Daftar Isi
Artikel telah ditinjau oleh: Stock Market Analyst RK Team
Pemerintah telah memberi keputusan, bahwa pembelian rumah baru di bawah Rp2 miliar tidak akan dibebankan PPN. Hal ini tentunya menjadikan katalis positif bagi emiten perbankan, terutama yang cukup kuat dalam bisnis KPR, yakni PT Bank Tabungan Negara (BBTN). Benarkah demikian?
Permasalahan Hunian yang Dihadapi Pemerintah
Berdasarkan data pemerintah yang diambil dari press release stimulus penghapusan PPN 2024. Setidaknya hal berikut ini menjadi perhatian pemerintah:
- Kondisi backlog perumahan saat ini adalah 12.71 juta unit rumah. Artinya ada kesenjangan yang cukup besar antara kebutuhan rumah yang masih tinggi, dengan jumlah psaokan rumah yang dibangun. Di mana sekitar 47% nya, lebih didominasi oleh kaum muda di bawah usia 40 tahun.
- Tercatat untuk rata-rata pertumbuhan keluarga baru yang membutuhkan rumah, saat ini antara 700 ribu – 800 ribu keluarga per setiap tahun. Jumlah ini sejalan dengan terus meningkatnya jumlah penduduk per setiap tahun. Berdasarkan data BPS, jumlah penduduk Indonesia sampai pada pertengahan 2023 mencapai 278.69 juta.
Source: databoks.katadata.co.id
- Ada sekitar 2 juta keluarga yang tinggi di rumah tidak layak huni dan kumuh. Artinya masih ada banyak Masyarakat Indonesia yang tidak mampu memiliki rumah yang layak huni.
Source: www.cnbcindonesia.com
Perlu kita ketahui, target yang dipasang pemerintah di tahun 2045 nanti, adalah mampu membangun perumahan bagi rakyat, setidaknya 1.3 juta – 1.5 juta unit per tahun. (Source: Kompas.id/baca/opini)
Anda yang ingin atau sedang menyusun investing plan, tapi memiliki waktu yang terbatas untuk mengolah banyaknya informasi yang beredar, Anda bisa menggunakan Monthly Investing Plan edisi Januari 2024 yang telah terbit…
Bagi teman-teman investor yang ingin berlangganan Monthly Investing Plan, bisa menggunakan voucher berikut…
Program Pembelian Rumah di Bawah Rp2 Miliar Gratis PPN
Terhitung mulai November 2023 kemarin, Pemerintah membebaskan pembelian rumah bebas PPN DTP, yang terdiri dari dua tahap yakni:
- Tahap pertama, untuk pembelian properti di bawah Rp2 miliar, yang berlaku dari November 2023 hingga Juni 2024 akan dibebaskan PPN DTP sebesar 100%.
- Tahap kedua, untuk pembelian rumah di bawah Rp2 miliar, yang berlaku mulai Juli 2024 hingga Desember 2024 juga akan dibebaskan PPN sebesar 50%.
Sedangkan untuk rumah yang memiliki harga jual mulai dari Rp2 miliar – Rp5 miliar, akan tetap dikenakan PPN secara penuh, tanpa insentif dari pemerintah.
Selain itu Pemerintah juga akan memberikan bantuan administratif bagi perumahan baru bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), di mulai dari BPHTB dan lainnya senilai Rp 4 juta, di sepanjang tahun 2024 ini.
Melalui insentif PPN DTP yang diberikan kepada buyer rumah untuk satu NIK ini, diharapkan dapat mendongkrak sektor property. Baik itu dari sisi penawaran maupun permintaan yang menjadi lebih tinggi.
Prospek Penyaluran Kredit Konsumsi, Termasuk KPR
Lalu bagaimana dengan pertumbuhan Kredit Konsumsi perbankan yang termasuk didalamnya kredit KPR?
Jumlah Penyaluran Kredit Konsumsi. Source: dataindonesia.id – Bank Indonesia
Dari data Bank Indonesia, tercatat bahwa penyaluran kredit konsumsi bulanan, terhitung mulai dari September 2022 – September 2023 mengalami kenaikan secara gradual. Tentunya hal ini merupakan indikasi positif, atas meningkatnya konsumsi masyarakat. Terlebih lagi untuk segmen KPR merupakan komponen terbesar, dibandingkan Kredit Konsumsi untuk Kredit Kendaraan Bermotor dan Kredit Multiguna.
Maka, dengan adanya Program Pembelian Rumah di Bawah Rp2 miliar gratis PPN, pemerintah mengharapkan kredit konsumsi akan meningkat. Yang pada akhirnya juga dapat menguntungkan sektor perbankan, karena penyaluran kedit KPR juga ikut meningkat. Diikuti juga dengan semakin bertambahnya pasar KPR bagi perbankan.
BBTN, Salah Satu Bank yang Fokus terhadap Penyaluran KPR
BBTN memiliki posisi strategis dalam ekosistem perumahan nasional. Hal itu tercermin dari posisi strategis BBTN dalam jaringan bisnis KPR…
Market Share KPR BBTN. Source: Public Expose BBTN 2022
Dari data tersebut, terlihat bahwa secara posisi BBTN memiliki komitmen yang tinggi untuk mengembangkan bisnis KPR. Terbukti dari market share KPR BBTN yang telah berhasil menguasai 38% market cap, dari bisnis KPR di seluruh Indonesia per Maret 2022.
Tidak hanya itu, berdasarkan komposisi kredit yang disalurkan, juga tercatat bahwa KPR masih mendominasi penyaluran kredit yang dilakukan oleh BBTN.
Segmen Kredit BBTN. Source: Public Expose BBTN 2022
Tercatat BBTN memiliki porsi terbesar dalam menyalurkan KPR, baik itu untuk subsidi maupun non subsidi. Bahkan jika dibandingkan dengan penyaluran kredit lain, seperti consumer loans maupun corporate and commercial loans, sejak tahun 2017 hingga 2021.
Dengan adanya Program Pembelian Rumah di Bawah Rp2 Miliar Gratis PPN dari Pemerintah ini. Secara tidak langsung telah mendongkrak prospek BBTN, yang diklaim dapat meningkatkan penyaluran KPR kedepannya.
Kesimpulan
Hingga per kuartal III-2023, BBTN memiliki valuasi yang cukup menarik dari sisi PER 5.8x dan PBV 0.6x, yang membuat BBTN secara valuasi cukup murah. Bahkan lebih murah, jika dibandingkan dengan emiten Perbankan lainnya, seperti BMRI yang memiliki PER 11.4x dan PBV 2.4x. Demikian halnya, dengan emiten di kelompok BUKU yang sama, seperti BJBR yang memiliki PER 6.4x dan PBV 0.8x.
Kemudian, BBTN dari sisi NPL berada pada level 3.66%. Dan pada pemaparan publiknya, BBTN menargetkan penurunan NPL pada akhir tahun 2023 hingga ke level 3.4%. Langkah tersebut dapat di ambil dengan menjual aset-aset BBTN yang bermasalah.
Dengan valuasi yang masih murah dan prospek adanya Program Pembelian Rumah di Bawah Rp2 miliar gratis PPN DTP. Maka Penulis menganggap bahwa BBTN memiliki prospek menarik, setidaknya selama tahun 2024.***
###
DISCLAIMER ON:
Tulisan ini bukan rekomendasi jual dan beli. Semua data dan pendapat pada artikel adalah bersifat informasi yang mengedukasi pembaca, berdasarkan sudut pandang penulis pribadi. Risiko investasi berada pada tanggung jawab masing-masing investor. Do Your Own Research!