Saham-Tekstil

Terakhir diperbarui Pada 2 April 2024 at 1:44 pm

Saham tekstil menjadi incaran investasi Anda? Mari sama-sama kita telusuri seperti apa seluk beluk saham tekstil Indonesia, sebelum akhirnya teman-teman investor memutuskan untuk masuk ke dalamnya!

 

Ilustrasi tekstil. Source: behance.net

 

Daftar Saham Tekstil di BEI

Inilah daftar saham-saham tekstil yang ada di BEI (Bursa Efek Indonesia). Saham-saham tekstil di Bursa Efek Indonesia (BEI) mencakup sejumlah perusahaan yang bergerak dalam industri tekstil dan garmen di Tanah Air, yaitu:

  1. PT Argo Pantes Tbk (ARGO)

Emiten ini bergerak pada industri tekstil terpadu, dengan kemampuan produki tekstil yang memiliki kualitas tinggi. Di mana penggunaan bahan dasarnya ialah dari bahan katun dan juga katun campuran, yakni kapas dan juga polyester. Yang kemudian menghasilkan produk berupa benang dan juga kain berkualitas. Saham ARGO ini telah listing di BEI sejak Januari 1991.

 

  1. PT Trisula Textile Industries Tbk (BELL)

Emiten ini menjalankan bisnis industri tekstil dan juga perdagangan tekstil polyester fiber. BELL memproduksi tekstil seperti kain (suitin fabrics) yang digunakan untuk membuat celana, blazer, atau jas, termasuk pakaian formal maupun seragam. BELL adalah emiten yang listing di BEI Pada Oktober 2017.

 

  1. PT Saham Seri B atau Centex Tbk (CNTB)

Emiten ini bergerak pada bidang industri tekstil terpadu yang sudah dimulai dari tahun 1972. Dengan produk berupa tetoron cotton shirting atau kain pemintalan, bisa juga kain tenun atau pencelupan dan juga finishing.

 

  1. PT Century Textile Industry Tbk (CNTX)

Emiten tekstil ini bergerak pada produksi tekstil katun tetoron terpadu. Di mana produknya banyak dimanfaatkan untuk kebutuhan tenun, memintal, pencelupan, hingga proses penyempurnaan kain. CNTX termasuk pada emiten yang sudah lama listing di bursa, yakni sejak May 1979.

 

  1. PT Ever Shine Tex Tbk (ESTI)

Emiten yang telah memulai produksi tekstil secara komersil sejak tahun 1975 ini. Setidaknya telah banyak memproduksi berbagai ragam jenis tekstil, seperti kain tenun maupun rajut yang akan diolah lagi pada berbagai keperluan. Sebut saja beberapa diantaranya untuk membuat jaket, pakaian olah raga, pakaian anak-anak dan juga Wanita. Termasuk untuk berbagai model gaun pengantin. Lengkap dengan asesoris seperti pita, payung, hingga tas.

Bahkan ESTI juga memproduksi kebutuhan tekstil untuk keperluan dekorasi dan interior rumah. Emiten ini sudah listing sejak Oktober 1992.

 

  1. PT Panasia Indo Resources Tbk (HDTX)

Emiten HDTX ini memproduksi pembuatan berbagai serat sintetis atau polimerisasi. Ada juga twisting dan spinning, tenun dan industri tekstil. Termasuk didalamnya untuk keperluan tambang, energi dan juga perdagangan umum. HDTX juga menjadi emiten yang sudah lama listing, yakni Juni 1990.

 

  1. PT Indo-Rama Synthetics Tbk (INDR)

INDR adalah perusahaan memulai produksi tekstil di tahun 1976. Awalnya INDR fokus memperluas jaringan bisnis benang pemintal. Namun INDR ini juga melakukan banyak diversifikasi bisnis, dengan memproduksi berbagai jenis benang polyester seperti polyester filament, staple fiber, chip, PET resin. Termasuk kain polyester filament yang dipasarkan secara global. INDR listing di bursa sejak Agustus 1990.

 

  1. PT Inocycle Technology Group Tbk (INOV)

INOV juga salah satu emiten yang berkecimpung dalam industri tekstil bukan tenun atau non woven. Termasuk juga dengan kain tanpa melewati proses anyaman maupun rajut. Dan juga serta staple buatan contohnya seperti akrilik, rayon viscose, polyester, poliamid, hingga selulosa asetat. Emiten ini listing pada Juli 2019.

 

  1. PT Asia Pacific Investama Tbk (MYTX)

Beroperasi pada industri tekstil dan garmen, yang dimulai secara komersiap di tahun 1987. Adapun untuk saat ini MYTX fokus pada industri garmen. MYTX resmi melantai di bursa di Oktober 1989.

 

  1. PT Sejahtera Bintang Abadi Textile Tbk (SBAT)

SBAT memulai bisnis perdagangan dan industri tekstil di Juli 2023, dengan melakukan ekspor dan impor produk tekstil. Termasuk juga produksi benang yang berasal dari bahan daur ulang. SBAT tergolong emiten yang masih baru di bursa, karena melantai pada April 2020.

 

  1. PT Asia Pacific Fibers Tbk (POLY)

POLY juga termasuk emiten yang bergerak dalam industri tekstil, dengan menghasilkan beberapa jenis produk tekstil. Berupa benang filament, performance fabrics, polyester chips, hingga staple fiber. Emiten POLY mendaftarkan perusahaanya ke bursa pada Maret 1991.

 

  1. PT Sunson Textile Manufacture Tbk (SSTM)

Emiten ini adalah produsen tekstil berskala multinasional, yang sudah berkiprah dari tahun 1977. SSTM bergerak pada bidang industri tenun, pemintalan, texturizing. Namun dengan fokus utama pada proses pemintalan. Produk utama yang dihasilkan SSTM meliputi kain tenun dan benang yang berasal dari bahan katun murni.

Ada juga produk berupa CVC, TC, TR hingga benang polyester DTY. Jaringan bisnis SSTM tidak hanya untuk pasar domestik, namun juga melakukan ekspor ke Amerika, Afrika, Eropa, dan beberapa negara yang ada di Asia. SSTM resmi listing di bursa pada Agustus 1997.

 

  1. PT Tifico Fiber Indonesia Tbk (TFCO)

Emiten ini termasuk produsen yang membuat serat polyester. TFCO memproduksi beberapa jenis tekstil yakni benang filamen polyester, chip polyester, serta stapel polyester RCL. Emiten ini tergolong lama yang sudah ada di bursa dari Februari 1980.

 

  1. PT Nusantara Inti Corpora Tbk (UNIT)

UNIT juga termasuk dalam saham sektor tekstil, khususnya pada bidang investasi, serta industri dan perdagangan tekstil. Jadi emiten ini menjalankan perdagangan tekstil dan banyak berinvestasi melalui entitas anak usaha. UNIT sudah menjadi bagian dari bursa sejak April 2002.

 

  1. PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL)

SRIL termasuk salah satu saham tekstil yang paling banyak disebut dan dikenal para pelaku pasar. SRIL salah satu produsen tekstil yang terintegrasi di empat segmen produksi meliputi pemintalan, pencetakan, tenun dan celupan, serta garmen. Dengan jenis produk yang dihasilkan berupa kain mentah dan kain jadi, benang, serta pakaian jadi. SRIL mendaftarkan perusahaan ke bursa pada Juni 2013.

Itulah beberapa saham tekstil yang ada di bursa. Dengan semakin bertumbuhnya minat investor masuk ke bursa, tentu juga akan semakin banyak perusahaan-perusahaan yang melantai di bursa. Tidak terkecuali dengan perusahaan saham tekstil.

 

Ilustrasi bahan tekstil. Source: fabriclore.com

 

Potensi Saham Tekstil di Indonesia

Industri tekstil dan garmen Indonesia menjadi salah satu industri bisnis yang penting bagi Indonesia. Lantaran, tidak dapat kita pungkiri bahwa keberadaan industri tekstil dan garmen mampu menyerap tenaga kerja yang ada. Bahkan industri tekstil dan garmen mampu berkontribusi besar pada pertumbuhan ekonomi secara nasional.

Beberapa potensi saham tekstil yang masih akan membuatnya bertahan dalam industri, ialah:

  • Potensi meningkatnya konsumsi rumah tangga

Pertumbuhan pendapatan di Indonesia, mampu memberi dorongan terhadap meningkatnya konsumsi rumah tangga, termasuk didalamnya produk tekstil.

Untuk kita ketahui bahwa PDB Indonesia secara kumulatif sudah tumbuh 5.05% di sepanjang tahun 2023. Di mana pertumbuhan terbesar ada di Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga yakni 4.82%, dengan kontribusi mencapai 53.18% terhadap PDB Nasional. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan konsumsi rumah tangga, yang diiringi dengan kemampuan daya beli yang masih terjaga.

Source: databoks.katadata.co.id

Pertumbuhan tersebut menjadi potensi yang baik bagi saham tekstil, sebagai salah satu sektor yang terus berkembang. Seiring dengan meningkatnya permintaan akan produk tekstil baik di dalam negeri maupun di pasar internasional.

 

  • Pasar ekspor yang masih meningkat

Untuk kita ketahui bahwa nilai ekspor Indonesia di sepanjang tahun 2023 ialah senilai USD258.82 miliar, turun sekitar 11.33% nilai ekspor di sepanjang tahun 2022 yang senilai USD291.90 miliar. Secara nominal memang turun, namun jika berdasarkan volume. Maka volume ekspor Indonesia di tahun 2023 tumbuh sebesar 8.55% YoY.

Dengan pertumbuhan nilai ekspor tersebut, maka secara tidak langsung sudah menunjukkan keterlibatan industri tekstil Indonesia dalam rantai pasokan global. Sehingga dapat memperluas pangsa pasar tekstil ke luar negeri, yang akan meningkatkan potensi pendapatan.

 

 

  • Berkembangnya teknologi dalam industri tekstil

Tidak dapat dihindari adanya perkembangan teknologi saat ini, juga memberi warna baru pada industri tekstil. Hal ini ditandai dengan semakin beragamnya teknologi yang akan diterapkan pada industri tekstil. Di mana ini akan mempengaruhi inovasi atas perubahan mode dan tren dalam industri tekstil setiap tahunnya.

Sebut saja beberapa teknologi yang sudah banyak diterapkan dalam industri tekstil:

    • Nanotechnology

Sebuah teknologi yang dapat membuat produk tekstil jauh lebih bagus. Dari sisi warna yang menjadi lebih banyak dan juga membuat kain lebih elastis. Teknologi ini juga memiliki sifat anti air, sehingga kain tidak mudah berjamur.

    • Digitalisasi system produksi tekstil

Industri tekstil saat ini sudah banyak memakai mesin dan alat-alat jahit dengan teknologi canggih. Yang memungkinkan proses produksi jauh lebih cepat dan juga efektif. Digitalisasi ini banyak diterapkan dalam bentuk digital printing, agar berkualitas tinggi.

    • Perubahan tren ke serat alam dan kain non anyaman

Serat alam umumnya berasal dari komponen tumbuhan, bulu binatang, maupun mineral. Adapun untuk perusahaan tekstil akan memakai serat alam tersebut untuk bisa membuat kain alami. Contohnya sutra, katun, wol, kasmir, hingga linen.

Sedangkan untuk kain non anyaman ialah kain yang dibuat lewat proses kimia. Kelebihan dari kain non anyaman ini lembut meregang dan kualitas kain lebih tahan lama.

Dan berbagai perkembangan teknologi dalam industri tekstil lainnya yang berbasiskan inovasi dan teknologi produksi yang canggih. Dengan adanya teknologi dalam industri tekstil, sudah tentu akan meningkatkan efisiensi dan produktivitas perusahaan.

 

  • Industri tekstil juga mendapat dukungan insentif dari pemerintah

Industri tekstil juga menjadi salah satu sektor usaha yang disorot Pemerintah. Untuk memajukan industri tekstil, maka Pemerintah menerbitkan Peraturan Menteri Perindustrian No.1 tahun 2018 yang berisikan: Kriteria atau Persyaratan dalam Implementasi Pemanfaatan Fasilitas Pajak Penghasilan untuk Penanaman Modal di Bidang usaha Tertentu atau di Daerah Tertentu pada Sektor Industri.

Dengan adanya peraturan tersebut, maka industri tekstil berpeluang mendapatkan insentif potongan pajak penghasilan (PPh) badan sebesar 5% setiap tahun. Kabar baiknya, Pemerintah mencanangkan insentif tersebut berlaku 6 tahun untuk industri yang berkaitan.

Tidak hanya itu, belum lama ini Kemenperin juga menggelontorkan dana sebesar Rp52 miliar sebagai insentif bagi industri tekstil.

Source: bisnis.solopos.com

Insentif-insentif tersebut bertujuan menstimulus pemanfaatan mesin yang modern. Yang pada gilirannya akan meningkatkan produktivitas, efisiensi energi untuk meningkatkan ekspor, hingga merealisasikan substitusi impor atas pakaian bekas. Sehingga mampu memperkuat pertumbuhan industri tekstil di dalam negeri, sekaligus menambah daya saing perusahaan tekstil.

 

Ingin menyusun investing plan, tapi memiliki waktu yang terbatas untuk mengolah informasi. Segera manfaatkan Monthly Investing Plan yang telah terbit!

BANNER-ARTIKEL-MIP-2024

Bagi teman-teman investor yang ingin berlangganan Monthly Investing Plan, bisa menggunakan voucher…

 

Risiko Saham Tekstil

Selain potensi yang menarik dari saham tekstil, tentu ada risiko yang perlu diperhatikan, seperti:

  • Sensitif terhadap fluktuasi harga bahan baku

Industri tekstil sangat tergantung pada harga bahan baku seperti kapas dan serat sintetis. Sayangnya ketersediaan bahan baku ini masih harus diimpor dari luar. Dengan risiko fluktuasi harga bahan baku yang akan berdampak pada margin keuntungan perusahaan.

  • Persaingan yang ketat

Industri tekstil merupakan industri dengan tingkat persaingan yang tinggi baik di dalam negeri maupun di pasar internasional. Situasi ini memungkinkan perusahaan harus bersaing secara agresif. Guna mempertahankan dan meningkatkan pangsa pasarnya.

  • Risiko mata uang

Perusahaan tekstil yang terlibat dalam perdagangan internasional, harus menghadapi risiko mata uang. Di mana ini dapat mempengaruhi pendapatan dan juga laba perusahaan.

  • Regulasi lingkungan

Industri tekstil seringkali menjadi sorotan karena dampak lingkungan yang dihasilkan dari proses produksinya. Dampak buruk tersebut, menuntut perusahaan untuk harus mematuhi regulasi lingkungan yang ketat. Dengan harapan dapat meningkatkan biaya produksi dan operasional.

  • Fleksibilitas dan responsivitas

Kemampuan beradaptasi terhadap tren mode yang cepat berubah. Menuntut perusahaan dapat mempertahankan kesuksesannya dalam jangka panjang.

  • Kompetisi global

Persaingan ketat dari negara lain dengan biaya produksi rendah bisa menekan margin keuntungan.

 

Ilustrasi penggunaan kain untuk scarf. Source: fabriclore.com

 

Kesimpulan

Jadi, apakah saham tekstil Indonesia layak dikoleksi? Jawabannya ada di tangan teman-teman investor. Lantaran kelayakan atau tidaknya saham tekstil Indonesia untuk diinvestasikan, bukan menjadi sebuah pertanyaan. Mengingat setiap investasi saham pada suatu sektor tertentu memiliki potensi dan juga risiko.

Maka mengenali kinerja fundamentalnya adalah strategi yang tepat, untuk dapat memperoleh keuntungan investasi yang diharapkan.***

 

###

 

DISCLAIMER ON:
Tulisan ini bukan rekomendasi jual dan beli. Semua data dan pendapat pada artikel adalah bersifat informasi yang mengedukasi pembaca, berdasarkan sudut pandang penulis pribadi. Risiko investasi berada pada tanggung jawab masing-masing investor. Do Your Own Research!

 

Temukan Artikel Analisa dan Edukasi Saham lainnya di Google News.

1
Pastikan rekan Investor tidak ketinggalan Informasi ter-update

Subscribe sekarang untuk mendapatkan update artikel terbaru setiap minggunya

reCaptcha v3
keyboard_arrow_leftPrevious
Nextkeyboard_arrow_right

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *