Terakhir diperbarui Pada 21 Oktober 2024 at 3:50 pm
Investasi saham atau reksadana? Jika ini adalah pertanyaan yang sedang Anda risaukan, maka artikel ini penting untuk Anda simak!
Ilustrasi memperhitungkan keputusan investasi. Source: aplikasitoko.com
Daftar Isi
Pilih Investasi Saham atau Reksadana?
Memilih antara investasi saham dan reksadana, sebenarnya bukan sebuah keputusan yang sulit. Mengingat keduanya akan sama-sama menjaga pertumbuhan nilai asset di masa depan. Hanya saja yang menjadi pembedanya di sini, adalah strategi investasi yang akan diterapkan.
Jadi, antara investasi saham atau reksadana memiliki kelebihan maupun kekurangannya masing-masing. Sehingga untuk dapat memutuskannya, Anda perlu kenal dan tahu profil risiko yang dimiliki.
Ilustrasi menghitung rencana investasi. Source: forbes.com
Perbandingan Investasi Saham dan Reksadana
Seperti apa perbandingan investasi saham atau reksadana? Memilih antara investasi saham dan reksadana bagaikan memilih perisai atau pedang, keduanya dapat melindungi dan menyerang. Tetapi dengan strategi yang berbeda. Mari lirik “tabel strategi” untuk menentukan mana yang cocok dengan taktik investasi Anda:
Saham | Reksadana | |
Kontrol & Keterlibatan: | Kontrol penuh atas pertumbuhan portfolio ada di tangan investor sendiri. Mulai dari memilih dan membeli saham sendiri, yang pada gilirannya kepemilikan saham dapat dimiliki secara langsung oleh investor. Tidak hanya itu, investor dapat menentukan perencanaan dan strategi investasi, kapan jual maupun beli saham, termasuk hold saham. | Investasi reksadana dikelola oleh tenaga professional, yakni Manajer Investasi. Di mana kontrol investasi dipegang penuh oleh Manajer Investasi, tanpa melibatkan Anda sebagai investor. Jadi sebagai investor, Anda tidak bisa memilih asset yang diinginkan.
Di mana dana dari seluruh investor dikumpulkan dan dibelanjakan oleh Manajer Investasi. |
Risiko & Potensi Keuntungan: | Investasi saham dapat memberi imbal hasil yang tinggi, namun ini sebanding dengan potensi kerugian yang juga tinggi.
Keuntungan dari investasi saham terdiri dari dividen dan capital gain yang berasal dari selisih kenaikan harga.
Sedangkan risiko dari investasi saham dipengaruhi oleh beragam sentimen. Mulai situasi ekonomi, pasar, hingga industri tempat perusahaan bergerak. | Reksadana memiliki potensi imbal hasil yang cenderung stabil dan juga risiko yang tidak terlalu besar.
Dalam reksadana, ada juga yang namanya risiko yang berkaitan dengan Manajer Investasi itu sendiri. |
Modal & Keahlian: | Investasi saham dapat dimulai dengan cara mencicil modal dari Rp100.000,-. Saham tidak menuntut modal besar untuk memulai investasi.
Dibutuhkan keahlian yang mumpuni dalam membaca pergerakan pasar, beserta sentimen-sentimennya. Termasuk kemampuan dalam melakukan pendekatan pada saham-saham dari sektor tertentu. | Reksadana juga bisa dimulai dengan dana Rp100.000,-. Namun beberapa diantaranya, ada yang membutuhkan modal yang cukup, karena investasi dijalankan langsung oleh professional.
Tidak memerlukan keahlian tertentu, karena setiap keputusan investasi berdasarkan pada keputusan Manajer Investasi. |
Waktu & Fokus: | Memerlukan banyak waktu untuk melakukan analisa pasar dan saham-saham potensial.
Fokus pada hasil analisa sendiri dan strategi yang telah ditetapkan.
| Investor reksadana dapat memiliki banyak waktu untuk kepentingan lain. Karena aktivitas jual dan beli investasi mengandalkan Manajer Investasi.
Fokus cukup pada hasil kinerja reksadana. |
Biaya transaksi | Dalam transaksi jual beli saham, investor hanya akan dikenakan biaya broker. | Reksadana ada biaya untuk manajemen tahunan yang harus dibayar oleh investor kepada Manajer Investasi. Hal ini dapat menurunkan imbal hasil yang diterima investor.
Kabar baiknya, biaya dalam investasi reksadana cenderung rendah. Lantaran ada banyak investor didalamnya. |
Strategi diversifikasi | Diversifikasi investasi saham dapat dijalankan, namun membutuhkan modal lebih besar.
Meski diversifikasi pada saham lebih bervariasi dari sektor bisnis. Namun hal ini juga membutuhkan kemampuan investor dalam mengelola diversifikasi dari saham-saham yang berbeda sektor. | Diversifikasi pada investasi reksadana dilakukan secara otomatis. Di mana Manajer Investasi akan menempatkan dana milik investor secara merata pada berbagai asset. Dengan begitu, maka potensi risiko dapat lebih rendah. |
Timeframe investasi | Investasi saham lebih cocok bagi investor untuk jangka panjang, untuk mendapatkan imbal hasil optimal.
Namun saham, juga dapat dijadikan sebagai investasi jangka pendek, khususnya bagi investor yang memiliki profil risiko agresif. | Reksana cocok untuk dijadikan investasi dalam jangka menengah dan panjang. |
Simulasi Perbedaan Saham dan Reksadana
Simulasi perbedaan investasi saham dan reksadana, mari kita coba dengan simulasi modal awal 2 juta rupiah:
Saham
Potensi keuntungan
- Capital gain: Jika harga saham yang dibeli naik 20%, maka keuntungan yang didapat adalah 400 ribu (2 juta x 20%).
- Dividen: Jika perusahaan membagikan dividen sebesar 10%, maka keuntungan yang didapat adalah 200 ribu (2 juta x 10%).
Jangka waktu
- Jangka panjang: Saham cocok untuk investasi jangka panjang, minimal 5 tahun.
- Jangka pendek: Saham juga bisa diinvestasikan untuk jangka pendek, jika investor siap menghadapi risiko fluktuasi harga.
Likuiditas
- Cukup likuid: Saham bisa dijual dengan cepat di bursa, namun dalam situasi pasar yang buruk mungkin sulit laku.
Pemeliharaan
- Mudah: Saham tidak membutuhkan tempat khusus untuk penyimpanan.
- Psikologis: berisiko. Dalam artian saham memiliki risiko fluktuasi harga yang tinggi, sehingga membutuhkan mental baja dan strategi disiplin.
[Baca juga: Peran Penasihat Investasi dalam Pengelolaan Portofolio]
Reksadana
Potensi keuntungan
- Capital gain: Jika kinerja reksadana naik 10%, maka keuntungan yang didapat adalah 200 ribu (2 juta x 10%).
Jangka waktu
- Jangka panjang: Reksadana cocok untuk investasi jangka panjang, minimal 5 tahun.
Likuiditas
- Cukup likuid: Reksadana bisa dijual dengan cepat di platform investasi, namun dalam situasi pasar yang buruk mungkin sulit laku.
Pemeliharaan
- Mudah: Reksadana tidak membutuhkan tempat khusus untuk penyimpanan.
- Psikologis: stabil. Reksadana cenderung memiliki risiko fluktuasi harga yang lebih stabil.
Dari simulasi perhitungan di atas, dapat disimpulkan bahwa investasi saham atau reksadana memiliki potensi keuntungan yang sama, yaitu sekitar 400 ribu. Namun, saham memiliki potensi keuntungan capital gain yang lebih tinggi. Sedangkan reksadana memiliki potensi keuntungan capital gain yang lebih stabil.
Ilustrasi perbandingan antara investasi saham atau reksadana. Source: forbes.com
Hal yang Perlu Diperhatikan Ketika Memilih Investasi Saham atau Reksadana
Tak hanya itu saja, berikut ini adalah beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam memilih antara investasi saham dan reksadana:
Profil risiko
Kenali profil risiko, termasuk pada investor agresif, moderat, atau konservatif? Biasanya investor agresif cenderung lebih cocok berinvestasi saham. Sedangkan investor moderat atau konservatif lebih cocok berinvestasi reksadana.
Tujuan investasi
Pastikan tujuan investasi, untuk jangka panjang atau jangka pendek? Dalam hal ini, investasi saham lebih cocok untuk jangka panjang. Sedangkan investasi reksadana lebih cocok untuk jangka panjang atau jangka pendek.
Keahlian
Pastikan keahlian menguasai analisis pasar mumpuni, terutama ketika memilih saham sebagai asset investasi. Namun jika, kemampuan menguasai pasar relatif rendah, maka investasi reksadana bisa menjadi pilihan alternatif. Hal ini berguna dalam menurunkan potensi kerugian yang besar.
Waktu
Perhatikan juga ketersediaan waktu, jika tidak memiliki banyak waktu untuk melihat pergerakan pasar. Maka investasi reksadana sudah yang paling tepat untuk menjadi pilihan.
Lakukan analisis
Pelajari kondisi pasar saham dan reksadana, untuk membuat keputusan investasi yang lebih tepat.
Diversifikasi portofolio
Jangan hanya berinvestasi pada satu instrumen investasi saja. Tidak ada salahnya, jika Anda memutuskan untuk melakukan diversifikasi instrumen investasi. Hal ini memungkinkan Anda untuk berinvestasi saham, bersamaan dengan investasi di reksadana. Dengan begitu, Anda sudah mengurangi risiko kerugian pada satu instrumen, sekaligus dapat meningkatkan potensi keuntungan.
Di bawah ini asumsi, jika Anda memutuskan diversifikasi pada saham dan reksadana:
- Profil risiko agresif: 70% saham dan 30% reksadana.
- Profil risiko moderat: 50% saham dan 50% reksadana.
- Profil risiko konservatif: 30% saham dan 70% reksadana.
[Baca lagi: Perbedaan Saham dan Reksadana]
Kesimpulan
Baik itu investasi saham atau reksadana sama-sama memiliki keuntungan dan risiko. Maka untuk memaksimalkan keputusan investasi, harus mengacu pada profil risiko yang Anda miliki.
Saham menjadi instrumen investasi yang layak, jika tujuannya adalah untuk jangka panjang. Namun dalam prosesnya, Anda harus mempersiapkan diri untuk mempelajari pergerakan pasar, mengenal dan memahami sentimen-sentimennya, termasuk dengan industri tepat perusahaan bergerak. Tidak hanya itu, Anda juga harus menyediakan waktu yang cukup untuk menyusun strategi investasi dan melakukan evaluasi secara berkala. Guna memastikan bahwa investasi yang Anda lakukan masih sejalan dengan tujuan yang diinginkan.
Sementara investasi reksadana, dapat menjadi pilihan baik bagi para investor pemula atau bagi investor dengan profil risiko konservatif. Di mana keuntungan yang didapat lebih stabil, namun pasti. Dengan risiko yang rendah karena tersebar, imbas diversifikasi yang otomatis dilakukan Manajer Investasi
Jadi jawaban yang tepat ketika akan memilih investasi saham atau reksadana, sebaiknya kembali lagi pada preferensi Anda masing-masing sebagai investor. Lihat kembali tujuan dan toleransi dalam menanggung risiko. Selamat berinvestasi!***
###
DISCLAIMER ON:
Tulisan ini bukan rekomendasi jual dan beli. Semua data dan pendapat pada artikel adalah bersifat informasi yang mengedukasi pembaca, berdasarkan sudut pandang penulis pribadi. Risiko investasi berada pada tanggung jawab masing-masing investor. Do Your Own Research!
Temukan Artikel Analisa dan Edukasi Saham lainnya di Google News.