Beberapa produk dan jasa yang ditawarkan oleh WIKA antara lain:

  1. Infrastruktur dan Gedung,
  2. Energy dan Industrial Plant,
  3. Industri (beton, industri: fabrikasi baja konstruksi baja, etc), bitumen (granular & extraction asphalt),
  4. Realti dan property,
  5. Investasi,
  6. Construction Engineering,
  7. Integrated Transport System (ITS).

WIKA merupakan perusahaan di sektor konstruksi yang telah menjangkau 27 provinsi di Indonesia, dan 9 negara di luar negeri seperti: Aljazair, Saudi Arabia, Uni Emirat Arab, Myanmar, Malaysia, Filipina, Timor Leste, Niger, dan Taiwan. Dari sini dapat dilihat bahwa WIKA memiliki jaringan yang lumayan banyak di luar negeri. Pertanyaannya, apakah dengan aksi korporasi untuk mengincar project luar negeri akan menjadi katalis positif bagi WIKA dan PTPP ke depannya ?

 

Kinerja PTPP

Selama semester 1-2020, PTPP mencatatkan penurunan pendapatan sebesar -36.56% YoY menjadi Rp 6.75 triliun dan laba bersihnya turun -95.36% YoY menjadi Rp 15.95 miliar. Dilansir dari pernyataan perusahaan, PTPP mengatakan bahwa pada selama Covid-19 di semester I-2020 menyebabkan 20% proyek melambat dan 7% berhenti. Namun sebanyak 59% proyek masih berjalan normal dan 14% telah selesai. Selain itu, adanya pemfokusan ulang anggaran menyebabkan produksi proyek tidak bisa sesuai rencana awal. Di sisi lain, sepanjang Januari-Juni 2020 PTPP telah mengikuti 76 tender proyek. Dari jumlah tersebut dinyatakan sebagai pemenang sebanyak 11 proyek, sedangkan 45 tender masih menunggu proses selanjutnya. Sementara 20 proyek lainnya mengalami penundaan dan pembatalan akibat Covid-19. Total kontrak yang telah didapat PTPP pada 2Q20 kemarin adalah sebesar Rp 8.98 triliun, di mana angka ini masih lebih tinggi dibandingkan emiten konstruksi lainnya: ADHI dengan kontrak Rp 3.7 triliun, WIKA sebesar Rp 3.4 triliun, dan WSKT sebesar Rp 8.13 triliun.

Pencapaian Pendapatan PTPP di Q2-2020. Source: LK Q2 2020 PTPP

Dapat terlihat pada gambar di atas bahwa, pendapatan utama PTPP dari segmen jasa konstruksi, mengalami penurunan yang cukup drastis dari Rp 8.6 triliun menjadi Rp 5.3 triliun pada Q2 2020 (turun -38% YoY). Jika trend penurunan ini terus terjadi, maka dalam satu tahun PTPP dapat mencatatkan penurunan pendapatan sebesar Rp 6.6 triliun dalam waktu satu tahun. Nah, PTPP sekarang sedang mengincar proyek tender luar negeri, kira-kira bagaimana prospek ke depannya?

Perlu Anda ketahui bahwa PTPP memiliki pengalaman yang baik  dalam bisnisnya di luar negeri. Di mana sebelumnya PTPP juga pernah mengerjakan beberapa project seperti: project King Abdullah University of Science and Technology KAUST di Mekah, Arab Saudi (project senilai USD 3 juta), ada juga project Amir Naif Palace Project di Jeddah dengan nilai project USD 62 juta, pembangunan Saleh Awair Palace Project di Jeddah dengan nilai project USD 44 juta, dan masih banyak lagi portfolionya. Jadi, PTPP memiliki background, experience, dan expertise dalam mengerjakan project di luar negeri.

Sekarang PTPP sedang mengikuti tender project di luar negeri, yakni: project perumahan di Brunei Darussalam dengan nilai Rp 700 miliar, railway di Filipina dengan nilai Rp 1.9 triliun, dan satu project di Malaysia yang informasinya belum disebarluaskan ke publik. Dengan adanya ekspansi ke luar negeri, kita melihat sebagai dampak yang positif, ditambah lagi hal ini akan memperluas diversifikasi dan jangkauan bisnis PTPP ke depannya. Dengan asumsi tambahan project yang diterima saat ini, sekitar Rp 1.9 triliun (project di Brunei dan Filipina). Maka hal ini akan menambah penghasilan perusahaan sebesar 30%, dari total pendapatan perusahaan sampai dengan semester 1-2020 kemarin.


Pendapatan PTPP (2020 annualized*). Source: Cheat Sheet Q2 2020

[Klik, untuk Berlangganan Cheat Sheet Q2 2020]

Pendapatan PTPP yang menurun pada tahun ini disebabkan karena Covid-19, yang menyebabkan terhambatnya konstruksi yang dilakukan. Tetapi, dengan adanya pertumbuhan pendapatan dari segmen di luar negeri, dapat membuat PTPP setidaknya lebih defensive untuk jangka panjang dengan portfolio bisnis yang lebih terdiversifikasi.

 

Kinerja WIKA

Pada semester 1-2020 lalu, WIKA mencatatkan penurunan pendapatan sebesar -37.23% dari Rp 11.36 triliun pada Q2 2019 lalu menjadi Rp 7.13 triliun per Q2 2020 ini. Tidak hanya pada pendapatan, laba bersih WIKA juga mengalami penurunan -71.89% menjadi Rp 250.41 miliar, turun dari pencapaian pada Q2 2019 sebesar Rp 890.8 miliar.

Sebagai informasi WIKA menargetkan dapat mengantongi nilai kontrak baru hingga Rp 18 triliun pada semester 2-2020. Secara rinci, sebanyak 80% kontrak tersebut akan berasal dari pemerintah dan BUMN, sementara sisanya dari swasta dan proyek luar negeri. Total nilai tender yang sedang diikuti WIKA saat ini mencapai Rp 15 triliun hingga Rp16 triliun. Perusahaan juga masih optimis akan ada beberapa tender lagi yang bisa diikuti sampai akhir tahun 2020. Sepanjang semester I/2020, WIKA tercatat mengantongi nilai kontrak baru sebesar Rp3.4 triliun. Jumlah tersebut jauh dibawah catatan pada periode yang sama tahun sebelumnya di Q2 2019 yang mencapai Rp15.23 triliun.

Pendapatan WIKA Berdasarkan Geografis. Source: LK Q2 2020 WIKA

Memang apabila dilihat secara sekilas dapat terlihat bahwa segmen luar negeri masih belum terlalu berkontribusi besar terhadap pendapatan WIKA. Di sisi lain, apabila kita melihat dari perspektif yang berbeda, hal ini berarti bahwa WIKA masih memiliki potensi untuk bertumbuh di segmen ini. Apabila dibandingkan, WIKA juga sebenarnya cukup konsisten mendapatkan proyek di luar negeri, seperti proyek gedung tahap 1 Goree Tower di Senegal sampai proyek mass rapid transit (MRT) di New Taipei City. Dari sisi pendapatan, dengan semua pertimbangan yang ada WIKA menargetkan mendapatakan tambahan Rp 13 triliun – 14 triliun di semester 2-2020 ini, dengan ada kontribusi 18% – 20% dari carry over project WIKA sebesar Rp 76 triliun.

WIKA juga sedang mengerjakan project pembagunan di Pelabuhan Patimban dengan total kontrak Rp 6 triliun untuk konstruksi terminal dan sebesar Rp 524 miliar untuk Jembatan penghubung. Memang belum ada informasi yang diberikan perusahaan terkait berapa kontrak project luar negeri yang sedang digarap dan sedang diikuti tender, tetapi hal ini seharusnya berdampak positif terhadap kinerja perusahaan.

 

Kesimpulan

PTPP dan WIKA merupakan dua perusahaan konstruksi pelat merah di Indonesia yang pengalamannya sudah tidak diragukan lagi. Tidak hanya di ranah domestik, tetapi kedua perusahaan ini juga telah memiliki segudang pengalaman konstruksi di luar negeri.

Kinerja PTPP dan WIKA rasanya kurang memuaskan pada tahun 2020 ini, bagaimana tidak, dari sisi pendapatan dan laba bersih saja sudah turun lebih dari -30%. Well, tentu saja terjadi karena adanya Pandemi Covid-19. Tetapi, PTPP dan WIKA masih cukup ekspansif dengan terus mencari alternatif pendapatan dari project di luar negeri.

PTPP sekarang sedang mengerjakan project di Filipina dan Brunei dengan total kontrak sebesar Rp 2.6 triliun sedang mengincar project di Malaysia, dan mengikuti 45 tender project. Berbeda dengan PTPP, WIKA tidak menginformasikan detail berapa project luar negeri yang sedang dikerjakan, tetapi memang secara bisnis WIKA mayoritas bersumber dari domestik. Kedua perusahaan tersebut, memiliki banyak pengalaman terkait dengan konstruksi di luar negeri. Jadi, hal ini setidaknya dapat menjadi bargaining point bagi kedua perusahaan untuk membuka keran pendapatan dari segmen luar negeri.

Menurut Anda, apakah aksi korporasi kedua perusahaan ini akan menjadi katalis yang positif bagi kinerja perusahaan dalam jangka panjang ?

 

###

 

Info:

 

Tags : PTPP dan WIKA Bidik Kontrak | PTPP dan WIKA Bidik Kontrak | PTPP dan WIKA Bidik Kontrak | PTPP dan WIKA Bidik Kontrak | PTPP dan WIKA Bidik Kontrak | PTPP dan WIKA Bidik Kontrak | PTPP dan WIKA Bidik Kontrak | PTPP dan WIKA Bidik Kontrak | PTPP dan WIKA Bidik Kontrak | PTPP dan WIKA Bidik Kontrak

1
Pastikan rekan Investor tidak ketinggalan Informasi ter-update

Subscribe sekarang untuk mendapatkan update artikel terbaru setiap minggunya

reCaptcha v3
keyboard_arrow_leftPrevious
Nextkeyboard_arrow_right

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *