Prospek-Ekspansi-Armada-TPMA

PT Trans Power Marine Tbk (TPMA) sedang bersiap memperkuat posisinya di industri pelayaran dengan rencana ekspansi armada pada Kuartal III-2024. Dengan menargetkan penambahan empat kapal tongkang baru, langkah ini menjadi bagian dari strategi perusahaan untuk meningkatkan kapasitas pengangkutan, khususnya di sektor batu bara. Menarik untuk dibeli? Simak ulasan ringkasnya.

 

Artikel ini dipersembahkan oleh:

Saham-Rakyat

 

Sekilas Profil dan Kegiatan Usaha Perseroan

PT Trans Power Marine Tbk (TPMA) adalah perusahaan yang bergerak di bidang transportasi kargo curah, terutama di sektor batu bara di Indonesia. Dengan layanan yang mencakup pengangkutan batu bara dan kargo curah lainnya menggunakan kapal tunda dan tongkang, TPMA juga mengoperasikan crane tongkang untuk kegiatan transshipment. Fokus utama perusahaan ini adalah pada produk-produk curah kering seperti batu bara, kayu, dan pasir silika.

Berikut adalah beberapa customer dari TPMA

Rencana Ekspansi

Hingga akhir semester pertama 2024, TPMA telah menyerap 50% dari total anggaran belanja modal (capex) sebesar US$ 20 juta, yang direncanakan akan digunakan untuk menambah sembilan kapal.

Optimisme TPMA didorong oleh prospek cerah industri pelayaran, dengan prediksi pertumbuhan pendapatan dan laba bersih antara 10% hingga 20% di tahun ini, didukung oleh produksi batubara nasional yang diproyeksikan mencapai lebih dari 700 juta ton​.

Direktur Trans Power Marine Rudi menjelaskan kalau di tahun 2023, TPMA telah memesan beberapa armada tambahan berupa tongkang, 2 tug boat, dan 1 floating crane yang diharapkan tiba tahun ini. Total belanja modal yang dikeluarkan untuk pengadaan tersebut mencapai US$28 juta atau sekitar Rp 454,78 miliar.

Selain itu, melalui anak usahanya, PT Trans Logistik Perkasa, TPMA juga akan menerima 12 set kapal baru dari 15 set kapal yang telah dipesan sebelumnya, dengan anggaran sebesar US$50 juta atau setara dengan Rp811.93 miliar.

Hingga akhir 2023, TPMA telah memiliki 41 unit tug boat, 35 unit tongkang, dan 3 floating crane. Penambahan armada ini sejalan dengan target perusahaan untuk meningkatkan pendapatan dan laba bersih hingga 30% sepanjang tahun 2024.

 

 

Sekilas Kinerja Keuangan 6M24

  • Pendapatan

Berdasarkan laporan keuangan yang berakhir pada 30 Juni 2024, TPMA membukukan pendapatan sebesar USD 30.8 juta, yang sedikit menurun sebesar 4.9% dari USD 32.4 juta pada periode yang sama tahun lalu (6M23).

Source: LK 2Q24 TPMA

Penurunan tersebut disebabkan oleh turunnya pendapatan dari segmen tug and barge.

Source: LK 2Q24 TPMA

Pada 30 Juni 2024, pendapatan dari segmen tersebut mengalami penurunan menjadi USD 20.8 juta dari USD 24.1 juta pada periode yang sama tahun 2023. Segmen tunda dan tongkang merupakan kontributor terbesar terhadap total pendapatan TPMA. Sehingga penurunan signifikan di segmen ini berpengaruh langsung terhadap total pendapatan perusahaan.

 

  • Laba Bersih 6M24

Dari sisi laba, perusahaan berhasil meningkatkan laba bersih sebesar 17.7%, dari USD 9.1 juta pada 6M23 menjadi USD 10.7 juta pada 6M24. Peningkatan ini didorong oleh pengelolaan yang lebih efisien terhadap beban langsung, yang turun 13%, dari USD 21.1 juta pada 6M23 menjadi USD 18.4 juta pada 6M24​.

Source: LK 2Q24 TPMA

Beberapa faktor yang menjadi penyebab meningkatnya laba TPMA adalah, menurunnya beban langsung sebesar 13%, peningkatan laba dari entitas asosiasi sebesar USD 1.9 juta, serta efisiensi operasional yang lebih baik.

Meskipun ada rugi selisih kurs, perusahaan tetap mampu mengelola biaya dengan efektif, termasuk menjaga peningkatan moderat pada beban administrasi. Akibatnya, margin laba bruto meningkat menjadi 40%, dengan laba bersih tumbuh sebesar 17.7%. Menunjukkan strategi pengelolaan biaya yang kuat dan kontribusi dari investasi asosiasi.

Secara keseluruhan, TPMA mampu mencatatkan kinerja yang solid pada semester pertama 2024 meskipun terdapat penurunan pendapatan. Dengan peningkatan laba dan efisiensi biaya, perusahaan tetap menunjukkan potensi pertumbuhan yang baik. Investor dapat melihat ini sebagai tanda stabilitas yang positif, terutama dengan laba per saham yang meningkat secara konsisten.

 

Trend Harga Batubara

Kinerja TPMA di tengah ekspansi armada dan prospek pertumbuhan juga semakin didukung oleh tren positif harga batu bara. Berdasarkan data dari Refinitiv pada Selasa (24/9/2024) kemarin, harga batubara acuan ICE Newcastle untuk kontrak Oktober 2024 ditutup menguat 0.47% di posisi US$ 140.4 per ton. Ini merupakan harga penutupan tertinggi dalam 12 hari terakhir, dan untuk pertama kalinya dalam dua minggu, harga batubara kembali menyentuh level US$ 140.

Kenaikan harga ini dipicu oleh optimisme stimulus ekonomi di China, yang diperkirakan akan meningkatkan permintaan energi, termasuk batu bara. Kondisi ini berpotensi menguntungkan TPMA, yang dengan penambahan armada barunya dapat memanfaatkan peningkatan permintaan pengangkutan batubara dari Indonesia ke pasar global, terutama China.

 

 

Price Performance TPMA 1Y

Source: Investing.com

Kinerja harga saham TPMA menunjukkan tren bullish yang kuat selama beberapa periode terakhir. Secara year-to-date (YTD), saham TPMA telah menguat 8.53%, sementara dalam jangka waktu 1 tahun saham ini naik signifikan sebesar 36%, dan dalam 5 tahun terakhir, TPMA mencatatkan kenaikan harga yang luar biasa sebesar 124.90%. Tren bullish ini mencerminkan optimisme pasar terhadap kinerja operasional dan prospek pertumbuhan perusahaan, terutama dengan rencana ekspansi armada dan peningkatan permintaan batubara.

Bagi investor, tren kenaikan ini membuka peluang untuk menggunakan strategi swing trading guna memanfaatkan volatilitas jangka pendek, terutama di tengah kenaikan harga batu bara dan sentimen positif dari stimulus ekonomi China. Sementara itu, investor jangka panjang dapat mempertimbangkan strategi investasi untuk memanfaatkan potensi pertumbuhan perusahaan secara berkelanjutan, didukung oleh ekspansi armada TPMA dan prospek cerah di industri pelayaran batubara.

 

Kesimpulan

PT Trans Power Marine Tbk (TPMA) terus menunjukkan kinerja yang solid di tengah dinamika industri pelayaran dan batu bara. Meskipun pendapatan semester pertama 2024 menurun sebesar 4.9% akibat penurunan di segmen tug and barge, perusahaan berhasil mencatatkan peningkatan laba bersih sebesar 17.7% berkat efisiensi pengelolaan beban langsung dan kontribusi dari entitas asosiasi. Penambahan armada yang direncanakan pada kuartal ketiga 2024 diharapkan semakin memperkuat kapasitas operasional TPMA, didukung oleh alokasi belanja modal yang tepat dan prospek cerah di industri batubara.

Dengan adanya kenaikan harga batu bara yang dipicu oleh stimulus ekonomi dari China, TPMA berada pada posisi yang menguntungkan untuk memanfaatkan peningkatan permintaan pengangkutan batu bara. Tren bullish saham TPMA yang meningkat secara signifikan dalam 5 tahun terakhir, bersama dengan prospek pertumbuhan pendapatan dan laba bersih hingga 30% sepanjang tahun ini, menjadikan perusahaan ini menarik bagi para investor. Baik untuk strategi swing trading dalam jangka pendek maupun investasi jangka panjang, TPMA menawarkan potensi pertumbuhan yang kuat di industri pelayaran batubara.***

 

###

 

DISCLAIMER ON:
Tulisan ini bukan rekomendasi jual dan beli. Semua data dan pendapat pada artikel adalah bersifat informasi yang mengedukasi pembaca, berdasarkan sudut pandang penulis pribadi. Risiko investasi berada pada tanggung jawab masing-masing investor. Do Your Own Research!

 

Temukan Artikel Analisa dan Edukasi Saham lainnya di Google News.

1
Pastikan rekan Investor tidak ketinggalan Informasi ter-update

Subscribe sekarang untuk mendapatkan update artikel terbaru setiap minggunya

reCaptcha v3
keyboard_arrow_leftPrevious
Nextkeyboard_arrow_right

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *