Dalam dunia saham ada dua jenis investor yakni investor yang memiliki strategi investasi pasif dan investor yang memiliki strategi investasi aktif. Apakah perbedaan di antara keduanya? Dan manakah yang lebih menguntungkan? Pada kesempatan kali ini Penulis akan mengulas perbedaan antara strategi pasif dan aktif di dunia saham. Yuk Simak!
Daftar Isi
Apa Itu Strategi Pasif Dan Aktif Portofolio Saham?
Dalam mengelola portofolio baik investor ritel maupun investor institusi, sebenarnya memiliki dua strategi investasi yakni strategi pasif dan aktif portofolio saham.
Investasi strategi pasif adalah investor yang secara pasif melakukan aktivitas di pasar modal. Para investor pasif cenderung lebih memilih untuk membeli dan kemudian menyimpan saham dalam timeframe yang sudah ditentukan olehnya. Dilihat berdasarkan timeframe investasi yang banyak dilakukan oleh investor pasif ialah lebih lama di atas 5 tahun.
Investasi strategi aktif adalah investor yang aktif melakukan transaksi di pasar saham melalui aksi pembelian dan penjualan saham secara aktif setiap harinya. Dengan tujuan untuk mendapatkan imbal hasil dalam jangka pendek, tanpa harus menunggu waktu yang lebih lama. Biasanya para investor aktif akan selalu standby di layar monitor, untuk melihat pergerakan harga saham pegangannya. Investor aktif ini juga akan menentukan anailisa kuantitatif maupun kualitatif untuk bisa mendapatkan sinyal kapan beli dan jual saham tertentu.
Perbedaan antara Strategi Pasif dan Aktif dalam Portofolio Saham
Berikut ini perbedaan dari Aktif dan pasif investor:
Perbedaan | Aktif Investor | Pasif Investor |
Jangka Waktu Investasi | Pendek, umumnya dilakukan dalam hitungan hari. | Menengah dan Panjang, berkisar 3 tahun, 5 tahun, hingga 10 tahun bisa juga lebih panjang. |
Imbal Hasil Investasi | Capital Gain | Capital Gain + Dividen |
Produk Investasi Saham | OLT dan Trading via broker | Saham, OLT, ETF, dan Reksadana Saham |
Prioritas Analisa | Teknikal dan Bandarmologi | Fundamental Keuangan dan Manajeman Perusahaan |
Alternatif investasi yang cocok | Forex dan Crypto | Obligasi, Reksadana dan Deposito |
Kedua analisa tersebut memiliki perbedaan dan kelebihan, serta kekurangan dari masing-masing strategi pasif dan aktif portofolio saham. Selanjutnya kita akan membahas mengenai kelebihan dan kekurangan dari strategi investasi aktif dan pasif portofolio saham.
Strategi Pasif dan Aktif Portofolio Saham
Strategi yang digunakan dalam mengelola portofolio saham sendiri adalah komposisi langkah-langkah yang dapat diterapkan investor. Dengan tujuan agar bisa mendapatkan keuntungan yang optimal.
Dalam pelaksanaannya, strategi pasif dan aktif portofolio saham ini memiliki perbedaan dalam implementasi langkah-langkahnya. Antara lain seperti berikut:
Strategi Pasif Mengelola Portofolio Saham
Strategi pasif akan dijalankan oleh investor yang cenderung pasif dalam jual beli saham, karena ditujukan sebagai investasi jangka panjang. Dalam implementasinya investor dengan strategi pasif ini akan banyak memanfaatkan data-data perusahaan, berupa laporan keuangan, laporan tahunan, data public expose dan lain sebagainya untuk dijadikan bahan Analisa fundamental. Sebelum akhirnya investor pasif ini menentukan keputusan investasi, dan berikut ini strategi yang umunya akan diterapkan:
Strategi Buy and Hold Saham
Keputusan ini akan ditentukan berdasarkan analisa fundamental yang dilakukan investor, sehingga investor dapat menentukan saham-saham potensial. Hal ini terlihat dari kemampuan perusahaan mencetak laba bersih yang terus meningkat dan konsisten, perhatikan juga prospek bisnis perusahaan di masa mendatang.
Setelahnya, investor akan membeli saham potensial tersebut dan akan di hold sesuai timeframe investasi yang ditentukan. Misalnya 5 tahun, 10 tahun, atau 15 tahun. Dengan hold ini, maka investor pasif tidak disibukkan dengan memantau pergerakan harga saham di pasar. Ini mengapa, buy and hold cocok untuk teman-teman investor yang akan berinvestasi jangka panjang.
Strategi Indexing
Keputusan pada strategi indexing ini dapat dijalankan investor dengan mengacu pada pergerakan indeks harga. Untuk lebih memudahkan maka investor pasif akan melakukan diversifkasi portofolio saham ke dalam beberapa sektor saham berbeda di satu indeks. Dengan begitu investor akan dapat memperhitungkan perolehan keuntungan yang setara dengan keuntungan dari indeks harga saham yang dijadikan acuan. Misalnya menggunakan salah satu indeks saham yang ada di BEI, seperti IDX80. Kompas100, Indeks LQ45, dan indeks saham lain-lainnya.
Strategi Aktif Mengelola Portofolio Saham
Strategi aktif ini akan dijalankan oleh investor yang lebih familiar dikenal sebagai ‘trader’, di mana investor tipekal ini sangat selektif memilih saham berdasarkan informasi yang ada. Setelah itu, investor aktif ini akan melakukan Analisa teknikal terhadap pergerakan harga saham tertentu. Dengan target mendapatkan saham yang mampu memberi keuntungan di atsa rata-rata keuntungan pasar secara umum.
Dalam implementasinya, strategi aktif ini dapat dilakukan dengan langkah berikut:
Seleksi saham
Investor yang menjalankan strategi aktif ini akan melakukan seleksi saham, berdasarkan hasil analisa fundamental yang mengacu pada saham dengan nilai undervalue. Rasio yang dapat diandalkan untuk melihat undervaluenya sebuah saham adalah rasio PER dan PBV.
Momentum harga saham
Pergerakan harga saham umumnya akan mencerminkan kinerja keuangan si emiten. Pada umumnya, ketika pasar saham dalam tren bullish, maka emiten memiliki pergerakan harga saham yang bagus. Terlebih lagi ketika emiten merilis laporan keuangan yang bertumbuh dan positif.
Update Perputaran Sektor-sektor Saham
Keputusan ini dapat diterapkan investor dengan melakukan diversifikasi. Selain itu investor juga perlu rajin mendapatkan informasi-informasi pasar yang terbaru, untuk memperbarui analisa terkini. Dengan begitu investor aktif ini lebih mudah menentukan keputusan invetasi, dengan melihat pada kecenderungan pergerakan pasar saham. Bahkan jika dilakukan dengan teliti dan terkonsentrasi, maka investor akan mendapatkan momentum tepat untuk beli dan/atau jual saham dengan keuntungan optimal.
[Baca lagi: Strategi Investasi Saham Ala Low Tuck Kwong]
Kelebihan dan Kekurangan Investor Berdasarkan Strategi Pasif dan Aktif
Dalam mengelola portofolio saham baik investor pasif dan aktif sama-sama memiliki kelebihan dan kekurangan. Dengan begitu, hal ini tidak menjadikan bahwa jenis investor tertentu akan lebih baik dibandingkan dengan jenis investor lainnya. Mengingat tolok ukur yang ada akan kembali kepada profil investasi maupun profil risiko kita sebagai investor.
Berikut beberapa kelebihan dan kekurangan dari investor dengan strategi pasif
Kelebihan Investor Strategi Pasif
Cocok untuk Investor yang Sibuk Bekerja
Investor strategi pasif sangat cocok diterapkan oleh para investor yang memiliki kesibukan bekerja. Lantaran investor yang menjalankan strategi pasif ini tidak perlu dibebani untuk memantau kondisi pasar secara konsisten dan terus menerus.
Bahkan ada banyak investor dengan strategi pasif yang memantau pergerakan saham hanya 3 bulan sekali, yakni saat musim rilis laporan keuangan kuartalan. Dengan strategi pasif ini, investor akan tetap dapat fokus bekerja dan menghasilkan aktif income maupun pasif income dari saham secara beriringan.
Tingkat Risiko Rendah
Dalam menjalankan strategi pasif, tentu kita akan memilih saham-saham yang dapat menghasilkan keuntungan jangka panjang. Hal ini membuat kita lebih memfokuskan kepada bisnis sustainability yang dimiliki perusahaan, yang secara tidak langsung dapat membantu menurunkan potensi risiko. Dibandingkan dengan investor yang memfokuskan diri pada pergerakan harga saham harian
Memiliki Conviction Tinggi terhadap Suatu Emiten
Dengan menekankan kepada analisa fundamental, maka investor yang menjalankan strategi pasif akan memiliki beragam pengetahuan yang lebih mendalam terhadap kondisi perusahaan.
Oleh sebab itu investor pasif akan memilki conviction atau keyakinan yang tinggi terhadap suatu emiten. Bahkan secara psikologis, investor tidak mudah panik, ketika harga saham bergerak turun.
Besar Peluang Mendapatkan Multibagger
Dengan panjangnya timeframe dalam berinvestasi, maka ketika kita berhasil memilih perusahaan yang tepat dan di hold dalam jangka waktu yang cukup lama. Tentu peluang investor dengan strategi pasif akan lebih potensial untuk mendapatkan multibagger dari saham tertentu.
Kelemahan Investor Strategi Pasif
Tidak Mendapatkan Imbal Hasil dalam Jangka Pendek
Investor yang berinvestasi dengan strategi pasif, tidak dapat melakukan BPJS (Beli Pagi Jual Sore) atau bahkan scalping. Layaknya yang dilakukan investor dengan strategi aktif, yang akan mendapatkan return cukup besar dalam waktu yang relatif singkat.
Tidak Mendapatkan Momentum Kenaikan Pasar Tertentu
Pergerakan pasar saham yang fluktuatif, bisa saja menawarkan keuntungan melalui momentum-momentum tertentu yang mendorong kenaikan harga saham akibat adanya sentiment atau katalis positif.
Tidak Bisa Keluar saat Market Bearish
Ketika kondisi market bearish, maka kebanyakan investor dengan strategi pasif akan tetap berada di market. Hal itu terjadi, karena para investor tidak memperhatikan pergerakan market secara harian dan cenderung stay away dari pasar.
[Baca lagi: Efek Musim Liburan pada Saham dan Strategi Investasi yang Tepat]
Berikut Ini Beberapa Kelebihan Dan Kekurangan Investor Dengan Strategi Aktif
Kelebihan Investor Strategi Aktif
Strategi Investasi yang Fleksibel
Kelebihan yang diperoleh investor dengan strategi aktif, salah satunya ialah dalam mengambil keputusan investasi dan strategi investasi akan memiliki flekibilitas yang besar.
Berbeda dengan investor strategi pasif yang melakukan analisa fundamental perusahaan dan industri dengan lebih detail. Pada investor yang menjalankan strategi aktif, Analisa fundamental umunya tidak perlu dilakukan secara mendetail. Hal ini membuat para investor aktif dapat lebih fleksibel dalam menentukan strategi investasi. Bahkan sangat mudah melakukan switch ke emiten lain, jika dirasa emiten pegangan tidak memberikan return yang signifikan.
Memahami Kondisi Pasar Setiap Harinya
Dengan memantau kondisi pasar setiap hari, maka investor dengan strategi aktif dapat melakukan analisa terhadap kondisi pasar terkini. Begitu juga dalam hal jual beli saham, investor aktif dapat melakukannya dalam jangka pendek, sehingga akan memperloleh keuntungan yang konsisten setiap harinya selama paham akan kondisi pasar.
Boleh Menggunakan Margin
Untuk mengoptimalkan keuntungan, para investor dengan strategi aktif ini dapat memanfaatkan berbagai fasilitas dari perusahaan sekuritas, salah satunya ialah margin. Menggunakan margin dalam investasi atau trading jangka pendek, akan membuat investor mendapatkan imbal hasil secara cepat.
Kesimpulan
Dari pembahasan di atas mengenal strategi pasif dan aktif dalam portofolios saham, dapat ditarik kesimpulan, bahwa masing-masing strategi memiliki kelebihan maupun kekurangannya. Dalam hal keuntungan, maka strategi pasif dalam mengelola portofolio saham lebih potensial dan menawarkan kenyamanan dalam berinvestasi.
Pasalnya investor dengan strategi pasif ini akan menjalankan investasi dalam rentang waktu yang lebih panjang, sehingga investor tidak melakukan jual beli saham secara harian. Dengan begitu investor pasif ini jauh lebih tenang dari berbagai spekulasi yang beredar di pasar dan terhindar dari bias informasi, ketika melakukan analisis fundamental.
Investor dengan strategi pasif ini hanya akan melakukan transaksi beli, jika saham memang potensial. Sebaliknya investor akan menjual saham, ketika tujuannya pada saham tersebut sudah tercapai, misalnya harga saham sudah mencapai nilai intrinsik.
Tentu sangat berbeda dengan strategi aktif, di mana investor akan sangat aktif melakukan jual beli saham untuk mengejar keuntungan melebihi rata-rata pasar.
Kendati demikian, keputusan strategi investasi baik itu pasif maupun aktif, sejatinya akan kembali pada bagaimana profil investasi dan profil risiko Anda semua.
Jika teman-teman investor masih belum dapat menentukan strategi pasif atau aktif dalam portofolio saham kalian. Maka teman-teman investor dapat menerapkan kedua strategi tersebut, jika memang dirasa mampu.
Caranya cukup mudah, teman-teman investor hanya perlu membuka akun pada dua sekuritas yang berbeda. Di mana pada satu sekuritas untuk invetasi saham dengan strategi pasif, sedangkan pada satu sekuritas lainnya digunakan untuk trading saham dengan strategi aktif. Kemudian lihat imbal hasil yang dapat diberikan dari kedua strategi pasif maupun aktif tadi, minimum dalam waktu kurang dari satu tahun. Lalu Anda lakukan evaluasi dan penilaian mana strategi yang lebih cocok bagi Anda? Selamat mencoba!***
###
DISCLAIMER ON:
Tulisan ini bukan rekomendasi jual dan beli. Semua data dan pendapat pada artikel adalah bersifat informasi yang mengedukasi pembaca, berdasarkan sudut pandang penulis pribadi. Risiko investasi berada pada tanggung jawab masing-masing investor. Do Your Own Research!
Temukan Artikel Analisa dan Edukasi Saham lainnya di Google News.