RIMO merupakan salah satu saham yang sempat hot di kalangan para investor. Sempat meningkat dengan drastis, saham RIMO sendiri sekarang berada di level terendah yang ada di BEI. Namun, apakah saham RIMO mengalami perkembangan dalam beberapa periode terakhir pasca dikategorikan berpotensi delisting? Mari kita bahas.
Daftar Isi
Update secara pencatatan di bursa efek
Seperti yang dapat dilihat di gambar di samping, saham RIMO telah berada di level terendah di BEI dari akhir tahun 2020 sampai dengan artikel ini ditulis.
Dalam konotasi BEI sendiri pun, RIMO sendiri telah dikenakan beberapa special notation seperti:
- L: terlambat melaporkan laporan keuangan
- Y: perusahaan tidak melakukan RUPS dalam 6 bulan setelah akhir tahun lalu.
Seperti yang telah Anda ketahui, perusahaan-perusahaan yang listing di BEI telah menjadi “terbuka”, di mana stakeholders yang terkait juga adalah public. Dengan demikian, perusahaan yang Tbk, memiliki kewajiban-kewajiban tertentu yang harus dilaporkan kepada stakeholders-nya, seperti, melaporkan kinerja keuangan secara berkala (quartalan), dan juga menyelenggarakan RUPS atau public expose dalam mengambil keputusan pemegang saham terhadap strategi bisnis perusahaan.
Nah, dalam konteks delisting yang dilakukan di BEI, ada maksimal waktu bagi perusahaan yang di suspensi untuk di delisting atau tidak lagi tercatat di bursa efek, yakni 24 bulan. Untuk RIMO sendiri…. RIMO telah mencapai 24 bulan suspense pada tanggal 11 Februari 2022. So, artinya sekarang sudah lebih dari 2 tahun saham RIMO di suspensi.
Mengacu pada Peraturan Bursa Nomor I-I tentang Penghapusan Pencatatan (Delisting) dan Pencatatan Kembali (Relisting) Saham di Bursa, Bursa dapat menghapus saham perusahaan tercatat apabila mengalami kondisi, atau peristiwa, yang secara signifikan berpengaruh negatif terhadap kelangsungan usaha, baik secara finansial atau secara hukum, atau terhadap kelangsungan status perusahaan tercatat sebagai perusahaan terbuka, dan perusahaan tercatat tidak dapat menunjukkan indikasi pemulihan yang memadai.
BEI juga memiliki wewenang mendepak perusahaan tercatat apabila saham perusahaan hanya diperdagangkan di pasar negosiasi sekurang-kurangnya selama 24 bulan terakhir akibat suspensi di pasar reguler dan pasar tunai.
Dari sisi struktur kepemilikan, mayoritas saham RIMO dimiliki oleh masyarakat sebesar 78.3%, dan sisanya oleh NBS Clients (10.6%), Teddy Tjokrosapoetro (5.7%), dan Asabri (5.4%)
Anda kesulitan mengatur waktu untuk analisa laporan keuangan? Anda bisa menggunakan E-Book Quarter Outlook Q4 2021. Dengan E-Book ini, Anda akan mendapatkan hasil analisa saham-saham potensial dari RK Team. Anda bisa mendapatkannya di sini.
Perkembangan secara kinerja keuangan
RIMO terakhir kali melaporkan kinerja keuangannya pada 3Q20 lalu. Sekitar hampir 1.5 tahun yang lalu. Penjualan meroket ke sekitar Rp 321 miliar, saat itu. Dibandingkan dengan performa tahun-tahun sebelumnya, tentu kinerja saat itu sangat atraktif.
Di satu sisi yang juga worthy untuk diperhatikan adalah posisi kas dari RIMO yang terus menurun sejak 1Q19 sebelumnya dari Rp 283.5 miliar menjadi hanya sekitar Rp 36.1 miliar di 3Q20 (reporting laporan keuangan terakhir).
RIMO memiliki bisnis-bisnis di sektor properti—mulai dari:
- RIMO Land – yang melakukan pengembangan lahan seperti perumahan, apartment, bangunan komersial dan villa.
- RIMO Property – melakukan bisnis investasi dan manajemen property, dan terakhir
- RIMO Retail – di mana perusahaan mengelola pertokoan retail seperti toko material bangunan dan fashion department store.
Saham RIMO sekarang masih berada di level Rp 50 per lembar saham. Market cap sebesar Rp 2.25 triliun dan menurut data RTI Business, ada 6247 pemegang saham RIMO sampai dengan akhir Maret 2022 kemarin. Apakah Anda salah satunya?
DISCLAIMER : Tulisan ini bukan bersifat rekomendasi beli atau jual. Tulisan ini bersifat untuk edukasi berdasarkan sudut pandang penulis pribadi. Do Your Own Research sebelum memutuskan untuk membeli atau menjual saham.
Info:
- Cheat Sheet LK Q4 2021 telah terbit. Anda dapat memperolehnya di sini.
