Terakhir diperbarui Pada 5 Juni 2024 at 2:44 pm
Dalam berinvestasi saham, tentu akan melibatkan tujuan keuangan di masa depan. Oleh karenanya, penting mengenal cara screening saham, sebelum membeli suatu saham. Screening yang baik, bukan hanya sekedar membaca atau melihat laporan keuangan sebuah perusahaan saja, ternyata screening saham memiliki arti lebih dalam. Lantas apa itu screening saham dan bagaimana penerapannya dalam membantu investor dalam berinvestasi?
Daftar Isi
Pengertian Screening Saham
Jika diartikan ke dalam bahasa Indonesia, ‘screening’ artinya adalah penyaringan. Dan dalam dunia investasi, memang itulah artinya.
Cara screening saham adalah sebuah metode penyaringan atau penyortiran saham, yang didasarkan pada beberapa faktor atau kriteria sesuai kebutuhan investor. Kriteria tersebut bermaksud untuk membantu investor mendapat keuntungan dalam saham pilihannya. Termasuk menghindari kerugian yang tidak diinginkan.
Pentingnya Melakukan Screening Saham
Proses menyaring atau menyortir saham ini penting dilakukan. Tujuannya jelas, agar investor mampu memperoleh keuntungan secara maksimal pada saham yang tepat.
Tentu, setiap investor tidak ingin mengalami kerugian. Karena sungguh disayangkan, jika uang hasil bekerja yang sudah disisihkan untuk berinvestasi dengan tujuan bisa berkembang. Tapi justru hilang akibat kerugian.
Cara screening saham umumnya sudah banyak dilakukan oleh para investor ulung, yang memegang teguh investasi berdasarkan fundamental perusahaan. Meski begitu, bukan berarti pemula dalam investasi saham tidak bisa melakukan screening.
Justur screening saham ini bisa dipelajari dan dipraktikan secara langsung.
[Baca juga: cara screening saham untuk swing trading]
Metode Screening Saham
Ada beberapa metode yang akan Penulis bahas satu per satu. Di mana untuk setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangannya. Jadi teman-teman investor bisa menyesuaikannya kembali dengan kemampuan analisa yang dimiliki.
Cara Manual
Metode pertama adalah dengan cara manual, yaitu dengan memperhatikan grafik pergerakan nilai saham dari periode waktu ke waktu. Cukup dengan memilih saham yang diincar, kemudian lihat grafik saham. Dari sini, teman-teman investor bisa melihat jelas bagaimana grafik pertumbuhannya. Apakah semakin naik yang berarti positif, atau sebaliknya cenderung turun melemah.
Cara ini adalah yang paling mendasar. Namun relatif cepat dan mudah dilakukan, sehingga cocok bagi para investor pemula tanpa perlu melakukan hal-hal teknikal.
Cara Fundamental
Metode kedua yang paling Penulis senangi adalah berdasarkan fundamental. Metode ini bisa dikatakan paling mutakhir, karena membutuhkan kejelian membaca berbagai informasi tentang perusahaan incaran.
Dalam metode ini, ada beberapa hal yang bisa teman-teman investor lakukan untuk membantu analisa fundamental, yaitu:
- Periksa pertumbuhan profitabilitas perusahaan, yang dilihat dari laba bersih dan pendapatan. Dari laporan profitabilitas ini, teman-teman investor dapat melihat prospek perusahaan apakah selalu bertumbuh atau justru sebaliknya, seperti stagnan maupun merugi. Yang perlu teman-teman lakukan di sini adalah melihat perkembangan saat ini, kemudian kemudian bandingkan dengan periode waktu sebelumnya.
- Pastikan bahwa harga atau nilai saham berlawanan dengan laba perusahaan. Setelah melihat laporan laba rugi perusahaan tadi, yang bisa dilakukan selanjutnya adalah cek harga saham. Di sini, teman-teman investor pastikan bahwa harga sahamnya sedang dalam tren turun atau lebih murah, alias undervalue.
Cara Teknikal
Cara terakhir yang juga dapat dicoba, adalah metode teknikal. Dalam teknikal ini teman-teman investor umumnya akan membutuhkan bantuan software atau aplikasi tertentu. Tujuannya adalah untuk mempermudah melakukan proses penyortiran sebuah saham secara otomatis. Walaupun terdengar mudah dan sangat praktis, tetap saja sebagai investor perlu melakukan pengecekan ulang secara manual. Sebab, yang namanya aplikasi, bisa saja terjadi kekeliruan atau kesalahan.
[Baca juga: Cara Membuka Rekening Saham Online]
Kriteria Screening Saham
Ini merupakan langkah penting dalam proses analisis saham, yaitu kriteria screening saham. Dalam dunia investasi, investor sering kali menggunakan kriteria screening saham sebagai alat untuk memilih saham-saham yang berpotensi menguntungkan.
Ada beberapa faktor kunci yang sering diperhatikan investor dalam screening saham:
- Investor akan melihat pertumbuhan pendapatan perusahaan. Pertumbuhan yang stabil dan konsisten menjadi indikasi utama, bahwa perusahaan memiliki potensi untuk memberikan keuntungan jangka panjang.
Selain itu, investor juga akan memperhatikan valuasi saham. Di sini investor akan melihat apakah harga saham sudah sesuai dengan nilai intrinsik perusahaan atau sebaliknya. Jika harga saham terlalu tinggi dibandingkan nilai sebenarnya, maka itu adalah sinyal untuk menghindari saham tersebut. Jadi hal ini sangat membantu investor dalam menyaring saham-saham potensial dan memiliki risiko investasi yang minim.
- Kriteria kedua dalam screening saham mencakup analisis fundamental. Investor akan memeriksa laporan keuangan perusahaan untuk melihat kinerja historisnya. Kinerja perusahaan yang dimaksud antara lain: laba bersih, rasio utang, dan aliran kas juga menjadi pertimbangan penting dalam mengevaluasi kesehatan keuangan perusahaan.
Dalam beberapa praktik screening saham menggunakan analisis fundamental, ada yang melibatkan faktor teknis. Yakni seperti grafik harga saham dan indikator teknis berupa moving average dan Relative Strength Index (RSI) yang memberi wawasan tentang tren dan momentum harga saham.
Dengan menggabungkan analisis fundamental dan teknis, investor dapat menyaring saham-saham yang memiliki potensi lebih baik untuk mencapai hasil investasi yang diinginkan.
Tools dan Sumber Informasi untuk Screening Saham
Nah, di bagian ini Penulis akan menjelaskan mengenai tools dan source information yang dapat digunakan teman-teman investor dalam screening saham.
Jadi dalam cara screening saham, juga ada berbagai tools dan source information yang akan mempermudah proses penyortiran saham.
Salah satu tools yang umum digunakan adalah platform perdagangan saham yang dilengkapi fitur screening saham. Melalui platform tersebut, teman-teman investor dapat mengatur kriteria yang diinginkan. Contohnya seperti pertumbuhan pendapatan, rasio keuangan, atau sektor industri.
Sementara untuk source information yang dapat diandalkan seperti laporan keuangan perusahaan yang dapat diakses melalui situs resmi perusahaan atau lembaga pengawas pasar modal. Contoh untuk akses laporan keuangan perusahaan melalui laman website resmi www.idx.co.id berikut ini:
Source: Website Resmi IDX
Penulis yakin, kalau teman-teman investor pasti sudah fasih akan hal ini. Dan untuk teman-teman investor pemula memang perlu banyak berlatih cara screening saham supaya terbiasa dan familiar.
Dalam laporan keuangan, teman-teman investor dapat melihat informasi mengenai pertumbuhan Aset, Utang dan Modal, Pendapatan dan Laba Rugi, hingga Arus Kas perusahaan. Di mana semua itu dapat menjadi acuan dalam proses screening saham.
Source information lainnya, bisa berasal dari berbagai berita makro dan investasi korporasi, atau bahkan hasil analisis pasar modal yang diperoleh dari situs berita keuangan atau lembaga riset resmi. Source tersebut menjadi sumber informasi penting untuk bisa mengetahui pergerakan pasar, dan saham-saham yang potensial.
Dengan memanfaatkan tools dan source information yang tepat, maka cara screening saham bisa dilakukan secara efektif.
[Baca juga: Begini Cara Membuat Watchlist Saham yang Efektif dan Nggak Rumit!]
Contoh dan Studi Kasus Penerapan Screening Saham
Misalkan teman-teman investor tertarik dengan saham di sektor teknologi. Dalam melakukan screening saham, kriteria yang bisa diatur seperti pertumbuhan pendapatan minimal 15% per tahun, laba bersih konsisten selama lima tahun terakhir, dan rasio utang rendah. Setelah menerapkan kriteria tersebut, maka teman-teman investor bisa mendapatkan hasil screening saham yang mencakup sejumlah perusahaan teknologi potensial. Selanjutnya, teman-teman investor bisa melakukan analisis fundamental lebih lanjut untuk menyaring saham-saham paling potensial. Dari metode ini, maka bisa disusun portfolio saham yang fokus pada perusahaan-perusahaan teknologi, dengan kinerja keuangan yang baik dan prospek menarik.
Studi kasus lain, misalnya teman-teman investor tertarik di saham-saham dengan dividen stabil dan tinggi. Maka screening saham juga bisa digunakan, dengan menentukan kriteria seperti yield dividen minimal 4%, rasio payout yang sehat, dan histori konsisten pembayaran dividen. Setelah melakukan screening saham, maka akan ditemukan beberapa perusahaan yang memenuhi kriteria tersebut. Selanjutnya, lakukan analisis laporan keuangan perusahaan untuk memastikan kesehatan keuangan dan kemampuan untuk membayar dividen yang konsisten.
Kesimpulan
Jadi, cara screening saham akan lebih optimal, jika dilakukan sebelum membeli saham. Screening saham umunya lebih banyak dipakai oleh investor berbasis fundamental, yang memang fokus pada long term investment. Dengan screening saham, maka akan memudahkan keputusan investasi hanya pada saham-saham potensial dan memiliki prospek masa depan menarik.
Umumnya screening saham ini dianggap sulit oleh sebagian besar para investor pemula yang baru terjun ke saham. Padahal kalau teman-teman investor tahu, cara screening saham ini mampu memberi sejumlah kelebihan bagi investor, lho!
Antara lain teman-teman investor bisa mendapatkan saham pilihan berkualitas dan memudahkan pemantauan investasi yang sudah dimiliki. Sehingga dana yang diinvestasikan bisa bertumbuh lebih baik.
Tidak hanya itu, saja screening saham juga efektif membantu memperbesar return yang akan didapat oleh teman-teman investor.
Nah, gimana apakah teman-teman investor sekarang sudah kepikiran untuk melakukan screening saham sebelum akhirnya memutuskan membeli? Kalau ya, happy investing ya!