Tags : Gebrakan Erick Thohir | Gebrakan Erick Thohir | Gebrakan Erick Thohir | Gebrakan Erick Thohir | Gebrakan Erick Thohir | Gebrakan Erick Thohir | Gebrakan Erick Thohir | Gebrakan Erick Thohir | Gebrakan Erick Thohir | Gebrakan Erick Thohir | Gebrakan Erick Thohir | Gebrakan Erick Thohir | Gebrakan Erick Thohir | Gebrakan Erick Thohir | Gebrakan Erick Thohir | Gebrakan Erick Thohir |
Penunjukkan Erick Thohir sebagai menteri BUMN di kabinet baru Jokowi di periode 2019 – 2024 sebelumnya banyak menuai pro-kontra. Kini, setelah menjabat sebagai menteri BUMN, Erick Thohir telah melakukan banyak gebrakan-gebrakan di dalam perusahaan-perusahaan BUMN. Yang menarik banyak perhatian media dan masyarakat tentu saja ketika Erick Thohir memecat Direktur Utama Garuda Indonesia, dan juga terkait penunjukkan Ahok sebagai Komisaris Utama di Pertamina. Tetapi, bagaimana dampak dari gebrakan-gebrakan Erick Thohir ini terhadap perusahaan-perusahaan BUMN yang melantai di Bursa Efek Indonesia? Sebelum kita membahas itu, izinkan Penulis untuk membahas sekilas tentang profil Erick Thohir..
Daftar Isi
Sekilas tentang Profil Erick Thohir
Erick Thohir merupakan anak dari Teddy Thohir dan saudara kandung dari Garibaldi “Boy” Thohir. Boy Thohir dikenal sebagai Presiden Direktur PT Adaro Energy Tbk (ADRO). Dulu, Erick dan Boy Thohir dikenal membantu bisnis keluarga ketika kecil.
Erick lulus dan mendapatkan gelar Master untuk Bisnis Administrasi (Master of Business Administration) dari Universitas Nasional California, Amerika Serikat. Sebelum memperoleh gelar tersebut, Erick memperoleh gelar Bachelor (sarjana)-nya – Bachelor of Arts – di Glendale University, California.
Sekarang kita mengenal profil sosok Erick Thohir sebagai Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Sebelum menjadi Menteri, Erick Thohir merupakan seorang pengusaha asal Indonesia dan pendiri Mahaka Group – yang merupakan perusahaan yang berfokus pada bisnis media dan entertainment. Mahaka Group sendiri memiliki berbagai unit bisnis penyiaran media, beberapa diantaranya mungkin ada yang Anda kenali juga seperti; Gen FM dan Jak FM, stasiun televisi Jak TV, media luar ruang (out of home) Mahata Advertising, ada juga unit bisnis penerbitan (publishing), yakni Harian Republika, Golf Digest, dan ada juga unit bisnis yang melayani pemesanan dan penjualan tiket digital, yakni platform rajakarcis.com – dan masih ada beberapa perusahaan lainnya yang bergerak di bisnis olahraga dan hiburan.
Tidak hanya berhenti sampai di sana saja, Erick Thohir juga pernah mengakuisisi klub sepak bola – klub Italia yang berlaga di Seri A – yakni FC Internazionale Milano (Inter Milan) pada November 2013 lalu. Erick Thohir pernah menjabat sebagai presiden klub ke-21 dari Inter Milan – di mana sekarang Erick telah melepaskan kepemilikan sahamnya kepada peritel elektronik China, Suning Commerce Group.
Setelah dipercaya menjadi ketua tim pemenangan nasional Jokowi – Ma’ruf Amin pada Pemilu 2019 kemarin, Erick Thohir sekarang telah diangkat menjadi Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) ke-9 Kabinet Indonesia Maju yang dilantik langsung oleh Presiden Joko Widodo pada 23 Oktober 2019 lalu.
Gebrakan Erick Thohir dan Dampaknya ke Perusahaan Publik
Setelah lebih hampir dari 2 bulan menjadi menteri BUMN, gebrakan dan tindakan-tindakan Erick Thohir dalam mengelola perusahaan-perusahaan kerap sekali menghiasi media dan menjadi topik perbincangan masyarakat di Indonesia. Tak pelak, gebrakan tersebut tentunya juga akan berdampak terhadap perusahaan-perusahaan terbuka milik BUMN yang juga tercatat di Bursa Efek Indonesia.
Setelah dilantik pada 23 Oktober 2019 lalu, berikut penulis sajikan beberapa gebrakan yang telah dilakukan Erick Thohir setelah menjabat sebagai menteri BUMN antara lain:
- Membentuk Task Force untuk mempercepat perampungan proyek kereta cepat Jakarta-Bandung
Pada 4 November lalu, Erick Thohir membentuk task force (satuan tugas – satgas) yang dipimpin langsung oleh Direktur Utama PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC), Chandra Dwiputra. Untuk mengefisiensikan kerja satuan tugas task force tersebut, pemerintah melakukan rapat secara berkelanjutan dua mingguan untuk membahas isu-isu penting.
Dengan dibentuknya satgas ini, diharapkan proyek kereta cepat tidak akan molor seperti kejadian proyek MRT yang molor selama satu tahun – atau seperti proyek LRT yang juga molor. Kereta cepat Jakarta-Bandung ditargetkan sudah dapat beroperasi di tahun 2021.
Emiten yang akan terkena dampak dari pembentukan Task Force ini adalah PT Wijaya Karya Tbk. (WIKA). WIKA merupakan satu-satunya kontraktor yang mengerjakan pekerjaan teknik sipil, ditemani oleh dua perusahaan asal China – China Railway Group Limited dan Sinohydro Corporation Limited.
Dampak yang akan dirasakan oleh WIKA akan positif karena dengan lebih cepat rampungnya proyek kereta cepat Jakarta – Bandung, kemungkinan WIKA mendapatkan arus cashflow juga menjadi lebih cepat – yang akan menyehatkan neraca dan kondisi keuangan perusahaan.
- Melakukan aksi “bersih-bersih” di dalam perusahaan-perusahaan BUMN.
- Pemberhentian Dirut Garuda secara tidak hormat
Erick Thohir memberhentikan secara tidak hormat (pecat) Direktur Utama Garuda – I Gusti Ngurah Akshara atau biasa disapa dengan Ari Akshara, karena telah melakukan tindakan yang tidak mencerminkan integritas seorang pemimpin dari BUMN. Erick menceritakan tentang kroonologis penyelendupan Harley Davidson dan sepeda Brompton dan masih banyak barang lainnya yang diselundupkan di dalam pesawat baru Garuda. Pemberhentian Dirut Garuda ini juga dilakukan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) karena Garuda merupakan perusahaan public.
Emiten yang terkena dampak dari kejadian ini tentu saja adalah PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA). Yang akan memimpin GIAA sementara adalah Fuad Rizal – Plt (Pelaksana Tugas) sementara setelh Dirut Garuda dipecat.
Aksi pemecatan Dirut Garuda dan jajaran direksi GIAA tentu saja akan berdampak terhadap kinerja perusahaan. Bila nanti terpilih jajaran direksi baru yang jauh lebih kompeten, tentu saja hal ini akan menjadi katalis positif bagi GIAA.
- Penunjukkan Ahok sebagai Komisaris Utama Pertamina
Erick Thohir resmi menunjuk Basuki Tjahaja Purnama – atau biasa dikenal dengan Ahok – sebagai Komisaris Utama Pertamina. Ahok akan ditemani oleh Wakil Menteri BUMN – Budi Gunadi Sadikin – sebagai Wakil Komisaris Utama. Erick juga menunjuk Emma Sri Martini yang sebelumnya merupakan Direktur Utama Telkomsel untuk menjadi Direktur Keuangan di Pertamina. Meskipun sempatm endapat kecaman dari pihak luar, terutama dari Serikat Pekerja Pertamina, Erick Thohir tetap menjalankan rencananya. Penunjukkan jajaran Pertamina ini dilakukan agar Pertamina dapat mengurangi impor minyak dan gas (migas) yang selama ini menjadi pemberat transaksi berjalan Indonesia (current account).
Emiten yang terkena dampak dari aksi ini adalah PT Elnusa Tbk. (ELSA), di mana mayoritas pendapatan ELSA bersumber dari Pertamina. Rinciannya per semester 1-2019 kemarin, 63,6% total pendaptatan ELSA bersumber dari Pertamina. Hal ini berarti ELSA akan sangat tergantung sekali dengan kebijakan yang akan diambil Pertamina ke depannya.
Sesuai dengan tujuan dari penunjukkan Ahok sebagai Komut – adalah untuk mengurangi impor migas Indonesia – maka hal ini dapat menjadi katalis positif bagi ELSA karena artinya konsumsi migas akan lebih banyak mengacu kepada perusahaan domestic.
- Penunjukkan Chandra Hamzah sebagai Komisaris Utama BTN dan Pahala N. Mansury sebagai Dirut BTN
PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) juga resmi mendatangkan jajaran direksi dan komisaris yang baru – setelah digelarnya Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada Rabu, 27 November 2019 lalu.
Dalam RUPSLB tersebut, Kementrian BUMN, pemerintah selaku pemegang saham, menunjuk Pahala N. Mansury – yang sebelumnya menjabat sebagai Direktur Keuangan Pertamina – sebagai Dirut BUMN yang baru. Di saat yang sama, Chandra Hamzah – yang sebelumnya menjabat sebagai Komisioner KPK – juga ditunjuk sebagai Komisaris Utama Bank BTN.
Emiten yang terkena dampak dari aksi ini tentu saja adalah PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk. (BBTN) itu sendiri. Dengan ditunjuknya dirut dan komut yang baru – apabila dapat membawa perubahan, pastinya akan mempengaruhi kinerja perusahaan. Tinggal kita sebagai investor melihat saja apakah perubahan yang dibawa akan berdampak positif atau negatif ke depannya.
- Memangkas Jumlah Deputi BUMN
Erick Thohir “merampingkan” jumlah deputi yang ada di Kementrian BUMN dari yang semula ada 7 posisi – sekarang tinggal menjadi 3 posisi saja. Perampingan ini dinilai positif karena diyakini ke depannya akan mempermudah birokrasi, termasuk di dalamnya adalah perizinan-perizinan yang nantinya hanya akan ditangani oleh dua wakil menteri (wamen) saja.
Ke depannya pengambilan keputusan juga akan berlangsung lebih cepat, dari menteri langsung ke wakil menteri dan setelahnya tinggal langsung ke pengelolaan saja. Hal ini akan menghasilkan struktur yang lebih baik lagi. Pejabat BUMN yang sebelumny menjabat sebagai eselon I kemudian akan ditempatkan sebagai direksi di perusahaan-perusahaan BUMN.
Kesimpulan
Erick Thohir yang sekarang menjabat sebagai Menteri BUMN banyak membuat gebrakan yang cukup radikal dalam memimpin BUMN. Gebrakan-gebrakan yang dilakukan pun tak luput dari awak media dan menjadikan Erick Thohir sebagai media darling dalam selama hampir dua bulan ia menjabat.
Tak pelak, tentu saja banyak terjadi perubahan-perubahan yang akan terjadi di perusahaan-perusahaan BUMN – di mana dari beberapa perusahaan BUMN ini ada juga perusahaan-perusahaan public yang sahamnya dapat kita beli di Bursa Efek Indonesia.
Sebut saja saham konstruksi milik BUMN – PT Wijaya Karya Tbk. yang akan juga terkena dampak dari kebijakan Erick Thohir dalam membuat task force untuk mempercepat proses pembuatan kereta cepat Jakarta – Bandung, yang mana di dalamnya WIKA ikut andil sebagai kontraktor.
Atau sebut saja PT Elnusa Tbk (ELSA) yang mayoritas pendapatannya berasal dari Pertamina akan merasakan dampak ke kinerja perusahaan setelah penunjukkan Ahok sebagai komisaris utama. Ada juga PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk. (GIAA) yang Dirut dan beberapa direksinya dipecat oleh Erick Thohir dan akan digantikan oleh jajaran direksi yang baru. Hal ini akan mempengaruhi kinerja perusahaan public ini ke depannya.
Apakah ke depannya gebrakan-gebrakan yang dilakukan oleh Erick Thohir akan selalu berpengaruh positif ke pasar? Well, Penulis tidak bisa memastikan hal tersebut. Tetapi, setidaknya yang dilakukan oleh Kementrian BUMN adalah untuk “memperbaiki” perusahaan-perusahaan BUMN yang kinerjanya “dapat menjadi lebih baik lagi” – di mana tentu saja tujuan tersebut sangat baik untuk Indonesia dan dapat menjadi sentimen positif bagi pasar.
###
Info:
Menteri the best ini..
masa depan saham BUMN cerah