Daftar Isi
Artikel ini dipersembahkan oleh:
Istilah tersebut dalam dunia investasi dikenal dengan sebutan diversifikasi investasi. Umumnya strategi diversifikasi investasi dilakukan ke beberapa jenis asset, seperti dengan meletakkan dana investasi ke beberapa jenis asset. Misalnya berinvestasi di saham, properti, surat utang ataupun logam emas.
Benar atau tidak, jawabannya adalah tergantung dari mana Anda melihatnya. Ada beberapa investor yang pro dengan pernyataan investasi tersebut, karena kalau Anda berinvestasi dalam satu jenis investasi dan apabila sedang rugi. Maka investasi Anda akan rugi total. Misalnya, Anda berinvestasi pada emas dan tidak disangka harga emas sekarang turun cukup banyak. Hal ini menyebabkan nilai investasi Anda akan turun cukup banyak.
Namun, disisi lain ada pula investor yang kontra atau tidak setuju dengan diversifikasi. Di mana investor ini lebih fokus pada diversifikasi investasi sahamnya saja. Dan melakukan pembagian dana ke beberapa saham perusahaan. Investor model ini biasanya memiliki kemampuan untuk mengendalikan investasinya: memiliki edukasi, pengalaman atau experience dan uang yang berlebih atau excessive money. Contoh orang yang benar-benar fokus pada satu jenis investasi adalah Warren Buffet.
Justru Warren Buffet, hanya melakukan strategi diversifikasi investasi saham saja. Mengingat bahwa portfolio investasi saham memang idealnya harus beragam, tidak hanya terpaku pada satu emiten saham saja.
Lalu Apa itu Diversifikasi Investasi?
Bicara tentang diversifikasi investasi, berarti berbicara tentang manajemen investasi. Manajemen investasi adalah sebuah ilmu untuk mengatur atau me-manage investasi secara professional untuk mengelola beragam asset. Baik bersifat paper asset, ataupun real asset. Professional yang jago di bidang manajemen investasi biasanya disebut dengan manager investasi (MI). Sedangkan, produknya disebut portofolio. Adapun dasar ilmu dari management investasi adalah alokasi asset, yang terbagi menjadi investasi jangka panjang dan diversifikasi.
Alokasi asset adalah penempatan asset dalam sebuah portofolio. Dengan alokasi asset lebih ke jumlah atau persentasenya. Contohnya alokasi portofolio kurang lebih 10% di deposito, 30% di saham dan 60% di properti. Gampangnya alokasi asset adalah sebaran asset yang Anda miliki.
Investasi jangka panjang. Ini tentunya mudah dimengerti, ketika kita berinvestasi (bukan berspekulasi) kita membutuhkan waktu yang cukup panjang untuk mendapatkan imbal hasil yang cukup besar. Semakin panjang waktu untuk berinvestasi biasanya jumlah yang perlu diinvestasikan tiap bulannya menjadi semakin kecil.
Diversifikasi biasanya berhubungan dengan asset allocation. Sebelum mendiversifikasi biasanya Kita perlu tahu kita tipenya risiko apa? Apakah konservatif, moderat atau agresif? Selain itu ada satu hal yang perlu diperhatikan, Apakah Anda sendiri orang yang beresiko?
Diversifikasi Investasi, juga dilakukan oleh Perusahaan
Diversifikasi juga terkadang terjadi dalam sebuah perusahaan. Pernahkah Anda melihat ada perusahaan yang bisnis utamanya di bidang otomotif dan manufaktur kemudian memiliki anak perusahaan yang bergerak di bidang property, alat berat, pertanian ? Nah, tindakan itu juga termasuk dalam diversifikasi.
Adapun salah satu perusahaan yang melakukan penerapan diversifikasi, adalah ELSA. Anda pun bisa membaca penjelasannya, melalui artikel berikut ini :