Sejumlah emiten di sektor properti belum lama ini telah merilis laporan kinerja keuangan kuartal II-2023. LPKR – salah satu emiten yang mencatatkan kinerja paling memuaskan, di antara emiten properti lainnya. Benarkah terjadi secara riil? Dan apa yang memengaruhi turn around kinerja LPKR?
Daftar Isi
LPKR Raih Pendapatan Terbesar Dibandingkan Emiten Sektor Properti Lain
Musim rilis laporan keuangan tahun buku Juni 2023 telah usai, dengan setiap emiten properti mencatatkan kinerja yang beragam.
Dari sekian banyak emiten properti, LPKR keluar sebagai emiten properti yang berhasil mencatatkan pendapatan paling besar di antara emiten sektor properti yang seringkali kita dengar. Atau bahkan yang sudah seringkali kita bahas atau sebut…
LPKR menjadi emiten yang meraup pendapatan terbesar sepanjang semester I-2023. Lantas benar-benar riil kah turn around yang diraih LPKR sampai pertengahan tahun ini?
Review Kinerja LPKR
Profitabilitas Secara Historical:
Source: Laporan Keuangan Kuartal II-2023
Berdasarkan laporan keuangan semester I-2023, LPKR mencatatkan pendapatan sebesar Rp8.07 triliun, naik sekitar 18.50% YoY dari semester I-2022 yang sebesar Rp6.81 triliun. Kontribusi pendapatan LPKR didapatkan dari tiga segmentasi bisnis.
Pertama, segmen real estate LPKR meraup pendapatan sebesar Rp2.18 triliun, naik 16.57%YoY dari sebesar Rp1.87 triliun di semester I-2022. Kedua, segmen kesehatan LPKR meraup pendapatan Rp5.28 triliun, naik 20%YoY dari sebesar Rp4.40 triliun di semester I-2022. Ketiga, dari segmen lifestyle dengan pendapatan sebesar Rp610.07 miliar, naik 14.44%YoY dari sebesar Rp533.06 miliar di semester I-2022.
Pertumbuhan pendapatan di setiap segmen tersebut, juga berdampak terhadap peningkatan laba bersih LPKR. Di mana pada semester I-2022 LPKR mengalami rugi -Rp1.20 triliun, namun di semester I-2023 ini berbalik untung menjadi Rp1.14 triliun.
Tentunya bila kita sekilas melihat kinerja LPKR, memang terlihat bagus dan bertumbuh. Namun sayangnya, jika kita lihat secara lebih jeli, terdapat ketidakmasukakalan. Di mana pendapatan hanya bertumbuh 18.50% YoY di semester I-2023, tetapi laba bersih bisa bertumbuh positif ribuan persen.
Source: Laporan Keuangan Kuartal II-2023
Setelah di breakdown, ternyata peningkatan laba bersih pada LPKR disebabkan faktor one time revenue. Di mana LKPR mendapatkan tambahan pertumbuhan laba bersih yang berasal dari “Pendapatan Lainnya” sebesar Rp1.3 triliun di semester I-2023, dari sebelumnya hanya Rp18 miliar pada semester I-2022.
Source: Laporan Keuangan Kuartal II-2023
Bila kita keluarkan faktor keuntungan one time revenue tersebut, maka laba bersih konsolidasi riil yang berhasil di cetak oleh LPKR hanya sebesar Rp23.5 miliar (refers to Rp1.39 triliun – Rp1.37 triliun).
Dengan demikian LPKR sebetulnya belum memberikan track record kinerja yang benar–benar memukau di semester I-2023, karena pertumbuhan laba bersih hanya sebesar Rp23.5 miliar, sangat rendah bila kita bandingkan dengan tingkat pendapatan yang sebesar Rp8.07 triliun, tapi tidak mencapai 1% NPM.
Ya, kondisi ini sebenarnya tidak mengagetkan karena secara operasional LPKR cenderung boros. Sehingga laba bersih sering kali mengalami pertumbuhan negatif, sekalipun positif Net profit marginnya tidak lebih dari 5%.
Secara historical laba bersih LPKR, masih belum mampu mencatatkan pertumbuhan laba bersih yang konsisten. Melainkan dengan pertumbuhan laba yang tiba-tiba naik signifikan. Seperti pada tahun 2014 dengan total laba sebesar Rp2.55 triliun.
Bahkan LPKR juga merugi selama empat tahun berturut-turut dari rugi tahun 2019 sampai 2022. Tentu konsistensi profitabilitas LPKR perlu diperhatikan kembali.
Arus Kas yang Masih Minim
Bukan hanya konsistensi dalam mencetak profitabilitas. Secara cash flow, raihan pendapatan dan laba bersih yang positif tadi masih belum tercermin dalam arus kas operasi perusahaan.
Source: Cheat Sheet Kuartal II-2023 by RK Team
[Untuk berlangganan Cheat Sheet, Klik Di Sini]
Di mana arus kas operasi perusahaan tercatat positif Rp157.28 miliar, angka yang terbilang minim dan tidak sebanding dengan catatan yang diterima dari pendapatan dan laba bersih. Berikut rincian arus kas operasi yang dicatat LPKR:
Source: Laporan Keuangan Kuartal II-2023
Terlihat bahwa perusahaan baru mencatatkan Penerimaan dari Pelanggan sebesar Rp7.57 triliun di semester I-2023. Sementara biaya yang dikeluarkan perusahaan cukup besar untuk beberapa keperluan Pembayaran kepada Pemasok, Karyawan, Pajak dan Bunga.
Hal itu mengindikasikan bahwa laba bersih semester I-2023 yang diterima LPKR baru hanya keuntungan di atas kertas. Belum benar-benar terealisasikan ke dalam pendapatannya.
Stock Market Mastery Oktober – November 2023!!!
Ikuti program Stock Market Mastery yang membahas berbagai topik berkesinambungan, dari tahap basic hingga tingkat lanjut dengan materi yang dikemas secara komprehensif…
Apa yang Memengaruhi Turn Around Kinerja LPKR?
Berikutnya hal yang memengaruhi turn around kinerja LPKR yang sebenarnya bukan karena segmen real estate, melainkan berkat kenaikan kinerja di segmen kesehatan dari RS Siloam (SILO).
Jika dilihat dari pendapatan SILO semester I-2023, rata-rata segmen kesehatan mengalami kenaikan:
Source: SHPR Triwulan II 2023: Harga Properti Residensial Meningkat
Kenaikan yang didapat SILO, didukung dengan pertumbuhan jumlah pasien rawat inap, hari rawat inap, dan juga rawat jalan sepanjang semester I-2023.
Source: Keterbukaan Informasi SILO
Di mana terjadi kenaikan volume pasien yang menjalani operasi kompleks, sehingga Average Revenue per Day (ARPD) rumah sakit juga tinggi di setiap kelompok spesialisasi yang masing-masing mencatatkan pertumbuhan: Ibu dan Anak 38.4%, Neurologi 11.9%, Kardiologi 28.2%, Ortopedi 29.8%, Urologi 9.5%, dan Onkologi 12.6% dari tahun ke tahun.
Raihan SILO di semester I-2023 merupakan hasil dari upaya pengembangan seluruh saluran digital RS Siloam yang pada akhirnya mendongkrak kemudahan layanan pasien. Seperti express check-out, digitalisasi rekam medis, layanan laboratorium dan radiologi digital, tele-chat hingga tele-konsultasi.
Tidak hanya itu, berakhirnya pandemi Covid19 rupanya menjadi katalis positif bagi SILO. Karena orang-orang yang sebelumnya berobat keluar negeri, menjadi berobat di Indonesia. Akibatnya jumlah pasien internasional di Indonesia bertambah dari <1% menjadi >3%. Ditambah SILO juga melayani seluruh segmen, dengan mengcover 2/3 populasi Indonesia.
Dari penjelasan di atas, terlihat bahwa cukup besar katalis positif yang diberikan segmen kesehatan LPKR. Barulah disusul oleh katalis positif dari segmen real estate, yang dipengaruhi oleh suku bunga dasar KPR yang sampai sekarang masih onek digit di 8.34, sehingga masih relatif rendah jika dibandingkan dengan rata-rata suku bunga dasar KPR tahun sebelumnya yang mencapai angka double digit.
Harga Properti Residensial Meningkat. Source: SHPR Triwulan II 2023
Hal itu membuat penjualan real estate ikut meningkat, apalagi LPKR rajin menawarkan dan meluncurkan berbagai produk secara konsisten. Beberapa produk real estate yang telah digenjot di 2023 berjalan antara lain Klaster Cendana Series dan Newville, Apartemen Bertingkat Rendah dan Sedang.
Belum lagi dengan tingginya minat dan permintaan dari masyarakat, yang tercermin dari naiknya jumlah nilai kredit KPR dan KPA, baik secara tahunan 10.54% YoY maupun kuartalan 2.44% QoQ.
Harga Properti Residensial Meningkat. Source: SHPR Triwulan II 2023
Adanya katalis positif pada segmen kesehatan dan real estate LPKR di atas, tentu tidak lepas dari Indeks Keyakinan konsumen (IKK) yang hingga per Juni 2023 lalu tetap di level optimis 127.1 (>100).
Kesimpulan
Jadi benarkah LPKR raih pendapatan terbesar, dibandingkan emiten properti lainnya? Jawabannya, ya.
Namun jika di breakdown, maka sebenarnya kinerja LPKR ini masih berdarah-darah. Karena pendapatan yang diterima belum sepenuhnya terealisasikan dalam arus kas operasi perusahaan.
Dan dengan lonjakan laba bersih yang dicatatkan LPKR pada semester I-2023 juga perlu diperhatikan kembali, apakah akan terus bertumbuh atau sebaliknya merugi lagi di kuartal-kuartal berikutnya.
Karena kenaikan laba bersih yang terjadi pada semester I-2023 saat ini disebabkan oleh faktor one time revenue, yang mana ke depannya cenderung tidak akan terjadi kembali.
Kenaikan kinerja LPKR juga tidak membenarkan bahwa prospek LPKR akan baik. Mengingat sampai dengan saat ini, LPKR yang termasuk dalam bagian Lippo Group masih cukup disorot kredibilitas GCG nya.
Kira-kira pertimbangan apa lagi yang perlu diperhatikan dari emiten yang termasuk ke dalam Lippo Group ini?***
DISCLAIMER:
Tulisan ini bukan bersifat rekomendasi beli atau jual. Tulisan ini bersifat untuk edukasi berdasarkan sudut pandang penulis pribadi. Do Your Own Research sebelum memutuskan untuk membeli atau menjual saham.