Kenali-Tren-Saham-dengan-MACD

Indikator Moving Average Convergence/Divergence (MACD) adalah salah satu indikator yang sangat populer di kalangan investor. Meski begitu, indikator ini sering kali lebih banyak digunakan oleh para trader yang menerapkan strategi swing trading jangka pendek untuk menganalisis pergerakan harga saham. Meskipun MACD banyak digunakan, tidak sedikit trader yang masih salah dalam penggunaannya. Kebanyakan trader mengira MACD hanya berfungsi sebagai alat untuk menentukan waktu yang tepat untuk membeli dan menjual saham, padahal fungsinya lebih luas dari itu. Oleh karena itu, mari kita pelajari indikator MACD ini secara menyeluruh!

 

Artikel ini dipersembahkan oleh:

Saham-Rakyat

 

MACD itu apa sih?

MACD, singkatan dari Moving Average Convergence Divergence, adalah indikator dalam analisis teknikal yang menggambarkan hubungan antara dua moving average dalam sebuah tren harga. Moving average sendiri merupakan rata-rata harga saat pembukaan atau penutupan perdagangan setiap harinya, yang digambarkan dalam sebuah garis trend.

Memahami konsep MACD sebenarnya cukup mudah, namun tidak jarang para trader kebingungan saat mengaplikasikannya. Pada dasarnya, MACD menghitung Exponential Moving Average (EMA) untuk periode 12 hari dan 26 hari terakhir. EMA adalah jenis moving average yang menitikberatkan bobot dan signifikansi pada data terbaru. Jadi, rumus MACD itu sangat sederhana teman-teman investor, seperti di bawah ini: 

“MACD = EMA 12 hari – EMA 26 hari”

MACD akan bernilai positif jika EMA 12 hari lebih besar dari EMA 26 hari, dan akan negatif jika sebaliknya. Hasil dari kalkulasi ini membentuk garis yang disebut sebagai garis MACD. Biasanya, garis MACD ini dilengkapi dengan EMA yang dihitung selama sembilan hari, yang disebut “garis sinyal”. Garis sinyal ini membantu mengidentifikasi peluang beli atau jual saham berdasarkan tren harga.

Untuk memudahkan pemahaman, bayangkan garis MACD dan garis sinyal sebagai dua garis yang saling berinteraksi. Ketika garis MACD melintasi di atas garis sinyal, ini bisa menjadi sinyal untuk membeli saham karena menunjukkan momentum kenaikan harga. Sebaliknya, ketika garis MACD melintasi di bawah garis sinyal, ini bisa menjadi sinyal untuk menjual saham karena menunjukkan momentum penurunan harga.

Dengan memahami interaksi antara garis MACD dan garis sinyal ini, para trader bisa lebih baik dalam menentukan waktu yang tepat untuk melakukan transaksi saham, sehingga memaksimalkan potensi keuntungan dan meminimalkan risiko.

 

Divergen-dan-Konvergen

[Baca lagi: Divergen dan Konvergen dalam Analisis Teknikal]

 

3 Elemen dan Cara membaca MACD

Ada 3 (tiga) garis yang bergerak di sekitar garis nol yaitu:

  • Garis MACD (biru):

Garis MACD berwarna biru dapat membantu teman-teman investor dalam menentukan momentum naik atau turun (tren pasar). Ini dihitung dengan mengurangi dua rata-rata bergerak eksponensial (EMA).

  • Garis sinyal (Oren):

EMA dari garis MACD (biasanya EMA 9 periode). Analisis gabungan dari garis sinyal dengan garis MACD dapat membantu dalam menemukan potensi pembalikan atau titik jual dan beli.

  • Histogram (Hijau dan Merah):

Histogram ini merupakan representasi grafis dari divergensi dan konvergensi antara garis MACD dan garis sinyal. Dengan kata lain, histogram dihitung berdasarkan perbedaan antara kedua garis tersebut. Ketika histogram berada di atas garis nol, itu menandakan bahwa garis MACD berada di atas garis sinyal, menunjukkan momentum kenaikan. Sebaliknya, ketika histogram berada di bawah garis nol, itu menunjukkan bahwa garis MACD berada di bawah garis sinyal, menunjukkan momentum penurunan.

Dengan memahami ketiga elemen ini—garis MACD, garis sinyal, dan histogram, maka teman-teman investor dapat lebih mudah mengidentifikasi tren pasar dan mengambil keputusan jual atau beli yang lebih tepat.

 

 

Baca Trend dengan MACD

Untuk memahami indikator MACD dalam melihat trend, teman-teman investor tidak perlu mengaplikasikan rumus atau melakukan perhitungan manual. Yang perlu dilakukan adalah memahami cara membaca garis-garis tersebut. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut:

  • Uptrend

Jika garis MACD dan garis sinyal bergerak di atas garis nol, maka tren harga saham tersebut sedang mengalami uptrend. Teman-teman investor dapat memanfaatkan tren yang kuat ini untuk memutuskan berinvestasi pada saham tertentu hanya dengan melihat MACD-nya.

Untuk menentukan level pembelian, perhatikan crossing atau persilangan yang terjadi antara garis MACD dengan garis sinyal. Ketika garis MACD melintasi di atas garis sinyal, seperti yang ditandai dengan kotak hijau pada gambar di atas, ini merupakan sinyal beli yang kuat.

Sebaliknya, untuk menentukan level penjualan, perhatikan ketika garis MACD melintasi ke bawah garis sinyal. Persilangan ini menandakan bahwa momentum kenaikan harga mungkin telah berakhir dan bisa menjadi saat yang tepat untuk menjual saham tersebut.

Dengan memahami cara membaca crossing antara garis MACD dan garis sinyal, serta melihat posisi kedua garis tersebut terhadap garis nol. Dengan begitu teman-teman investor dapat membuat keputusan investasi yang lebih informatif dan strategis.

 

  • Downtrend

Untuk saham dengan tren menurun (downtrend), situasinya berlaku sebaliknya dari uptrend. Garis MACD dan garis sinyal akan bergerak di bawah garis nol (berada di area negatif). Saham dengan pergerakan harga seperti ini sebaiknya dihindari oleh teman-teman investor, karena menunjukkan bahwa momentum pasar sedang menurun.

Dengan memperhatikan posisi garis MACD dan garis sinyal terhadap garis nol serta pergerakan crossing di antara keduanya, teman-teman investor dapat mengambil keputusan investasi yang lebih bijak dan menghindari saham yang berpotensi menurun.

 

  • Sideways

Terakhir, ada tren sideways, di mana harga saham bergerak bolak-balik antara area negatif (di bawah garis nol) dan area positif (di atas garis nol). Tren ini ditandai dengan pergerakan crossing yang terjadi di sekitar garis nol (baseline).

Pada tren sideways, teman-teman investor dapat memanfaatkan momen-momen crossing ini sebagai sinyal untuk melakukan pembelian maupun penjualan saham:

  1. Sinyal Pembelian: Ketika garis MACD bergerak dari bawah garis nol (area negatif) dan melintasi ke atas garis sinyal menuju area positif. Ini menunjukkan potensi peningkatan harga saham.
  2. Sinyal Penjualan: Ketika garis MACD bergerak dari atas garis nol (area positif) dan melintasi ke bawah garis sinyal menuju area negatif. Ini menunjukkan potensi penurunan harga saham.

Dengan memanfaatkan momen crossing di sekitar garis nol selama trend sideways, teman-teman investor dapat mengambil keputusan investasi yang lebih taktis dan tepat waktu. Perhatikan setiap crossing untuk menentukan waktu terbaik untuk membeli atau menjual saham.***

 

###

 

 

DISCLAIMER ON:
Segala tulisan di luar konteks tentang Value Investing pada web/blog/situs ini tidak dimaksudkan sebagai suatu rekomendasi metode/cara/langkah/strategi investasi yang dianjurkan. Melainkan hanya berupa informasi mengenai ilmu dalam pasar saham. Penulis web/blog/situs ini tidak bertanggung jawab apabila ada kerugian yang terjadi, baik secara langsung maupun tidak langsung yang timbul atas tindakan pembaca.

 

Temukan Artikel Analisa dan Edukasi Saham lainnya di Google News.

1
Pastikan rekan Investor tidak ketinggalan Informasi ter-update

Subscribe sekarang untuk mendapatkan update artikel terbaru setiap minggunya

reCaptcha v3
keyboard_arrow_leftPrevious
Nextkeyboard_arrow_right

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *