Artikel telah ditinjau oleh: Stock Market Analyst RK Team
Baru-baru ini, BEI mengevaluasi kinerja saham-saham yang ada dalam indeks IDX30. Hasilnya ada saham ISAT dan EXCl masuk IDX30, yang sama-sama berasal dari sektor bisnis telekomunikasi. Kedua emiten tersebut dinyatakan layak masuk IDX30 dengan periode aktif mulai dari 3 Februari sampai 30 April 2025 nanti. Lantas seberapa baik kinerja fundamental kedua emiten telekomunikasi tersebut?
Daftar Isi
Saham ISAT dan EXCL Masuk IDX30
Pada Januari 2025, BEI telah melakukan evaluasi mayor atas indeks IDX30. Seperti diketahui, IDX30 ini merupakan indeks yang mengukur kinerja harga saham dari sebanyak 30 saham, yang memiliki likuiditas tinggi, kapitalisasi pasar besar, dan kinerja fundamental yang baik.
Dan pada periode efektif dari 3 Februari – 30 April 2025, IDX30 memasukkan saham ISAT dan EXCL ke dalamnya. Dan mendorong keluar saham ACES dan PGEO dari IDX30. Berikut ini rinciannya:
Indeks Saham BEI, IDX30 Usai Evaluasi Mayor. Source: idx.co.id
Perbandingan Kinerja Saham ISAT dan EXCL
ISAT | EXCL | |||||
Komponen | 3Q2024 | 3Q2023 | Pertumbuhan YoY | 3Q2024 | 3Q2023 | Pertumbuhan YoY |
Pendapatan | Rp41.81 T | Rp37.46 T | +11.61% | Rp25.36 T | Rp23.86 T | +6.28% |
Laba Operasi | Rp8.46 T | Rp7.06 T | +19.83% | Rp4.22 T | Rp3.45 T | +22.31% |
Laba Bersih | Rp3.87 T | Rp2.78 T | +39.20% | Rp1.31 T | Rp999.9 M | +31.13% |
Perbandingan kinerja ISAT dan EXCL. Source: Laporan Keuangan ISAT dan EXCL 3Q2024
Review Performance PT Indosat Tbk (ISAT)
Dari perbandingan di atas, kinerja pendapatan ISAT yang sebesar Rp41.81 triliun jauh lebih baik dibandingkan EXCL yang baru setengahnya di angka Rp25.36 triliun.
Pada periode 3Q2024, ISAT berhasil mencatatkan pendapatan double digit dari segmen Selular Rp35.23 triliun, atau naik 9.51% YoY dari periode 3Q2023 yang sebesar Rp32.17 triliun. Kenaikan segmen Seluler ini, dikarenakan oleh adanya kenaikan pendapatan Data yang diikuti dengan turunnya pendapatan Telepon dan Jasa Nilai Tambah. Sedangkan pada segmen MIDI tercatat Rp5.90 triliun, atau naik 30.24% YoY dari periode 3Q2023 yang sebesar Rp4.53 triliun, karena didorong oleh kenaikan pendapatan Internet Tetap, Konektivitas Tetap, dan Layanan IT.
Namun untuk segmen Telekomunikasi Tetap tercatat Rp670.08 miliar, turun -10.72% YoY dari periode 3Q2023 yang sebesar Rp750.57 miliar, lantaran pendapatan Telepon Internasional menurun.
Pendapatan ISAT 3Q2024. Source: Laporan Keuangan ISAT 3Q2024
Sementara dari performance layanan, ISAT mengalami penurunan pelanggan mobile sebesar -0.7%, dari sebesar 99.4 juta pelanggan di 9M2023, turun menjadi 98.7 juta pelanggan pada 9M2024.
Namun ISAT masih beruntung, karena ARPU pada pelanggan seluler mengalami peningkatan 8.7% dari 34.7 ribu pada 9M2023, menjadi sebesar 37.7 ribu pada 9M2024. Tidak hanya itu, trafik penggunaan data juga meningkat 12.6% YoY dari 10.701 di 9M2023, menjadi sebesar 12.050 pada 9M2024.
Performance ISAT 3Q2024. Source: Laporan Kinerja ISAT 3Q2024
Peningkatan kinerja ISAT sepanjang 9M2024 tersebut, tidak lepas dari upayanya memperluas infrastruktur jaringan. Tercatat ISAT telah berhasil meningkatkan jumlah BTS 4G nya menjadi 194 ribu, untuk mendukung pertumbuhan trafik data.
Performance ISAT 3Q2024. Source: Laporan Kinerja ISAT 3Q2024
Capaian ISAT sepanjang 3Q2024, mampu membuatnya mencatatkan kinerja laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada Pemilik entitas induk sebesar Rp3.87 triliun, naik 39.20% YoY dibandingkan periode 3Q2023 yang sebesar Rp2.78 triliun.
Laba Bersih ISAT 3Q2024. Source: Laporan Keuangan ISAT 3Q2024
Review Performance PT XL Axiata Tbk (EXCL)
Sedangkan untuk kinerja EXCL, dari perbandingan di atas terlihat bahwa pendapatan yang dihasilkan EXCL masih berada di bawah pendapatan ISAT per 3Q2024. Mengacu pada kinerja segmen yang dimiliki EXCL, pendapatan terbesar EXCL di 3Q2024 berasal dari Data dan Layanan Digital Rp23.37 triliun, naik 7.64% YoY dari Rp21.71 triliun pada 3Q2023.
Sayangnya untuk segmen Percakapan dan SMS Rp692.17 miliar, turun -11.17% YoY dari Rp779.23 miliar. Begitu juga dengan segmen Jasa Interkoneksi dan Jasa Telekomunikasi Rp715.91 miliar, turun 29.21% YoY dari Rp1.01 triliun.
Padahal untuk Layanan dan Jasa Teknologi Informasi tercatat sebesar Rp576.12 miliar, naik 60.77% YoY dari sebelumnya Rp358.34 miliar. Namun tidak cukup besar untuk mendongkrak lebih tinggi kenaikan pendapatan EXCL di periode 3Q2024.
Pendapatan EXCL 3Q2024. Source: Laporan Keuangan EXCL 3Q2024
Berdasarkan performance layanan, EXCL mencatatkan pertumbuhan basis pelanggan yang cukup baik pada mobile maupun fbb. Tercatat sampai dengan 3Q2024, jumlah basis pelanggan EXCL meningkat menjari 58.6 juta, dengan peningkatan ARPU EXCL sebesar 43 ribu.
Performance EXCL 3Q2024. Source: Laporan Kinerja EXCL 3Q2024
Dari sisi BTS yang dimiliki EXCL pada periode 3Q2024, juga mengalami peningkatan positif 4% menjadi 165.094 unit, termasuk dengan BTS 4G yang sebanyak 110.280 unit. Sudah mengalami pertambahan cukup banyak dari sebelumnya 158.22 ribu pada 3Q2023. Dengan tingkat keterhubungan terhadap jaringan fiber optik atau fiberized mencapai 63% per 3Q2024, atau naik2% dari sebelumnya hanya 61%.
Performance EXCL 3Q2024. Source: Laporan Kinerja EXCL 3Q2024
Adapun untuk Laba yang diatribusikan kepada Pemilik entitas induk oleh EXCL ialah sebesar Rp1.31 triliun di 3Q2024, naik sekitar 31.0% YoY dari sebelumnya Rp999.99 miliar pada 3Q2023.
Prospek Saham ISAT dan EXCL
Sejalan dengan kinerja yang meningkat, di 9 Agustus 2024 ISAT berkolaborasi dengan Google Cloud untuk memperluas hubungan kemitraannya, dengan menghadirkan layanan sovereign cloud dan edge cloud generasi terbaru di Indonesia. Dalam kolaborasi ini, ISAT berencana menawarkan Google Distributed Cloud (GDC) ke perusahaan-perusahaan di Indonesia bagi yang ingin memenuhi kebutuhan teknologi AI (kecerdasan buatan).
Tidak berhenti disitu, ISAT juga bertransformasi dari Telco menjadi Ai Native TechCo pada 18 Agustus 2024. Dengan memaksimalkan penggunaan AI di seluruh operasional perusahaan. Transformasi ISAT ini, melanjutkan kemitraan strateginys dengan Microsoft, di mana ISAT juga akan menggunakan Copilot for Microsoft 365, asisten AI terintegrasi untuk dapat meningkatkan produktivitas perusahaan.
EXCL
Prospek bisnis EXCL sendiri cukup terdongkrak setelah adanya First Media yang bergabung ke EXCL, sejak 27 September 2024. Di mana dengan masuknya First Media, EXCL lebih memiliki power untuk menawarkan kemudahan akses pelanggan kepada produk yang lebih lengkap. Termasuk didalamnya ada layanan seluler, internet, hingga TV kabel. Alhasil EXCL berhasil menjadi penyedia layanan internet terbesar kedua di Indonesia, dengan cakupan jaringan FBB mencapai 6 juta home passed yang sudah tersebar lebih dari 127 kota.
Tidak berbeda jauh dengan ISAT, EXCL juga tengah meningkatkan penggunaan teknologi AI, guna dapat menghemat biaya diseluruh lini operasional perusahaan. Rencananya, teknologi AI ini akan diterapkan EXCL pada peningkatan pengalaman pelanggan, keunggulan operasional, hingga inovasi produk. Termasuk untuk ekstraksi insight untuk dapat mencari peluang pendapatan yang baru, misalnya untuk dapat menawarkan solusi berbasis AI kepada para pelanggan, baik itu eksternal maupun industri.
[Baca lagi: EXCL akan Merger dengan FREN, Bagaimana Dampaknya?]
Kesimpulan
Dari perbandingan saham ISAT dan EXCL masuk IDX30, sebenarnya bisa dikatakan tepat bagi ISAT. Mengingat kinerja ISAT yang sudah melampaui EXCL, dengan pendapatan dari masing-masing segmen mengalami kenaikan positif. ARPU yang dimiliki ISAT untuk pelanggan seluler juga meningkat 8.7% dari 34.7 ribu pada 9M2023, menjadi 37.7 ribu pada 9M2024. ISAT juga sudah lebih dulu mengembangkan BTS untuk jaringan 5G yang terbaru sekarang ini, dengan jumlah mencapai 103 unit per 3Q2024. Hal ini menjadi kekuatan tersendiri bagi ISAT untuk menguasai market yang lebih besar lagi.
Sementara EXCL, meski mencatatkan kinerja yang sama positifnya. Namun kenaikan dari masing-masing segmen cukup terbatas, sehingga EXCL hanya mengandalkan kontribusi dari segmen Data dan Layanan Digital. Sekalipun ARPU yang dimiliki EXCL sudah sebesar 43 ribu pada 9M2024. Namun dari sisi pengembangan bisnis masih sedikit tertinggal dibelakang ISAT. Dan hal yang wajar, jika kemudian EXCL menarik First Media untuk masuk ke lini bisnisnya, sebagai upaya penambahan portfolio produk dan layanan yang diberikan.
Terlepas dari itu, EXCL sendiri saat ini tengah berada dalam wacana merger dengan PT Smartfren Telecom Tbk (FREN). Sebagai tambahan informasi, kinerja laba bersih FREN sendiri terbilang tidak cukup baik. Bahkan secara historical FREN baru merasakan laba bersihnya pada tahun 2022 senilai Rp1.06 triliun. Dan sampai dengan kinerja 3Q2024 FREN masih mengalami kerugian.
Historical Laba Bersih FREN. Source: Cheat Sheet Kuartal III-2024 by RK Team
Artinya, bergabungnya FREN ke EXCL akan menjadi ‘pekerjaan rumah’ bagi EXCL untuk memperbaiki kinerja FREN. Sebagai dampak negatifnya, besar kemungkinan kinerja EXCL berpotensi tertekan dalam jangka pendek setelah merger usai nanti. Tentu ini bukan menjadi prospek bisnis yang baik bagi EXCL ke depannya.***
###
DISCLAIMER ON:
Tulisan ini bukan rekomendasi jual dan beli. Semua data dan pendapat pada artikel adalah bersifat informasi yang mengedukasi pembaca, berdasarkan sudut pandang penulis pribadi. Risiko investasi berada pada tanggung jawab masing-masing investor. Do Your Own Research!
Temukan Artikel Analisa dan Edukasi Saham lainnya di Google News.