cara-scalping-saham

Terakhir diperbarui Pada 14 Februari 2024 at 7:48 pm

Dalam pasar saham, ada banyak istilah yang digunakan sebagai penyebutan cara atau strategi untuk berinvestasi. Scalping saham adalah salah satu istilah, yang berarti sebuah cara untuk mengumpulkan keuntungan dalam jangka pendek. Nah untuk teman-teman investor yang baru terjun investasi jangka pendek, penting untuk memahami strategi dan cara scalping saham ini!

 

Definisi Scalping Saham

Secara garis besar, scalping adalah sebuah strategi untuk meraup keuntungan dari saham secara cepat. Bisa dilakukan dalam jangka waktu hitungan detik atau harian.

Seseorang yang melakukan strategi scalping ini disebut sebagai scalper. Umumnya para scalper ini akan melakukan transaksi jual beli saham dalam waktu relatif singkat. Di mana mereka mengincar target kenaikan nilai saham yang tidak tinggi, namun frekuensi transaksinya tinggi.

Dalam periode satu hari atau bahkan di satu sesi perdagangan, scalper akan mengincar saham-saham yang sedang berada dalam nilai terendah. Lalu akan mereka jual kembali, tepat setelah harga  sahamnya mengalami kenaikan.

Scalper biasanya menggunakan analisa teknikal yang dikombinasikan dengan kemampuan membaca pergerakan saham dengan jeli. Artinya di sini, hanya seorang trader berpengalaman dengan jam terbang tinggi yang mampu mendapatkan keuntungan.

 

Strategi dan Cara Scalping Saham

Meskipun demikian, bukan berarti pemula tidak bisa melakukan scalping. Biasanya yang akan melakukan scalping ini adalah mereka investor pemula yang masih coba menjajal kemampuan. Berikut ini adalah tiga strategi dan cara scalping saham yang dapat dicoba…

  1. Memahami Tren Perdagangan

Salah satu kemampuan paling mendasar yang wajib dikuasai scalper adalah membaca pergerakan saham di bursa. Mengingat gejolak nilai saham cenderung naik turun, di setiap pembukaan pasar saham, hingga mencapai nominal tertentu yang diinginkan.

Pada kesempatan itulah, momentum baik bisa diraih, yakni saat nilai saham naik dan scalper segera melakukan transaksi jual. Karena nilai saham sudah mencapai target angka.

 

  1. Mampu Melakukan Analisis Teknikal

Prinsip dasar dalam scalping adalah mengambil momentum untuk price action sebuah saham. Maka yang dibutuhkan adalah kemampuan menganalisa teknikal. Pendekatan analisa teknikal adalah yang paling efektif, untuk membaca pola pergerakan saham. Tujuannya adalah untuk bisa melakukan transaksi pembelian atau penjualan dalam waktu singkat.

 

  1. Swing Trading

Strategi lain yang bisa dicoba yaitu swing trading, yakni transaksi jual beli dengan ritme lebih lambat dari scalping. Jika scalping dilakukan dalam hitungan menit atau sehari, maka swing trading dilakukan dalam waktu mingguan bahkan bulanan.

Hal ini dimaksudkan supaya bisa membiasakan diri memahami pola atau karakter pergerakan saham. Dan kalau dirasa sudah mampu, maka bisa melakukan trading dengan frekuensi lebih tinggi dan jangka waktu lebih pendek.

[Baca juga: cara screening saham untuk swing trading]

 

Kelebihan dan Kekurangan Scalping Saham

Ada beberapa kelebihan saat menerapkan metode scalping saham, yaitu:

  1. Tidak perlu terbawa perasaan atau emosional di suatu saham. Karena prosesnya hanya sebentar. Setelah transaksi beli, kemudian bisa langsung dijual. Jadinya masih bisa fokus ke emiten saham lain.
  2. Jadi punya to-do list yang jelas secara harian. Ketika melihat nilai emiten di pagi hari saat pembukaan saham, bisa jadi itu adalah angka keuntungan terbesar. Sedangkan di jam-jam mendekati bursa tutup, nilai emiten bisa dijadikan sebagai patokan untuk incaran besok.
  3. Membentuk penguasaan diri dan tidak serakah. Dalam scalping saham, keuntungan yang diraih memang tidak terlalu tinggi, hanya sedikit-sedikit saja namun dilakukan setiap hari. Kebiasaan ini akan membantu dan melatih untuk bisa menahan diri tidak all in saat akan bertransaksi jual beli saham.

 

Selain bisa memberikan kelebihan, scalping juga memiliki kelemahan seperti:

  1. Teknik transaksi yang sulit. Kelemahan dalam melakukan cara scalping saham terletak pada tekniknya yang membutuhkan kejelian scalper. Dibutuhkan pemahaman yang baik dalam mengenal berbagai faktor, seperti dari instrumen yang dipakai, hingga tren pasar yang terjadi.
  2. Risiko tergolong besar. Disebutkan tadi scalping saham bisa membantu mendapatkan keuntungan besar. Tapi perlu digaris bawahi, itu artinya sebagai scalper harus bernyali besar mengambil risiko yang juga besar. Pasalnya scalping saham ini ditentukan dalam tren jangka pendek, yang di mana hal itu sama sekali tidak bisa diprediksikan.
  3. Banyak menghabiskan waktu. Ketika memutuskan scalping saham, maka harus bisa menyediakan waktu yang lebih banyak, untuk ada di depan layar PC maupun laptop. Tujuannya untuk terus bisa memantau pergerakan dan tren pasar secara real time.

 

Contoh dan Studi Kasus Scalping Saham

Perlu diingat bahwa cara scalping saham memang tidak untuk semua orang. Karena menjadi seorang scalper diperlukan perhitungan dengan rasio 1:1, antara keuntungan dengan kerugian. Modal yang dikeluarkan bisa saja memberi keuntungan 100%. Begitu juga sebaliknya, scalping bisa menjebloskan pada kerugian 100%.

Nah supaya punya gambaran lebih jelas, berikut ini adalah contoh scalping saham…

Scalper Z berencana membeli saham BCDE di harga Rp 200 per lembar. Dengan perhitungan rasio 1:1, maka ia sudah memperhitungkan untuk menjual saham BCDE saat melihat ada keuntungan Rp 20 per lembar. Dan Z tidak boleh menunggu lebih dari itu, karena kemungkinan rugi senilai Rp 20 per lembar akan selalu ada.

Bisa dibilang kunci untuk menjadi scalper itu harus konsisten, fokus, dan tegas terhadap skema perhitungan yang sudah diputuskan.

 

Tips dan Trik Dalam Melakukan Scalping Saham

Jika sudah memahami strategi dan cara scalping saham seperti di atas. Maka sekarang saatnya memperhatikan tips dan trik apa saja yang bisa diterapkan dalam cara scalping saham.

  1. Fokus terhadap nilai keuntungan yang sudah direncanakan. Kendala yang bisa menghambat adalah keinginan untuk meraup keuntungan lebih. Di sinilah fokus dibutuhkan dan harus tegas terhadap diri sendiri.
  2. Screening berbagai saham yang memiliki tingkat likuiditas tinggi. Gunanya adalah bisa dengan mudah masuk dan keluar di saham incaran. Tanpa perlu khawatir akan tertahan atau hilang antrian saat bid/offer.
  3. Platform memegang peranan cukup penting bagi seorang scalper. Dikarenakan ritme transaksi yang cepat, sehingga membutuhkan platform dengan fitur yang menunjang kecepatan dalam proses menjual beli saham.

 

Risiko Scalping Saham Secara Umum

Ketika melakukan cara scalping saham, maka yang perlu dipahami adalah risiko secara keseluruhan seperti:

  1. Biaya transaksi relatif tinggi. Untuk scalper bisa mendapatkan keuntungan besar, maka modal yang dikeluarkan juga cukup besar. Itu artinya seorang scalper, harus membayarkan biaya transaksi yang cukup besar ke perusahaan sekuritas.
  2. Butuh leverage yang cenderung tinggi, supaya mendapat keuntungan besar. Leverage ini adalah fasilitas utang dari perusahaan sekuritas yang disediakan untuk para trader maupun scalper, sebagai bentuk modal tambahan transaksi saham. Nah supaya si scalper ini berhasil, biasanya scalper butuh leverage yang tinggi. Sayangnya tidak ada jaminan bahwa cara scalping saham selalu 100% memberi untung.
  3. Btuuh modal yang besar. Modal yang disiapkan untuk menjadi scalper, tidaknya hanya berupa dana. Melainkan juga alat-alat yang menunjang seperti personal computer (PC) atau laptop. Karena fitur dan pergerakan jari lebih terbatas, jika hanya menggunakan hp.
  4. Risiko kerugian besar. Untuk menjalankan scalping saham dibutuhkan banyak praktik. Sehingga bisa memiliki jam terbang yang tinggi dalam menjalankan teknik ini. Sayangnya untuk praktiknya pun tidak mudah, karena dibutuhkan kestabilan kecepatan jari dan mata dalam memperhatikan perubahan harga saham yang terjadi dalam hitungan detik.
  5. Risiko internal yang berimbas ke kehidupan pribadi seroang scalper. Kebiasaan bekerja dengan ritme cepat dalam melakukan scalping, rupanya berdampak buruk pada rutinitas sehari-hari. Bukan tidak mungkin scalper jadi ingin serba cepat dalam melakukan aktifitas. Ditambah dengan perubahan dan kemajuan teknologi yang serba cepat, membuat scalper tidak terbiasa slowing down.

 

Perbedaan Scalping Dengan Strategi Trading Lainnya

Scalping hanyalah satu strategi dalam transaksi trading saham, masih ada strategi-strategi lainnya. Tapi apa yang membedakan? Bedanya adalah dari sisi manusia itu sendiri sebagai pelakunya. Dimulai dari kemampuan untuk disiplin dan melakukan analisis secara cepat akan menjadi faktor pembanding yang signifikan berbeda.

Perbedaan lainnya, strategi trading lain bisa dipelajari secara teknis. Sedangkan scalping harus dimulai dari mendisiplinkan dan menahan diri sendiri.

 

Kesimpulan

Dari pembahasan tentang cara scalping saham di atas, Penulis hanya memberikan insight nya mengenai apa itu scalping saham dan berbagai hal yang memengaruhinya. Termasuk dengan potensi untung dan rugi yang mungkin timbul, ketika seseorang memutuskan untuk menjadi seorang scalper.

Penulis sendiri sampai dengan saat ini masih terus menjalankan investasi saham dengan metode value investing, dan menerapkan analisa fundamental secara keseluruhan.***

 

Disclaimer !

Segala tulisan di luar konteks tentang Value Investing pada web/blog/situs ini tidak dimaksudkan sebagai suatu rekomendasi metode/cara/langkah/strategi investasi yang dianjurkan. Melainkan hanya berupa informasi mengenai ilmu dalam pasar saham. Penulis web/blog/situs ini tidak bertanggung jawab apabila ada kerugian yang terjadi, baik secara langsung maupun tidak langsung yang timbul atas tindakan pembaca.

 

1
Pastikan rekan Investor tidak ketinggalan Informasi ter-update

Subscribe sekarang untuk mendapatkan update artikel terbaru setiap minggunya

reCaptcha v3
keyboard_arrow_leftPrevious
Nextkeyboard_arrow_right

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *