Artikel ini dipersembahkan oleh:
Daftar Isi
Cara Rutin Berinvestasi Saham, dengan Pemasukan Bulanan
Suatu hari seorang teman pernah bertanya pada saya…
“Hari ini tanggal berapa sih? Gajian masih 10 hari lagi, kok lama banget yah?“
Tentunya Anda, sudah sangat familiar dengan pertanyaan tersebut….
Nah, kabarnya teman saya ini sudah belanja banyak di awal mendapat gajian karena tergiur program flash sale di sebuah online shopping. Dan ketika tanggal tua, baru merasa kehabisan. Nah sebagai karyawan kantoran, saya juga pernah mengalami hal yang sama seperti teman saya. Gaji bulanan habis sebelum waktunya. Awalnya niat untuk investasi, akhirnya jadi konsumsi.
Jika tidak dialokasikan di awal, biasanya dana akan habis tidak jelas. Penghasilan bisa berubah sekejap menjadi tas, kosmetik, gadget, dan lain-lain. Padahal BPJS, alias Budget Pas-pasan, Jiwa Sosialita.
Oke, tapi ‘kan beberapa barang tersebut dibeli saat harga miring atau “sale”. Bukankah penghematan juga jika bisa dapat barang dengan harga lebih murah dari biasanya ? Tetapi, kalau dipikir-pikir lagi sebenernya barang tersebut nggak perlu-perlu amat atau mendesak banget sampai harus dibeli segera ‘kan ? Betul ?
Catat Pengeluaran dan Buat Anggaran
Agar tidak jatuh pada lubang yang sama, akhirnya saya mencoba melatih diri saya untuk rutin mencatat pengeluaran harian saya. Manfaatnya, saya jadi tahu berapa besar pengeluaran saya tiap bulan dan di area mana saja. Dari catatan pengeluaran, saya kemudian mencoba membuat anggaran untuk pengeluaran. Saya mencoba membatasi jenis pengeluaran saya yang sudah berlebihan. Diantaranya dengan cara seperti berikut :
#Cost Averaging
Hal pertama yang bisa dilakukan adalah mencoba untuk disiplin dalam melakukan investasi bulanan, dengan berinvestasi secara berkala setiap awal bulan (setelah menerima gaji). Dalam bahasa kerennya, investasi secara berkala ini dinamakan dengan Cost Averaging atau biasa dikenal dengan Dollar Cost Averaging.
Contoh:
Anda mendapat penghasilan Rp 10 juta per bulan. Berdasarkan perhitungan kebutuhan bulanan, Anda ternyata bisa mengalokasikan Rp 3 juta setiap bulan untuk ditabung.
Jadi, setiap bulan Anda terus menerus top-up investasi Anda sejumlah Rp 3 juta, meskipun nilai investasi atau estimasi imbal hasil saat itu sedang naik atau turun. Metode ini memiliki dua keunggulan. Pertama, secara tidak langsung sudah membantu terbentuknya kebiasaan menabung secara teratur. Setiap awal terima gaji, sejumlah tertentu secara rutin akan saya masukkan ke produk investasi tersebut. Sisa gajinya saya gunakan untuk membayar tagihan dan mencukupi kebutuhan hidup.
Jika Anda sibuk dan seringkali lupa untuk melakukan investasi bulanan, maka Anda dapat memanfaatkan fasilitas auto debet dari rekening tabungan ke rekening investasi Anda.
Kedua, dapat mengurangi kerugian yang mungkin terjadi saat pasar mengalami fluktuasi. Harga investasi dapat mengalami kenaikan atau penurunan harga yang disebabkan oleh kenaikan atau penurunan daya permintaan dan penawaran pasar. Biasanya investor pemula akan panik melihat pasar yang terus menurun pada saat melakukan costaveraging. Namun dengan metode cost averaging, jika Anda terus rutin berinvestasi kemudian pada bulan-bulan tersebut pasar sedang lesu, maka risiko kerugian Anda akan terdiversifikasi/tersebar dalam beberapa rentang harga. Risiko kerugian ini tentu akan lebih rendah daripada Anda investasi secara lump sum (investasi sekaligus dalam satu waktu) pada timing harga sedang tinggi.
Akan tetapi berlaku sebaliknya, metode diversifikasi risiko ini juga tentu memiliki kekurangan. Jika pada bulan-bulan tersebut pasar sedang naik, maka potensi keuntungan Anda akan dapatkan juga bisa saja menjadi tersebar dan lebih kecil daripada Anda membeli secara lump sum (investasi sekaligus dalam satu waktu) pada timing harga yang rendah.
Ingat, prinsip investasi akan selalu berlaku yaitu high risk high return, low risk low return.
Solusinya, jika produk investasi yang Anda punya secara fundamenal bagus dan pada suatu waktu Anda punya rejeki lebih, maka Anda dapat tetap melakukan investasi bulanan cost averaging dan bisa top-up dengan jumlah lebih banyak dari bulan biasanya. Umumnya beberapa produk investasi akan dapat terlihat jelas imbal hasil cost averaging-nya dalam jangka waktu menengah atau panjang. Oleh karena itu, sebaiknya pelajari produk investasi Anda sebelum mulai investasi. Setiap produk investasi punya karakteristik berbeda-beda.
4 Alternatif Investasi Bulanan untuk Karyawan Kantoran
Secara sederhana, ada 4 alternatif investasi bulanan untuk Anda yang dapat dipraktikkan dengan mudah yaitu:
#1 Nabung Saham
Alternatif investasi yang pertama yaitu saham. Saham secara sederhana adalah kepemilikan atas suatu perusahaan. Di Indonesia, saham yang dapat diperdagangkan adalah saham yang sudah tercatat menjadi perusahaan publik/terbuka di Bursa Efek Indonesia. Saat ini sudah ada lebih dari 500 perusahaan terbuka yang dapat Anda pilih sahamnya. Strategi investasi saham sendiri ada bermacam-macam. Tapi strategi “Nabung Saham” dapat menjadi alternatif investasi bulanan yang sesuai untuk Anda. Bursa Efek Indonesia sendiri mengajak masyarakat Indonesia untuk terlibat secara aktif dalam kampanye “Yuk Nabung Saham”.
‘Yuk Nabung Saham’ merupakan kampanye yang diselenggarakan Bursa Efek Indonesia sebagai upaya untuk mengajak masyarakat Indonesia sebagai investor dalam negeri di pasar saham Indonesia, dengan membeli saham secara rutin dan berkala. Sama halnya dengan Anda menabung uang di bank, hanya saja dalam konsep “Yuk Nabung Saham” Anda menabung rutin dalam bentuk saham perusahaan yang sudah terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Bahkan untuk saat ini, berinvestasi saham bisa di mulai dari Rp 100.000, sehingga memudahkan Anda untuk membuka rekening saham pada perusahaan sekuritas. Dalam hal memilih perusahaan sekuritas, Anda bisa pilih perusahaan yang terpercaya, memiliki fasilitas platform yang mudah dan nyaman untuk Anda, serta minimal investasi awal dan biaya transaksi yang sesuai dengan Anda.
Cara Nabung Saham
Anda dapat menempatkan sejumlah dana tertentu pada RDI (Rekening Dana Investor) sebagai modal lalu setiap bulan rutin nabung saham. Cara lain, setiap bulan Anda dapat menempatkan gaji Anda untuk top-up modal saham pada RDI untuk investasi bulanan nabung saham. Pilih satu atau beberapa saham perusahaan yang secara fundamental cukup kuat dan memiliki trend bisnis positif di masa mendatang. Lakukan nabung saham secara konsisten dan berkala pada saham yang Anda miliki tersebut, maka secara jangka panjang Anda dapat menikmati imbal hasilnya. Beberapa perusahaan terbuka juga rutin membagikan dividen setiap tahun. Anda tidak hanya menerima keuntungan dari kenaikan harga saham, tapi juga dari dividen.
Ingin konsisten tiap bulan tf ke rdn. tapi terkadang terjepit dengan biaya lain2..
kadang coba mengikuti saran2 dari lingkungan, saran dari adviser keuangan. tapi ga ada yang cocok dengan diri sendiri.
untuk saat ini saya hanya mengikuti kata hati untuk nabung saham berapa rupiah perbulan..