
Terakhir diperbarui Pada 13 Februari 2025 at 4:01 pm
Belakangan ini isu 100 hari Prabowo Gibran jadi headline di berbagai berita, saya juga sudah mencermati isu 100 hari Prabowo Gibran ini. Gimana pendapat saya mengenai masa jabatan 100 hari pemerintahan baru?
Daftar Isi
100 Hari Prabowo Gibran
Seperti yang kita tahu ya, beberapa waktu belakangan ini kinerja 100 hari Prabowo Gibran tengah menjadi sorotan. Tak pelak hal ini menjadi kegelisahan di kalangan masyarakat ataupun investor, terhadap kinerja dari pemerintahan yang berjalan lebih dari tiga bulan ini. Kinerja Pemerintahan Prabowo Gibran kian disorot dan diliput berbagai media, lantaran rapor dari kinerjanya yang dinilai kurang baik.
Fyi, total net sell asing saat 100 hari Prabowo Gibran telah mencapai Rp31.6 Triliun, yang merupakan dana asing dari instrumen Saham, belum termasuk dengan dana di aset lainnya.
Alasan 100 Hari Prabowo Gibran Di Kritisi
Kira-kira kenapa sih pemerintahan pak Prabowo ini dikritisi banyak pihak, saya sendiri melihat ada beberapa hal yang perlu dicermati antara lain:
Ketidakjelasan Ibu Kota Baru
Pada era pak Jokowi, IKN ini dijadikan sebagai prioritas dari kepemerintahannya. Akan tetapi sekarang, IKN yang akan menjadi Ibukota Baru ini justru tidak begitu menjadi prioritas di era pemerintahan Prabowo Gibran. Status Ibu Kota Nusantara (IKN) ini bahkan belum jelas karena Presiden Prabowo Subianto belum menandatangani Keputusan Presiden (Kepres) terkait pemindahan ibu kota. Hal ini menyebabkan rencana investasi swasta di IKN, ikut tertunda.
Sedangkan anggaran belanja Pemerintah Pusat di era pak Prabowo ini sudah bertambah. Di mana belanja pemerintah pusat, pada APBN tahun 2025 ini naik sebesar 9.5% dari tahun 2024 atau menjadi kisaran Rp2700 Triliun.
Akan tetapi anggaran infrastruktur turun sebesar 5.29%, dibandingkan tahun sebelumnya. Di mana pada tahun 2025, anggaran infrastruktur kurang lebih Rp400.3 Triliun.
Oya, pada akhir bulan Januari lalu, juga keluar surat erdaran dari Kementerian Keuangan Nomor S-37/MK.02/2025 tentang Instruksi Presiden Nomor 1 tahun 2025, di mana surat ini mengenai efisiensi anggaran belanja Kementerian dan juga Lembaga.
Rencananya ada beberapa pos yang harus dipangkas Kementerian dan juga Lembaga. Misalnya seperti Alat Tulis Kantor (ATK), yang dipangkas sampai dengan 90%. Lalu ada kegiatan seremonial yang juga dipangkas sampai dengan 57%. Demikian juga dengan kegiatan rapat, seminar, dan sejenisnya yang dipangkas 45%, dan beberapa pos lain yang juga ikut dipangkas. Secara keseluruhan total mencapai Rp306.69 triliun anggaran dipangkas, dengan kontribusinya sendiri sebanyak Rp256.1 triliun disumbang dari efisiensi K/L.
Sebenernya hal ini ada efisiensi yang terlihat baik ya, di mana ATK sendiri pernah memakan anggaran Rp 44 Triliun. Namun di lain sisi, hal ini justru menimbulkan suatu isu khusus, bahwa sebenarnya IKN ini sekarang arahnya tidak jelas mau dibawa kemana.
Pertambahan Kementerian
Berikutnya, di pemerintahan yang baru ini juga dilakukan pemecahan dari 34 Kementerian menjadi 48 Kementrian. Hal ini tentu jadi perhatian ya, karena kabinet merah putih ini gemuk banget, bahkan tergemuk sejak orde baru hingga reformasi.
Dengan jumlah 48 menteri, maka akan ada wakil menterinya juga sebesar 56 wakil. Lagi-lagi ini menjadi sebuah kegelisahan, karena ada satu menteri yang wakilnya bisa satu sampai dua orang wakil.
Mandeknya Danantara
Hal yang ketiga, adalah program danantara, sebagai salah satu project yang mandek. Lantaran sebelumnya Danantara ini akan diresmikan pada 7 November 2024. Di mana, pada tahap awal akan mengelola 7 BUMN antara lain BRI Rp1.965 Triliun, Mandiri Rp2.174 Triliun, BNI Rp1087 Triliun, MIND ID Rp295 Triliun, PLN Rp1.671 Triliun, Pertamina Rp1.412 Triliun, dan Telkom Indonesia Rp318 Triliun, serta INA sebesar Rp147.6 Triliun.
Peresmian Danantara sendiri, tertunda karena menunggu revisi RUU BUMN yang masih dalam kajian DPR juga. Sementara revisi RUU BUMN saja sudah sempat terhenti selama empat tahun lamanya.
So, gimana kelanjutannya? Apakah masih ada kritik lainnya lagi dari 100 hari Prabowo Gibran? Penasaran? stay tune terus di video kali ini.
###
DISCLAIMER ON:
Video ini bukan rekomendasi jual dan beli. Semua data dan pendapat pada video adalah bersifat informasi yang mengedukasi teman-teman investor, berdasarkan sudut pandang Rivan Kurniawan dan Team. Risiko investasi berada pada tanggung jawab masing-masing investor. Do Your Own Research!
Temukan Artikel Analisa dan Edukasi Saham lainnya di Google News.