Cara-Mengukur-Kinerja-Investasi-Saham

Dalam berinvestasi saham kita perlu melakukan evaluasi terhadap portfolio saham yang kita miliki. Hal ini penting karena kita dapat mengetahui seberapa besar efektifitas investasi kita di saham, jika dibandingkan dengan instrument investasi lain seperti deposito dan/atau obligasi. Pertanyaannya bagaimana cara mengukur kinerja investasi saham?

 

Apa itu Kinerja Investasi Saham?

Kinerja investasi saham adalah pengukuran terhadap return yang dihasilkan atas investasi saham yang telah kita lakukan pada waktu tertentu. Misalnya mingguan, bulanan, kuartalan, enam bulanan (semester), dan bahkan tahunan. Preferensi waktu pengukuran kinerja ditentukan oleh kita sebagai investor.

Hal ini perlu dilakukan untuk mengukur seberapa besar efektivitas dari investasi kita di saham. Apakah kita dapat “beat the inflation” melalui saham atau jangan-jangan selama ini kita terus boncos dalam investasi di saham.

Selain itu pengukuran kinerja investasi saham juga bertujuan untuk evaluasi investor dalam memilih saham. Apakah saham yang diinvestasikan di harga yang terlalu murah atau terlalu tinggi atau bahkan wajar.

Dengan cara mengukur kinerja investasi saham, maka kita dapat melakukan alokasi dana secara tepat.

 

 

Pentingnya Mengukur Kinerja Investasi Saham

Tentu ada alasan besar dibalik pentingnya seorang investor perlu melakukan dan mengukur kinerja investasi saham. Beberapa alasan tersebut antara lain:

  • Investor akan lebih mudah dalam pengambilan keputusan yang lebih terukur dan terinformasi, berdasarkan pemahaman yang baik terhadap perkembangan pasar. Dengan harapan keputusannya akan memberikan hasil yang baik di masa mendatang.
  • Investor juga berkesempatan untuk meningkatkan dan mencari peluang terbaik dalam upayanya mencapai financial goals melalui investasi saham. Misalnya menemukan saham potensial dengan kinerja fundamental yang sehat dan bertumbuh.
  • Membantu investor dalam menilai harga saham, apakah harga saham terlalu rendah (undervalue) atau terlalu tinggi (overvalue), atau bahkan saham sedang ada di harga pasar yang wajar.
  • Sebagai bahan evaluasi terhadap efektivitas strategi yang telah diterapkan, jika ternyata strategi sudah tidak relevan dengan kondisi pasar saat ini. Maka investor dapat segera melakukan penyesuaian strategi kembali.

 

Jangan-Malas-Evaluasi-Investasi-Saham[Baca lagi: Jangan Malas Evaluasi Investasi Saham!! Ini Langkah-langkahnya…]

 

Cara Mengukur Kinerja Investasi Saham

Terdapat beberapa cara yang dapat digunakan untuk mengukur kinerja investasi saham, antara lain:

  1. Methode Standar Benchmark

Standar benchmark adalah menggunakan benchmark tertentu dalam mengukur kinerja investasi saham. Menurut Andrew Crowel (Vice Chairman D.A. Davidson & Co. Wealth Management – Los Angeles) yang mengungkapkan bahwa:

Source: dapentelkom.co.id

Berikut ini cara mengukur kinerja investasi saham menggunakan standar benchmark:

    • Benchmark Indeks Pasar

Metode ini membandingkan kinerja investasi yang kita miliki dengan indeks yang ada di pasar. Kita dapat membandingkan return portfolio investasi pada periode tertentu dengan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).

Kita juga bisa menggunakan “narrow indeks”, contohnya dengan membandingkan portfolio investasi yang kita miliki di saham-saham perbankan dengan Indeks harga saham-saham perbankan di IHSG (JAKFIN).

    • Nilai Absolut atau Target Benchmark

Metode ini bersifat menargetkan hasil investasi dengan kondisi makro ekonomi seperti inflasi. Biasanya metode ini merupakan metode yang banyak digunakan oleh para manajer investasi dalam melakukan pengelolaan dana investasi. Contoh jika rata-rata inflasi di Indonesia adalah sebesar 5% per tahun, maka target return dari investasi pada saham adalah di atas 5% per tahun.

Dalam cara ini, kita dapat menggunakan benchmark lainnya seperti tingkat GDP atau pertumbuhan ekonomi.

    • Peer Groups atau Benchmark dengan Pesaing

Bagi para manajer investasi dengan tuntutan kerja untuk dapat menghasilkan return investasi yang lebih baik, bahkan melebihi return investasi dari perusahaan pesaing. Maka benchmark ini dapat diterapkan dengan cara membandingkan return investasi kita dengan manajer investasi tertentu.

Contoh return investasi dari sekuritas A yang sudah memiliki nama sebesar 7% per tahun, dibandingkan dengan investasi kita yang returnnya di atas 7% per tahun kinerja. Maka dapat dikatakan bahwa investasi kita sudah mampu melampaui manajer investasi pada sekuritas A tersebut.

 

  1. Mengukur Harga dan Kinerja Perusahaan secara fundamental

Kondisi fundamental perusahaan, seperti pendapatan dan laba bersih dapat menjadi acuan untuk mengukur kinerja investasi yang kita miliki. Kondisi fundamental perusahaan ini dapat memberikan informasi, apakah saham yang kita miliki berada di harga murah, wajar ataupun mahal.

Jika ternyata saham yang kita miliki ada pada harga yang cukup tinggi. Maka besar kemungkinan return yang akan didapatkan, tidak akan sebesar yang dihasilkan oleh saham yang kita beli pada harga yang wajar ataupun lebih murah.

Tantangannya dengan metode ini adalah tidak semua saham yang dihargai murah, selalu memiliki performa harga saham yang mengikuti fundamentalnya.

Di samping itu, kita juga dapat mengevaluasi kinerja keuangan perusahaan secara berkala. Serta melakukan switching atau rebalancing portfolio, jika kondisinya tidak sesuai yang diharapkan.

 

Laporan-Keuangan-bagi-Investor-Saham

[Baca lagi: Laporan Keuangan Bagi Investor Saham. Ada Berapa Jenis dan Apa Manfaatnya?]

 

  1. Rasio-Rasio Saham

Metode rasio saham adalah cara singkat untuk melihat kinerja perusahaan, tanpa harus melihat secara rinci pos-pos yang terdapat pada laporan keuangan. Beberapa rasio yang dapat dijadikan patokan untuk memprediksi pertumbuhan laba perusahaan adalah P/E (Price to earning ratio) dan PEG (Price to Earning – Growth Ratio).

Dengan menggunakan rasio P/E, dengan menghitung harga saham dibandingkan laba per saham. Jika ternyata rasio P/E minus, berarti perusahaan masih merugi dan semakin besar P/E menandakan bahwa perusahaan dihargai dengan harga yang semakin mahal. Biasanya untuk mengukur rasio P/E, kita akan membandingkan P/E antar perusahaan yang terdapat pada satu industri sejenis.

Sedangkan dengan rasio PEG, kita dapat menilai kesesuaian harga saham yang ada pada portfolio kita, dengan pendapatan dan proyeksi pertumbuhannya. Indikator rasio PEG antara lain:

    • Murah, jika memiliki nilai di bawah 1
    • Wajar, jika memiliki nilai sama dengan 1
    • Mahal, jika memiliki nilai diatas 1.

Oleh karena itu, sebaiknya portfolio investasi kita evaluasi berkala untuk mengetahui apakah PEG nya underpriced, wajar ataupun overpriced. Kelemahan dalam mengukur kinerja investasi saham menggunakan metode rasio ini adalah hanya melihat secara “helicopter view” pada rasio. Di mana kita tidak melihat secara detail pos-pos apa saja yang berdampak terhadap kinerja perusahaan.

Beda halnya ketika kita mengukur kinerja investasi saham menggunakan metode nomor 2, yakni dengan cara mengukur harga dan kinerja perusahaan secara fundamental. Cara ini memungkinkan kita untuk melihat lebih jelas apa saja pos-pos pada laporan keuangan yang berdampak pada kinerja perusahaan.

 

Price-Ratio

[Baca lagi: Price to Cash Flow Ratio dalam Valuasi Harga Saham]

 

Kesimpulan

Dari tiga cara mengukur kinerja investasi saham di atas, salah satu cara yang sebaiknya di ambil ketika kita memutuskan berinvestasi saham dalam jangka panjang, ialah mengukur harga dan kinerja perusahaan secara fundamental.

Jika pada cara ini, kita menemukan saham yang kita miliki sedang diperdagangkan murah yang nilainya ada di bawah asumsi awal. Namun kinerja fundamentalnya sehat dan bertumbuh, maka tidak ada salahnya kita melakukan penambahan modal investasi kembali di saham tersebut.

Cara mengukur kinerja investasi saham berdasarkan fundamentalnya juga akan sangat menguntungkan. Misalnya ketika kita optimis terhadap kinerja harga saham yang dapat mencapai angka Rp3.500 dalam beberapa tahun ke depan. Namun harga saham anjlok, yang menjadikan ini sebagai momen untuk membeli saham tersebut lebih banyak lagi. Dengan perhitungan, kita akan diuntungkan, jika perusahaan dapat bertumbuh melejit mencapai angka Rp3.500 per saham tadi.

Nah terlepas dari cara di atas, apapun itu cara mengukur kinerja investasi saham, sebaiknya teman-teman investor sudah dapat memahami profil risiko diri sendiri secara baik ya. Pastikan bahwa cara mengukur kinerja saham yang dilakukan sesuai dengan preferensi masing-masing sebagai investor.

Oya, ingat juga bahwa kita sebagai investor ritel tidak selalu kalah dengan manager investasi yang memiliki nama dan jam terbang. Sebagai investor ritel, kita memiliki kelebihan salah satunya adalah sangat mudah untuk melakukan pivot atau perpindahan instrument investasi. Beda hal dengan para manajer investasi yang mengelola dana pihak ketiga dengan jumlah yang sangat besar.

Terlepas dari pembahasan kali ini, jika teman-teman investor memiliki ketertarikan untuk belajar cara mengukur kinerja investasi saham dan saham mana saja yang dapat diinvestasikan dalam jangka panjang. Maka teman-teman investor dapat join RK Platinum Member. Selamat berinvestasi!***

 

###

 

DISCLAIMER ON:
Tulisan ini bukan rekomendasi jual dan beli. Semua data dan pendapat pada artikel adalah bersifat informasi yang mengedukasi pembaca, berdasarkan sudut pandang penulis pribadi. Risiko investasi berada pada tanggung jawab masing-masing investor. Do Your Own Research!

 

Temukan Artikel Analisa dan Edukasi Saham lainnya di Google News.

1
Pastikan rekan Investor tidak ketinggalan Informasi ter-update

Subscribe sekarang untuk mendapatkan update artikel terbaru setiap minggunya

reCaptcha v3
keyboard_arrow_leftPrevious
Nextkeyboard_arrow_right

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *