Analisa Saham ADES
Artikel telah ditinjau oleh: Stock Market Analyst RK Team 

ADES, emiten yang bergerak dalam industri AMDK, dengan merek Nestle Purelife dan Vica. Resmi menjadi anggota BEI sejak listing pada Juni 1994, yang berarti sudah sekitar 31 tahun menjadi perusahaan terbuka. Harga sahamnya pun terbilang premium, karena berada di level yang tidak murah yakni Rp9.200an. Kendati begitu, berita mengenai saham ADES di media massa tidak cukup banyak. Seolah-olah saham air minum ini sepi tanpa aksi korporasi. Lantas dengan harga saham yang premium, apakah justru menandakan bahwa saham ADES ini adalah kuda hitam yang tersembunyi?

 

Sekilas Profil Saham ADES

ADES didirikan pada tahun 1985, dengan mengalami perubahan nama perusahaan beberapa kali. Di mana perubahan nama untuk yang terakhir kali dilakukan tahun 2010, dengan nama menjadi PT Akasha Wira International Tbk.

ADES sendiri listing di BEI pada Juni 1994, dengan melakukan Penawaran Umum Perdana sebanyak 15 juta lembar saham, yang nilai nominalnya sebesar Rp1.000 per saham. Kemudian, secara resmi perusahaan mencatatkan seluruh saham yang mencapai 38 juta lembar saham pada Juni 1994.

 

Company Profile ADES

[Baca lagi: Company Profile ADES]

 

Kemudian di tahun 2004, Water Partners Bottling S.A. (WPB) yang merupakan perusahaan patungan antara perusahaan Nestlé S.A. dan Refreshment Product Services yang merupakan anak perusahaan yang dimiliki sepenuhnya oleh The Coca-Cola Company. Melakukan pengambilalihan mayoritas saham ADES, yang berdampak pada berubahnya nama menjadi PT AdeS Waters Indonesia Tbk. Dan sepanjang kepemilikan Nestlé S.A. dan The Coca-Cola Company di saham ADES, maka ADES pun mengeluarkan produk AMDK dengan merek ‘AdeS’ menggunakan kemasan baru. Bahkan ADES juga mengeluarkan produk baru dengan merek ‘Nestle Pure Life’.

Tidak hanya itu, pada Juni 2008, sebuah perusahaan asal Singapura, yakni Sofos Pte. Ltd juga mengakuisisi saham ADES. Yang dilakukan melalui pembelian seluruh saham Nestlé S.A. dan Refreshment Product Services (anak usaha The Coca-Cola Comopany) di WPB. Aksi Sofos Pte. Ltd tersebut membuatnya, menjadi Pemegang Saham Pengendali di dalam tubuh ADES.

Source: akashainternational.com

Jadi ADES merupakan saham perusahaan yang memproduksi air minum dalam kemasan (AMDK). Baik itu dalam botolan maupun kemasan gallon dengan merek Vica Royal, untuk menggantikan produk minuman AdeS yang penggunaan mereknya berakhir. Seiring dengan selesainya Perjanjian Lisensi antara ADES dengan The Coca Cola Company yang tidak diperpanjang lagi. Jadi produk AMDK milik ADES yang saat ini adalah Vica.

Dalam perkembangan bisnisnya, di tahun 2010 ADES turut merambah industri kosmetika, yang melahirkan produk perawatan rambut, Makarizo. Kemudian di tahun 2020, menjalankan bisnis sabun dan bahan pembersih alat rumah tangga, seperti sanitizer dan disinfektan. Menariknya di tahun 2014, ADES kembali mengaktifkan pabrik minuman yang ada di Sukabumi untuk memproduksi minuman susu kedelai, bermerek Pureal. Kemudian ADES berinovasi memproduksi minuman susu rasa pisang dengan merek Mujigae.

ADES juga memproduksi makanan Korea siap saji, dengan merek Mujigae. Merek tersebut, merupakan merek milik pihak ketiga yang telah dilisensikan ke ADES untuk makanan Korea, berupa Topokki maupun Jajangmyeon.

 

[adinserter block=”4″]

 

Pergerakan Harga Saham ADES

Nah kendati produk yang dijajakan ADES ke pasaran seperti penjelasan di atas, di mana produknya sudah tergolong familiar di telinga. Namun saham ADES ini termasuk saham yang aktivitas korporasinya jarang terendus oleh media. Adapun jika melihat pada harga sahamnya, ADES ini tergolong saham dengan harga yang relatif premium di kisaran 9.000an – 9.325an per artikel ini ditulis.

Historical harga saham ADES. Source: finance.yahoo.com

 

Aksi Korporasi yang Dilakukan ADES Setahun Terakhir

Lantas, aksi korporasi apa saja yang pernah dilakukan ADES sejauh ini, setidaknya dalam hitungan satu tahun kebelakang?

  • ADES telah memproduksi minuman kemasan FitMeUp, yang dalam pemasarannya disebar merata ke Alfamidi, Convenience Store, hingga modern store lainnya. Minuman kesehatan untuk meningkatkan stamina tubuh, yang juga dijual melalui online store ADES, yakni Akasha Shop.

Varian Produk FitMeUp. Source: shop.akasha.co.id 

  • ADES juga melakukan maklon kepada pihak ketiga, untuk dapat meningkatkan produktivitas operasional. Sejalan dengan rencana ekspansi ADES ke sektor air, lantaran lead time dari permintaan hingga supply untuk komersial cukup tinggi. Ekspansi ADES tersebut dilakukan baik pada bisnis AMDK maupun di unit bisnis lainnya, dengan persiapan dana capex sebesar Rp350 miliar yang dianggarkan pada tahun 2024 kemarin, untuk membeli lini produksi yang baru. Berdasarkan keterbukaan informasi ADES, setidaknya ada tiga target ekspansi bisnisnya meliputi akuisisi merek baru, ekspansi pabrik sesuai prioritas, hingga ekspansi kemasan galon.

Rencana ekspansi. Source: indopremier.com

  • ADES dihadapkan pada permasalahan Free Float. Pada akhir Januari 2024, ADES masuk ke Papan Pemantauan Khusus dan diperdagangkan menggunakan mekanisme full call auction (FCA). Hal tersebut terjadi karena saham ADES masuk ke dalam kriteria 6, yang tidak memenuhi ketentuan saham beredar di publik (free float) yang minimumnya 5 juta saham atau setara 7.5%. Kondisi tersebut bertahan cukup lama, hingga pada keterbukaan informasi ADES merilis laporan registrasi pemegang efek yang berakhir per 31 Oktober 2024, seperti berikut:

Yang berarti sebesar 538.89 juta saham atau 91.35% dikuasai Water Partners, 4000 saham dimiliki oleh Nana Puspa Dewi selaku Komisaris ADES, dan 7.9 ribu saham dimiliki oleh Fany Soegiarto selaku Direksi ADES. Sedangkan sisanya 50.04 juta saham oleh publik, dengan jumlah saham free floatnya 8.48%.

Update Pemegang Efek ADES per 31 Oktober 2024. Source: Keterbukaan Informasi Publik

  • ADES tidak membagikan Dividen di 2024. Berdasarkan pada keputusan RUPS, bahwa di tahun 2024 kemarin ADES tidak membagikan dividen karena dana yang ada dialokasikan untuk mendukung pengembangan bisnis. Lantaran ADES berkomitmen untuk mendanai ekspansinya dari cash flow internalnya. Tanpa melibatkan pendanaan dari pihak eksternal.
  • ADES merilis produk salon professional dan merelaunchnya. Melalui divisi Beauty Care, ADES merilis produk MK3 yang diperuntukkan bagi perawatan rambut kering dan efek proses kimia.

 

Lantas Benarkah ADES Kuda Hitam Industri AMDK?

Untuk dapat menjawab pertanyaan tersebut, maka dapat dilihat dari kualitas kinerja fundamental ADES berdasarkan laporan keuangan 3Q2024.

  • Neraca Keuangan

Tercatat pada periode 3Q2024, ADES memiliki total aset sebesar Rp2.47 triliun, naik 18.75% YoY dari periode 3Q2023 yang sebesar Rp2.08 triliun. Dengan rincian, aset lancar sebesar Rp1.37 triliun dan aset tidak lancar sebesar Rp1.10 triliun.

Pada aset lancar ADES, terlihat bahwa posisi kas dan setara kas ADES turun -3.28% YoY, menjadi Rp728.73 miliar di 3Q2024, dari sebelumnya Rp753.50 miliar pada 3Q2023 karena adanya risiko mata uang asing dan kredit. Namun secara historical, posisi kas dan setara kas milik ADES di 3Q2024, sudah bertumbuh signifikan dengan rata-rata CAGR 35.0%.

Historical Cash ADES. Source: Cheat Sheet Kuartal III-2024 by RK Team

 ADES juga memiliki Penempatan bank jangka pendek senilai Rp10 miliar pada deposito berjangka sekitar 266 hari di Bank OCBC NISP. Dengan bunga 4.75% dan jatuh tempo di 30 November 2024 kemarin. Sementara dari sisi Piutang Usaha, tercatat melonjak 10.30% YoY menjadi Rp245.70 miliar di 3Q2024. Lonjakan piutang usaha ADES, karena baik piutang Rupiah dan Dolar AS sama-sama meningkat. Ditambah lagi piutang yang sudah lewat jatuh tempo mencapai Rp55.82 miliar, yang berpotensi mengganggu kemampuan ADES dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Berikut gambarannya:

Catatan 6. Piutang Usaha ADES. Source: Laporan Keuangan ADES 3Q2024

Tidak hanya itu, ADES juga memiliki jumlah persediaan yang naik 40.37% YoY menjadi Rp219.44 miliar di 3Q2024, dari sebelumnya Rp156.32 miliar pada 3Q2023. Persediaan tersebut meliputi:

Catatan 7. Persediaan ADES. Source: Laporan Keuangan ADES 3Q2024

Sedangkan pada aset tidak lancar, tercatat bahwa aset tetap ADES naik 16.49% YoY menjadi Rp868.38 miliar di 3Q2024, dari sebelumnya Rp745.40 miliar pada 3Q2023. Penambahan jumlah aset tetap tersebut, wajar terjadi karena pada periode 3Q2024 ADES banyak melakukan penambahan aset, seperti berikut:

Catatan 9. Aset Tetap ADES. Source: Laporan Keuangan ADES 3Q2024

ADES juga berinvestasi di instrumen utang dan mengalami kenaikan 184.7% YoY menjadi Rp206.88 miliar di 3Q2024. Investasi instrumen utang tersebut rata-rata akan jatuh tempo di tahun 2033 mendatang. Berikut rinciannya:

Catatan 12. Investasi pada Instrumen Utang. Source: Laporan Keuangan ADES 3Q2024

 

  • Posisi Liabilitas ADES

Pada 3Q2024, ADES memiliki total liabilitas sebesar Rp395.21 miliar dan total ekuitas mencapai Rp2.07 triliun. Yang mencerminkan Debt to Equity ratio di level 0.19x, ini berarti ADES sangat mampu mengatasi seluruh utang perusahaan, hanya dengan mengandalkan ekuitas yang dimiliki. Posisi ini membuat ADES terbilang sehat, dengan jumlah ekuitas yang lebih besar melebihi keseluruhan utangnya. Bahkan jika dilihat dalam rentang yang lebih panjang, posisi DER ADES di 3Q2024 ini jauh lebih baik dan rendah di bawah 1x sejak tahun 2011.

Historical DER ADES. Source: Cheat Sheet Kuartal III-2024 by RK Team 

Sedikit membreakdown liabilitas ADES di 3Q2024, untuk liabilitas jangka pendek tercatat melonjak 12.78% YoY menjadi Rp337.01 miliar, dari periode 3Q2023 sebesar Rp298.81 miliar. Lonjakan liabilitas jangka panjang ADES, disebabkan oleh lonjakan Utang Usaha 26% YoY kepada pihak ketiga atas bahan baku, bahan kemasan, bahan pembantu, dan barang jadi untuk dijual kembali. Dengan umur Utang Usaha berikut ini:

Catatan 13. Utang Usaha. Source: Laporan Keuangan ADES 3Q2024

ADES juga mencatatkan adanya Utang bukan Usaha dan Akrual yang juga melonjak 16% YoY, yang disebabkan oleh membengkaknya biaya Pemasaran dan Promosi mencapai Rp119.02 miliar. Ada juga utang untuk kebutuhan Lisensi dengan biaya mencapai Rp13.16 miliar.

Catatan 15. Utang Bukan Usaha dan Akrual. Source: Laporan Keuangan ADES 3Q2024

 Sedangkan pada liabilitas jangka panjang tercatat melonjak 2.88% YoY menjadi sebesar Rp58.19 miliar di 3Q2024. Salah satu penyebab terbesarnya adalah melonjaknya Liabilitas Imbalan Kerja Jangka Panjang sekitar 7.73% YoY menjadi Rp41.63 miliar di 3Q2024. Dikarenakan adanya PHK maupun karyawan yang pensiun.

Dari analisa di atas, terlihat bahwa sampai dengan periode kerja 3Q2024 ADES belum menunjukkan penurunan kinerja, yang diakibatkan oleh beban liabilitas. Sebaliknya jumlah liabilitas yang dimiliki ADES cenderung terkontrol dan baik. Alhasil Liquidity ratio ADES berada di level yang kuat, yakni 4.07x. Mencerminkan kemampuan ADES dalam memenuhi seluruh kewajibannya dalam jangka pendek.

Historical Liquidity Ratio ADES. Source: Cheat Sheet Kuartal III-2024 by RK Team 

  • Pendapatan dan Laba Bersih ADES 3Q2024

3Q2024 bisa dikatakan sebagai pencapaian terbaik bagi kinerja pendapatan ADES yang naik 22.01% YoY menjadi Rp1.33 triliun, dibandingkan 3Q2023 yang sebesar Rp1.09 triliun. Berikut rincian pendapatan ADES berdasarkan segmen primernya, mencakup: manufaktur air dan makanan, serta kosmetik.

Profitabilitas ADES 3Q2024. Source: Laporan Keuangan ADES 3Q2024

Pendapatan dari minuman dan makanan berkontribusi paling besar Rp782.20 miliar atau setara 58.81% terhadap total pendapatan ADES. Dan berhasil menyumbang laba kotor sebesar Rp332.47 miliar. Sedangkan pendapatan dari perdagangan kosmetik menjadi kontributor kedua Rp554.18 miliar atau setara 41.66% terhadap total pendapatan ADES. Dengan laba kotor sebesar Rp336.02 miliar. Maka jika ditotal Laba kotor yang dapat dinikmati ADES pada 3Q2024 ialah mencapai Rp668.49 miliar.

ADES juga mencatatkan adanya Penghasilan Lain-lain bersih sebesar Rp6.15 miliar, dan Penghasilan Keuangan mencapai Rp28.80 miliar di 3Q2024. Alhasil laba bersih yang diraih ADES sepanjang 3Q2024 tumbuh sekitar 19.95% YoY menjadi Rp350.10 miliar, lebih tinggi dari laba bersih 3Q2023 yang sebesar Rp291.87 miliar.

Dan bila dibreakdown lagi pada penjualan secara geografis, maka rata-rata penjualan ADES mengalami kenaikan, baik itu di dalam negeri dan diluar negeri. Menariknya, untuk penjualan ke luar negeri ini mengalami lonjakan signifikan sekitar 630.43% YoY menjadi Rp8.40 miliar, dari sebelumnya hanya Rp1.15 miliar. Berikut rinciannya:

Pendapatan berdasarkan geografis. Source: Laporan Keuangan ADES 3Q2024

 

  • Bagaimana Dengan Beban-beban Usaha ADES?

Dilihat dari Beban Penjualan ADES, memang tercatat melonjak 28.25% YoY mencapai -Rp201.69 miliar. Yang di mana hal itu disebabkan oleh rata-rata kenaikan biaya pemasaran, gaji dan tunjangan, lisensi, hingga transportasi, dan lain sebagainya.

Catatan 24. Beban Penjualan ADES. Source: Laporan Keuangan ADES 3Q2024

Demikian juga dengan lonjakan Beban Umum dan Administrasi sekitar 7.34% YoY mencapai -Rp59.07 miliar. Dengan kebutuhan gaji dan tunjangan karyawan lain yang menjadi beban paling besar bagi ADES. Sedangkan pos lain rata-rata mengalami penurunan.

Catatan 25. Beban Umum dan Administrasi ADES. Source: Laporan Keuangan ADES 3Q2024

Adapun untuk Beban keuangan ADES menyusut menjadi -Rp92 juta di 3Q2024, dari sebelumnya sebesar -Rp261 juta pada 3Q2023. Hal itu terjadi karena Beban Bunga Sewa yang menyusut, berikut gambarannya:

Catatan 28. Beban Keuangan ADES. Source: Laporan Keuangan ADES 3Q2024

 

  • Arus Kas ADES 3Q2024

Kas Operasi ADES di 3Q2024 tercatat positif Rp302.91 miliar. Hal ini menunjukkan bawah kas yang diterima perusahaan jauh lebih besar, dari kas yang keluar. Dengan positinya kas operasi, menunjukkan bahwa ADES mampu menghasilkan uang tunai dari kegiatan bisnisnya, baik dari segmen air minum dan makanan maupun kosmetik.

Kas Operasi ADES. Source: Laporan Keuangan ADES 3Q2024

Sedangkan pada kas investasi tercatat negatif -Rp192.73 miliar di 3Q2024. Menandakan bahwa ADES masih terus melakukan investasi untuk dapat meningkatkan kapasitas operasional, yang berdampak baik pada perkembangan bisnisnya ke depan. ADES mengeluarkan biaya investasi sebesar Rp193.76 miliar di 3Q2024, lebih tinggi dari alokasi investasi Rp70.28 pada 3Q2023.

Kas Investasi ADES. Source: Laporan Keuangan ADES 3Q2024

Dan pada kas pendanaan tercatat negatif -Rp134.76 miliar di 3Q2024. Menunjukkan kalau ADES berupaya untuk melakukan beberapa pembayaran wajib, yakni Pembayaran Sukuk -Rp134.27 miliar dan Pembayaran Utang Sewa Pembiayaan -Rp489 juta. Dengan begini, ADES dapat mengurangi jumlah utang yang ada.

Kas Pendanaan ADES. Source: Laporan Keuangan ADES 3Q2024

 

Kesimpulan

Dari analisa saham ADES kali ini, tidak ada yang salah jika Penulis menyebutnya sebagai ‘kuda hitam’ dalam bisnis AMDK di Indonesia. Mempertimbangkan neraca keuangan ADES yang tergolong sehat, di mana perusahaan memiliki DER yang rendah di level 0.19x dan Liquidity ratio yang kuat di level 4.07x. Ini berarti sampai dengan 3Q2024 ADES tidak memiliki kendala yang berarti dalam jumlah utang vs ekuitasnya.

Ditambah lagi pendapatannya tumbuh positif sekitar 22.01% YoY menjadi Rp1.33 triliun di 3Q2024. Dengan penjualan yang berkontribusi besar berasal dari minuman dan makanan ringan, diikuti dengan kosmetika. Bahkan dari sisi geografis, rata-rata pendapatan ADES mengalami pertumbuhan yang positif, terutamanya bagi penjualan di luar negeri yang melonjak signifikan hingga 630.43% YoY. Wajar jika kemudian laba bersih ADES di 3Q2024 juga tumbuh sekitar 19.95% YoY menjadi Rp350.10 miliar. Net Proft Margin ADES sendiri kian menebal di 3Q2024, tanda perusahaan sudah merasakan keuntungan dari penjualan produknya, karena NPM nya positif…

Historical Net Profit Margin ADES. Source: Cheat Sheet Kuartal III-2024 by RK Team 

Hanya saja di sini yang perlu diperhatikan adalah efisiensi operasional ADES yang belum maksimal. Sehingga harus mencatatkan beberapa beban usaha, terutamanya karena lonjakan biaya gaji dan tunjangan karyawan. Meski Beban Keuangan mengalami penyusutan menjadi -Rp92 juta, akibat Beban Bunga Sewa yang juga susut. Kemampuan efisiensi inilah yang sebaiknya dapat ditingkatkan oleh ADES, agar dapat meningkatkan kapabilitas bisnisnya.

Arus kas ADES juga bisa dikatakan sehat, di mana kas yang masuk lebih besar, ADES masih melakukan aktivitas investasi, dan berupaya melakukan beberapa pembayaran. Yang pada gilirannya dapat menngurangi porsi utang perusahaan ke pihak lain.

Kendati, saham ADES layak dikatakan sebagai kuda hitam bisnis AMDK. Namun Penulis menyoroti kepemilikan saham publik (masyarakat) yang hanya sebesar 50.04 juta saham atau setara jumlah saham free float 8.48%. Kondisi pemegang saham publik yang rendah ini, berpotensi menimbulkan beberapa masalah negatif: Seperti likuditas saham ADES menjadi rendah; volatilitas harga saham ADES juga bisa menjadi tinggi, terlebih lagi kalau ada transaksi berjumlah besar; kontrol jajaran manajemen menjadi lebih kuat, dan berpotensi tidak adanya transparansi terhadap keputusan strategis perusahaan, serta cenderung abai pada kepentingan investor ritel; dan lain sebagainya.

Nah kira-kira menurut bagaimana pendapat teman-teman investor terhadap analisa saham ADES ini?***

 

###

 

DISCLAIMER ON:
Tulisan ini bukan rekomendasi jual dan beli. Semua data dan pendapat pada artikel adalah bersifat informasi yang mengedukasi pembaca, berdasarkan sudut pandang penulis pribadi. Risiko investasi berada pada tanggung jawab masing-masing investor. Do Your Own Research!

 

Temukan Artikel Analisa dan Edukasi Saham lainnya di Google News.

1
Pastikan rekan Investor tidak ketinggalan Informasi ter-update

Subscribe sekarang untuk mendapatkan update artikel terbaru setiap minggunya

reCaptcha v3
keyboard_arrow_leftPrevious
Nextkeyboard_arrow_right

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *