
Sandwich generation merupakan sebuah istilah yang beberapa tahun belakangan ini menjadi tren. Yang menggambarkan kondisi dari generasi ‘orang dewasa’ yang diharuskan untuk menanggung hidup atas tiga generasi secara sekaligus. Sandwhich generation ini sendiri, berhasil menjadi istilah yang trending topic di berbagai media sosial, seiring tingginya angka seseorang yang harus menanggung kehidupan keluarganya. Pertanyaannya bagaimana peran dan strateginya yang tepat untuk bisa berinvestasi saham?
Daftar Isi
Apa Itu Sandwich Generation?
Istilah sandwhich generation, untuk pertama kalinya dicetuskan oleh Dorothy A. Miller – seorang Profesor dan juga Direktur Praktikum di University of Kentucky, Amerika Serikat pada tahun 1981. Ia menggunakan istilah ini untuk menggambarkan suatu kondisi ‘financial position’ yang terjepit oleh dua generasi berbeda.
Istilah tersebut menganalogikan struktur sandwich yang terdiri dari tumpukan roti pada bagian atas diibaratkan sebagai ‘orang tua/kakak/adik’, lalu isian tengah sandwich adalah diri sendiri. Sedangkan roti di bagian bawah adalah anak. Di mana seseorang yang berada pada situasi sandwhich ini, harus membiayai kebutuhan generasi di atasnya. Namun juga wajib membiayai generasi di bawahnya, yakni anak. Termasuk untuk memenuhi biaya diri sendiri.
Tentu hal tersebut, sangat menantang kondisi finansial karena semua kebutuhan harus dapat dipenuhi secara bersamaan. Tak ayal seringkali menjadi beban ekonomi yang menghambat kesejahteraan seseorang dan membutuhkan solusi yang strategis untuk dapat mengatasinya dengan bijak.
Adapun berdasarkan data survei yang dirilis Dataindonesia.id, tercatat hampir sebagian besar atau setara 46.3% generasi Z Indonesia berada dalam zona sandwich generation. Dengan jumlah sandwich generation yang merasa bersalah, apabila tidak dapat memenuhi kebutuhan keluarga paling mendominasi mencapai 73.38% per Oktober 2023.
Data dampak sandwich generation. Source: dataindonesia.id
Peran investasi dalam Mengatasi Sandwich Generation
Berkaca dari kondisi finansial seseorang yang berada pada posisi sandwhich generation ini. Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa disinilah peran penting investasi, untuk dapat membantu mengurangi tekanan finansial dari dua generasi berbeda tadi. Beberapa peran penting investasi untuk membantu sandwich generation:
Membentuk Kemandirian Finansial yang Kuat
Investasi yang dilakukan secara disiplin dapat membantu seseorang untuk bisa memiliki pendapatan pasif (passive income). Yang pada gilirannya dapat membantu mengurangi ketergantungan kebutuhan ekonomi, dari pendapatan utamanya. Beberapa instrumen investasi yang berpotensi menjadi pendapatan pasif: investasi saham, reksa dana, maupun obligasi, dan/atau properti dengan cara disewakan.
Dana Pensiun jadi Lebih Matang
Investasi dalam jangka panjang, dapat membantu masa depan finansial jadi lebih terjamin. Hal ini tidak hanya berlaku bagi diri sendiri, namun juga bagi anak-anak di masa depan. Karena dengan dana pensiun yang tersedia, maka ketika hari tua nanti tidak akan membebankan kebutuhan ekonomi pada anak-anak sebagai generasi penerus. Lantaran investasi secara tidak langsung sudah membentuk seseorang untuk menjadi lebih mandiri dalam kesiapan finansial. Yang pada gilirannya dapat memutuskan siklus sandwhich generation.
Melindungi Biaya Hidup dari Kenaikan Inflasi
Kenaikan inflasi yang terjadi setiap tahunnya sudah pasti tidak dapat terhindari. Hal ini sejalan dengan semakin meningkatnya permintaan atas produk maupun jasa dari tahun ke tahun. Dan jika hanya mengandalkan pada tabungan saja, tentu tidak akan cukup untuk melindungi biaya hidup yang terus meningkat, akibat kenaikan inflasi.
Oleh sebab itu, investasi memegang peranan penting yang dapat menjaga kestabilan biaya hidup ditengah lonjakan inflasi. Investasi mampu menjaga dan membuat nilai aset terus bertumbuh, misalnya berinvestasi saham, reksa dana, obligasi, emas, hingga properti. Dengan begitu maka daya beli akan terus terjadi di masa depan, mulai dari pendidikan anak, memenuhi kebutuhan media keluarga dan orang tua, dan lain sebagainya.
Risiko Keuangan Lebih Terorganisir
Ketika berinvestasi, maka seseorang juga akan belajar bagaimana cara menyebarkan investasi pada berbagai aset secara merata dan berimbang. Hal ini akan menjaga pertumbuhan aset secara lebih terorganisir dan meminimalisir risiko hilangnya modal investasi. Dengan begitu, seseorang akan jauh lebih siap dalam menghadapi suatu kondisi yang tak terduga.
Strategi Investasi Saham untuk Generasi Sandwich
Terdapat beberapa strategi investasi saham yang dapat diadopsi oleh sandwhich generation, antara lain:
Buat Watchlist Saham-saham yang Potensial
Watchlist saham ini dapat membantu dalam memonitor saham-saham mana saja yang potensial untuk investasi. Watchlist saham ini akan memudahkan proses identifikasi peluang investasi yang ditawarkan oleh saham-saham tertentu. Termasuk juga dalam memantau pergerakan harga saham dari periode tertentu.
Dalam menentukan watchlist saham ini mencakup beberapa faktor penting dari perusahaan, misalnya:
- Analisa fundamental terhadap kinerja keuangan yang sehat dan kuat. Hal ini tercermin dari kinerja pendapatan dan capaian laba bersihnya yang stabil dan cenderung meningkat. Atau sederhananya, kinerja perusahaan dalam tren yang positif.
- Perusahaan memiliki GCG yang baik dan solid, sehingga kebutuhan manajemen dapat terlaksana dengan baik dan terorganisir, serta transparan.
- Prospek bisnis dan industri yang menjanjikan dalam jangka panjang.
- Perusahaan mampu melakukan ekspansi, guna menjaga kelanjutan bisnisnya.
- Dan lain sebagainya.
[Baca lagi: Begini Cara Membuat Watchlist Saham, yang Efektif dan Nggak Rumit!]
Perhatikan Kemampuan Dividen Perusahaan
Pastikan bahwa saham yang dipilih, merupakan saham dari perusahaan yang memiliki track record pembayaran dividen yang onsisten setiap tahunnya. Mengingat tidak semua perusahaan akan membagikan dividen, dengan berbagai alasan tertentu, salah satunya laba yang ditahan. Perusahaan dengan potensi dividen yang baik dapat menjamin terwujudnya pendapatan pasif, bahkan ketika berada dalam situasi ekonomi yang lesu. Jadikan saham dengan dividen yang baik ini sebagai prioritas berinvestasi secara rutin.
Terapkan Reinvestasi Atas Dividen yang Diterima
Untuk dapat mempercepat pertumbuhan investasi saham, maka terapkan strategi reinvestasi atas dividen atau keuntungan yang telah diterima (Compounding Return). Alih-alih mengambil menikmati keuntungan yang didapat secara cepat, reinvestasi ini justru akan mempercepat semakin besarnya nominal keuntungan di kemudian hari.
[Baca lagi: The Power of Compounding Return]
Terapkan Nabung Saham Secara Disiplin
Nabung saham sebuah metode investasi yang paling sederhana, bahkan untuk dilakukan oleh investor pemula. Cara nabung saham ini cukup dilakukan dengan mengalokasikan sejumlah uang secara bertahap ke dalam bentuk saham, yang dilakukan setiap bulannya.
Gunakan Strategi DCA untuk Meratakan Risiko
Dollar Cost Averaging (DCA) sebuah strategi yang dapat meratakan risiko dari paparan fluktuasi harga saham. Dalam hal ini, berarti membeli sejumlah saham tertentu yang dilakukan pada suatu interval waktu secara khusus, tanpa perlu memperhatikan harga yang berlaku saat itu. Contohnya, membeli saham hanya di setiap kuartal tanpa peduli pada kenaikan maupun penurunan harga saham.
[Baca lagi: Perbedaan Nabung Saham dan dollar Cost Averaging]
Terapkan Strategi Diversifikasi Saham
Pastikan bahwa investasi saham sudah terdiversifikasi secara berimbang, untuk menjaga pertumbuhan aset secara keseluruhan dari risiko kerugian. Apabila ada satu investasi pada saham tertentu mengalami penurunan kinerja hingga merugi. Dengan begitu, maka investor masih bisa mendapatkan keuntungan dari investasi saham yang lainnya.
Diversifikasi pada investasi saham ini dapat dilakukan dengan cara, mengombinasikan saham dari sektor Growth seperti saham Energi, dan saham dari sektor Defensif seperti saham Consumer Goods. Diversifikasi yang baik dapat menyeimbangkan pertumbuhan portfolio untuk tetap tumbuh positif, namun risiko lebih terkontrol.
[Baca lagi: Manfaat Diversifikasi dalam Investasi Saham!]
Hindari Spekulasi Pasar dan Saham Gorengan
Penting diingat sebagai seorang yang berada dalam situasi sandwich generation, kestabilan finansial adalah prioritas yang harus dijaga. Dan sebisa mungkin untuk meminimalisir timbulnya risiko kerugian yang besar. Untuk itu, sebaiknya hindari spekulasi pasar yang berlebihan dan tidak tergiur untuk FOMO terhadap saham tertentu, padahal yang dibeli adalah saham gorengan. Di mana hal ini dapat berujung pada potensi kerugian yang besar dan hilangnya modal investasi.
Tantangan Investasi bagi Generasi Sandwich
Kendati nampak mudah untuk menjalankan strategi investasi saham untuk sandwhich generation di atas. Namun faktanya, ada banyak kendala yang seringkali menjadi tantangan dan menghambat sandwhich generation untuk bisa berinvestasi saham sedini mungkin. Beberapa tantangan tersebut antara lain:
Terbatas Modal Investasi
Bercermin dari situasi finansial yang terhimpit, tentu ini akan menjadi tantangan tersendiri bagi sandwich generation. Dengan tingginya tuntutan biaya hidup, jelas akan semakin sulit untuk sandwich generation ini menyisihkan dana untuk berinvestasi. Bahkan bisa jadi untuk jumlah dana yang dialokasikan setiap bulannya akan berubah-ubah, menyesuaikan dengan tuntutan biaya hidup tadi.
Minimnya Waktu untuk Upgrade Diri
Sandwich generation bukan hanya dihadapkan pada terhimpitnya situasi finansial, namun keterbatasan waktu untuk bisa melakukan Upgrade diri juga seringkali menghambat. Umumnya sandwich generation ini sudah kehabisan waktu untuk bekerja dan mengurus keluarga, hingga berujung kelelahan. Situasi ini bisa membuat sandwich generation tidak memiliki waktu tersendiri untuk bisa memperdalam pengetahuan tentang investasi saham atau bahkan melakukan pemantauan pasar.
Risiko Volatilitas Pasar Saham
Dengan minimnya waktu yang dimiliki seorang sandwich generation, sudah tentu akan menggiringnya pada potensi kehilangan modal yang lebih besar. Mengingat tingginya risiko volatilitas pasar saham, yang seringkali berfluktuasi. Jika hal ini terjadi, maka kestabilan finansial akan terganggu.
Tuntutan yang Tinggi untuk Mendahulukan Kebutuhan Orang Tua maupun Anak
Tantangan lain yang seringkali menggagalkan langkah sandwich generation adalah tingginya tuntutan finansial untuk orang tua dan anak. Bahkan hampir tidak dapat dikesampingkan atau ditunda, misalnya kesehatan orang tua yang terganggu, atau bahkan biaya sekolah yang mendesak harus dipenuhi. Hal-hal seperti ini sudah tentu akan membuat mundur prioritas investasi saham. Misalnya yang harusnya investasi saham dilakukan bulan ini, justru bisa ditunda jadi bulan depan.
Studi Kasus Investasi Saham bagi Generasi Sandwich
Seorang dengan kondisi sandwich generation:
- Nama: Raka berusia 38 tahun
- Status: Menikah dengan jumlah dua anak dan memiliki tanggungan orang tua.
- Pendapatan per bulan: Rp15 juta
- Pengeluaran setiap bulan: Rp12 juta, yang didalamnya sudah termasuk biaya harian, pendidikan anak, dan juga untuk biaya orang tua.
- Alokasi investasi: Rp3 juta setiap bulan.
Raka ingin berinvestasi saham untuk jangka panjang, tanpa perlu mengesampingkan kebutuhan keluarga
Strategi investasi yang bisa dilakukan, dengan menentukan tujuan keuangan:
- Jangka Pendek sekitar 1 sampai 3 tahun: Dana darurat keluarga
- Jangka Menengah sekitar 3 sampai 7 tahun: Dana pendidikan.
- Jangka Panjang sekitar 10 tahuan: Untuk memenuhi dana pensiun.
Pembagian alokasi investasi saham:
Alokasi investasi senilai Rp3 juta untuk setiap bulannya, dengan diversifikasi aset:
Instrumen Investasi | Dana Alokasi (%) | Jumlah Dana (Rp) | Tujuan Akhir |
Saham Dividen, misalnya BBRI atau TLKM, atau UNVR. | 35% | 900.000 | Pendapatan pasif dan bisa untuk pensiun. |
Saham Growth, misalnya BBCA atau ASII, atau MDKA. | 35% | 600.000 | Diversifikasi aset, menjaga kenaikan modal dalam jangka panjang dan stabilitas. |
Reksa Dana Saham | 20% | 600.000 | Biaya pendidikan anak. |
Reksa Dana Pasar Uang | 10% | 300.000 | Persiapan dana darurat. |
Pengelolaan risiko
- Strategi Dollar Cost Averaging (DCA), berinvestasi secara rutin di setiap bulan tanpa peduli naik turunnya kondisi pasar.
- Diversifikasi aset, Raka tidak hanya berinvestasi pada sektor saham yang berbeda. Tetapi Raka juga berinvestasi pada aset lain, seperti Reksa Dana untuk mengendalikan risiko.
- Persiapan Dana Darurat, sebelum berinvestasi secara rutin, Raka setidaknya sudah memiliki dana darurat dengan perhitungan enam bulan pengeluaran.
Kesimpulan
Fakta tentang sandwich generation saat ini memang tidak dapat diabaikan. Tingginya tekanan finansial dan tuntutan yang dibebankan, hampir membuat sandwich generation ini tidak dapat berkutik. Tak jarang, situasi tersebut membuat mentalnya terganggu. Disinilah investasi saham memegang peranan penting, untuk dapat mengubah ‘nasib’ sandwich generation menjadi seseorang yang mandiri secara finansial.
Adapun hal paling penting yang perlu dibuat oleh sandwich generation, sebelum memutuskan berinvestasi adalah membuat Financial Planning. Yang tujuannya adalah untuk menyusun rencana pengeluaran secara lebih berimbang dalam setiap bulannya, yang berdasarkan pada jumlah pendapatan. Dengan financial planning ini, maka keuangan akan lebih teratur, karena pengeluaran keuangan hanya akan dilakukan berdasarkan pada urutan prioritas. Mulai dari biaya investasi, tagihan bulanan, kebutuhan harian, hiburan, termasuk untuk dana kebutuhan orang tua. Dengan begitu, strategi investasi saham sudah mulai bisa dilakukan secara bertahap dan fokuskan pada investasi jangka panjang (longterm investment).
Pertanyaannya, jika teman-teman investor di sini berada dalam fase tersebut? Strategi investasi saham manakah yang akan kalian lakukan?***
###
DISCLAIMER ON:
Tulisan ini bukan rekomendasi jual dan beli. Semua data dan pendapat pada artikel adalah bersifat informasi yang mengedukasi pembaca, berdasarkan sudut pandang penulis pribadi. Risiko investasi berada pada tanggung jawab masing-masing investor. Do Your Own Research!
Temukan Artikel Analisa dan Edukasi Saham lainnya di Google News.