Terakhir diperbarui Pada 6 Agustus 2024 at 4:06 pm
Apakah teman-teman investor pernah tahu alkisah tentang seekor semut dan belalang? Ternyata dibalik kisahnya, tersimpan makna yang mendalam mengenai sebuah perencanaan masa depan yang matang. Nah, pesan moral seperti apa sih yang ada dalam kisah semut dan belalang?
Daftar Isi
Kisah Semut dan Belalang
Di sebuah ladang yang subur, tinggal sebuah keluarga semut yang gemar bekerja. Dan terdapat juga seekor belalang yang seringkali bermalas-malasan.
Meski semut dan belalang memiliki kebiasaan hidup yang berbeda. Namun keduanya ini adalah sahabat erat dan sering saling menyapa ketika berjumpa.
Di area ladang tersebut, semut selalu giat bekerja. Setiap harinya, semut disibukkan dengan kegiatan mencari makanan. Lalu dibawanya dan disimpan di dalam sarang semut. Aktivitas tersebut dilakukan semua tanpa mengenal rasa lelah.
Beda hal dengan si belalang yang setiap hari hanya menghabiskan waktu dengan bersantai-santai dan bersenang-senang. Kadang kala belalang bernyanyi dan menari untuk menikmati hidup. Belalang begitu menikmati hari-harinya. Bisa dikatakan belalang tidak memiliki sebuah rencana apapun untuk hidup ke depan. Ya, hidup belalang ini layaknya air yang mengalir mengikuti arusnya.
Ilustrasi Semut yang mengumpulkan makanan & Belalang yang bersantai. Source: dailymotion.com
Sampai di suatu musim semi, Belalang yang sedang asyik menikmati harinya, justru bertemu dengan rombongan keluarga semut. Melihat keluarga semut yang begitu rajin membawa makanan, belalang pun bertanya pada semut: “Hai semut! Kenapa kamu tidak main ke tempatku? Dari pada harus bekerja keras seperti itu, bukankah akan sangat menyenangkan jika bermain dengan ku?” kata Belalang.
Kemudian semut pun menjawab: “Aku lagi bekerja keras menyiapkan persediaan makanan untuk di musim dingin nanti. Karena saat musim dingin datang, tidak akan ada tanaman yang bisa tumbuh seperti biasa. Kita bisa saja mati kelaparan, kalau tidak mulai menyiapkan persediaan makanan dari sekarang” jelas Semut.
Sayangnya jawaban semut di anggap lelucon oleh Belalang, yang membuatnya tertawa terpingkal-pingkal. Belalang pun kembali menjawab Semut: “Musim dingin itu masih lama Semut, kenapa kalian harus sebegitu khawatirnya? Kan masih ada hari esok? Lihat saja hari ini masih sangat cerah untuk kita bermain bersama!” ujar Belalang. Yang kemudian dilanjutkannya bernyanyi.
Namun mendengar ucapan Belalang, Semut tetap pada pendiriannya dengan tegas: “Tidak Belalang, aku rasa seharusnya kamu juga harus ikut bersama kami untuk sama-sama menyiapkan persediaan makanan. Musim dingin yang sebentar lagi datang ini, nampaknya akan lebih Panjang. Jadi sebaiknya kamu juga mulai bersiap diri menghadapi musim dingin kali ini” tegas Semut. Ia kemudian berlalu dan melanjutkan kembali pekerjaannya.
Ilustrasi Semut mengangkut makanan & Belalang bersantai. Source: jhargrave.medium.com
Musim semi tersebut, Belalang habiskan seluruh waktunya hanya untuk makan, tidur dan kemudian bermain.
Bahkan hingga berganti musim ke musim panas, Belalang pun masih tetap bermalas-malasan. Dengan alasan terik matahari yang begitu menyengat yang membuatnya semakin malas.
Sementara Semut dan keluarganya masih tetap disibukkan dengan menyiapkan persediaan bahan makanan.
Musim panas itu berlalu, dan berganti ke musim gugur. Belalang juga masih bermalas-malasan, ia tidak mau menguras tenaga yang membuatnya jadi cepat lelah.
Hingga sampai waktunya musim dingin yang disebutkan Semut datang. Belalang dibuat terkejut dengan situasi yang ada, di mana angin berhembus sangat kencang dan dingin. Salju yang turun juga semakin tebal, menutup rata hampir seluruh ladang sehingga semuanya berwarna putih. Akibatnya seluruh tanaman mati tertimbun salju, membuat Belalang semakin sulit untuk mendapatkan bahan makanan dan kelaparan. Bahkan Belalang berusaha mencari makanan ke dalam sarangnya, namun ia tidak berhasil menemukan makanan.
Ilustrasi Belalang berjalan di tengah badai salju. Source: shortstories4kids.com
Akhirnya Belalang memutuskan pergi mencari makanan ke tempat lain, sambil berjalan perlahan menahan lapar.
Apa yang terjadi pada Belalang, sangat berbeda jauh dengan apa yang dirasakan Semut. Di musim dingin, Semut dan keluarganya berkumpul bersama di rumah dan dapat menikmati makanan, berupa jagung dan biji-bijian yang sudah dipersiapkan sejak musim panas.
Singkat cerita, Belalang meminta bantuan kepada Semut, untuk sekiranya Semut mau berbagai makanan padanya. Belalang kini menyadari apa yang telah dilakukannya ketika musim semi, yang hanya bersenang-senang dan bermalas-malasan. Justru itu yang membuat dirinya kesulitan dan bersusah payah ketika musim dingin tiba. Lantaran ia tidak memiliki stok persediaan makanan yang mencukupi untuk kelangsungan hidupnya di musim dingin.
Ilustrasi Belalang ketika sampai depan rumah Semut. Source: sevenmileroadphilly.org
Semut menasihati Belalang untuk tidak mengulangi kesalahannya: “Ingat ya Belalang lain kali, kamu harus bersedia bekerja sama dengan kita untuk mempersiapkan diri menghadapi musim dingin. Jangan lagi hanya bermalas-malasan dan tidak mau berlelah diri,” tegas Semut.
Sejak kejadian itu, Belalang mendapatkan pelajaran berharga untuk selalu mempersiapkan diri menghadapi musim dingin berikutnya.
Pesan Moral yang Dapat Dipetik dari Kisah Semut dan Belalang
Dari kisah Semut dan Belalang di atas, tentu ada pesan moral yang dapat kita petik. Dengan pilihan apakah kita ingin bertahan hidup dan menikmatinya sebaik mungkin seperti Semut? Atau sebaliknya, Belalang yang hanya bermalas-malasan dan memilih kesenangan di awal?
Tentu kita mengetahui, bahwa setiap orang pasti akan menjadi tua yang membuatnya tidak lagi produktif, seperti masih muda. Kita juga paham, bahwa ketika menjadi tua, kita juga masih akan membutuhkan uang untuk kelangsungan hidup kita. Mulai dari uang untuk makan, biaya keseharan dan berbagai pengeluaran lainnya.
Coba renungkan pertanyaan berikut ini:
Akan dari mana sumber pendapatan kita, sewaktu kita sudah tua dan tidak produktif seperti sekarang? Jika, kita tidak menyiapkannya dari sekarang, di mana kita masih muda dan produktif?
Dapatkan seluruh layanan dari RK Team secara lengkap dan harga spesial hanya untuk member RK. Yuk gabung sekarang juga menjadi Platinum Member !
Untuk berlangganan Platinum Member RK, teman-teman investor bisa menggunakan
Investasi untuk Menyokong Kelangsungan Hidup
Seperti kita ketahui, bahwa ketika kita sudah tidak produktif, maka tidak banyak hal yang dapat kita lakukan. Sementara di waktu yang sama, kita sudah tidak ada pendapatan aktif lagi. Namun pengeluaran akan terus ada. Nah sebagai gambaran lihat grafik di bawah:
Dari grafik di atas, terlihat bahwa jumlah pendapatan kita ke depan akan semakin berkurang lebih banyak, dibandingkan dengan jumlah pengeluaran kita. Hal itu dapat terjadi karena beberapa situasi, misalnya:
- Biaya berobat yang bertambah. Jika sebelumnya hanya berobat biasa saja. Maka biasanya ketika sudah memasuki usia pension, akan ada biaya berobat lain. Seperti membeli vitamin, kontrol kesehatan secara rutin dan lain sebagainya.
- Konsumsi makanan yang sehat secara rutin. Makanan sehat ini akan sangat dibutuhkan tubuh ketika usia tidak lagi muda. Umumnya dipicu oleh berbagai macam keluhan penyakit yang membuatnya harus menghindari sejumlah makanan.
- Dan situasi lain-lainnya seperti, tidak lagi kuat pergi menggunakan kendaraan umum atau roda dua.
Investasi Saham untuk Persiapan Pensiun
Untuk mempersiapkan masa pensiun sebaik mungkin, kita dapat menyiapkannya dengan berinvestasi saham dan dilakukan dalam timeframe panjang.
Persiapan ini sangat diperlukan sejak sekarang, karena waktu satu tahun untuk mempersiapkan masa pensiun tidak akan cukup. Untuk itu kita perlu mempersiapkan masa pensiun dari sekarang, layaknya semut yang mempersiapkan persediaan makanan untuk menghadapi musim dingin.
[Baca lagi: Persiapkan Dana Pendidikan dan Pensiun dengan Berinvestasi Saham!]
Perhitungan Dana Pensiun yang Dibutuhkan
Studi Kasus: Keluarga Ibu Nisa
Saat ini Ibu Nisa berusia 30 tahun dan sudah berkeluarga. Pengeluaran rata-rata Ibu Nisa di kisaran Rp10.000.000 per bulan. Rencananya Ibu Nisa akan pensiun ketika usia 56 tahun. Rencananya ia ingin pensiun selama 30 tahun. Dengan itu, maka diperkirakan pengeluaran saat pensiun, setara 80% pengeluaran saat ini.
Asumsi:
- Ibu Nisa tidak memiliki sumber pendapatan sama sekali ketika pensiun.
- Terjadi kenaikan inflasi mencapai 8%.
- Hasil investasi melalui instrument deposito ketika pensiun sebesar 4%.
- Hasil investasi saham saat ini sekitar 20%.
Pertanyaannya:
- Berapa besar dana pensiun yang dibutuhkan?
- Berapa besar dana yang perlu diinvestasikan di setiap bulan? Atau tahunnya?
- Berapa lama Ibu Nisa harus berinvestasi saham, supaya mencapai target?
Intepretasinya:
Berapa besar dana pensiun yang dibutuhkan? Dana pensiun yang dibutuhkan sekitar Rp26.6 miliar.
Dengan uang sebesar Rp26.6 miliar dimasukan ke deposito mendapatkan untung sebesar 4%. Maka Ibu Nisa bisa mendapatkan pendapatan sekitar: 4% x Rp42.9 miliar = Rp1.064 miliar per tahun (atau bulanan setara Rp88 juta). Angka tersebut setara dengan nilai Rp12 juta (80% x Rp15 juta) nilai uang sekarang ini.
Bagaimana cara menyiapkan modal sebesar itu?
Ibu Nisa perlu berinvestasi dari sekarang, dengan memilih instrumen saham. Dengan perhitungan:
- Dana untuk investasi di setiap tahun, agar bisa memenuhi kebutuhan pensiun adalah: Rp 46 juta per tahun.
- Ibu Nisa harus berinvestasi selama: 26 tahun.
Dilihat dari nominalnya, tentu angka yang sangat fantastis, jika tidak dipersiapkan dari sekarang.
[Lihat lagi: Gimana Cara Pensiun Dini? with Safir Senduk]
Dari Mana Saja Sumber Pemasukan saat Pensiun?
Pertanyaan berikutnya, bagaimana dengan dana hari tua? Berapa besar yang kita butuhkan untuk persiapan pensiun? Bagaimana cara menyiapkan dana sebesar itu?
Ketika kita memasuki masa pensiun, maka kita akan pensiun dari pendapatan aktif kita. Namun, kita masih bisa mendapatkan pendapatan dari hasil investasi kita. Apalagi kalau kita punya usaha sebagai sumber pendapatan pasif.
Pendapatan dari investasi:
Pendapatan yang kita dapatkan dari investasi yang telah kita lakukan, sejak usia masih produktif. Nah contohnya: pendapatan dividen atau capital gain dari saham. Atau bisa juga pendapatan dari bunga deposito. Atau bahkan pendapatan dari kupon obligasi.
Pendapatan pasif:
Pendapatan ini akan kita dapatkan dari pertumbuhan asset. Misalnya ketika punya rumah yang disewakan atau dikontrakan. Bisa juga pendapatan dari hasil usaha atau bisnis rumahan. Atau mungkin sewa kendaraan seperti rental motor atau mobil. Dan masih banyak bisnis lainnya.
[Baca lagi: 3 Aset untuk Masa Pensiun, Apa Saja?]
Ketika Masih Produktif Lakukan Ini!
Dari kisah Semut dan Belalang tentu kita dapat belajar, bahwa sebaiknya kita banyak melakukan aksi yang positif selagi usia dan tenaga masih produktif. Jangan menghabiskan banyak waktu hanya untuk bermalas-malasan.
Nah beberapa hal di bawah ini, dapat kita maksimalkan ketika masih ada di usia produktif:
Upgrade wawasan dan ilmu mengenai berbagai pengetahuan.
Salah satunya yang paling berperan penting dalam kehidupan sehari-hari adalah ilmu keuangan. Di mana khususnya seperti investasi saham/reksa dana/obligasi. Atau mengenai berbagai jenis asuransi, hingga mengenai perencanaan keuangan.
Giat menambah “asset”.
Selagi masih usia produktif, maka giatkan diri untuk menambah segala sesuatu yang sifatnya mampu mendatangkan pendapatan. Bentuknya bisa berupa investasi emas, properti, atau bahkan berupa paper asset, maupun digital asset.
Susun strategi rencana pensiun.
Mulai susun rencana pensiun, mulai dari strategi, kebutuhan dana pensiun, dan berapa lama pensiun. Termasuk juga berapa besar kebutuhan dana darurat.
Kendala yang Umum Dihadapi
Berinvestasi saham yang dilakukan mulai dari sekarang, untuk mempersiapkan masa pensiun. Bukan tanpa kendala, beberapa diantaranya seperti:
- Apakah kita sudah mempersiapkan asset yang dapat menghasilkan pendapatan pasif di masa pensiun nanti?
- Apakah kita sudah mempersiapkan pengetahuan atau kemampuan pada bidang investasi di mulai dari sekarang?
- Apakah kita sudah memulainya dari sekarang juga?
Strategi Investasi Saham untuk Persiapan Pensiun
Persiapan masa pensiun dengan berinvestasi saham tidak sulit. Begini strategi sederhana yang dapat dilakukan:
Fokus investasi saham dalam timeframe jangka panjang.
Pastikan bahwa investasi saham yang dilakukan adalah untuk jangka panjang sekitar 5 tahun ke atas. Tentukan juga tujuan yang akan dicapai dalam 5 sampai 10 tahun ke atas.
Pelajari investasi saham berdasarkan kinerja fundamental.
Strategi berikutnya adalah mempelajari investasi saham berdasarkan kinerja fundamental saham. Hal ini dapat mempermudah kita dalam memilih saham-saham potensial untuk investasi jangka panjang. Termasuk untuk mengoptimalkan potensi dividen maupun capital gain dari saham yang diinvestasikan.
Ikuti Stockademy by RK Team : Mastering The Sectoral Cycle di sini !
Investasikan kembali keuntungan yang diperoleh.
Jika dividen maupun capital gain sudah didapatkan, maka alangkah bijaknya jika diinvestasikan kembali. Tujuannya jelas untuk semakin memperbesar potensi keuntungan di masa mendatang.
Bangun digital asset pada beberapa instrument.
Digital asset ini sangat rekomendasi untuk mempersiapkan masa pensiun, lantaran biayanya relatif murah.
Mulai investasi real asset.
Untuk menunjang digital asset yang sudah dimiliki. Maka pastikan kita juga memiliki sumber pendapatan pasif lainnya melalui real asset. Berupa property atau apartemen yang disewakan. Atau bahkan kendaraan yang juga disewakan.
Investasi Bentuk Peduli pada Masa Tua!
Tua, merupakan kepastian yang akan datang. Mempersiapkannya sebaik mungkin adalah bentuk kepedulian terhadap kelangsungan hidup diri sendiri. Tanpa perlu merepotkan anak, cucu dan anggota keluarga lainnya.
Tidak ada yang dapat menjamin masa tua kita, selain diri kita sendiri. Bahkan tidak ada yang dapat memperhitungkan seberapa besar kebutuhan maupun pengeluaran kita, selain kita. Ya, masa tua adalah tanggung jawab diri kita sendiri!
Ilustrasi dana pengeluaran yang semakin besar di masa tua. Source: Shutterstock/Khongtham
Jadi mempersiapkannya sedini mungkin adalah pilihan yang bijak dan baik. Terlebih lagi ketika di usia produktif, kita memiliki banyak waktu dan tenaga yang masih mumpuni. Manfaat waktu kita sebaik mungkin, layaknya Semut. Dan jangan banyak berdiam diri, menungguk esok datang dan berakhir dengan Nasib seperti Belalang.
Itulah kisah Semut dan Belalang yang dapat kita jadikan cermin, langkah apa yang dapat kita lakukan dalam menghadapi masa yang akan datang.
Dan investasi saham adalah salah satu instrument investasi yang dapat dijadikan pilihan, sebagai kendaraan yang tepat mencapai target keuangan yang diinginkan. Lakukanlah investasi saham dalam jangka panjang, biarkan uang yang bekerja untuk kita. Sehingga memberikan keuntungan pada kita berupa dividen maupun capital gain.***
###