Terakhir diperbarui Pada 18 November 2024 at 11:07 am
Ingin tahu bagaimana cara menghitung EAT (Earnings After Tax)? Mari kita pelajari sama-sama dalam artikel ini, karena penting perhitungan EAT ini dibutuhkan dalam analisis saham. Jadi teman-teman investor tentu akan membutuhkan rumus perhitungannya. Langsung saja kita bahas…
Source: smartasset.com
Daftar Isi
Mengenal Earnings After Tax (EAT)
Earnings After Tax (EAT) atau Laba Setelah Pajak adalah laba bersih yang diperoleh perusahaan setelah dikurangi pajak penghasilan. Nilai EAT dapat digunakan untuk menilai profitabilitas perusahaan dan daya tariknya sebagai investasi.
Perhitungan EAT di mulai dengan pendapatan perusahaan, yang dikurangi berbagai beban seperti biaya produksi, biaya operasional, dan biaya administrasi. Hasil dari pengurangan ini adalah laba sebelum pajak penghasilan (EBT).
Selanjutnya, dari EBT akan dikurangi pajak penghasilan yang harus dibayarkan oleh perusahaan kepada pemerintah. Pajak penghasilan dihitung berdasarkan tarif progresif. Di mana semakin tinggi laba perusahaan, maka akan semakin tinggi persentase pajak yang harus dibayarkan.
Hasil dari pengurangan pajak penghasilan dari EBT adalah EAT. Earnings After Tax (EAT) merupakan laba bersih yang sebenarnya diperoleh perusahaan, setelah semua kewajiban keuangan, termasuk pajak, telah dibayarkan.
[Baca lagi: Dividen Bebas Pungutan Pajak, Begini Cara dan Syaratnya!]
Pentingnya EAT dalam Analisis Saham
EAT memiliki beberapa kegunaan penting dalam analisis keuangan dan pengambilan keputusan investasi. Berikut adalah beberapa kegunaan utama EAT:
Mengukur Profitabilitas Perusahaan
Nilai EAT yang tinggi menunjukkan bahwa perusahaan mampu menghasilkan laba yang signifikan, setelah memenuhi semua kewajiban keuangannya.
Membandingkan Kinerja Perusahaan
EAT dapat digunakan untuk membandingkan kinerja keuangan perusahaan, dengan perusahaan lain dalam industri yang sama. Investor dapat menggunakan EAT untuk mengidentifikasi perusahaan yang memiliki profitabilitas yang lebih baik. Dan juga memiliki potensi pengembalian investasi yang lebih tinggi.
Menilai Daya Tarik Investasi
Nilai EAT yang stabil dan meningkat menunjukkan bahwa perusahaan memiliki prospek pertumbuhan yang baik. Yang berarti perusahaan juga memiliki potensi keuntungan bagi investor.
Mengelola Risiko Investasi
Perusahaan dengan EAT yang stabil dan konsisten. Umumnya memiliki risiko yang lebih rendah dibandingkan perusahaan dengan EAT yang fluktuatif atau menurun.
Memahami Struktur Pajak Perusahaan
EAT dapat memberikan gambaran tentang struktur pajak perusahaan. Bahkan EAT juga akan menunjukkan bagaimana pajak memengaruhi profitabilitas perusahaan. Investor dapat menggunakan informasi ini, untuk menilai dampak perubahan dalam kebijakan pajak terhadap perusahaan.
Perbedaan Antara EAT, Laba Bersih, dan Laba Kotor
EAT, laba bersih, dan laba kotor. Meskipun ketiga istilah ini sama-sama mengacu pada profitabilitas perusahaan. Namun tetap ada perbedaan mendasar dalam perhitungan dan interpretasinya.
- Laba kotor (gross profit) merupakan selisih antara pendapatan perusahaan dari penjualan produk atau jasa, dengan biaya produksi langsung yang terkait dengan produksi produk atau jasa tersebut.
Laba kotor menunjukkan kemampuan perusahaan, untuk menghasilkan pendapatan dari penjualan produk atau jasanya.
- Laba bersih (net profit) merupakan laba yang diperoleh perusahaan setelah dikurangi semua biaya dan beban yang terkait dengan kegiatan operasionalnya. Termasuk biaya produksi, biaya operasional, biaya administrasi, dan pajak penghasilan.
Laba bersih merupakan indikator utama profitabilitas perusahaan secara keseluruhan.
- Earnings after tax (EAT) atau laba setelah pajak merupakan laba bersih yang diperoleh perusahaan setelah dikurangi pajak penghasilan. EAT merupakan indikator langsung profitabilitas perusahaan setelah memenuhi semua kewajiban keuangannya, termasuk pajak.
Secara sederhana, hubungan antara ketiga istilah tersebut digambarkan sebagai berikut:
- Pendapatan – Biaya Produksi Langsung = Laba Kotor
- Laba Kotor – Beban Operasional dan Administrasi = Laba Sebelum Pajak Penghasilan
- (EBT)
EBT – Pajak Penghasilan = Laba Bersih
EAT = Laba Bersih
Perbedaan utama antara ketiga istilah tersebut terletak pada cakupan biaya dan beban yang dikurangi:
- Laba kotor hanya memperhitungkan biaya produksi langsung. Sedangkan laba bersih dan EAT memperhitungkan semua biaya dan beban yang terkait dengan kegiatan operasional perusahaan.
- Laba bersih memperhitungkan semua biaya dan beban sebelum pajak penghasilan. Sedangkan EAT memperhitungkan semua biaya dan beban, termasuk pajak penghasilan.
Oleh karena itu, EAT merupakan indikator profitabilitas yang paling komprehensif. Lantaran EAT memperhitungkan semua kewajiban keuangan perusahaan.
Rumus dan Contoh Perhitungan dasar EAT
Rumus untuk menghitung EAT adalah:
EAT = EBT – Pajak Penghasilan, di mana:
- EBT = Laba Sebelum Pajak Penghasilan
- Pajak Penghasilan = Tarif Pajak Penghasilan x EBT Contoh perhitungan EAT:
Pendapatan perusahaan A sebesar Rp100.000.000, biaya produksi sebesar Rp40.000.000, biaya operasional sebesar Rp20.000.000, dan biaya administrasi sebesar Rp10.000.000. Tarif pajak penghasilan untuk perusahaan tersebut adalah 20%.
Maka, perhitungan EBT:
- EBT = Pendapatan – (Biaya Produksi + Biaya Operasional + Biaya Administrasi)
- EBT = Rp100.000.000 – (Rp40.000.000 + Rp20.000.000 + Rp10.000.000)
- EBT = Rp30.000.000
- Perhitungan Pajak Penghasilan:
Pajak Penghasilan = Tarif Pajak Penghasilan x EBT
Pajak Penghasilan = 20% x Rp30.000.000
Pajak Penghasilan = Rp6.000.000 Perhitungan EAT:
- EAT = EBT – Pajak Penghasilan
- EAT = Rp30.000.000 – Rp6.000.000
- EAT = Rp24.000.000
- Jadi, EAT perusahaan tersebut adalah Rp24.000.000.
Contoh Kasus dan Interpretasi EAT dalam Praktik
Berikut adalah contoh kasus dan interpretasi EAT dalam praktik:
PT Abadi merupakan perusahaan manufaktur yang memproduksi komponen elektronik. Pada tahun 2022, perusahaan mencatatkan pendapatan sebesar Rp100 miliar, biaya produksi sebesar Rp50 miliar, biaya operasional sebesar Rp20 miliar, dan biaya administrasi sebesar Rp10 miliar. Tarif pajak penghasilan PT Abadi adalah 25%.
Berdasarkan informasi tersebut, EAT perusahaan pada tahun 2022 dihitung sebagai berikut:
EBT = Pendapatan – (Biaya Produksi + Biaya Operasional + Biaya Administrasi)
EBT = Rp100 miliar – (Rp50 miliar + Rp20 miliar + Rp10 miliar)
EBT = Rp20 miliar
Pajak Penghasilan = Tarif Pajak Penghasilan x EBT
Pajak Penghasilan = 25% x Rp20 miliar
Pajak Penghasilan = Rp5 miliar
EAT = EBT – Pajak Penghasilan
EAT = Rp20 miliar – Rp5 miliar
EAT = Rp15 miliar
EAT perusahaan pada tahun 2022 sebesar Rp15 miliar. Perhitungan tersebut menunjukkan bahwa perusahaan mampu menghasilkan laba yang signifikan, setelah memenuhi semua kewajiban keuangannya, termasuk pajak. Hal tersebut mengindikasikan, bahwa perusahaan memiliki profitabilitas yang baik.
Adapun untuk lebih memahami kinerja keuangan perusahaan, maka investor dapat membandingkan EAT perusahaan, dengan EAT perusahaan lain dalam industri yang sama.
[Baca lagi: Dividen Bebas Pajak, Apa Untung Ruginya bagi Investor?]
Faktor-faktor yang Mempengaruhi EAT
Faktor-faktor yang mempengaruhi Earnings After Tax (EAT) atau Laba Setelah Pajak dapat dibagi dua kategori, yaitu faktor internal dan faktor eksternal:
Faktor Internal:
Pendapatan Perusahaan:
Semakin tinggi pendapatan perusahaan, semakin tinggi EATnya.
Efisiensi Operasional:
Efisiensi operasional perusahaan dapat mempengaruhi EAT dengan mengurangi biaya produksi, biaya operasional, dan biaya administrasi.
Struktur Modal:
Struktur modal perusahaan, yaitu perbandingan antara hutang dan modal sendiri, dapat mempengaruhi EAT. Karena biaya bunga atas hutang mengurangi laba sebelum pajak.
Faktor Eksternal:
Kondisi Ekonomi:
Kondisi ekonomi secara keseluruhan dapat mempengaruhi permintaan akan produk atau jasa perusahaan. Yang pada akhirnya mempengaruhi pendapatan dan EAT perusahaan.
Kebijakan Pemerintah:
Seperti tarif pajak dan peraturan perpajakan. Kebijakan pemerintah juga dapat mempengaruhi EAT perusahaan secara langsung.
Persaingan Industri:
Situasi persaingan industri yang meningkat, juga dapat mempengaruhi kemampuan perusahaan. Terutamanya dalam mempertahankan pangsa pasar dan pertumbuhan profitabilitas perusahaan.
Faktor Teknologi:
Perkembangan teknologi dapat mempengaruhi EAT perusahaan. Dengan meningkatkan efisiensi operasional atau menciptakan produk atau jasa baru yang meningkatkan pendapatan.
Ingin menyusun investing plan, tapi memiliki waktu yang terbatas untuk mengolah informasi. Segera manfaatkan Monthly Investing Plan yang telah terbit!
Bagi teman-teman investor yang ingin berlangganan Monthly Investing Plan, bisa menggunakan voucher…
Kesimpulan
Dengan kita mengetahui cara menghitung EAT seperti di atas, tentu kini akan jauh lebih mudah mencari EAT.
Earnings After Tax (EAT) sama dengan Laba Setelah Pajak. Di mana EAT ini adalah laba bersih yang diperoleh perusahaan setelah dikurangi pajak penghasilan. Nilai EAT dapat berguna bagi teman-teman investor untuk memperhitungkan profitabilitas perusahaan. Yang akan mempengaruhi daya tarik untuk berinvestasi.
Itu mengapa, EAT ini dapat dilibatkan dalam Analisa saham fundamental. Yuk praktikan!***
###
DISCLAIMER ON:
Tulisan ini bukan rekomendasi jual dan beli. Semua data dan pendapat pada artikel adalah bersifat informasi yang mengedukasi pembaca, berdasarkan sudut pandang penulis pribadi. Risiko investasi berada pada tanggung jawab masing-masing investor. Do Your Own Research!
Temukan Artikel Analisa dan Edukasi Saham lainnya di Google News.