GOTO-Lakukan-Beberapa-Aksi-Korporasi

GOTO lakukan beberapa aksi korporasi, mulai dari rencana private placement dalam waktu dekat. Bahkan GOTO meminta restu kepada para investor untuk bisa melakukan buyback saham. Hingga aksi perusahaan yang menjual GoTo Logistics. Lalu bagaimana dengan prospeknya di masa depan?

 

Artikel ini dipersembahkan oleh:

 

Masuknya Berita Private Placement, Buyback, dan Jual Goto Logistics

Harga saham GOTO sepanjang tahun 2024 ini sudah turun 23.2%, yang disebabkan karena kinerjanya yang masih terus mencetak rugi. Sebagai akibat dari beban yang dimiliki perusahaan sangat tinggi, di saat pendapatan perusahaan sebenarnya terus bertumbuh. Perusahaan saat ini akan melakukan beberapa aksi korporasi seperti private placement, buyback, dan menjual Goto Logistics.

Apakah ketiga aksi korporasi tersebut adalah langkah yang bagus? Mengingat jumlah saham beredar di masyarakat per Maret 2024 sebesar 79.77%, dan apakah penjualan segmen bisnis Goto Logistics bisa membuat beban perusahaan menurun?

Pada artikel kali ini kami akan membahas aksi korporasi yang dilakukan perusahaan, dan kira-kira bagaimana prospek bisnis kedepannya dari langkah tersebut?

Source: Tradingview.com

  

 

Profil Perusahaan

GoTo Group adalah ekosistem digital terbesar di Indonesia. Perusahaan memiliki ekosistem yang terdiri dari layanan transportasi on-demand, e-commerce, pengiriman makanan & bahan makanan, logistik & pemenuhan. Serta layanan keuangan dan pembayaran.

Nama PT GoTo Gojek Tokopedia berasal dari adanya integrasi bisnis antara PT Aplikasi Karya Anak Bangsa dengan Tokopedia pada tahun 2021. Selang beberapa waktu, GOTO melakukan pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 11 April 2022.

Kepemilikan saham oleh masyarakat di GOTO per posisi Q1 2024 adalah sebesar 79.77%, di mana angka ini sangat besar. Pemegang saham pengendali GOTO adalah William Tanuwijaya, Andre Soelistyo, dan Melissa Siska Juminto yang memiliki saham Seri B perusahaan.

Source: Laporan Keuangan GOTO Q1 2024

  

Neraca Keuangan

Perusahaan memiliki aset yang turun 12% menjadi Rp47.7 triliun, penurunan aset ini berasal dari penurunan kas dan setara kas sebesar 19.2%. Kemudian juga dari uang muka turun 85.9%.

Sedangkan dari aset tidak lancarnya berasal dari penurunan aset takberwujud dan goodwill. Meskipun ada kenaikan di investasi pada entitas asosiasi, kondisi pada aset perusahaan ini salah satunya karena terdekonsolidasinya Tokopedia.

Source: Laporan Keuangan GOTO Q1 2024

Hutang buruk jangka pendek perusahaan sebesar Rp772 miliar. Jika kita bandingkan dengan kas perusahaan saat ini sebesar Rp 20.3 triliun. Maka tentu saja sangat aman. Dan untuk total hutang buruknya sebesar Rp 3.7 triliun.

Source: Laporan Keuangan GOTO Q1 2024

Untuk ekuitasnya mengalami penurunan 1% menjadi Rp37.4 triliun dari sebelumnya Rp 37.9 triliun, perusahaan masih mencatatkan akumulasi rugi sebesar Rp209.7 triliun. Ini karena kinerja perusahaan yang terus cetak rugi. Dengan ekuitas tersebut, DER perusahaan saat ini sebesar 9.98%. Jadi dari sisi neraca untuk pembayaran hutang buruk masih aman.

Source: Laporan Keuangan GOTO Q1 2024

  

Laba Rugi FY 2023

Pendapatan bersih perusahaan mengalami kenaikan 22% menjadi Rp4.07 triliun dari sebelumnya Rp3.3 triliun. Jumlah biaya dan beban perusahaan mengalami penurunan menjadi Rp5.02 triliun dari sebelumnya Rp7.37 triliun. Namun karena masih tingginya biaya dan beban, perusahaan mencatatkan rugi usaha sebesar Rp941.9 miliar.

Source: Laporan Keuangan GOTO Q1 2024

Perusahaan mencatatkan keuntungan selisih kurs dari sebelumnya yang rugi, namun mencatatkan kerugian bersih entitas asosiasi dan ventura bersama yang naik 411.8%. Sehingga untuk bottom line, perusahaan mencatatkan kerugian bersih sebesar 861.9 miliar yang turun 78% dari sebelumnya rugi Rp3.8 triliun.

Source: Laporan Keuangan GOTO Q1 2024

Pendapatan perusahaan tersebut berasal dari imbalan jasa yang turun 17%, kemudian jasa pengiriman yang naik 190%, jasa pinjaman naik 496%, imbalan iklan turun 53%, lain-lain mencatatkan kenaikan 35.2%.

Kemudian adanya pendapatan baru dari imbalan jasa E-commerce yang berasal dari Tokopedia. Di mana sebagai bagian dari kesepakatan perusahaan dengan TikTok, Perusahan akan menerima pendapatan jasa e-commerce secara kuartalan dari Tokopedia. Persentase pendapatan jasa e-commerce dihitung berdasarkan GMV inti Tokopedia. Pendapatan jasa e-commerce ini baru terjadi pada 1 Februari 2024 – 31 Maret 2024.

Source: Laporan Keuangan GOTO Q1 2024

Dari sisi informasi segmen, pendapatan segmen bersih terbesar berasal dari on-demand services yang naik 62.5%. Teknologi keuangan naik 65.7%. Kemudian ada segmen e-commerce yang turun 41.4%, kita tahu bahwa bisnis Tokopedia sudah terdekonsolidasi saat ini. Namun pada informasi segmen Q1 2024 masih mencatatkan pendapatan bersih dari segmen e-commerce.

Penyelesaian transaksi akuisisi Tokopedia oleh Tiktok terjadi pada akhir Januari 2024 yang membuat laporan keuangan Tokopedia masih masuk pada laporan keuangan Q1 2024.Namun hanya tercatat kinerja bulan Januari 2024 saja, jika kita bandingkan dengan pendapatan bruto Q1 2023.

Maka pendapatan bruto segmen e-commerce Q1 2024 hanya 41.3% saja dari Q1 2023. Dan sebenarnya segmen e-commerce sudah mencatatakan laba usaha segmen Rp532.9 miliar. Jika kita lihat insentif kepada pelanggan serta biaya dan beban menurun kemungkinan besar, karena pendanaan yang dikeluarkan GOTO tidak sebesar sebelumnya.

Perusahaan juga memiliki segmen lainnya yang mayoritasnya berasal dari Goto Logistics, pendapatan bersihnya turun 8%, dan masih mencatatkan rugi usaha juga.

Source: Laporan Keuangan GOTO Q1 2024

 

Aksi Korporasi

Perusahaan akan melakukan private placement dan buyback saham. Jumlah saham baru yang akan diterbitkan melalui PMTHMETD adalah sebanyak-banyaknya 120.1 miliar lembar saham Seri A atau sebanyak-banyaknya 10% dari jumlah seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh. Dana yang diperoleh akan digunakan perusahaan untuk mendukung kebutuhan modal kerja, serta pelunasan melalui konversi atas utang perusahaan di kemudian hari jika ada.

Rincian pembagian dana untuk perusahaan sebesar 35%, kemudian untuk anak perusahaannya seperti PT Dompet Anak Bangsa sebesar 20%, PT Multifinance Anak Bangsa 25%, serta PT GoTo Solusi Niaga dan setiap bisnis groceries yang dimiliki perusahaan sebesar 20%. Penerbitan saham baru ini akan meningkatkan jumlah saham yang dikeluarkan GOTO.

Tidak hanya private placement, perusahaan juga melakukan buyback saham. Aksi ini akan dilakukan dalam waktu paling lama 12 bulan setelah tanggal RUPS yang menyetujui untuk buyback saham. Dana untuk buyback sebanyak-banyaknya sebesar Rp3.2 triliun. Sumber dana yang digunakan untuk melaksanakan buyback saham berasal dari kas internal perusahaan.

Source: Press Rilis GOTO

Kemudian paling terbaru, pada 7 Mei 2024 perusahaan menjual Goto Logistics. Perusahaan telah menyelesaikan transaksi penjualan 100% kepemilikan di PT Paket Anak Bangsa (PAB). Di mana PAB memiliki 2 anak perusahaan yaitu PT Swift Shipment Solutions (SSS) dan PT Swift Logistics Solutions (SLS). Total harga penjualan sebesar Rp 14,7 milyar.

Saat ini transaksi telah diselesaikan dan GOTO tidak lagi mengendalikan PAB dan anak-anak perusahaannya. Sehingga akan didekonsolidasikan dari Grup. Transaksi ini dilaksanakan sebagai bagian dari restrukturisasi internal dan penataan kembali prioritas bisnis GOTO dimana karena adanya perubahan pada segmen e-commerce.

 

Ada lebih dari 900 emiten yang terdaftar di BEI, untuk mempermudah memantau kinerja laporan keuangan dan rasio-rasionya, maka bisa memanfaatkan Cheat Sheet yang telah terbit!

BANNER-ARTIKEL-CHEATSHEET-2024

Bagi teman-teman investor yang ingin berlangganan Cheat Sheet, bisa menggunakan voucher di bawah ini.

 

 

Prospek Kinerja

Aksi private placement GOTO membuat peredaran lembar saham menjadi lebih banyak, namun jika yang mengambil PMTHMETD ini adalah entitas seperti private placement yang terjadi pada tahun 2023 kemarin yaitu Bhinneka Holdings (22) Limited suatu entitas independen, maka akan membuat persentase kepemilikan saham oleh masyarakat bisa menurun atau terdilusi.

Kemudian buyback yang dilakukan perusahaan adalah langkah yang bagus, karena untuk membantu mengurangi jumlah beredar yang dimiliki masyarakat tersebut. Mungkin banyak yang bertanya, kenapa melakukan buyback jika mau private placement? hal ini semakin memperkuat alasan kami kenapa GOTO melakukan kedua aksi korporasi ini. Di mana menurut kami langkah ini untuk menurunkan persentase kepemilikan masyarakat tersebut. Meskipun dilain sisi, jika institusi tersebut menjual lagi ke masyarakat maka tentu peredaran lembar saham yang dimiliki masyarakat akan kembali meningkat. Jadi tugas GOTO adalah memperbaiki kinerja agar investor tidak kabur.

Dan untuk aksi korporasi ketiga, yaitu penjualan Goto Logistics, hal ini adanya penyesuaian karena adanya restrukturisasi dan penataan kembali dari perubahan segmen e-commerce. Penjualan Goto Logistics dilakukan agar beban perusahaan juga bisa berkurang, terlihat pada segmen lain-lain yang terus mencatatkan kerugian.

Lalu bagaimana prospek kedepannya?

Dengan terdekonsolidasinya Tokopedia, maka pendapatan perusahaan sepertinya akan mengalami penurunan karena kontribusi pendapatan Tokopedia yang besar. Namun sebenarnya dengan terdekonsolidasinya Tokopedia akan membuat beban perusahaan menurun, dibantu dengan beban yang turun dari penjualan bisnis Goto Logistics. Di mana kedua segmen bisnis ini punya beban tinggi. Jadi dengan hal ini meskipun pendapatan cukup tertekan, tapi akan ada efisiensi pada beban perusahaan.

Dengan hal tersebut, perusahaan akan berfokus pada segmen on-demand services dan teknologi keuangan. Di mana perusahaan berharap dapat meningkatkan pertumbuhan basis demografi pengguna yang lebih luas di bisnis on-demand service dan teknologi keuangan secara lebih efisien.

Adanya aksi korporasi seperti penambahan dana dari private placement, harapannya bisnis GOTO bisa terus terdorong sehingga mencatatkan pendapatan yang terus naik dibantu dengan efisiensi pada bebannya. Jadi perusahaan bisa lebih fokus pada dua segmennya saat ini agar efisiensi bisa berjalan lebih baik, karena permasalahan terbesar pada kinerja GOTO adalah biaya dan beban yang sangat besar.

 

GOTO-dan-TikTok-Berkongsi

[Baca lagi: GOTO & TikTok Berkongsi, Kombinas Layanan jadi Prospek Menarik?]

 

Kinerja Jangka Panjang dan Valuasi Harga Saham

Secara jangka panjang, pendapatan perusahaan terus mencatatkan kenaikan karena perusahaan yang terus ekspansif dalam pengembangan bisnisnya, seperti penambahan bisnis baru dan melakukan pendanaan besar-besaran atau sering disebut bakar-bakar uang untuk memperoleh pelanggan sebanyak-banyaknya. Namun karena hal tersebut membuat beban perusahaan selalu lebih tinggi dari pendapatan, yang membuat perusahaan terus mencetak rugi bersih.

Source: Laporan Keuangan GOTO

Dan untuk valuasinya, perusahaan memiliki prospek ROE tahun 2024 ini yang masih minus sebesar -12.06%. Saat ini valuasi harga saham GOTO untuk PBV sebesar 1.89x yang masih rendah dibandingkan tahun 2023 kemarin. Namun dengan kinerja perusahaan yang terus mencatat rugi, tentu saja saham GOTO kurang menarik.

Source: Laporan Keuangan GOTO

 

Kesimpulan

Aksi korporasi private placement dilakukan perusahaan untuk memperoleh pendanaan baru. Kemudian karena kepemilikan masyarakat di saham GOTO secara persentase yang sangat besar membuat perusahaan melakukan buyback saham. Didorong dengan adanya dilusi dari aksi private placement jika yang mengambil adalah entitas seperti private placement tahun 2023 kemarin.

Kemudian untuk penjualan goto logistics terjadi karena adanya restrukturisasi dari perubahan segmen e-commerce. Dan terlihat bahwa goto logistics ini juga memiliki kinerja yang tidak bagus karena merugi. Dengan hal tersebut efisiensi bisa berjalan kedepannya, apalagi ditambah dengan laporan keuangan Tokopedia yang sudah tidak terkonsolidasi. Di mana ruginya yang terlampau besar karena beban yang tinggi.

Jadi untuk tahun 2024 ini pendapatan GOTO kemungkinan besar akan turun akibat terdekonsolidasinya pendapatan Tokopedia  yang berkontribusi cukup besar. Namun bisa menyamai pendapatan tahun 2023 kemarin perusahaan lebih efisien, dan belum bisa dipastikan kapan perusahaan akan mencatatkan laba bersih. Karena jika kita lihat segmen on-demand dan teknologi keuangan juga masih mencatat rugi saat ini. Namun paling tidak perusahaan saat ini sedang berusaha dalam melakukan efisiensi terhadap beban-bebannya yang sangat besar.***

 

###

 

DISCLAIMER ON:
Tulisan ini bukan rekomendasi jual dan beli. Semua data dan pendapat pada artikel adalah bersifat informasi yang mengedukasi pembaca, berdasarkan sudut pandang penulis pribadi. Risiko investasi berada pada tanggung jawab masing-masing investor. Do Your Own Research!

 

Temukan Artikel Analisa dan Edukasi Saham lainnya di Google News.

1
Pastikan rekan Investor tidak ketinggalan Informasi ter-update

Subscribe sekarang untuk mendapatkan update artikel terbaru setiap minggunya

reCaptcha v3
keyboard_arrow_leftPrevious
Nextkeyboard_arrow_right

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *