Saham-LPLI-Emiten-Media
Artikel telah ditinjau oleh: Stock Market Analyst RK Team

Saham LPLI adalah salah satu Perusahaan Terbuka yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Meski begitu, saham LPLI ini termasuk jarang dalam melakukan berbagai aksi korporasi, padahal emiten ini bergerak di sektor pengelolaan media. Bahkan pergerakan harga saham LPLI ini tidak jauh dari kisaran 300an, yang membuatnya terkesan sulit bangkit ke harga tertingginya. Lantas apakah saham LPLI masih memiliki masa depan?

 

Benarkah Saham LPLI Adalah Emiten Media?

PT Star Pacific Tbk (sticker code: LPLI) didirikan pada Mei 1983, sebagai perusahaan asuransi jiwa. Dan LPLI memulai bisnisnya secara komersial sejak Januari 1984. Selang beberapa tahun kemudian, perusahaan memutuskan untuk melantai di bursa tepat pada September 1989.

Namun pada Juni 2000, perushaaan melakukan perubahan kegiatan usaha dari bidang Asuransi Jiwa, menjadi perusahaan yang bergerak pada Usaha Bidang Jasa, Teknologi Informasi dan Pengelolaan/Pengembangan Bisnis dan Manajemen Perusahaan.

Barulah kemudian di November 2008, perusahaan kembali melakukan penambahan kegiatan usaha, yakni Media yang mencakup kegiatan: Penerbitan Surat Kabar, Jurnal, Buletin dan/atau Majalah.

Atau yang berdasarkan maksud dan tujuan didirikannya LPLI adalah untuk menjalankan tiga kegiatan usaha Utama dan satu usaha Penunjang, berikut screenshot dalam Laporan Tahunan LPLI tahun 2023…

Profil LPLI, Bab Maksud dan Tujuan Usaha halaman 29. Source: Laporan Tahunan LPLI 2023

Pada segmentasi bisnis Media ini, LPLI juga menjalankan pemasaran menggunakan metode pemasaran tradisional, dan juga pemanfaatan media digital. Serta sosial untuk dapat meningkatkan kinerja pada bisnis ini.

  • Pendapatan Bisnis Media yang Mulai Menghilang

Sayangnya bisnis Media yang dijalankan LPLI ini bisa dibilang ‘tidak ada kelanjutan’. Hal ini mempertimbangkan bisnis Media yang justru mengalami penurunan kinerja pada Laporan Keuangan Tahun 2019. Tercatat pada tahun 2018, pendapatan Media adalah sebesar Rp83.20 miliar. Namun di tahun 2019 pendapatan Media ini turun sekitar -22.89% YoY menjadi Rp64.25 miliar. Berikut ini screenshot Laporan Tahunan LPLI 2019:

Segmen Investasi belum berkontribusi di 2019. Source: Laporan Tahunan LPLI Tahun 2019

Segmen Investasi belum berkontribusi di 2018. Source: Laporan Tahunan LPLI Tahun 2019

Pada data di atas juga terlihat, bahwa di tahun 2019 segmen bisnis Investasi belum memberikan kontribusinya pada LPLI. Bisa dikatakan bahwa di tahun-tahun tersebut, bisnis Medialah yang mendominasi pendapatan perusahaan. Disusul oleh bisnis Lainnya yang tidak dirincikan oleh LPLI.

Hal yang mencengangkan dari kondisi bisnis LPLI ini, terjadi pada laporan keuangan 1Q2020. LPLI memang merilis laporan keuangan periode 1Q2020, hanya saja LPLI tidak mencatatkan adanya pendapatan yang diterima. Ini berarti operasional bisnis LPLI sempat terhenti sepanjang 1Q2020.

Seluruh segmen bisnis tidak memberikan hasil. Source: Laporan Keuangan LPLI 1Q2020

 

LPLI Mulai Mencatatkan Pendapatan dari Investasi

Tapi bukan saham LPLI, jika tanpa kejutan! Ya perusahaan yang masih anggota Lippo Group ini tiba-tiba kembali mencatatkan kinerja pendapatan pada Laporan Keuangan 2Q2020. Bedanya pada laporan keuangan 2Q2020, LPLI justru hanya mencatatkan pendapatan dari segmen bisnis Investasi. Sedangkan untuk Media dan bisnis Lainnya masih nihil. Hal ini membuat total pendapatan LPLI hanya didominasi oleh hasil dari investasi.

Hanya segmen Investasi yang memberikan hasil. Source: Laporan Keuangan LPLI 2Q2020

Total pendapatan Investasi sebesar Rp14.89 miliar tersebut, terdiri dari rincian berikut:

Catatan 22. Rincian Pendapatan LPLI 1Q2020. Source: Laporan Keuangan LPLI 2Q2020

Adanya perubahan dari pendapatan LPLI, yang semulanya ditopang oleh bisnis Medianya tersebut. Justru sejak 1Q2020 pendapatan LPLI berasal dari kenaikan nilai investasi yang berupa Ekuitas kepada beberapa emiten yang juga listing di BEI, sebagai pendapatan utamanya. Ekuitas itu pun telah tersedia sejak tahun 2017 dengan beberapa pertambahan efek ekuitas, berikut rinciannya:

Rincian investasi LPLI berupa Ekuitas. Source: Laporan Keuangan LPLI Tahun 2017

Adapun berubahnya sumber pendapatan LPLI yang dimulai dari tahun 2020 tadi, sebenarnya bertepatan dengan masuknya salah satu emiten dari James Ryadi ke dalam jajaran shareholders, serta menjadi pengendali di LPLI.

Hanya saja yang cukup aneh, investasi yang dilakukan hanya terfokus pada salah satu grup konglomerasi di bursa, Dan bahkan sampai saat ini emiten-emiten yang ada pada portofolio LPLI tersebut, termasuk emiten yang juga mempunyai hubungan afiliasi dengan grup konglomerasi. Beberapa diantaranya diketahui juga sudah ada yang di akuisisi oleh Hanwha Life Insurance (PT Bank Nationalnobu Tbk, PT Lippo General Insurance Tbk, PT Multipolar Tbk). Akuisisi ini terjadi karena antara Hanwha Life Insurance dan Lippo Group ini memang sudah memiliki hubungan kerja sama sedari lama. Sementara hubungannya dengan LPLI, sebagai salah satu perusahaan di bawah naungan Lippo Group, sudah tentu ikut mendapatkan keuntungan.

Momen tercapainya MoU antara Hanwha dan Lippo pada 2022. Source: hanwhalife.co.id

Berikutnya pada periode kerja 3Q2020, LPLI kembali mencatatkan pendapatan dari segmen Investasi dan Bisnis Lainnya. Hanya pendapatan dari Media saja yang tidak memberikan kontribusinya terhadap perusahaan.

Hanya Segmen Investasi dan Bisnis Lain yang Menghasilkan. Source: Laporan Keuangan LPLI 3Q2020

Pendapatan dari Investasi dan Bisnis Lainnya pada periode 3Q2020 ini, terdiri dari:

Catatan 22. Rincian Pendapatan LPLI 3Q2020. Source: Laporan Keuangan LPLI 3Q2020

Setidaknya kontribusi pendapatan dari segmen Investasi dan Bisnis Lainnya ini masih bertahan sampai dengan periode 4Q2020. Dan setelahnya, tepat pada 1Q2021 LPLI tidak lagi mencatatkan adanya kontribusi dari Bisnis Lainnya, seperti berikut:

Hanya Segmen Investasi yang menghasilkan pendapatan. Source: Laporan Keuangan LPLI 3Q2021

Kondisi keuangan, dengan hanya satu pendapatan dari Investasi itulah yang bertahan sampai dengan Laporan Keuangan LPLI 3Q2024. Baik untuk Media dan Bisnia Lainnya, secara perlahan hilang dari perhitungan secara akuntansi. Sekalipun dalam Public Expose Maret 2024, perusaahaan masih mengakui bahwa bisnis yang dijalankannya masih lengkap sesuai dengan tujuan didirikannya perusahaan…

Segmen Bisnis LPLI 2024. Source: Public Expose Maret 2024

Lantas bagaimana dengan kinerja fundamentalnya di 3Q2024?

 

Kinerja Fundamental Saham LPLI 3Q2024

  • Neraca Keuangan LPLI

Berdasarkan laporan Neraca, total Aset yang dimiliki LPLI adalah sebesar Rp1.66 triliun di 3Q2024, turun 1.19% YoY dari total Aset sebesar Rp1.68 trilun pada 3Q2023. Dengan rincian Aset Lancar sebesar Rp1.23 triliun di 3Q2024, naik 4.23% YoY dari Rp1.18 triliun pada 3Q2023. Namun Aset tidak Lancar tercatat sebesar Rp426.75 miliar di 3Q2024, turun 14.32% YoY dari Rp498.13 miliar pada 3Q2023.

Aset Lancar dan Aset Tidak Lancar LPLI. Source: Laporan Keuangan LPLI 3Q2024

Meningkatnya Aset Lancar LPLI, tidak lepas dari kenaikan Kas dan setara kas perusahaan menjadi Rp551.33 miliar di 3Q2024, padahal sebelumnya hanya Rp151.00 miliar pada 3Q2023. Naiknya Kas dan setara kas LPLI ini didominasi oleh pertumbuhan Deposito Berjangka yang terbilang signifikan, berikut ini:

Rincian Kas dan Setara Kas LPLI. Source: Laporan Keuangan LPLI 3Q2024

Sementara pada posisi Liabilitas LPLI secara keseluruhan tercatat Rp5.75 miliar di 3Q2024, turun 91.48% YoY dari sebesar Rp67.56 miliar pada 3Q2023. Sedangkan total Ekuitas tercatat sebesar Rp1.65 triliun. Sehingga menghasilkan Debt to Equity Ratio di level 0.00x, menjadi level DER yang paling rendah dibandingkan periode sebelumnya. Berikut historicalnya:

Historical DER LPLI. Source: Cheat Sheet Kuartal III-2024 by RK Team

Sebab untuk Liabilitas Jangka Pendek turun 93.54% YoY menjadi Rp4.25 miliar, dari sebelumnya Rp65.84 miliar. Pada pos ini, LPLI masih memiliki Utang Usaha sebesar Rp1.81 miliar, yang berasal dari para pihak berelasi di Lippo Group..

Catatan 23. Transaksi dan Saldo dengan Pihak Berelasi. Source: Laporan Keuangan LPLI 3Q2024

Dan pada Liabilitas Jangka Panjang turun 13.37% YoY menjadi Rp1.49 miliar, dari Rp1.72 miliar. Lantaran LPLI memiliki utang untuk imbalan pasca kerja, di bawah ini:

Utang Imbalan Pasca Kerja LPLI. Source: Laporan Keuangan LPLI 3Q2024

Porsi utang LPLI yang turun tersebut, berimbas pada meningkatnya Likuiditas perusahaan mencapai 289.6x, menunjukkan bahwa LPLI sangat mampu mengatasi kewajiban utangnya. Terutama pada utang jangka pendeknya. Adapun jika dilihat dari cakupan jatuh tempo Liabilitas perusahaan, rata-rata umur utang didominasi oleh utang di bawah satu tahun, berikut ini:

Jangka Waktu Jatuh Tempo Utang LPLI. Source: Laporan Keuangan LPLI 3Q2024

 

  • Kinerja Laba Rugi LPLI

Berdasarkan Laporan Keuangan yang terakhir, yakni per 3Q2024. Laba bersih yang dicatatkan LPLI merosot signifikan -88.08% YoY menjadi Rp32.35 miliar per 3Q2024, dibandingkan laba bersih yang sebesar Rp217.48 miliar pada 3Q2023.

Pertumbuhan laba bersih saham LPLI di 3Q2024 kemarin, nampaknya tidak masuk akal jika diperbandingkan dengan total pendapatannya yang tidak lebih besar dari laba bersihnya. Tercatat total pendapatan LPLI mengalami penurunan -4.09% YoY menjadi Rp15.45 miliar per 3Q2024, dari total pendapatan sebesar Rp16.11 miliar pada 3Q2023.

Jika di breakdown pada masing-masing segmen bisnis, justru pendapatan LPLI ini hanya dihasilkan dari segmen bisnis Investasi, Real Estate yang dimiliki sendiri untuk kemudian disewakan. Sedangkan untuk segmen bisnis lainnya, terutama Media Massa tidak lagi memberikan kontribusi pendapatannya terhadap perusahaan. Itu artinya sumber pendapatan LPLI kali ini hanya berasal dari satu segmen bisnis saja.

Perbandingan Pendapatan LPLI 3Q2024 vs 3Q2023. Source: Laporan Keuangan LPLI 3Q2024

Buruknya, Beban Pokok Pendapatan yang ditanggung LPLI juga nyaris menyamai jumlah pendapatannya yakni -Rp14.31 miliar per 3Q2024. Bahkan di periode sebelumnya, jumlah Beban Pokok Pendapatan LPLI sedikit melebihi pendapatan yang dihasilkan (perbandingannya pendapatan Rp16.11 miliar dan Beban Pokok Pendapatan Rp16.71 miliar per 3Q2023). Adapun untuk tanggungan Beban Pokok Pendapatan LPLI di 3Q2024, hanya didominasi oleh biaya Sewa – tanpa adanya beban lain.

Catatan 19. Beban Pokok Pendapatan LPLI. Source: Laporan Keuangan LPLI 3Q2024

Hal tersebutlah yang membuat LPLI cukup beruntung di 3Q2024 karena masih dapat merasakan Laba Kotor senilai Rp1.14 miliar, dari sebelumnya boncos -Rp598 juta pada 3Q2023.

Selain itu, LPLI juga mencatatkan Beban Usaha yang naik signifikan 231.5% YoY menjadi -Rp26.62 miliar di 3Q2024, dari Beban Usaha sebelumnya yang sebesar -Rp8.03 miliar pada 3Q2023. Lonjakan Beban Usaha terbesar bagi LPLI ialah Jasa Profesional yang menelan dana mencapai Rp14.37 miliar di 3Q2024, padahal sebelumnya hanya Rp2.44 miliar pada 3Q2023. Disusul oleh Gaji dan tunjangan yang juga naik menjadi Rp8.73 miliar, padahal sebelumnya hanya Rp2.28 miliar.

Catatan 20. Beban Usaha LPLI. Source: Laporan Keuangan LPLI 3Q2024

Secara garis besar, kinerja LPLI tergolong tidak baik, di mana jumlah Beban Pokok Pendapatannya nyaris menyamai total Pendapatan perusahaan di satu periode 3Q2024. Ditambah lagi dengan melonjaknya Beban Usaha yang sangat signifikan, secara tidak langsung mencerminkan operasional perusahaan yang tidak efisien. Bahkan sekalipun perusahaan tidak melakukan pembayaran Listrik, Air, Pengelolaan Lingkungan, Keamanan hingga Kebersihan.

Dan sebagai tambahan informasi saja, LPLI ini sudah tidak lagi dibebankan oleh beberapa pos Beban Pokok Pendapatan terhitung sejak laporan keuangan 1Q2024. Berikut perbandingan laporan keuangan LPLI antara 4Q2023 dan 1Q2024:

Perbandingan Beban Pokok Pendapatan 4Q2023 vs 1Q2024. Source: Laporan Keuangan LPLI 3Q2024

 

LPLI Masih Untung dari Laba di Aset Keuangan dan Pendapatan Lain-lain

Kendati pendapatan dari bisnis inti hanya Rp15.45 miliar. Namun LPLI masih mendapatkan sokongan dari penerimaan Laba di Aset Keuangan mencapai Rp59.03 miliar, dengan rincian berdasarkan catatan 6a:

Rincian Investasi Jangka Pendek  Catatan 6a. Source: Laporan Keuangan LPLI 3Q2024

Kemudian, LPLI juga masih memiliki Pendapatan Lain-lain yang sebesar Rp565 juta pada periode 3Q2024. Sayangnya di periode 3Q2024, LPLI mengalami Rugi Selisih Kurs mencapai -Rp9.92 miliar, padahal pada 3Q2023 LPLI untung sebesar Rp6.05 miliar. Ditambah lagi dengan tidak adanya Laba atas Inbreng Aset alias nihil di 3Q2024, padahal sebelumnya mencatatkan Untung mencapai Rp89.19 miliar pada 3Q2023.

Catatan 21. Pendapatan Lain-lain LPLI. Source: Laporan Keuangan LPLI 3Q2024

Sehingga tidak heran jika, Laba Bersih yang dicatatkan LPLI pada 3Q2024 adalah sebesar Rp32.35 miliar, meskipun total pendapatan yang raih LPLI hanya Rp15.45 miliar. Karena LPLI masih memiliki pendapatan dari hasil investasinya tersebut, baik pada Aset Keuangan maupun beberapa instrumen investasi lain.

 

7.14% Saham MPPA Dibeli Watiga

[Baca lagi: 7.14% Saham MPPA Dibeli Watiga Trust, Ada Gebrakan Apa?]

 

**

Dari pembahasan di atas, nampak saham LPLI memiliki kinerja fundamental yang sehat. Di mana perusahaan memiliki porsi utang yang minim dan kekuatan likuiditas yang besar terhadap seluruh kewajibannya. LPLI juga mencatatkan pendapatan, didukung dengan adanya Keuntungan dari Aset Keuangan dan Pendapatan Lainnya. Sehingga membuat Laba Bersihnya terkesan tumbuh positif pada 3Q2024. Namun benarkah demikian?

  • Arus Kas LPLI

Berdasarkan Kas Operasi LPLI, tercatat negatif -Rp78.05 miliar yang berarti aliran masuk dan keluar keuangan perusahaan ‘tidak dalam kondisi sehat’. Di mana LPLI tidak mampu men-generate cash dari kegiatan bisnisnya. Terlihat pada besarnya kas yang keluar, namun penerimaan kas perusahaan sangat terbatas. Pada 3Q2024, LPLI sendiri mengeluarkan kas untuk membayar pemasok dan beban operasional mencapai Rp68.07 miliar dan kas yang digunakan untuk operasi sebesar Rp59.37 miliar.

Sedangkan pada Kas Investasi justru tercatat positif Rp503.90 miliar, yang menunjukkan cara LPLI untuk bisa mendapatkan cash dengan melepas investasinya senilai Rp500.65 miliar. Sedangkan untuk investasi masih tetap dilakukan namun untuk jangka pendek, dengan nilai hanya Rp289 juta. Dan salah satu investasi yang dicatatkan ke dalam laporan keuangan LPLI 3Q2024, ialah pembelian tanah di daerah Sentul seluas 8.835 m².

Sayangnya pada laporan keuangan kali ini, LPLI justru tidak mencantumkan pos Kas Investasinya. Padahal dari Kas Investasi inilah yang mencerminkan bahwa perusahaan memiliki kondisi keuangan yang terkontrol, transparan, dan bisa dipertanggungjawabkan.

Jadi karena LPLI tidak mencantumkan rincian Kas Investasinya, secara tidak langsung menegaskan bahwa pengelolaan keuangan LPLI tergolong ‘buruk’ dan cenderung dipertanyakan. Entah itu karena arus keuangan yang tidak efisien, atau bahkan potensi fraud didalamnya. Berikut ini rincian pos Arus Kas LPLI 3Q2024:

Pos Arus Kas LPLI. Source: Laporan Keuangan LPLI 3Q2024

 

Kesimpulan

Singkat kata, saham LPLI memang masih ada di bursa, namun berbagai informasi mengenai perusahaan dan aksi korporasinya bisa dikatakan tersembunyi. Sangat sulit untuk diketahui, bahkan sekalipun mengacu pada Laporan Keuangan 3Q2024, di mana LPLI hanya mencatatkan pendapatan dari segmen Investasinya. Namun aktivitas investasi yang dilakukan perusahaan tidaklah transparan.

LPLI yang merupakan salah satu anggota dari Lippo Group, yang telah berhasil melalui perkembangan secara pesat. Faktanya tidak cukup mampu untuk membuat LPLI untuk menjadi perusahaan yang berprospek positif, baik itu dari sisi kinerja keuangan hingga keberlanjutan bisnisnya.

Terlebih lagi dengan laporan keuangan 3Q2024, sekalipun LPLI mencatatkan laba bersih yang cukup baik. Namun perlu digarisbawahi bahwa, kenaikan laba bersih LPLI ini bukan murni dari hasil kegiatan bisnis utamanya. Melainkan karena adanya tambahan dari Keuntungan di Aset Keuangan dan juga Pendapatan Lain-lain yang tidak dijelaskan rinci.

Bahkan jika dilihat dari historical pergerakan harga sahamnya, bisa dikatakan saham LPLI ini sudah ada dalam ‘fase tidur’. Meski mungkin harga sahamnya masih bergerak di kisaran 300an – 306an per artikel ini ditulis. Dan cukup mustahil, untuk saham LPLI ini mencapai level rendah di 50an, mengingat penopangnya adalah Lippo Group.

Pergerakan harga saham LPLI dari tahun 2017 sampai dengan saat ini. Source: trading.view.com

Nah kira-kira gimana ya dengan kelanjutan bisnisnya di periode 4Q2024, mengingat masa depan LPLI yang bisa dibilang tidak ada lagi dari sisi bisnis, selain hanya dari investasi..***

 

###

 

DISCLAIMER ON:
Tulisan ini bukan rekomendasi jual dan beli. Semua data dan pendapat pada artikel adalah bersifat informasi yang mengedukasi pembaca, berdasarkan sudut pandang penulis pribadi. Risiko investasi berada pada tanggung jawab masing-masing investor. Do Your Own Research!

 

Temukan Artikel Analisa dan Edukasi Saham lainnya di Google News.

Tags: LPLI
1
Pastikan rekan Investor tidak ketinggalan Informasi ter-update

Subscribe sekarang untuk mendapatkan update artikel terbaru setiap minggunya

reCaptcha v3
keyboard_arrow_leftPrevious
Nextkeyboard_arrow_right

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *