Terakhir diperbarui Pada 11 Februari 2020 at 1:20 pm
Menghabiskan uang demi bersenang-senang, merupakan salah satu ciri khas yang melekat pada generasi milenial. Mereka lebih cenderung untuk memperhatikan life style, dengan tingkat konsumsi yang cukup tinggi. Khususnya lagi bagi para wanita milenial, di mana mereka berusaha memenuhi tuntutan fashion yang belakangan ini berkembang dengan cepat. Gaya hidup seperti itu, memang tidak ada yang salah. Namun sayangnya, bisa berdampak pada arus keuangan. Pertanyaannya, bagaimana cara yang ampuh agar wanita milenial juga sukses berinvestasi ?
Daftar Isi
Investasi untuk Wanita Millenial
Ada anggapan bahwa menabung di bank, sebenarnya kurang menguntungkan. lantaran tingkat bunganya kecil, pajaknya besar, biaya administrasinya juga tinggi. Tentu itu semua tidak seimbang dengan tingkat inflasi yang akan ada. Bahkan dalam jangka waktu yang lama, menabung di bank bukannya membuat kita makin beruntung, justru semakin buntung. Hal itu dikarenakan tingkat inflasi yang lebih besar, dari bunga bersih yang didapatkan.
Oleh sebab itu, tidak heran kalau dalam beberapa tahun terakhir, muncul anggapan bahwa lebih baik berinvestasi. Karena dinilai lebih menguntungkan daripada menabung.
Benarkah begitu?
Sebenarnya menabung agak berbeda dengan investasi. Kalau menabung, faktor yang diutamakan adalah faktor keamanan, faktor kenyamanan, dan faktor likuiditas. Jadi, faktor utama menabung bukanlah untuk mendapat hasil tabungan (saving yield) setinggi-tingginya. Melainkan fokus utama menabung, adalah agar uang kita aman, gampang ditabung, dan gampang ditarik kalau dibutuhkan.
Sementara investasi, faktor utama yang menjadi perhatian adalah faktor hasil investasi (investment yield). Di sisi lain, investasi juga sebenarnya adalah bentuk lain dari tabungan. Hanya saja, investasi punya risiko yang lebih tinggi dari tabungan. Risiko yang paling umum adalah risiko kerugian atau risiko turun nilai (depresiasi). Dalam proses berinvestasi, ada kemungkinan uang kita hilang dan itu bisa terjadi kapan saja tanpa diduga (unexpected loss). Karena sifat investasi yang tidak pasti. Selain itu, investasi lebih susah diambil atau dicairkan dibanding tabungan yang bisa diambil kapan saja.
Contohnya kita punya investasi dalam bentuk properti (sebidang tanah atau rumah). Ketika membutuhkan uang, tentu kita tidak bisa begitu saja mencairkan investasi tersebut dan menarik uangnya, kan?
Jika kondisinya demikian, mana yang harus dipilih? Menabung atau berinvestasi?
Penulis sendiri berpandangan, akan lebih baik jika punya kedua-duanya. Karena kedua instrumen keuangan tersebut, memiliki keunggulan yang berbeda. Dengan mempunyai keduanya, setidaknya kita tidak akan mengalami kerugian terlalu besar.
Misalnya saja, ketika dunia investasi sedang terpuruk (down market), seperti krisis ekonomi tahun 1997-1998. Kondisi sebalinya, bunga tabungan justru naik begitu besar karena pemerintah berusaha mempertahankan nilai tukar Rupiah terhadap mata uang asing, khususnya dolar Amerika.
Akan tetapi kondisi saat ini akan berbeda. Di mana kini perkembangan teknologi dan kondisi ekonomi negara kita yang cukup baik. Maka kalau menabung di Bank, nantinya pengembalian saving menjadi tidak besar. Oleh sebab itu, wanita millenial juga perlu cerdas memutar uang agar bisa menghasilkan keuntungan yang lebih dalam, jangka waktu yang panjang.
Tips Cerdas Investasi Wanita Milenial
- Mulai dari jumlah yang kecil
Jika Anda baru pertama kali berinvestasi, maka cobalah untuk berinvestasi dari modal yang kecil. Apalagi saat ini, sudah banyak investasi yang dimulai dari nilai yang kecil. Salah satu contohnya, yang Penulis sarankan adalan berinvestasi saham. Karena sekarang sudah bisa dilakukan, dengan modal sebesar Rp 100.000 saja. Berinvestasi saham juga bisa dilakukan secara bertahap.
- Banyak belajar, dan konsisten menambah investasi
Bagi Anda wanita millenial, Anda bisa mengikuti sejumlah workshop-workshop investasi saham. Karena workshop, berperan penting dalam meningkatkan kemampuan investasi kita. Terlebih lagi jika Anda sebagai ibu rumah tangga. Tujuannya, agar tidak salah langkah dalam menentukan investasi. Ataupun melalui E-Book yang sudah banyak dijual oleh konsultan saham.
Banyak belajar terkait investasi, sangat penting. Karena investor harus tahu dan berusaha memahami informasi, seperti ritme pergerakan saham, laporan keuangan emiten, kegiatan bisnis yang dilakukan emiten, dan aksi korporasi lainnya.
Bahkan Alan Corey, penulis buku A Million Bucks by 30 juga sempat kebingungan dengan cara yang harus ditempuh untuk menjadi kaya raya. Akhirnya Corey membaca biografi dan autobiografi miliarder sebanyak yang dia bisa. Tujuannya, demi mencari karakteristik yang sama antara satu miliarder dengan miliarder lainnya. Karakteristik itulah yang diyakini Corey bisa mengantarkannya ke puncak keberhasilan.
”Apa yang saya temukan adalah mereka (miliarder) sangat percaya diri, bahwa mereka akan sukses secara finansial.”
- Jangan mudah terbawa emosi
Melihat harga saham naik turun, seringkali menimbulkan emosi. Warren Buffett, seperti mengatakan bahwa untuk berhasil dalam investasi selama seumur hidup tidak memerlukan IQ tinggi, wawasan bisnis yang tidak biasa, atau informasi orang dalam. Hanya butuh, kerangka kerja intelektual yang kuat dalam membuat keputusan dan harus memiliki disiplin emosional. Artinya, emosi sudah cukup stabil untuk tidak terpengaruh dengan fluktuasi harga hariannya. Investor pemula sebaiknya sudah sanggup menerima risiko jika terjadi penurunan.
Bernand Arnault, seorang konglomerat berkebangsaan Prancis, pemegang hak merek Louis Vuitton, Dior dan Fendi, pernah mengatakan:
“Dalam berbisnis kita harus belajar sabar. Hal paling penting adalah kita harus sabar menunggu sesuatu dan mendapatkannya tepat pada waktunya.”
Kesimpulan
Jadi, tidak ada salahnya wanita milenial juga berinvestasi. Karena Anda juga berhak menikmati keuntungan investasi untuk menjamin keuangan Anda. Jangan sampai Anda menyesal karena waktu terus berjalan !
###