Kolaborasi TLKM dan Google Cloud tercapai dalam pergeralan G20 di Bali. Keduanya sepakat menjalin kerja sama strategis dalam membangun digitalisasi yang merata di seluruh industri. Apakah langkah tersebut merupakan katalis positif bagi TLKM di masa depan?
.
Daftar Isi
Kolaborasi TLKM dan Google Cloud
PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk menggandeng Google Cloud untuk menciptakan solusi konektivitas, yang mendukung transformasi digital cerdas.
Kolaborasi keduanya mencakup empat strategi utama antara lain:
- Pertama, mempercepat transformasi digital di seluruh industri, agar terjadi percepatan digitalisasi untuk dterapkan di sektor-sektor prioritas utama sesuai Peta Jalan Indonesia Digital 2024;
- Kedua, menjembatani kesenjangan talenta digital nasional, dengan mendirikan Cloud Center of Excellence (CCoE) yang terdiri dari ahli Cloud Architecture, Edge Computing, manajemen data, hingga modernisasi aplikasi. Termasuk di dalamnya untuk memajukan pendidikan, di mana CCoE akan menawarkan program pelatihan melalui beasiswa Google Career Certificate dan TLKM akan memberi bimbingan kerja bagi lulusan program Bangkit Google, serta membekali mahasiswa dengan pelatihan machine learning cloud computing hingga pengembangan aplikasi perangkat mobile.
- Ketiga, memberdayakan startup Indonesia agar berkembang dan mencapai skala global. Hal ini diwujudkan melalui anak usaha modal ventura TLKM yang bekerja sama dengan Google for Startups Cloud Program. Tujuannya untuk menghubungkan startup dengan dukungan teknis, bisnis, dan keuangan.
- Keempat, menghadirkan infrastruktur cerdas dan layanan digital berkualitas tinggi dengan mengintegrasikan infrastruktur Google Cloud yang berkelas, aman, ramah lingkungan, disertai alat analitik dan kecerdasan buatan (AI) canggih dengan infrastruktur jaringan dan konektivitas yang luas.
Yang pada akhirnya kerja sama ini diharapkan dapat bermanfaat baik dalam pemanfaatan teknologi cloud dan konektivitas sehingga tercipta solusi telekomunikasi.
.
Kinerja Laba TLKM Kuartal III-2022 Tercatat Turun
Berdasarkan laporan keuangan kuartal III-2022, secara top line TLKM mencatatkan pendapatan yang tumbuh tipis 2.66% YoY yakni sebesar Rp 108.87 trilun, dari periode sebelumnya di kuartal III-2021 sebesar Rp 106.04.
Pertumbuhan pendapatan tersebut ditopang oleh segmen pendapatan data, internet, dan jasa teknologi informatika yang nilainya lebih besar di antara segmen lain yakni mencapai Rp 63.83 triliun. Segmen tersebut tumbuh 5.95% YoY dari Rp 60.24 triliun di periode kuartal III-2021.
Disusul dengan segmen pendapatan Indihome sebesar Rp 20.88 triliun, tumbuh 6.36% YoY dari Rp 19.63 triliun. Lalu segmen pendapatan interkoneksi sebesar Rp 6.14 triliun, tumbuh 6.96% YoY dari Rp 5.74 triliun. Dan segmen pendapatan jaringan sebesar Rp 1.62 triliun, tumbuh 16.54% YoY dari Rp 1.39 triliun.
Pertumbuhan lainnya, juga ditunjukkan oleh naiknya jumlah pendapatan dari kontrak dengan pelanggan sebesar Rp 106.89 triliun, tumbuh 2.58% YoY dari Rp 104.20 triliun. Serta pendapatan dari transaksi lessor Rp 1.98 triliun, tumbuh 8.19% YoY dari Rp 1.83 triliun.
Namun di tengah pertumbuhan TLKM juga harus mencatatkan beberapa penurunan kinerja segmen. Misalnya saja pada segmen pendapatan telepon turun -19.21% YoY dari Rp 12.75 triliun menjadi Rp 10.30 triliun. Dan juga pendapatan dari segmen layanan lainnya turun -7.46% YoY dari Rp 4.42 triliun menjadi Rp 4.09 triliun.
Hal lain yang cukup disayangkan adalah ada beberapa beban TLKM yang mengalami kenaikan membuat kinerja kuartal III-2022 kurang memuaskan secara bottom line, berikut ini…
Akibatnya laba usaha TLKM tergerus hingga 13.03% YoY dari sebelumnya sebesar Rp 36.30 triliun, menjadi Rp 31.57 triliun di kuartal III-2022.
Dengan demikian, di kuartal III-2022 laba bersih emiten jasa telekomunikasi terbesar ini harus turun -12.13% YoY menjadi Rp 16.58, dari periode kuartal III-2021 yang sebesar Rp 18.87 triliun.
Akan tetapi, kinerja TLKM masih dapat terapresiasi dengan net profit margin yang masih terjaga di 15%.
.
Kinerja Arus Kas TLKM Kuartal III-2022
Sementara dari sisi kas. Sepanjang kuartal III-2022, TLKM mencatatkan penurunan kas operasi menjadi Rp 50.86 triliun dari sebelumnya Rp 50.97 triliun. Meski demikian, arus kas operasi TLKM masih positif dengan adanya penerimaan kas dari pelanggan dan operator lain yang nilainya mencapai Rp 107.58 triliun.
Sementara untuk kas investasi tercatat negatif sebesar –Rp 26.76 triliun. Disebabkan oleh adanya aktivitas investasi TLKM pada pembelian aset tetap yang nilainya mencapai Rp 23.25 triliun dan pembelian aset tak berwujud Rp 1.76 triliun. Setidaknya dengan ini, TLKM masih terus berupaya melakukan perbaikan dan pengembangan bisnisnya untuk di masa depan.
Dan untuk kas pendanaan tercatat negatif –Rp 31.03 triliun, disebabkan oleh upaya TLKM dalam hal pembayaran utang bank dan pinjaman lain yang nilainya mencapai Rp 34.48 triliun. Ditambah juga dengan komitmen TLKM yang melakukan pembayaran dividen kas kepada para pemegang saham perusahaan senilai Rp 14.85 triliun.
Berkenaan dengan dividen, secara histori TLKM dikenal rajin membayarkan dividen kepada para pemegang saham…
Source: https://dataindonesia.id/
Dari data di atas terihat bahwa nilai dividen yang dibagikan TLKM relatif stabil dengan nominal rata-rata Rp149 per saham. Di mana untuk tahun buku 2021, TLKM membayar dividen sebesar Rp149,97 per saham.
kinerja TLKM sepanjang sembilan bulan, setidaknya profitabilitas TLKM masih terjaga cukup baik. Bahkan di tengah upaya TLKM mengembangkan bisnis, seiring dengan tingginya kebutuhan teknologi dan munculnya layanan 5G
.
Google Cloud, Katalis Positif bagi TLKM?
Google Cloud merupakan perusahaan yang menyediakan layanan berbasis komputasi, penyimpanan, jaringan, data, mesin dan internet of things (Iot), serta menyediakan cloud manajemen, keamanan dan alat pengembang. Di mana semua hal tersebut tengah dibutuhkan oleh seluruh industri, terutama industri telekomunikasi yang akan diarahkan pada teknologi digitalisasi.
Tentu kolaborasi TLKM dan Google Cloud adalah katalis positif. Di mana Google Cloud akan mendukung posisi, fungsi, dan peran TLKM yang bertanggung jawab dalam membangun infrastruktur dan platform komunikasi digital cerdas, serta memenuhi fasilitas digitalisasi di seluruh industri.
Terlebih TLKM sendiri juga memiliki lini bisnis infrastruktur data center. Pada awal kuartal II-2022, TLKM telah berhasil menyelesaikan Hyperscale Data Center tingkat tiga dan empat yang berkapasitas IT Load awal sebesar 1.75 MW. Tidak hanya itu, TLKM menargetkan dapat membuat membangun beberapa micro data center di lebih dari 15 kota tersebar di Indonesia.
Sampai dengan sekarang, TLKM tercatat memiliki 28 data center baik itu di dalam maupun luar negeri. Dengan demikian dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa kolaborasi TLKM dan Google Cloud akan semakin mendukung, serta menunjang perkembangan bisnis data center milik TLKM. Bahkan TLKM berencana untuk mengakselerasi peningkatan kapabilitas portofolio data center, sehingga akan meningkatkan value bisnis data center nantinya.
Bercermin dari prospek bisnis data center ke depannya, maka TLKM berpeluang mendapatkan pertumbuhan yang inklusif dalam perekonomian digital yang ditaksir senilai US$130 miliar di tahun 2025. Hal itu dapat terjadi karena data center menjadi bisnis potensial di masa depan. ***
.
.
.
.
DISCLAIMER : Tulisan ini bukan bersifat rekomendasi beli atau jual. Tulisan ini bersifat untuk edukasi berdasarkan sudut pandang penulis pribadi. Do Your Own Research sebelum memutuskan untuk membeli atau menjual saham.
###
Info: