Artikel ini dipersembahkan oleh:
Daftar Isi
Dialog Sederhana
Pak Darmawan berdiskusi dengan istrinya Ibu Asti, mengenai investasi. Dengan latar belakang Pak Darmawan yang hampir tidak pernah membicarakan rencana keuangan. Namun saat sudah berkeluarga, Pak Darmawan mulai membahas masalah keuangan dengan istrinya. Berikut ini adalah dialog singkatnya
Ibu Asti : Tumben sekali, Bapak terlihat sibuk baca-baca buku…
Pak Darmawan : Ini lho Bu, Bapak sedang membaca buku investasi. Karena beberapa waktu yang lalu Bapak sempat terpikirkan kalau kita perlu berinvestasi lho…
Ibu Asti : Ada apa Pak tumben berpikiran tentang investasi? Emangnya ada masalah keuangan?
Pak Darmawan : Jadi begini Bu, kemarin bapak mikir kalau hidup kita hanya muter-muter ditempat saja. Jadi gimana kalau sebaiknya kita harus merevisi rencana keuangan kita dan mempercepatnya.
Ibu Asti : Gimana Pak maksudnya ? Bukannya kita sejauh ini sudah mempunyai investasi reksadana, dan lumayan lho Pak kalau harus dibandingkan dengan teman-teman Ibu yang sampai sekarang belum tahu sama sekali mengenai reksa dana.
Pak Darmawan : Nah justru karena itu Bu, Bapak kemarin ga sengaja bertemu dengan perencana keuangan kita. Bapak tanya apakah ada cara yang lebih cepat lagi untuk mewujudkan tujuan keuangan kita dan strategi untuk mencapai financial freedom?
Ibu Asti : Terusnya gimana Pak ?
Pak Darmawan : Pada dasarnya kebebasan keuangan dapat terwujud jika penghasilan investasi dan penghasilan pasif lebih besar dari pada pengeluaran. Jadi misalnya, kita punya uang sebanyak Rp 2,5 miliar, terusnya uang itu kita depositokan di bank. Sekarang kan bunga deposito kurang lebih 4,8% per tahun. Berarti kurang lebih dapatnya Rp 120 juta per tahun Bu..
Ibu Asti : Jadi nantinya sama penghasilan kerja Bapak bisa sama ya. Bedanya kalau hidup dari deposito, Bapak berarti punya waktu lebih banyak keluarga ya…
Pak Darmawan : Nah itu cara paling gampangnya Bu, sekarang kita bayangkan kalau kita mempunyai 2 atau 3 ruko yang kemudian kita sewakan. Dan masing-masing dikontrakan dengan harga Rp 60 jutaan per tahun. Kan lumayan banget tuh Bu… Bener kan?
Bu Asti : Tapi nanti dulu Pak, baiknya kita jangan mimpi. Mana bisa kita menabung dan mengumpulkan uang Rp 2,5 miliar. Sekarang aja Ibu sudah merasa cukup dengan investasi kita di reksa dana.
Pak Darmawan : Awalnya juga Bapak berpikir yang sama kayak Ibu, kenapa harus repot-repot. Tapi Bapak berpikir ulang lagi, kalau bisa segera bebas keuangan kenapa nggak? Dan Bapak tanya lagi sama perencana keuangan kita, bagaimana caranya agar Bapak bisa lebih jago berinvestasi? Dan dia jawab, mau ga mau ya harus belajar berinvestasi. Paling sederhana dari baca-baca buku tentang investasi saham, dan mulai ikuti seminar-seminar.
Kenapa Tidak Berinvestasi Jauh Lebih Berisiko
Investasi merupakan salah satu alat transportasi untuk membantu mewujudkan tujuan keuangan Anda, sehingga Anda bisa mencapai kebebasan finansial di masa mendatang nanti. Terutama lagi jika nanti Anda sudah membangun rumah tangga sendiri, tentu Anda tidak bisa lagi hanya mengandalkan satu sumber pemasukan saja. Seperti halnya, sebuah pesawat terbang yang jangan pernah terbang hanya dengan mengandalkan satu mesin jet saja. Mengapa demikian ? Mengapa ketika sudah berumah tangga pemasukan maupun penghasilan akan terbagi-bagi.. Diantaranya seperti berikut :
#1. Penghasilan aktif
Penghasilan yang diperoleh karena seseorang menukarkan waktu, tenaga, pikiran dengan uang. Contoh penghasilan dari gaji, bonus, tunjangan dan lain sebagainya.
#2. Penghasilan dari hasil investasi
Penghasilan yang diperoleh karena uang Anda bekerja dan mendatangkan pemasukan. Ada banyak investasi yang dapat dilakukan dengan modal yang minim, namun Anda perlu meluangkan waktu untuk berinvestasi pada ilmu dan pengalaman. Artinya Anda harus belajar cara menganalisis investasinya.
#3. Penghasilan dari hasil pasif
Penghasilan yang didapat karena aset Anda bekerja dan mendatangkan pemasukan. Untuk memiliki aset yang bekerja memang membutuhkan modal yang besar.
Nah, coba sekarang Anda bayangkan jika Anda hanya mengandalkan pemasukan dari penghasilan aktif saja yang bersumber dari gaji, bonus, tunjangan. Penghasilan aktif Anda tersebut, tidak ada yang mampu menggaransikannya agar tetap stabil dari waktu ke waktu. Dan perlu diingat dalam penghasilan aktif, ada sejumlah risiko yang mungkin menghampiri Anda. Misalnya saja risiko PHK, risiko terjadi kecelakaan kerja dan tidak dapat bekerja, ada juga risiko perusahaan bangkrut, risiko jika Anda bukanlah karyawan tetap dengan masa kontrak kerja yang tidak lagi diperpanjang. Dengan adanya risiko-risiko tersebut, membuat penghasilan aktif menjadi penghasilan yang paling berisiko dibandingkan dengan penghasilan lainnya.
Jadi, dengan berinvestasi setidaknya Anda sudah membuat pondasi kehidupan yang lebih baik dalam perencanaan kehidupan dan keuangan Anda yang bebas dari finansial. Jadi dengan tidak berinvestasi justru jauh lebih berisiko !!