Delapan Cara Belajar Value Investing

Terakhir diperbarui Pada 11 Juni 2025 at 11:31 am

Value investing – salah satu metode pendekatan yang paling klasik dalam berinvestasi saham. Namun Value Investing, terbukti dapat memberikan return investasi yang optimal bagi investornya dalam jangka panjang. Value Investing pertama kali dipopulerkan oleh Benjamin Graham, lalu diterapkan oleh Value Investor ternama AS – Warren Buffet. Senada dengan itu, Value Investor ternama asal Indonesia dipegang oleh Lo Kheng Hong yang berhasil mengadopsi Value Investing ke dalam investasinya. Sayangnya, Value Investing ini bukan jalan cepat mencapai kekayaan. Metode ini harus dijalankan secara sabar, disiplin, dan membutuhkan analisa mendalam. Jika demikian, bagaimana cara belajar value investing untuk pemula? Yuk langsung simak delapan caranya…

 

8 Cara Belajar Value Investing Untuk Pemula

Value Investing hanya fokus kepada saham yang tengah ‘salah harga’, yaitu saham yang dari sisi harga sedang tidak dihargai market, sehingga menjadi lebih murah (undervalue) dari nilai intrinsik. Namun sangat potensi untuk dijual ketika saham tersebut mencapai harga wajarnya.

Untuk dapat menemukan saham ‘salah harga’ ini, dibutuhkan analisa fundamental yang mendalam. Terutamanya dari sisi kinerja keuangan perusahaan.

Dalam praktiknya, metode Value Investing ini lebih cocok bagi investor dengan tingkat kesabaran yang tinggi. Di mana investor, hanya akan menjual ketika keuntungan telah maksimal dan biasanya dilakukan dalam timeframe yang lebih panjang.

 

Ada lebih dari 800 emiten yang terdaftar di BEI, untuk mempermudah memantau kinerja laporan keuangan dan rasio-rasionya, maka bisa memanfaatkan Cheat Sheet yang telah terbit! BANNER-ARTIKEL-CHEATSHEET-2024

Bagi teman-teman investor yang ingin berlangganan Cheat Sheet, bisa menggunakan voucher di bawah ini.

 

 

Nah supaya lebih paham tentang Value Investing, berikut ini adalah 8 cara belajar Value Investing secara bertahap:

  • Memahami Dasar Laporan Keuangan

Sebagai pemula yang akan berinvestasi saham dengan metode Value Investing, penting untuk mengetahui dasar-dasar Laporan Keuangan terlebih dulu. Mengingat dasar dari Value Investing ialah bertumpu pada kemampuan membaca dan memahami setiap detail dari laporan keuangan yang meliputi: Neraca, Laba Rugi, dan Arus Kas.

Dengan mampu membaca laporan keuangan, maka akan sangat mudah dalam menilai kondisi kesehatan keuangan perusahaan, dan menghitung pertumbuhan laba dari tahun ke tahun. Hal ini memudahkan investor untuk mengetahui apakah bisnis perusahaan stabil atau justru menurun.

  • Pelajari Rasio Keuangan

Cara belajar Value Investing untuk pemula yang kedua adalah mempelajari rasio-rasio keuangan, yang umumnya penting untuk di analisa. Beberapa rasio keuangan yang paling umum:

    • Price to Earnings Ratio atau PER:Mengukur harga saham dibandingkan dengan laba bersih per saham.
    • Price to Book Value atau PBV:Menghitung perbandingan antara harga pasar saham dengan nilai buku perusahaan.
    • Return on Equity atau ROE:Menghitung seberapa besar efisiensi perusahaan dalam penggunaan modal untuk menciptakan laba.
    • Debt to Equity Ratio atau DER:Mengukur kemampuan tingkat utang perusahaan terhadap modal sendiri.
  • Pastikan Perusahaan memiliki Fundamental Kuat

Metode Value Investing diterapkan atas dasar kinerja fundamental perusahaan yang baik dan kuat, dengan ciri-ciri seperti:

    • Produk maupun layanan, jelas arahnya dan bermanfaat bagi masyarakat luas.
    • Tata Kelola Manajemen yang baik, jujur dan memiliki track record yang berpengalaman.
    • Kinerja Keuangan yang sehat, tercermin dari pertumbuhan laba yang stabil dan jumlah utang terkendali.
    • Keunggulan kompetitif (moat) dalam industri, seperti brand produk yang kuat atau bahkan sistem teknologi eksklusif dalam operasionalnya. Contoh saham global dengan keunggulannya, ialah Apple (AAPL), Tesla (TSLA), Walmart (WMT). Sedangkan contoh saham yang memiliki keunggulan di Indonesia, seperti Bank BCA (BBCA), Indofood (INDF, Telkom (TLKM) dan masih banyak lagi.
  • Belajar Menghitung Nilai Intrinsik Saham

Cara berikutnya dalam belajar Value Investing untuk pemula adalah menghitung nilai intrinsik saham, yang tujuannya adalah untuk dapat mengetahui apakah saham saat ini memiliki harga yang murah (undervalued) atau sebaliknya mahal (overvalued). Dalam menghitung nilai intrinsik, ada beberapa pendekatan sederhana yang cocok untuk pemula:

    • Discounted Cash Flow (DCF): Rasio ini akan menghitung nilai sekarang, berdasarkan arus kas masa depan.
    • Membandingkan antara P/E atau P/B dari saham, terhadap rata-rata industri atau historis beberapa tahun terakhir.
    • Margin of Safety (MoS): Hanya membeli saham, ketika harganya 20% – 30% lebih rendah dari nilai intrinsik yang dimiliki. Dengan begitu maka, investor bisa memiliki ‘bantalan’ yang dapat melindunginya dari potensi kerugian.
  • Srceening Saham

Berdasarkan metode Value Investing, maka ada beberapa kriteria saham, antara lain:

    • Kinerja fundamental yang kuat;
    • Harga saham di bawah nilai intrinsik;
    • Prospek bisnis yang menarik;
    • Tata kelola manajemen terpercaya.
    • Analisa Fundamental, Sektor, dan Industri

Analisa fundamental saham, metode analisis yang berfokus meneliti kinerja bisnis, kondisi keuangan, hingga seberapa besar kekuatan bisnis yang dijalankan perusahaan. Bagaimana juga dengan kondisi eksternal perusahaan, seperti dari sisi sektor maupun industri yang mampu mempengaruhi prospek perusahaan di masa mendatang. Dengan menganalisis sektor dan industri, investor lebih mudah dalam menemukan sektor saham yang memiliki prospek cerah

  • Bangun Manajemen Portofolio Investasi

Ketika berinvestasi dengan metode Value Investing, sebaiknya hindari untuk mengalokasikan seluruh modal hanya pada satu saham. Terapkan strategi diversifikasi saham, yakni dengan membeli beberapa saham dari sektor-sektor yang berbeda, namun pastikan bahwa pola bisnisnya sudah Anda pahami. Misalnya:

    • Sektor perbankan: BMRI
    • Sektor konsumer: MYOR
    • Sektor telekomunikasi: TLKM
    • Sektor teknologi: DCII

Selain diversifikasi, strategi beli dan jual saham juga perlu ditentukan. Lantaran tidak seluruh saham undervalue akan mengalami kenaikan usai di beli. Oleh sebab itu, penting untuk menentukan strategi timing untuk beli saham undervalue dan juga menjualnya ketika harga hampir mendekati atau lewat dari nilai intrinsik.

  • Evaluasi Portofolio Secara Berkala

Pantau selalu kinerja portofolio investasi, baik dari sisi kinerja perusahaan maupun perkembangan industri bisnisnya. Jika dalam evaluasi ternyata kinerja fundamental perusahaan memburuk, maka ‘jual’ bisa menjadi pilihan terbaik. Tetapi jika, fundamental perusahaan masih tetap baik, maka ‘hold’ lebih baik, meski mungkin harga sahamnya belum bergerak naik ke level sebelumnya.

  • Money Management

Cara belajar Value Investing yang terakhir, namun sebaiknya tidak diabaikan oleh pemula adalah Money Management. Investor perlu mengatur alokasi pendanaan secara baik dan selalu memperhitungkan persiapan dana cadangan. Sebagai bentuk antisipasi, jika ada peluang baru dan/atau risiko tidak terduga. Intinya, jangan terlalu bersikap agresif. 

 

Cara-Menemukan-Saham-yang-Dianggap-Murah-dalam-Value-Investing_1

[Baca lagi: Cara Menemukan Saham yang Dianggap Murah dalam Value Investing]

 

Tips Yang Pantang Dilanggar Value Investor

Ada beberapa tips yang dapat Anda lakukan sebagai Value Investor pemula:

  • Investasi dari Saham yang Sudah Dipahami

Sebagai pemula, investasi saham sebaiknya dimulai dari saham-saham perusahaan besar yang sudah mapan secara bisnis. Hal ini menunjukkan kekuatan perusahaan yang sudah bertahan sejak lama dan siklus bisnis yang juga mudah dipahami.

  • Manfaatkan Tools

Mulai gunakan platform investasi yang sistemnya user friendly, biasanya sangat mudah ditemukan di platform-platform yang populer. Lantaran aplikasi tersebut memiliki aksesibilitas antarmuka yang sangat mudah dipahami, terutamanya bagi para investor pemula. Gunakan juga fitur seperti Screening Saham, yang memudahkan pencarian saham yang potensial.

  • Belajar dari Pengalaman Investor Sukses

Jangan bosan untuk belajar dan memperbesar pengetahuan mengenai ilmu investasi, terutamanya saham dari pengalaman para investor sukses. Salah satu seperti perjalanan Lo Kheng Hong dalam berinvestasi saham dan berhasil menjadi Value Investor ternama di Indonesia.

  • Jaga Konsistensi dan Latih Kesabaran

Berinvestasi saham dengan metode Value Investing akan membutuhkan waktu yang lebih panjang, agar return yang didapatkan menjadi optimal. Oleh karena itu, sangat dibutuhkan konsistensi untuk terus berinvestasi dan perlu melatih rasa sabar untuk menunggu sampai nilai wajar saham terealisasi.

  • Gabung Komunitas Belajar Saham

Dan untuk menjaga konsistensi berinvestasi, gabung ke dalam komunitas-komunitas belajar saham bisa menjadi pilihan yang tepat. Dari komunitas ini biasanya akan memudahkan Anda untuk ikut hadir dalam forum diskusi maupun belajar bersama sesama investor pemula.

 

 

Kesimpulan

Dari 8 cara belajar Value Investing untuk pemula, dapat ditarik kesimpulan bahwa sebenarnya metode Value Investing adalah strategi investasi saham yang lebih berfokus pada analisis fundamental perusahaan. Metode Value Investing sangat cocok bagi para investor pemula, yang berambisi untuk mencapai kekayaan secara berlanjut.

Dalam penggunaan metode Value Investing, investor harus melakukan analisa fundamental terlebih dulu, guna memastikan bahwa saham yang akan diinvestasikan berasal dari perusahaan-perusahaan yang kuat pondasi bisnisnya. Ini berarti, investor dituntut untuk sudah paham betul fundamental perusahaan, tahu di mana nilai intrinsiknya. Kemudian beli sahamnya, saat harga sudah turun menjadi lebih murah (undervalue). Jika sudah, maka yang dibutuhkan investor adalah kesabaran dan konsistensi untuk berinvestasi dalam jangka panjang. Serta melakukan diversifikasi investasi pada beberapa sektor saham yang berbeda, guna menjaga potensi risiko lebih terkendali.***

 

###

 

DISCLAIMER ON:
Tulisan ini bukan rekomendasi jual dan beli. Semua data dan pendapat pada artikel adalah bersifat informasi yang mengedukasi pembaca, berdasarkan sudut pandang penulis pribadi. Risiko investasi berada pada tanggung jawab masing-masing investor. Do Your Own Research!

 

Temukan Artikel Analisa dan Edukasi Saham lainnya di Google News.

1
Pastikan rekan Investor tidak ketinggalan Informasi ter-update

Subscribe sekarang untuk mendapatkan update artikel terbaru setiap minggunya

reCaptcha v3
keyboard_arrow_leftPrevious
Nextkeyboard_arrow_right

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *