Terakhir diperbarui Pada 19 Juli 2019 at 3:27 pm
Hari Jumat (19/5) kemarin, seperti yang Anda semua mungkin sudah lihat sendiri, IHSG terbang 2.59% ke level 5,791 membuat IHSG untuk kesekian kalinya mencetak new record di tahun 2017 ini.. Dan mungkin Anda sudah tau penyebabnya. Ya rating investment grade yang dikeluarkan oleh S&P (Standard & Poor’s) setelah sekian lama tak kunjung diberikan, akhirnya resmi diberikan juga hari Jumat kemarin. Namun mungkin Anda belum memahami betul mengapa Investment Grade bisa mempengaruhi IHSG? Okay kita langsung bahas saja…
Sebelumnya, kita bahas dahulu apa itu investment grade? Status “investment grade” merujuk kepada sebuah peringkat atau rating yang menunjukkan utang pemerintah atau perusahaan memiliki risiko yang relatif rendah dari peluang default atau gagal bayar, sehingga memiliki tingkat kepercayaan yang berkelanjutan dalam jangka panjang. Gampangnya begini, misalnya perusahaan A menerbitkan surat utang senilai xxx juta dollar, maka ada lembaga khusus yang akan memberikan atau merilis rating yang menggambarkan prospek atas surat utang tersebut, sehingga investor akan mendapatkan gambaran mengenai apakah surat utang tadi layak untuk diambil atau tidak.
Lalu siapa kah yang dapat memberikan peringkat tersebut? Lembaga yang memberikan peringkat tersebut adalah Standard & Poor’s, Moody’s, dan Fitch. Indonesia pun memiliki lembaga pemeringkat seperti ini yang bernama Pefindo (PT Pemeringkat Efek Indonesia)
Secara umum, berikut adalah peringkat atau rating yang diberikan oleh lembaga pemeringkat :
Lalu bagaimana posisi Indonesia di mata lembaga pemeringkat saat ini? Berikut adalah rating terakhir yang diberikan oleh ketiga lembaga pemeringkat tersebut :
Investment Grade Indonesia
Source : http://www.tradingeconomics.com/indonesia/rating
Kalau berdasarkan rating yang dirilis oleh Moody’s dan Fitch, Indonesia sejak 2011 sudah memiliki status investment grade, atau dengan kata lain dianggap sebagai negara yang layak untuk tujuan investasi bagi para investor global, meskipun perlu dicatat disini bahwa rating yang diberikan oleh Moody’s dan Fitch merupakan rating terendah di kelas investment grade, yakni Baa3 dan BBB- (lihat lagi urutan nya di atas). Artinya, apabila ke depannya Moody’s dan Fitch menurunkan rating Indonesia sebanyak satu peringkat saja, maka Indonesia akan kehilangan status investment grade nya (namun sampai saat ini tidak ada tanda-tanda ke arah situ).
Nah permasalahannya, sebelum Jumat kemarin, hanya Standard & Poor’s (S&P) yang sekian lama belum memberikan status investment grade bagi Indonesia. Namun demikian, rating BB+ dengan outlook positive yang diberikan S&P pada 21 May 2015, merupakan rating tertinggi di kelas non-investment grade. Dan akhirnya saat-saat yang ditunggu itu tiba. Pada tanggal 19 Mei 2017 kemarin, Indonesia akhirnya memperoleh kenaikan satu peringkat yaitu BBB- dengan outlook stabil dan sudah dianggap sebagai negara investment grade oleh S&P.
Mengapa S&P cukup lama tidak memberikan status investment grade kepada Indonesia? Ada beberapa faktor, salah satunya S&P kemarin ini masih mempermasalahkan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) perbankan dalam negeri yang dinilai tinggi. Faktor kedua, risiko ekonomi dan politik akan menjadi pertimbangan S&P untuk menetapkan peringkat utang pemerintah. Apa yang terjadi apabila S&P tidak juga mengerek peringkat Indonesia ke investment grade? Tentu saja hal ini maka akan mempengaruhi minat asing masuk bursa saham Indonesia. Sebaliknya, apabila S&P menaikkan rating Indonesia dan memberikan status investment grade, maka investor asing akan lebih banyak lagi yang berinvestasi di Indonesia.
Perlu Anda ketahui, meskipun Indonesia telah mendapatkan status investment grade, namun peringkatnya masih jauh di bawah beberapa negara tetangga. Katakanlah dengan Malaysia yang mendapatkan rating A- dari S&P dan Fitch serta A3 dari Moody’s , atau Singapura yang mendapat ranking terbaik dengan rating AAA dari ketiga pemeringkat (Anda lihat lagi tabel di atas, Singapura masih 9 peringkat di atas Indonesia).
Moody’s | S&P | Fitch | |
INDONESIA | Baa3 Positive (Feb 2017) | BBB- Stable (May 2017) | BBB- Positive (Dec 2016) |
Malaysia | A3 Stable (Jan 2016) | A- Stable (May 2008) | A- Stable (Jun 2013) |
Singapore | Aaa Stable (Jun 2002) | AAA Stable (Mar 1995) | AAA Stable (May 2003) |
United States | Aaa Stable (Jul 2013) | AA+ Stable (Jun 2013) | AAA Stable (Sep 2000) |
China | A1 Stable (May 2017) | AA- Negative (Mar 2016) | A+ Stable (Nov 2007) |
Japan | A1 Stable (Dec 2014) | A+ Stable (Sep 2015) | A – Stable (Apr 2017) |
Perjalanan Panjang Indonesia Menuju Investment Grade
Indonesia sempat mendapatkan status Investment Grade dari Fitch dan S&P di tahun 1997 (Moody’s belum memberikan status investment grade), namun karena kerusuhan yang terjadi tahun 1998, Indonesia kehilangan status investment grade. Peringkat ini terus menurun sampai tahun 2001, di mana Indonesia mendapatkan peringkat CCC atau paling rendah (di bawah itu artinya credit default).. Perlahan tapi pasti, Indonesia mulai meningkat posisi nya dari 2001 – 2010, barulah di tahun 2011 (jadi butuh sekitar 14 tahun) sampai akhirnya Indonesia mendapatkan peringkat investment grade lagi dari Moody’s dan Fitch. Dan perlu 6 tahun lagi (Mei 2017) sampai akhirnya Moody’s memberikan status investment grade. Jadi sekarang ini pertama kalinya Indonesia mendapatkan peringkat Investment Grade dari ketiga pemeringkat sekaligus. Jadi ini adalah momentum yang sangat penting bagi kita.
Pengaruh Investment Grade Terhadap Harga Saham
Kembali ke topik, sebenarnya apa hubungannya Investment Grade ini dengan IHSG? Dengan status investment grade, Investor global akan mengganggap negara Indonesia menjadi negara yang layak investasi dibandingkan negara yang hanya menjadi tujuan spekulasi saja. Dengan masuknya investasi, maka dana yang masuk bukan hanya dana hot money yang bisa keluar setiap saat akan tetapi bisa jadi merupakan dana investasi yang sifatnya lebih jangka panjang. Dalam skala makro, masuknya dana asing diharapkan dapat mendongkrak harga saham dan obligasi sehingga pada akhirnya juga meningkatkan tingkat pengembalian instrumen reksa dana.
Bagi perekonomian sendiri, Investment Grade ini juga dapat menjadi faktor pendorong untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi tahun ini. Jika kita cermati lebih dalam, di tahun 2016 kemarin meskipun pertumbuhan ekonomi meningkat dibanding 2015, namun 56% masih bergantung pada laju konsumsi masyarakat, sementara investasi swasta asing ini masih sangat baik. Dengan meningkatnya credit rating serta investment grade ini, diharapkan Indonesia mendapatkan banyak investasi dari swasta asing.
Di sisi lain, semakin banyak investasi yang masuk, maka akan semakin banyak usaha baru yang berkembang di Indonesia (misalkan investasi berupa FDI / Foreign Direct Investment), Usaha baru ini tentunya akan membuka lebih banyak lagi lapangan pekerjaan, sehingga pengangguran akan turun. Dengan turun nya angka pengangguran tentunya akan meningkatkan daya beli masyarakat, sehingga pertumbuhan ekonomi Indonesia pun semakin meningkat. So, mari kita berharap agar dengan diberikannya status investment grade bagi Indonesia akan membawa kemajuan bagi IHSG dan juga perekonomian Indonesia.
Info :
Hadirilah Seminar Investment Grade Investing Strategy tanggal 22 Juli 2017 di Bursa Efek Indonesia pukul 09.00 – 12.00. Info selengkapnya dapat dibaca di sini
Tags : Investment Grade Mempengaruhi IHSG Investment Grade Mempengaruhi IHSG, Investment Grade Mempengaruhi IHSG. Investment Grade Mempengaruhi IHSG Investment Grade Mempengaruhi IHSG, Investment Grade Mempengaruhi IHSG