Terakhir diperbarui Pada 5 Juni 2024 at 2:57 pm
Investasi saham merupakan salah satu instrumen investasi yang populer dan mampu memberikan keuntungan yang besar. Namun di waktu yang sama investasi saham ini menjadi pro dan kontra di masyarakat. Selain karena berisiko tinggi, investasi saham juga dianggap sebagai judi. Lantas bagaimana sebenarnya hukum investasi saham dalam Islam?
Source: forbes.com
Daftar Isi
Hukum Saham dalam Islam Menurut Ulama dan MUI
Hukum saham dalam Islam menurut ulama dan MUI adalah boleh. Tentunya selama memenuhi syarat-syarat tertentu, yang antara lain:
- Saham berasal dari perusahaan bisnisnya yang halal.
- Saham tidak mengandung unsur gharar (ketidakpastian), maisir (judi), dan riba.
- Saham tidak digunakan untuk kegiatan yang dilarang oleh agama Islam, seperti perjudian, perdagangan haram, dan riba.
Secara umum, saham syariah adalah saham yang berasal dari perusahaan yang kegiatan usahanya tidak bertentangan dengan prinsip syariah. Perusahaan syariah tersebut harus memiliki Dewan Syariah Nasional (DSN), yang berguna memastikan bahwa kegiatan usaha perusahaan telah sesuai dengan prinsip syariah.
Dengan memenuhi syarat-syarat tersebut, maka investasi saham dapat menjadi instrumen investasi yang halal dan menguntungkan bagi umat Islam.
[Baca lagi: Investasi Saham Syariah, Ini Prospek dan Trennya di Masa Depan]
Prinsip Investasi Saham dalam Islam
Berinvestasi saham dapat memberikan keuntungan yang besar, Namun juga memiliki risiko yang tinggi. Oleh karena itu, penting untuk mengetahui hukum investasi saham dalam Islam dan juga bagaimana prinsipnya.
Berikut adalah beberapa prinsip investasi saham dalam Islam:
- Investasi saham harus halal
Hal ini berarti bahwa saham yang dibeli berasal dari perusahaan yang kegiatan usahanya, tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
- Investasi saham harus didasari pada prinsip keadilan dan transparansi
Hal ini berarti bahwa investor harus memiliki informasi yang cukup tentang perusahaan, yang sahamnya akan dibeli dan harga saham yang wajar.
- Investasi saham harus didasari pada prinsip kehati-hatian dan manajemen risiko yang baik
Hal ini berarti bahwa investor harus memahami risiko investasi saham. Dan siap dalam mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk meminimalkan risiko tersebut.
- Investasi saham harus didasari pada prinsip kesabaran dan ketekunan
Investasi saham merupakan investasi jangka panjang. Sehingga investor harus bersabar dan tekun untuk mencapai tujuan investasinya.
[Baca lagi: Perbedaan Saham Syariah dan Konvensional, Mana Lebih Menguntungkan?]
Mengenal Prinsip Ta’awun (Tolong-Menolong)
Selain prinsip-prinsip yang disebutkan di atas, ada satu prinsip lagi yang penting untuk diperhatikan dalam investasi saham dalam Islam, yaitu prinsip ta’awun (tolong-menolong). Prinsip ini dapat diwujudkan dengan cara:
- Membeli saham perusahaan yang bergerak di bidang syariah dan memiliki kinerja keuangan yang baik.
- Mendorong perusahaan untuk melaksanakan prinsip-prinsip syariah dalam kegiatan usahanya.
- Menyalurkan keuntungan investasi saham untuk kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat, seperti zakat, infak, dan sedekah.
Instrumen Investasi Saham Syariah
Berikut adalah beberapa instrumen investasi saham syariah:
- Saham syariah:
Saham syariah adalah saham yang berasal dari perusahaan yang kegiatan usahanya, tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
- Indeks saham syariah:
Indeks saham syariah adalah indeks yang mengukur kinerja saham-saham syariah.
- Reksa dana syariah:
Reksa dana syariah adalah reksa dana yang investasinya hanya pada saham-saham syariah.
- ETF syariah:
ETF syariah adalah ETF yang investasinya hanya pada saham-saham syariah.
- Wakaf:
Selain instrumen investasi saham syariah yang disebutkan di atas, ada satu instrumen investasi saham syariah yang unik, yaitu saham wakaf. Saham wakaf adalah saham yang diwakafkan kepada lembaga wakaf. Untuk nantinya dapat dikelola dan dimanfaatkan hasilnya untuk kegiatan sosial keagamaan.
[Baca juga: Perbedaan Saham Syariah dan Konvensional, Mana Lebih Menguntungkan?]
Ada lebih dari 800 emiten yang terdaftar di BEI. Maka untuk mempermudah pemantauan kinerja laporan keuangan dan rasio-rasionya, bisa memanfaatkan Cheat Sheet Kuartal III-2023.
Prospek Investasi Saham Syariah di Indonesia
Investasi saham syariah memiliki prospek yang cerah di Indonesia, karena didukung oleh beberapa faktor, antara lain:
- Pertumbuhan jumlah investor syariah di Indonesia
Jumlah investor syariah di Indonesia terus meningkat dari tahun ke tahun. Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Indonesia semakin sadar, akan pentingnya investasi syariah.
- Perkembangan ekonomi syariah di Indonesia
Ekonomi syariah di Indonesia terus berkembang pesat. Hal ini membuka peluang bagi perusahaan syariah untuk tumbuh dan berkembang.
- Pemerintah Indonesia yang mendukung pengembangan pasar modal syariah
Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan berbagai kebijakan untuk mendukung pengembangan pasar modal syariah.
Berdasarkan faktor-faktor tersebut, investasi saham syariah di Indonesia memiliki potensi untuk memberikan keuntungan yang menarik bagi investor yang ingin berinvestasi dengan basis syariah. Namun di lain sisi, investor tetap perlu memahami risiko investasi saham sebelum berinvestasi.
Cara Memilih Saham Yang Sesuai Dengan Prinsip Syariah
Berikut adalah beberapa cara memilih saham yang sesuai dengan prinsip syariah:
- Periksa status halal perusahaan
Investor dapat memeriksa status halal perusahaan di situs web Bursa Efek Indonesia (BEI), atau Majelis Ulama Indonesia (MUI).
- Perhatikan kegiatan usaha perusahaan
Pastikan bahwa perusahaan yang sahamnya akan dibeli bergerak di bidang yang halal dan tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
- Pertimbangkan kinerja keuangan perusahaan
Pilih perusahaan yang memiliki kinerja keuangan yang baik dan memiliki prospek pertumbuhan yang bagus.
- Perhatikan rasio keuangan perusahaan
Rasio keuangan yang baik dapat mengindikasikan bahwa perusahaan tersebut dikelola dengan baik. Sekaligus menandakan kalau prospek yang dimiliki perusahaan menarik di masa depan.
- Pilih perusahaan yang memiliki Dewan Syariah Nasional (DSN)
DSN bertugas untuk memastikan bahwa kegiatan usaha perusahaan tersebut, sesuai dengan prinsip syariah.
- Pilih perusahaan yang memiliki komitmen yang kuat terhadap prinsip syariah
Hal ini dapat dilihat dari kebijakan dan praktek perusahaan yang sesuai dengan prinsip syariah.
- Pilih perusahaan dengan kinerja keuangan yang sehat dan bertumbuh
Hal ini penting untuk memastikan bahwa investasi investor aman dan berpotensi memberikan keuntungan yang optimal.
- Pilih perusahaan yang memiliki prospek pertumbuhan yang bagus
Hal ini penting untuk memastikan bahwa investasi investor memiliki potensi untuk tumbuh di masa depan.
Dengan mengikuti tips-tips di atas, maka teman-teman investor dapat memilih saham syariah yang sesuai dengan kebutuhan. Dan pastinya sejalan dengan tujuan investasi yang ingin kalian raih.
[Baca lagi: Saham Blue Chip Syariah untuk Investasi yang Lebih Berkah!]
Apa Larangan Utama dalam Investasi Saham dalam Islam?
Investasi saham dalam Islam diperbolehkan. Namun ada beberapa larangan utama, yang harus dihindari. Larangan utama dalam investasi saham dalam Islam adalah:
- Investasi saham di perusahaan yang kegiatan usahanya bertentangan dengan prinsip syariah.
- Investasi saham yang mengandung unsur gharar (ketidakpastian), maisir (judi), dan riba.
- Investasi saham yang digunakan untuk kegiatan yang dilarang oleh agama Islam.
Investor harus memahami larangan-larangan ini agar investasi sahamnya tetap halal dan sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.
Dapatkan seluruh layanan dari RK Team secara lengkap dan harga spesial hanya untuk member RK. Yuk gabung sekarang juga menjadi Platinum Member !
Kesimpulan
Jadi, apa hukum investasi saham dalam Islam? Jawabannya diperbolehkan. Dengan memperhatikan syarat-syarat berikut ini: Saham berasal dari perusahaan yang halal, saham tidak ada unsur gharar (ketidakpastian), maisir (judi), dan riba. Dan terakhir, saham tidak digunakan untuk kegiatan yang jelas dilarang oleh Islam, seperti perjudian, perdagangan haram, dan riba
Sekarang ini sudah cukup banyak orang yang menginginkan berinvestasi dengan basis Syariah. Semata-mata ingin mendapatkan jaminan, bahwa investasi yang dilakukan akan mendapatkan keuntungan yang halal dan berkah.***
###