
Inflasi Indonesia jatuh ke level terendah dalam 25 tahun terakhir! Padahal inflasi di bulan Januari 2025 “hanya” sebesar 0.76% YoY, turun jauh dibandingkan inflasi Des 2024 yang sebesar 1.57%. Bisa dikatakan, angka inflasi Januari 2025 menjadi yang terendah dalam 25 tahun terakhir. Di mana terakhir kalinya IHK jatuh terendah adalah pada Januari 2000 lalu, saat inflasi tercatat sebesar 0.28% YoY. Nah apa yang menyebabkan inflasi menjadi sangat rendah?
Daftar Isi
Inflasi Terendah dalam 25 Tahun, Ekonomi Tidak Jalan?
Penyebab Inflasi Rendah di Bulan Januari?
Ada beberapa hal yang menyebabkan inflasi sangat rendah. Salah satu penyumbang deflasi di Januari adalah tarif Listrik, yang berkontribusi terhadap Deflasi 1.47% MoM, disusul oleh turunnya harga tomat, ketimun, tiket kereta api, dan tarif angkutan udara.
Sementara kenaikan harga emas menyumbang inflasi, namun “hanya” 0.36%. Hal ini wajar karena kan emas juga lagi all time high. Selain itu ada kenaikan harga minyak goreng, sigaret kretek mesin, cabe rawit, dan kopi bubuk. Nah pertanyaannya, kenapa justru tarif listrik yang menjadi penyumbang deflasi ?
Kenapa Tarif Listrik menjadi Penyumbang Deflasi?
Jawabannya adalah karena ada Diskon Biaya Listrik. Kalian bisa liat pada Keputusan Menteri ESDM ini, di mana Pemerintah sedang memberikan diskon tarif listrik untuk konsumen rumah tangga PLN. Nah diskonnya sendiri tidak nanggung-nanggung, yaitu 50% yang diberikan ke rumah tangga PLN daya 450 VA, 900 VA, 1300 VA, dan 2200 VA yang berlaku selama 2 bulan di Januari dan Februari ini. Sehingga kemungkinan inflasi masih akan turun di Februari, sebelum kembali meningkat di bulan Maret.
Kenapa Inflasi Tidak Boleh Terlalu Rendah?
Kalau inflasi kerendahan, akan menciptakan masalah karena banyak parallel effect. Inflasi yang rendah ini mengindikasikan daya beli yang juga ikut rendah, karena daya beli yang rendah, perusahaan jadi kesulitan untuk jualan karena produknya tidak laku. Dengan tidak terjualnya produk perusahaan, maka laba akan turun, dan akan berujung pada yaitu PHK (Pemutusan Hubungan Kerja).
Terlebih lagi di tahun 2025 ini isu PHK sudah menjadi perhatian. Nah balik lagi karena masyarakat khawatir soal isu PHK massal, maka mereka cenderung lebih nahan untuk spending. Kalau sudah seperti itu, masyarakat akan ketergantungan dengan pekerjaan informal seperti berjualan, yang tidak memiliki kontrak secara resmi.
Bagaimana Upaya BI Menaikkan Inflasi?
Salah satu upaya yang bisa dilakukan adalah BI untuk menaikkan inflasi atau setidaknya tidak turun lebih jauh, adalah dengan menurunkan suku bunga.
Pemangkasan suku bunga akan membantu menggerakkan roda ekonomi, tetapi pergerakan BI saat ini terbatas. Karena jika suku bunga diturunkan, spread gap dengan Fed Rate mengecil. Maka impact nya adalah Rupiah akan makin melemah terhadap US Dollar. Meskipun demikian, Bank Indonesia sepertinya mengambil risiko tersebut dengan menurunkan suku bunga 25 bps di bulan Januari kemarin.
Nah menyikapi inflasi yang rendah, banyak pelaku pasar yang menanggapinya dengan negatif dan berpengaruh terhadap koreksi harga saham. Pertanyaannya, apa yang seharusnya dilakukan oleh Investor?
Apa yang Harus Dilakukan Investor?
Untuk tahu penjelasannya secara langsung dari saya, pastikan menyaksikan video kali ini sampai tuntas ya! Karena ada pembahasan mengenai beberapa saham yang sebaiknya dihindari karena memiliki beban utang yang relatif besar dan cukup berisiko.
###
DISCLAIMER ON:
Video ini bukan rekomendasi jual dan beli. Semua data dan pendapat pada video adalah bersifat informasi yang mengedukasi teman-teman investor, berdasarkan sudut pandang Rivan Kurniawan dan Team. Risiko investasi berada pada tanggung jawab masing-masing investor. Do Your Own Research!
Temukan Artikel Analisa dan Edukasi Saham lainnya di Google News.