Terakhir diperbarui Pada 1 April 2024 at 4:02 pm
Rumah adalah sebuah tempat yang banyak didambakan orang. Namun tidak banyak orang menyadari bahwa rumah ini termasuk pada salah satu barang ekonomi yang bernilai mahal. Bahkan setiap tahunnya selalu terjadi kenaikan harga yang tergolong massif. Akibatnya generasi muda terancam semakin sulit untuk dapat memiliki rumah sendiri. Lantas jika kita investor, bagaimana cara beli rumah dengan investasi saham?
Source: investadisor.com
Bagi teman-teman investor yang tahun ini mungkin memiliki resolusi ingin membeli rumah. Maka artikel ini adalah bacaan tepat untuk mendapatkan insight mengenai investasi untuk beli rumah sendiri!
Daftar Isi
Strategi Investasi Saham untuk Membeli Rumah
Membeli rumah merupakan salah satu impian banyak orang! Namun, harga rumah yang kian naik di setiap tahunnya membuat banyak orang merasa kesulitan dalam mewujudkan impian tersebut.
Nah, salah satu cara untuk mengumpulkan dana yang efektif, agar bisa membeli rumah adalah dengan berinvestasi saham. Terlepas dari tujuan itu, tetap wajib kita ingat bahwa investasi saham juga memiliki risiko yang tinggi. Lantaran investasi saham ini memang ‘high risk, high return’.
Ikuti Stockademy by RK Team : Mastering The Sectoral Cycle di sini !
Berikut adalah beberapa strategi investasi saham yang dapat kita terapkan untuk mempermudah Impian untuk membeli rumah:
Investasi jangka panjang:
Strategi yang paling umum digunakan untuk membeli rumah dengan saham, ialah investasi saham jangka Panjang (long term investment). Dengan strategi ini, maka kita hanya perlu membeli saham-saham yang potensial. Baik itu dari sisi kinerja yang terus bertumbuh, dan mampu mencetak laba setiap tahun. Serta prospek di masa mendatang yang menjanjikan. Termasuk dengan kemampuan memberikan Margin of Safety yang besar,
Jika sudah membeli saham tersebut, maka kita hanya perlu menahannya selama beberapa tahun ke depan. Misalnya sekitar 5 sampai 10 tahun. Atau bahkan hingga beberapa decade, tentu tidak ada yang salah! Selama di periode tersebut, saham perusahaan yang dimiliki tetap menghasilkan kinerja yang ciamik.
Sudah tentu nilai saham akan ikut meningkat. Dengan harapan, kita dapat menjualnya dengan keuntungan yang lebih tinggi.
[Baca lagi: Value Investing menjadi Kaya Sambil Tidur]
Investasi jangka pendek:
Strategi investasi saham dalam jangka pendek, juga dapat menjadi alternatif. Namun perlu diingat, bahwa strategi jangka pendek sangat berisiko. Meski dalam beberapa kasus, ada investor yang mampu meraup keuntungan besar dari investasi saham jangka pendek.
Dengan strategi ini, kita hanya perlu membeli saham dan menjualnya dalam waktu yang relatif singkat, sekitar satu tahun.
Dari strategi ini, umumnya investor berharap bisa mendapatkan keuntungan dari fluktuasi harga saham yang terjadi dalam jangka pendek.
Investasi dividen:
Strategi investasi dividen juga dapat menghasilkan keuntungan secara berkala. Dalam strategi ini kita hanya perlu mencari saham perusahaan yang potensial dalam memberikan dividen besar. Hal ini umumnya dapat terukur dari kemampuan Dividen Yield yang dicetak perusahaan.
Dalam strategi ini, kita hanya perlu mengidentifikasi saham-saham mana saja yang memiliki dan mampu mencetak Dividen Yield secara rutin. Atau bisa juga, seberapa besar dividen yang biasa dibagikan kepada investor (Dividen per Share/DPS)
Reinvestasi
Strategi lain yang dapat diterapkan adalah reinvestasi. Ya, reinvestasi ini adalah aktivitas yang menginvestasikan lagi keuntungan yang didapat dari investasi kita sebelumnya. Reinvestasi efektif dalam melipatgandakan keuntungan yang telah kita peroleh, karena uang yang kita miliki terus berputar. Reinvestasi juga dapat mempercepat kita dalam mencapai kemampuan finansial yang diharapkan.
Jadi, biasanya ketika kita mendapatkan keuntungan itu diambil dan digunakan. Lain hal dengan reinvestasi, di mana kita justru menginvestasikan lagi keuntungan tersebut. Misalnya dengan cara berinvestasi lagi lebih banyak lot saham lagi, atau membeli saham potensial dari sektor lain sebagai diversifikasi, dan lain sebagainya. Reinvestasi secara tidak langsung sudah membantu memperbesar portofolio investasi kita.
[Baca lagi: The Power of Compounding Return]
Risiko dan Keuntungan Investasi Saham untuk Membeli Rumah
Investasi saham memiliki risiko yang lebih tinggi daripada investasi lain, seperti menabung di bank. Berikut adalah beberapa risiko yang perlu kita pertimbangkan sebelum berinvestasi saham untuk membeli rumah.
Risiko
Kehilangan uang:
Nilai saham dapat naik atau turun. Jika kita membeli saham dan nilainya turun, maka kita berpotensi kehilangan uang.
Inflasi:
Inflasi dapat mengurangi nilai uang yang kita miliki. Ketika kita berinvestasi saham dalam jangka panjang, kita perlu mempertimbangkan dampak inflasi terhadap nilai investasi.
Keterlambatan:
Investasi saham membutuhkan waktu untuk menghasilkan keuntungan. Jadi ketika kita membutuhkan uang dalam waktu dekat, maka investasi saham mungkin bukan pilihan yang tepat.
Di sisi lain, investasi saham juga memiliki potensi keuntungan yang lebih tinggi daripada investasi lain. Berikut adalah beberapa keuntungan yang layak kita pertimbangkan:
Keuntungan
Potensi keuntungan yang tinggi:
Nilai saham dapat naik secara signifikan dalam jangka panjang. Terlebih lagi, jika kita berinvestasi saham dengan strategi yang tepat. Maka potensi untuk mendapatkan keuntungan akan lebih tinggi, daripada hanya menabung di bank.
Keuntungan dividen:
Perusahaan dengan kinerja laba yang stabil dan cenderung bertumbuh, umumnya akan konsisten dalam membagikan dividen kepada para pemegang sahamnya. Jadi pastikan, bahwa kita membeli saham yang mampu mencetak laba dan disiplin dalam membagikan dividen secara berkala.
Keuntungan jangka panjang:
Investasi saham adalah salah satu instrument investasi yang mampu memberikan keuntungan jangka Panjang. Hal ini bisa kita dapatkan, jika kita berinvestasi saham dalam jangka Panjang. Di mana kita memiliki peluang yang lebih besar untuk mendapatkan keuntungan.
Source: freepik.com
Cara Memilih Saham yang Tepat untuk Membeli Rumah
Saat memilih saham untuk membeli rumah, ada beberapa cara yang dapat kita pastikan, antara lain:
Fundamental perusahaan:
Pastikan perusahaan yang sahamnya kita beli. Adalah perusahaan dengan fundamental yang kuat dan sehat. Hal ini dapat dilihat dari kinerja keuangan perusahaan, seperti pertumbuhan pendapatan dan laba bersih yang konsisten dari tahun ke tahun. Termasuk dengan sejumlah rasio keuangan yang tidak membebani perusahaan.
Prospek pertumbuhan:
Penting untuk kita mengetahui prospek pertumbuhan perusahaan di masa depan. Prospek pertumbuhan yang baik ini dapat terlihat dari industri yang ditekuni perusahaan. Misalnya situasi persaingan di industri tersebut, dan bagaimana strategi perusahaan untuk menghadapi persaingan.
Nilai wajar:
Pastikan juga kita membeli saham dengan harga yang wajar. Dalam hal ini, kita dapat menggunakan berbagai metode untuk menghitung nilai wajar saham. Seperti metode discounted cash flow (DCF) dan metode price to earnings (P/E).
[Lihat di: Suku Bunga Diproyeksi Turun di 2024, Properti akan Kembali Bangkit?]
Alasan Mengandalkan Bunga Bank Tidak Cukup Membantu Beli Rumah
Dari cara-cara di atas, nampaknya sudah sangat jelas ya. Kenapa investasi saham bisa jadi kendaraan yang tepat untuk teman-teman investor bisa membeli rumah.
Beda hal, jika teman-teman masih tergantung dengan bunga bank. Berikut ini ada alasan mengapa mengandalkan bunga bank saja, tidak cukup untuk membeli rumah!
- Harga jual rumah terus mengalami peningkatan di setiap tahunnya. Hal ini membuat semakin sulit untuk membeli rumah dengan mengandalkan bunga bank saja.
- Suku bunga bank yang fluktuatif. Hal ini dapat membuat cicilan KPR menjadi lebih mahal atau lebih murah. Namun dari situasi yang ada, kebijakan suku bunga cicilan ini cenderung akan selalu meningkat.
- Denda keterlambatan pembayaran. Belum lagi dengan risiko, terlambat bayar cicilan KPR. Sudah tentu kita akan dikenakan denda, yang mana ini akan dapat menambah beban finansial kita.
Simulasi dan Perhitungan Investasi Saham untuk Membeli Rumah
Berikut adalah contoh simulasi dan perhitungan investasi saham untuk membeli rumah:
- Misalkan kita ingin membeli rumah seharga Rp500 juta dalam waktu 5 tahun. Maka kita perlu berinvestasi saham dengan nilai Rp10 juta setiap bulan. Dengan harapan kita akan ada pertumbuhan saham sebesar 10% per tahun.
Dengan asumsi tersebut, maka kita akan memiliki uang sebesar Rp500 juta dalam waktu 5 tahun.
Berikut adalah perhitungannya:
Nilai investasi saham = Rp10 juta/bulan x 12 bulan/tahun x 5 tahun = Rp600 juta
Nilai investasi saham setelah ditambahkan bunga = Rp600 juta x (1 + 0.1)^5 = Rp842.74 juta
Berdasarkan simulasi tersebut, kita dapat membeli rumah seharga Rp500 juta dalam waktu 5 tahun, dengan berinvestasi saham sebesar Rp10 juta setiap bulan. Dan kita mengharapkan pertumbuhan saham sebesar 10% per tahun.
Tentu saja, hasil investasi saham dapat bervariasi tergantung pada kondisi pasar. Oleh karena itu, penting untuk melakukan analisis dan perhitungan yang cermat sebelum berinvestasi saham untuk membeli rumah.
Source: mashvisor.com
Selain dengan Investasi Saham, Kombinasi Investasi Apa Lagi untuk Bisa Membeli Rumah?
Investasi saham adalah salah satu pilihan investasi yang populer untuk membeli rumah. Namun, investasi saham memiliki risiko yang tinggi. Oleh karena itu, penting untuk kita mempertimbangkan kombinasi investasi lainnya. Misalnya dengan diversifikasi pada saham di sektor lain, atau bahkan dengan instrument investasi lain.
Diversifikasi tersebut, efektif untuk membantu mengurangi risiko dan meningkatkan peluang kita untuk bisa membeli rumah. Berikut adalah beberapa contoh diversifikasi investasi yang dapat kita lakukan untuk memaksimalkan upaya membeli rumah:
Investasi reksadana:
Reksadana adalah wadah yang menghimpun dana dari banyak investor, untuk diinvestasikan ke berbagai instrumen investasi. Seperti saham, obligasi, dan deposito. Investasi reksadana memiliki risiko yang lebih rendah daripada investasi saham. Sehingga dapat menjadi pilihan yang tepat untuk mengurangi potensi risiko.
Investasi emas:
Investasi emas adalah investasi yang melibatkan pembelian dan penyimpanan emas. Investasi emas memiliki potensi untuk memberikan keuntungan yang tinggi, tetapi juga memiliki risiko yang rendah. Investasi emas dalam bentuk emas non-perhiasan bisa menjadi pertimbangan. Sebut saja, Logam Mulia (LM) atau emas Batangan.
Investasi deposito:
Investasi deposito adalah investasi yang melibatkan penempatan dana di bank, dengan jangka waktu tertentu. Investasi deposito memiliki risiko yang sangat rendah, tetapi juga memiliki potensi keuntungan yang rendah.
Dapatkan seluruh layanan dari RK Team secara lengkap dan harga spesial hanya untuk member RK. Yuk gabung sekarang juga menjadi Platinum Member !
Untuk berlangganan Platinum Member RK, teman-teman investor bisa menggunakan
Kesimpulan
Dari penjelasan di atas, apakah sudah membangkitkan optimisme kita? Terutama bagi teman-teman investor yang menargetkan tahun 2024 ini sudah bisa membeli rumah sendiri.
tidak ada yang tidak mungkin, jika cara beli rumah dengan investasi saham. Selama saham yang kita beli adalah saham-saham potensial di masa depan. Dengan kinerja fundamental yang ciamik, prospek bisnis yang menarik, dan potensi dividen yang tinggi setiap tahunnya. Serta potensi risiko yang terukur sesuai dengan profil risiko kita. Maka sebaiknya, jangan ragu untuk menahan saham tersebut dalam jangka waktu yang panjang.
Tidak hanya itu, ketika mendapatkan keuntungan berupa dividen. Fokuskan kembali pada tujuan investasi kita, yakni untuk membeli rumah. Sehingga kita akan melakukan reinvestasi kembali atas keuntungan yang sudah kita dapatkan.
Nah, itulah insight yang dapat Penulis bagikan dalam menjawab bagaimana cara beli rumah dengan investasi saham? Bisa, pasti bisa. Selama teman-teman investor bertekad investasi di mulai dari sekarang!***
###