Update Rebalancing Indeks Saham

Terakhir diperbarui Pada 1 Agustus 2025 at 10:06 am

Baru-baru ini Bursa Efek Indonesia telah melakukan rebalancing tiga indeks saham, yakni indeks IDX30, LQ45, dan IDX80. Rebalancing indeks ini akan berlaku efektif 1 Agustus 2025 mendatang. Menariknya saham-saham yang berhasil lolos menjadi konstituen baru dalam indeks tersebut, mendapatkan sorotan investor. Pertanyaannya, saham-saham potensial mana saja yang masuk dan siapa saja yang keluar dari indeks? Mari kita bahas!

 

Update Rebalancing Indeks Saham

Pada bulan Juli 2025 Bursa Efek Indonesia (BEI) sudah melakukan evaluasi mayor terhadap kinerja sejumlah indeks saham. Dengan masa periode aktif terhitung mulai dari 1 Agustus 2025 sampai dengan 31 Oktober 2025, untuk indeks saham IDX30, LQ45, dan IDX80.

Berikut ini masing-masing update rebalancing indeks:

  • IDX30

Data IDX30 periode 1Agustus– 31 Oktober 2025. Source: id.co.id

Emiten yang keluar dari IDX30 periode 1Agustus 2025 – 31 Oktober 2025 ialah PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) dan PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI).

Dan emiten yang menggantikannya, ialah saham di sektor Poultry yakni PT Japfa Comfeed Indonesia Tbk (JPFA) dan ada saham sektor batubara PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITMG).

 

  • LQ45

Data LQ45 periode 1Agustus– 31 Oktober 2025. Source: id.co.id

Di indeks LQ45 ini, PT ESSA Industries Indonesia Tbk (ESSA) dan PT Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk (SIDO) ini keluar dari penghitungan indeks.

Sebagai penggantinya, BEI memasukkan saham afiliasi Garibaldi Thohir, yakni PT Adaro Andalan Indonesia Tbk (AADI) ke dalam indeks LQ45. Selain itu, saham Grup Emtek yakni PT Surya Citra Media Tbk (SCMA) juga masuk ke indeks LQ45, lantaran dinilai sebagai saham likuid.

 

  • IDX80

Data IDX80 periode 1Agustus– 31 Oktober 2025. Source: id.co.id

Dari 80 emiten, tiga di antaranya dinyatakan keluar konstituen yakni PT Gudang Garam Tbk (GGRM), PT Gajah Tunggal Tbk (GJTL), dan PT Bank OCBC NISP Tbk (NISP).

Adapun emiten anggota baru dalam indeks yang berisi 80 saham ini adalah saham dari Grup Prajogo Pangestu, PT Petrosea Tbk (PTRO), dan saham milik Happy Hapsoro yakni PT Rukun Raharja Tbk (RAJA).

 

Tujuan Rebalancing Indeks

Rebalancing indeks, berarti proses penyesuaian kembali komposisi sekumpulan saham yang terdapat dalam suatu indeks saham tertentu. Tujuan utama adalah agar saham-saham dalam indeks tersebut, tetap mencerminkan tujuan maupun kriteria indeks saham. Dengan harapan, indeks yang telah melewati masa rebalancing dapat mengikuti update perkembangan pasar modal. Termasuk untuk memenuhi kebutuhan indeks yang memiliki relevansi terhadap dinamika pasar.

Jika demikian, kira-kira bagaimana dengan dampaknya?

 

Stock Market Mastery, program belajar saham komprehensif yang didesain oleh RK Team secara komprehensif, membantu Anda mendapatkan profit secara konsisten di pasar saham, diadakan lagi untuk periode Agustus - September 2025, segera daftar di sini!

SMM-AGUSTUS-SEPTEMBER-2025

Manfaatkan Voucher 200k bagi Pendaftar Tercepat SMM RK!

 

Dampak Rebalancing Indeks Terhadap Saham-Saham yang Keluar maupun Masuk?

Secara umum, dampak yang ditimbulkan dari aksi rebalancing indeks ini cenderung dipengaruhi oleh sentiment pasar. Hal ini tentunya akan membuat setiap dampak akan berbeda di masing-masing saham, tergantung dengan kondisi yang ada saat itu. Seperti tekanan dari investor asing, maupun pergerakan IHSG itu sendiri.

Namun jika dilihat berdasarkan historis, maka dampak rebalancing indeks saham dalam jangka pendek, antara lain seperti:

  1. Saham yang masuk ke indeks LQ45, biasanya berpotensi mengalami fluktuasi dan cenderung bergerak naik menjelang pemberlakuan efektif.
  2. Sedangkan saham yang keluar dari indeks LQ45, memiliki potensi terkoreksi menjelang pemberlakuan efektif.
  3. Dan ketika periode efektif sudah di mulai, biasanya akan ada tren pembalikan. Di mana saham yang masuk ke indeks saham akan terkoreksi. Dan sebaliknya saham yang telah keluar indeks akan menguat.

Adapun jika berkaca, pada pelaksanaan rebalancing indeks pada bulan Februari 2025 kemarin. Tercatat seluruh saham serempak mengalami penurunan, lantaran saat itu terjadi tekanan aksi jual asing yang relatif besar, akibat MSCI yang menurunkan bobot. Begitu juga ketika bulan April 2025, di mana saham-saham yang masuk dan keluar serempak mengalami kenaikan kinerja, lantaran IHSG secara keseluruhan bergerak naik secara positif.

 

 

Kesimpulan

Menjelang pemberlakuan periode efektif usai rebalancing indeks terhadap tiga indeks saham utama, yang terdiri dari IDX30, LQ45, dan IDX80. Dengan masing-masing anggota saham baru, IDX30 ada JPFA dan ITMG; LQ45 ada AADI dan SCMA; serta IDX80 ada PTRO dan RAJA. Yang diharapkan tetap relevan dengan perkembangan pasar saat ini, didukung dengan likuiditas saham yang juga baik.

Adapun sebagai dampaknya terhadap pergerakan harga saham bisa berbeda-beda, tergantung sentiment di pasar. Umumnya, saham yang masuk indeks cenderung bergerak naik sebelum tanggal efektif, sedangkan bagi saham yang keluar dari indeks bisa bergerak turun. Namun setelah efektif, seringkali terjadi pembalikan arah harga.

Pertanyaannya, dari penghuni baru di indeks IDX30, LQ45, dan IDX80, saham mana yang teman-teman investor jagokan?***

 

###

 

DISCLAIMER ON:
Tulisan ini bukan rekomendasi jual dan beli. Semua data dan pendapat pada artikel adalah bersifat informasi yang mengedukasi pembaca, berdasarkan sudut pandang penulis pribadi. Risiko investasi berada pada tanggung jawab masing-masing investor. Do Your Own Research!

 

Temukan Artikel Analisa dan Edukasi Saham lainnya di Google News. 

1
Pastikan rekan Investor tidak ketinggalan Informasi ter-update

Subscribe sekarang untuk mendapatkan update artikel terbaru setiap minggunya

reCaptcha v3
keyboard_arrow_leftPrevious
Nextkeyboard_arrow_right

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *