Saham-Turun

Terakhir diperbarui Pada 14 September 2023 at 7:27 pm

Saham turun adalah hal yang biasa terjadi dalam investasi saham. Di mana harga saham turun bisa disebabkan oleh berbagai faktor internal maupun eksternal yang memengaruhi perusahaan dan pasar saham secara keseluruhan. Mulai dari sentimen pasar, kondisi ekonomi, kinerja perusahaan, dan banyak lagi dapat memicu harga saham turun. Untuk itu mari kita pahami bagaimana cara dan strategi yang sebaiknya dilakukan ketika harga saham turun, beserta dengan faktor-faktor penyebabnya! Yuk simak…

 

Cara Menghadapi Harga Saham Turun

Apakah harga saham turun artinya buruk? Pertanyaan yang sering muncul di benak kita sebagai investor. Tidak dipungkiri juga, harga saham turun seringkali dikeluhkan dan menjadi kabar buruk bagi banyak investor.

Padahal, jawabannya tidak selalu demikian. Harga saham turun, sebenarnya memiliki beberapa konotasi, tergantung pada faktor-faktor yang mendasarinya. Di mana umumnya, penurunan harga saham bisa didorong oleh sentimen pasar sementara. Namun dalam banyak kasus, selama perusahaan memiliki fundamental yang kuat maka akan dapat pulih dengan cepat.

Selain itu, turunnya harga saham juga bisa menjadi tanda-tanda masalah yang sedang terjadi dalam perusahaan. Misalnya ketika perusahaan mencatatkan kinerja keuangan yang buruk atau terseret isu-isu negatif yang belum terselesaikan.

Untuk itu, menjadi hal penting bagi investor melakukan analisis mendalam secara cermat sebelum membuat keputusan investasi. Harga saham turun tidak selalu menandakan bahwa kualitas perusahaan buruk dan akan menimbulkan potensi kerugian.

Meski begitu, memang secara psikologis penurunan harga saham akan memengaruhi psikis investor, sehingga mudah merasa khawatir dan bingung. Dalam banyak kasus, justru investor seringkali bersikap panik yang berdampak pada kerugian.

Berkenaan dengan hal-hal tersebut, sebenarnya ada beberapa cara menghadapi harga saham turun, antara lain:

  1. Evaluasi Portofolio

Pertama-tama, lakukan evaluasi mendalam terhadap portofolio investasi. Jika ternya portfolio investasi sudah cukup terdiversifikasi, maka artinya risiko investasi sudah terkelola dengan baik. Selain itu, pertimbangkan juga untuk meninjau kembali alokasi aset yang dmiliki untuk investment plan berikutnya..

 

  1. Pahami Fundamental Saham

Cobalah untuk memahami penyebab penurunan harga saham secara fundamental. Apakah ada masalah dengan perusahaan atau faktor eksternal yang mempengaruhi seluruh sektor? Atau tidak. Jika fundamental harga saham sudah dipahami, maka akan memudahkan kita dalam membuat keputusan investasi yang terukur. Karena dalam metode pendekatan value investing harga saham turun adalah peluang untuk membeli saham dengan harga yang murah, alias terdiskon.

 

  1. Perhatikan historical harga saham dalam jangka panjang

Perlu kita ingat, bahwa sejarah pasti akan terulang lagi. Ya, hal demikian juga akan terjadi dengan historical harga saham suatu perusahaan. Di mana grafik pergerakan harganya pasti akan terulang lagi yang sama di masa-masa berikutnya.

Dan perhatikan juga, seberapa sering harga saham mencapai level tertingginya. Jika ya, maka penurunan harga saham hanya terjadi dalam waktu yang sementara.

 

  1. Ingat kembali tujuan investasi

Jika tujuan investasi adalah untuk jangka panjang, maka sebaiknya abaikan penurunan harga saham dan tidak perlu panik berlebih. Karena meski harga saham turun menimbulkan kerugian, tapi selama tujuannya jangka panjang, maka sebaiknya hold saja. Sampai harga saham rebound kembali. Keyakinan ini akan semakin kuat, jika dilangkah sebelumnya kita sudah tahu historical pergerakan harga saham.

 

  1. Jangan panic selling

Di tengah ramainya pasar yang menjual sahamnya, justru sebagai value investor sebaiknya kita jangan mudah untuk panic selling. Pada dasarnya panic selling tidak akan membantu menurunkan potensi kerugian, melainkan hanya memperbesar kerugian. Apalagi jika saham yang dijual memiliki fundamental yang bagus, tentu ini akan merugikan kita.

 

  1. Sabar

Salah satu kesalahan umum yang seringkali dilakukan investor adalah menjual saham secara impulsif saat harga saham turun. Padahal hal bijak yang sebaiknya dilakukan sebagai investor, sekaligus dapat meminimalisir potensi risiko adalah bersikap sabar. Ya, sabar terhadap tren bearish yang terjadi, karena sifat sebenarnya dari harga saham adalah berfluktuasi. Jadi bukan tidak mungkin, dalam beberapa waktu ke depan harga saham akan kembali naik (bullish).

Itu mengapa, sikap sabar menjadi kunci kesuksesan berinvestasi saham dalam jangka panjang. Karena memang harga saham bisa naik dan turun dalam jangka pendek.

 

Harga Saham Turun, Bisa Rebound?

Kalau di antara teman-teman investor adalah pemula, tentu seringkali akan bertanya: Apakah harga saham yang sudah turun bisa naik kembali? Jawabannya, ya, karena harga saham yang turun memiliki potensi untuk naik kembali di masa mendatang, bahkan bisa mencapai level premium yang sudah pernah dicapai. Fenomena ini sering disebut dengan istilah “rebound” atau “pemulihan harga saham.”

Ada beberapa alasan mengapa harga saham yang turun bisa mengalami kenaikan kembali, antara lain:

  • Pasar saham cenderung bergerak dalam siklus. Ketika harga saham mengalami penurunan, ini berarti bisa menjadi peluang bagi investor yang memiliki pandangan jangka panjang, untuk membeli saham dengan harga yang lebih rendah, alias terdiskon. Bahkan jika perusahaan terus tumbuh atau kondisi pasar berubah menjadi lebih positif, maka harga saham bisa pulih dan naik
  • Perusahaan sering mengambil tindakan untuk memperbaiki kinerja setelah harga saham Ini bisa termasuk perubahan dalam manajemen, strategi bisnis, atau upaya untuk mengurangi biaya. Jika upaya ini berhasil, maka kinerja perusahaan bisa membaik. Tentunya akan mengembalikan optimisme investor untuk membeli saham tersebut, yang pada akhirnya akan mendongkrak naik harga saham.

 

Strategi Ketika Harga Saham Turun

Jika emosi kita sebagai investor telah terkelola dengan baik dengan cara-cara di atas. Maka hal-hal berikut ini dapat dilakukan sebagai strategi ketika menghadapi penurunan harga saham, antara lain:

  1. Averaging Down

Jika kita sudah yakin atas prospek jangka panjang suatu perusahaan, maka kita bisa mempertimbangkan untuk  membeli lebih banyak saham perusahaan tersebut, ketika harga saham turun. Strategi ini dikenal sebagai averaging down, yakni membeli saham yang dilakukan bertahap atau mencicil ketika harganya turun (bearish tren). Strategi averaging down ini mampu mengurangi harga rata-rata pembelian yang seharusnya kita bayarkan di harga normal atau tingginya. Dengan begitu, maka potensi keuntungan jangka panjang bisa menjadi lebih besar.

 

  1. Stop-Loss Orders

Strategi lain yang bisa dilakukan adalah stop loss orders. Penggunaan stop-loss orders ini dapat melindungi investasi kita. Karena stop loss orders ini merupakan pesanan yang akan menjual saham secara otomatis, jika harga saham turun ke level tertentu yang sudah ditentukan sebelumnya.

 

  1. Re-evaluasi Investasi

Ketika harga saham turun, sebenarnya adalah waktu yang terbaik untuk melakukan re-evaluasi investasi. Misalnya untuk mengurangi eksposur terhadap salah satu saham, atau bahkan menjualnya jika hasil analisis fundamental  menunjukkan risiko yang tinggi.

 

Anda yang ingin atau sedang menyusun investing plan Anda, tapi memiliki waktu yang terbatas untuk mengolah banyaknya informasi yang beredar, Anda bisa menggunakan Monthly Investing Plan !

Faktor Penyebab Harga Saham Turun

Seperti yang sudah disebutkan, bahwa penurunan harga saham adalah hal yang biasa terjadi di pasar saham, yang dipengaruhi oleh  berbagai faktor, antara lain:

  1. Kinerja fundamental perusahaan lemah

Situasi perusahaan yang mengalami pelemahan, baik itu secara kinerja keuangan maupun situasi bisnis yang menurun. Misalnya dengan raihan pendapatan dan laba bersih yang menurun, umumnya akan direspon pasar dengan pesimisme. Di mana hal ini bisa memicu penurunan harga saham.

 

  1. Prospek perusahaan di masa depan yang kurang baik

Faktor prospek perusahaan yang kurang baik atau bahkan tidak ada potensi peningkatan, juga bisa menjadi penyebab harga saham turun. Salah satu pengukur prospek perusahaan adalah historical laporan kinerja keuangan. Dari kinerja keuangan, kita sebagai investor bisa menjadikannya acuan untuk memprediksikan pertumbuhan perusahaan di masa mendatang

Selain dari laporan kinerja keuangan, ada rasio-rasio yang dapat dimanfaatkan untuk memperhitungkan prospek perusahaan, yakni Price to Book Value (PBV), Earning per Share (EPS), tingkat dividen yang dibayarkan, Debt to Equity Ratio (DER), Price to Earning Ratio (PER), hingga Net Profit Margin (NPM).

 

  1. Volatilitas pasar

Pasar yang bergerak volatil menjadi salah satu sebab harga saham turun, sekalipun perusahaan memliki fundamental yang bagus. Umumnya volatilitas pasar ini akan terjadi akibat berbagai sentimen, seperti suku bunga acuan yang ditetapkan jadi lebih tinggi, yang mendorong tingginya biaya operasional dan menggerus margin keuntungan perusahaan.

Bahkan termasuk dengan sentimen global, seperti pelemahan ekonomi China maupun Amerika Serikat yang akan memengaruhi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara keseluruhan.

 

  1. Aksi restrukturisasi perusahaan

Dalam pasar saham, ada banyak aksi korporasi. Salah satunya restrukturisasi yang banyak dilakukan oleh perusahaan dalam upaya menjaga keberlangsungan bisnis. Restrukturisasi perusahaan ini secara umum terbagi menjadi tiga macam, yakni restrukturisasi portfolio atau aset, restrukturisasi keuangan, dan restrukturisasi manajemen.

Sayangnya aksi restrukturisasi ini seringkali membebani harga saham, akibat pesimisme para pelaku pasar terhadap kepastian hasil restrukturisasi.

Contohnya:

    • Pelaksanaan merger atau akuisisi yang seringkali dikhawatirkan pelaku pasar adalah potensi dilusi saham, yang akhirnya membuat harga saham turun.
    • Perusahaan gagal mendapatkan izin dan persetujuan para pemegang saham, atas pelaksanaan aksi korporasi yang akan dilakukan.
    • Perusahaan memberlakukan PHK.
    • Perusahaan menjual aset.
    • Pencopotan manajemen senior atau para petinggi
    • Dan lain sebagainya yang sifatnya negatif.

 

  1. Regulasi dan/atau aturan pemerintah

Keputusan pemerintah yang ditetapkan dalam sebuah regulasi atau aturan yang dinilai membebani para pelaku usaha, juga dapat membuat harga saham turun. Meski keputusan tersebut mungkin baru dalam wacana yang belum terealisasikan. Sebaliknya jika keputusan dinilai menguntungkan, maka akan mendorong kenaikan harga saham.

 

  1. Panic attack pelaku pasar

Sentimen media massa mengenai pertumbuhan ekonomi, tren investasi, harga acuan komoditas, hinggai situasi politik mampu memicu terjadinya panick attack di kalangan pelaku pasar. Jika sentimen yang terjadi adalah negatif, maka pelaku pasar cenderung khawatir dan akan ramai-ramai menjual sahamnya. Hal ini akan membuat harga saham turun dengan cepat dan anjlok.

 

  1. Permainan bandar saham

Keberadaan bandar saham tidak bisa dipungkiri dari pasar saham. Bermodalkan besar, membuat para bandar ini mampu memainkan dan memanipulasi pasar, dengan memanfaatkan berita media yang dapat menguntungkan dirinya.

Aksi curang tersebut, bisa memicu harga saham anjlok dan pelaku pasar shocked, yang pada akhirnya ramai-ramai menjual sahamnya. Jelas situasi ini akan membuat harga saham turun karena tekanan jual yang tinggi.

Bandar-Saham

[Lihat lagi: Bandar Saham di Mata Value Investor]

 

  1. Situasi pertumbuhan ekonomi

Gejolak ekonomi yang terjadi umumnya akan mudah direspon, baik itu pelaku pasar, pelaku usaha, bahkan industri bisnis. Mulai dari pertumbuhan ekonomi kuartal/tahunan, tingkat inflasi, perubahan suku bunga acuan, hingga fluktuasi mata uang. Pertumbuhan ekonomi yang ada, akan menjadi tolok ukur besarnya permintaan pasar terhadap saham. Jika ekonomi melambat, maka bukan tidak mungkin IHSG akan tertekan.

 

  1. Perkembangan rumor pasar

Fluktuasi harga saham sangat rentan dipengaruhi oleh berbagai perkembangan rumor pasar, tanpa peduli kinerja keuangan perusahaan bagus. Jika rumor yang berkembang adalah negatif, memanipulasi pasar, maka akan sangat mudah terjadi penurunan harga saham dan biasanya ini akan terjadi tiba-tiba. Bahkan meski kebenaran rumor yang beredar belum terkonfirmasi kebenarannya.

 

 

Kesimpulan

Dari pembahasan ini, dapat kita tarik kesimpulan bahwa harga saham turun adalah hal yang wajar terjadi di pasar saham. Sehingga jika terjadi penurunan harga saham pegangan secara tiba-tiba, sebaiknya tidak terburu-buru panik dan merespon negatif. Karena kenaikan dan penurunan harga saham akan terjadi dalam jangka waktu yang pendek. Di mana sifat harga saham memang berfluktuasi.

Untuk itu, langkah terbaik adalah dengan memahami fundamental saham, mengetahui historical pergerakan harga saham, dan fokus pada tujuan investasi jangka panjang.

 Pastikan juga untuk memantau faktor-faktor apa saja yang menyebabkan harga saham turun dalam waktu cepat. Hal ini penting untuk mempehitungkan kapan kita harus mengambil pilihan cut loss, sebagai cara menurunkan potensi kerugian kita.

Sebagai value investor, sebenarnya penurunan harga saham dapat kita pandang sebagai peluang terbaik untuk kita menambah porsi kepemilikan saham kita. Dengan catatan kinerja fundamental perusahaan baik, sehat dan memiliki prospek yang cerah di masa depan. Sudah tentu kita bisa memiliki perusahaan yang bagus, dengan harga saham terdiskon.

Jadi, sampai di sini kita sudah lebih paham ya, bahwa harga saham turun tidak selalu menjadi hal buruk. Justru sebagai siklus alami pergerakan harga saham, penurunan yang terjadi bisa kita manfaatkan untuk membeli harga saham bagus dengan harga murah.

Nah, kalau teman-teman di sini sudah ada yang pernah membeli saham bagus dengan harga terdiskon?***

1
Pastikan rekan Investor tidak ketinggalan Informasi ter-update

Subscribe sekarang untuk mendapatkan update artikel terbaru setiap minggunya

reCaptcha v3
keyboard_arrow_leftPrevious
Nextkeyboard_arrow_right

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *