Kaya-dari-Saham

Banyak influencer saham yang mengatakan bahwa untuk menjadi kaya, dapat dilakukan melalui saham. Namun tidak jarang, banyak orang yang skeptis tentang hal tersebut, dikarenakan saham tidak selalu menjamin orang bisa menjadi kaya dan dipenuhi unsur spekulasi didalamnya. Faktanya hal tersebut bisa jadi benar, karena tidak jarang banyak pelaku pasar yang “kehilangan arah” saat berinvestasi saham. Akhirnya mereka “pensiun dini” dari saham karena merasa dirugikan oleh investasi saham. Jika demikian, benarkah bisa kaya dari saham?

 

Pertimbangkan Keputusan Sebelum Terjun Berinvestasi Saham!

Instrumen investasi saham bukan sebuah jenis instrument yang akan selalu cocok untuk diterapkan pada setiap orang. Bahkan di luar sana  ada banyak orang yang lebih memilih berinvestasi pada asset yang secara turun-temurun sudah dapat dibuktikan keuntungannya, sebut saja seperti investasi tanah, bangunan dan emas.

Lalu bagaimana dengan kisah sukses orang-orang yang berhasil di dunia saham? Seperti Warren Buffet, Charlie Munger, Lo Kheng Hong dan masih banyak lagi jajaran orang terkaya di dunia yang berhasil kaya dari saham.

Dalam hal ini, Penulis sendiri berpandangan untuk bisa menghasilkan uang dengan return 300% dalam satu tahun, maka salah satu jenis instrumen investasi yang memiliki potensi tersebut adalah saham.

Ya, karena jika dibandingkan dengan instrumen lain untuk bisa mendapatkan laba 100%, kemungkinan besar tidak dapat dilakukan dalam waktu yang pendek. Contoh: ketika Anda berinvestasi tanah, apakah bisa mencapai keuntungan 100% dalam hitungan minggu atau bulan? Tentu, hal tersebut sangat tidak mungkin terjadi karena pada umumnya kenaikan harga tanah pasti akan naik, namun dalam rentang waktu relatif lebih panjang.

Sementara jika berinvestasi saham, sangat memungkinkan untuk mencapai laba 100%. Terlebih lagi jika saham yang dipegang mengalami Auto Rejection Atas (ARA), maka untuk mencapai keuntungan 100% dalam seminggu sangat berpotensi.

Oleh sebab itu, tidak heran bagi mereka yang sudah ‘melek finansial’ cenderung akan memilih saham sebagai asset investasi di masa mendarang. Bahkan dalam perkembangannya, investasi saham saat ini terus mengalami lonjakan investor yang didominasi oleh kelompok Gen Z maupun Milenial.

 

[adinserter block=”5″]

 

Cara Kaya dari Saham

Pada artikel kali ini Penulis akan memberikan cara kaya saham, mengacu pada langkah-langkah yang telah diambil oleh para investor sukses. Beberapa di antaranya:

  1. Pahami Prinsip Investasi Saham

Di dunia saat ini banyak sekali jenis instrument investasi yang ditawarkan, mulai dari saham, emas, forex, hingga cryptocurrency. Agar terhindar dari risiko kerugian, akan lebih baik Anda mampu memahami prinsip dan konsep berinvestasi saham. Misalnya, apakah yang menyebabkan harga saham naik dan turun? Kemudian ketentuan dan/atau regulasi yang berlaku dalam berinvestasi saham di Indonesia.

 

  1. Selalu Gunakan Dana “Dingin”

Apakah yang dimaksud dengan dana “dingin”? Yakni Anda berinvestasi tidak menggunakan uang yang dalam waktu dekat akan dibutuhkan atau uang yang dialokasikan untuk dana darurat. Jadi uang dingin ini, bukan uang yang sengaja dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan lainnya alias uang yang memang tidak digunakan. Sangat tidak dianjurkan berinvestasi saham dengan mengandalkan utang yang berasal dari utang atau margin, mengingat risiko yang ditimbulkan sangat merugikan.

Berbeda halnya ketika berbisnis di sektor riil yang dapat dihitung return per bulannya. Sehingga ketika, Anda meminjam uang atau kredit dapat diprediksikan berapa besar pendapatannya.

Hal ini tentunya berbeda dengan saham, karena pada saat Anda melakukan investasi saham, meskipun sudah dianalisa potensi keuntungannya. Tetap saja tidak dapat menjamin situasi ke depan, lantaran saham digerakan oleh ‘mister market’ yang tidak dapat prediksi secara pasti kapan akan naik dan turunnya harga saham. Oleh sebab itu menggunakan dana “dingin” adalah keputusan yang bijak dalam berinvestasi saham.

 

  1. Jangan All in dan Tetap Sediakan Kas

Melanjutkan cara nomor 2, pada cara  di nomor 3 ini masih berhubungan dengan bagaimana cara memanage “amunisi” ketika berinvestasi saham. Amunisi ini tentunya adalah cash.

Keberadaan cash ini penting bagi seorang investor, karena dapat digunakan untuk membeli saham pada suatu momentum yang menawarkan peluang. Untuk itu, penting untuk Anda menjaga cash, agar Anda tetap memiliki modal untuk investasi di saham lain (diversifikasi). Jangan all in ketika membeli suatu saham!

Hal tersebut penting, karena belum pernah ada professional manapun yang dapat memastikan pergerakan harga saham, apakah besok harga saham akan naik atau turun. Namun ketika IHSG bergerak turun dan cash tersedia, maka Anda dapat dengan segera mengambil peluang untuk membeli saham.

 

  1. Pahami Analisa Fundamental dan Teknikal

Dalam melakukan investasi saham ada dua analisa penting yang wajib dipahami oleh Anda sebagai investor saham, yakni analisa fundamental dan teknikal.

Analisa Fundamental adalah analisa mengenai kondisi perusahaan melalui laporan keuangan yang disajikan oleh perusahaan. Didalamnya Anda harus memahami rasio-rasio dari laporan keuangan, untuk dapat mengetahui situasi dari perusahaan.

Sementara untuk analisa teknikal adalah analisa yang menekankan kepada historical pergerakan harga suatu saham. Analisa teknikal ini dapat menentukan waktu kapan untuk masuk (Buy) dan kapan keluar (Sell) dari saham tersebut.

 

  1. Jangan Ikut-ikutan dan Fear of Missing Out (FOMO)

Dengan banyaknya informasi mengenai saham, ditambah dengan banyaknya influencer saham yang memberikan rekomendasi saham. Maka Anda harus pandai memilih informasi-informasi mana saja yang bermanfaat dan tidak.

Lantaran di masa sekarang ini, terdapat influencer saham yang banyak melakukan pom-pom saham tertentu. Dengan tujuan agar Anda juga ikut membelinya, padahal mungkin saat itu saham tersebut berada di harga yang sangat mahal. Untuk itu penting untuk Anda memahami saham dari perusahaan apa yang dibeli, bagaimana prospek bisnis perusahaan dan apa saja risiko maupun tantangan perusahaan ke depan.

Jadi, pastikan bahwa investasi saham yang Anda lakukan murni atas wawasan dan keputusan pribadi. Jangan hanya ikut-ikutan rekomendasi para influencer saham atau bahkan teman.

 

  1. Pelajari Alternatif Instrumen Investasi Lainnya

Saham merupakan instrument investasi dengan prinsip ‘high risk high return’. Oleh sebab itu memang tidak semua orang akan cocok berinvestasi saham. Namun jika Anda merasa cocok berinvestasi saham dan siap dengan segala bentuk risiko maupun tantangannya. Anda tetap perlu mempelajari alternatif instrument investasi lainnya seperti emas, obligasi dan reksa dana.

Mengapa? Karena pasar saham tidak selamanya cerah dan ada waktu-waktu di mana pasar saham menjadi tidak menarik bagi kebanyakan investor. Contohnya ketika pandemi Covid19 melanda, bursa saham dunia berguguran. Sebaliknya, saat itu harga Obligasi fixed income naik, dengan return yang lebih baik, dibandingkan saham. Jadi, selain fokus pada investasi saham. Anda perlu menganalisa siklus kapan harus switch instrument investasi.

 

  1. Investasikan kembali Keuntungan yang diperoleh (Reinvestasi)

Cara kaya dari saham yang lainnya dapat Anda terapkan adalan reinvestasi, yakni menginvetasikan kembali keuntungan yang telah didapatkan dari investasi yang sebelumnya. Reinvestasi ini dapat Anda lakukan melalui dua cara:

    • Reinvestasi pada instrument investasi yang sama

Misalnya pada saham yang berbeda sektor. Jika sebelumnya sudah berinvestasi pada saham sektor pebankan, yakni BBRI (PT Bank Rakyat Indonesia Tbk). Maka reinvestasikan keuntungan tersebut pada saham yang sama, BBRI.

Atau Anda juga bisa melakukan strategi diversifikasi di sektor property, yakni JRPT (PT Jaya Real Property Tbk).

    • Reinvestasi pada instrument investasi jenis lain

Misalnya dari investasi saham BBRI Anda telah mendapatkan keuntungan, maka Anda dapat menggunakan keuntungan tersebut untuk membeli Obligasi ORI ataupun SRBI. Obligasi tersebut berpotensi memberikan imbal hasil di atas deposito, dengan risiko yang lebih rendah.

Aktivitas reinvestasi ini secara tidak langsung akan mengarahkan Anda pada Compounding Return yang optimal di masa depan. Di mana keuntungan yang Anda dapatkan sebelumnya, bisa terus bertambah di periode selanjutnya. Dalam hal ini yang perlu Anda kuasai adalah rasa sabar dan konsistensi untuk menginvestasikan kembali keuntungan yang sudah didapatkan.

 

Investasi-Dulu-atau-Kaya-Dulu

[Baca lagi: Investasi Membuat Kaya atau Menjadi Kaya Dulu Baru Investasi?]

 

 

Kesimpulan

Nah itu tadi cara kaya dari saham yang dapat Anda terapkan ketika berinvestasi saham. Namun sebelum menerapkan cara-cara di atas, Penulis sarankan untuk Anda dapat mengenali profil investasi dan risiko terlebih dulu. Dengan begitu, Anda akan lebih mudah menentukan tujuan dan strategi investasi.

Ada banyak cara kaya dari saham, selama itu dilakukan dengan benar dan emosi yang terkelolan dengan baik. Maka financial freedom bukan lagi hal yang mustahil untuk Anda raih. Bahkan jika Anda memiliki rencana untuk ‘pensiun dini’, saham bisa menjadi kendaraan yang tepat untuk Anda mencapainya.

Ada pepatah “Rome wasn’t built in a day”, maka teruslah belajar untuk mencapai kesuksesan dalam berinvestasi saham. Selamat berinvestasi!***

 

###

 

DISCLAIMER ON:
Tulisan ini bukan rekomendasi jual dan beli. Semua data dan pendapat pada artikel adalah bersifat informasi yang mengedukasi pembaca, berdasarkan sudut pandang penulis pribadi. Risiko investasi berada pada tanggung jawab masing-masing investor. Do Your Own Research!

 

Temukan Artikel Analisa dan Edukasi Saham lainnya di Google News.

1
Pastikan rekan Investor tidak ketinggalan Informasi ter-update

Subscribe sekarang untuk mendapatkan update artikel terbaru setiap minggunya

reCaptcha v3
keyboard_arrow_leftPrevious
Nextkeyboard_arrow_right

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *